Anda di halaman 1dari 5

Bidat (Hairesis) di Dalam Alkitab

Dr.Risnawaty Sinulingga MTh

1. Istilah "Bidat" dan Maknanya

Istilah yang dipergunakan untuk bidat di dalam Alkitab adalah hairesis. Arti harfiah kata
ini adalah "yang dipotong dari keseluruhannya", karena adanya kebenaran-kebenaran yang dilihat
lepas dari keseluruhan doktrin Alkitab mungkin karena pengertian yang saiah, atau kebenaran
yang disangsikan bahkan disangkal secara terang-terangan. Istilah ini dipergunakan dengan
aneka ragam makna, antara lain:
- pilihan/golongan (Im.22.18,21, pengikut sekolah filsafat yang pengikutnya adalah pribadi
pilihan),
- sekte/mazhab (golongan dengan opini khusus atas semangat sektaris, tetapi yang tak terlepas
dari lcmbaga induknya, seperti Farisi dan Saduki berbentuk sekte dalam Yudaisme-Kis.5.17;Kis.
15.5;26.5, bahkan orang non Kristen memperhitungkan agama Kristen sebagai sekte-Kis.24.5,14;
28.22),
- perpecahan (bersifat daging yang tak dikehendaki tetapi memberi kejelasan tentang Kristen
sejati-Gal.5.20; 1 Kor. 11.19),
- kesalahan/kekeliruan doktrin dalam gereja (misalnya penyangkalan Yesus Knstus sebagai
Juruselamat-2 Pet.2.1). Pengertian yang terakhir inilah yang umumnya dipegang dewasa ini.

2. Latar Belakang Bidat dalam Perjanjian Baru

Gereja Pertama lahir di tengah-tengah agama Yahudi dan aneka ragam agama/
kepercayaan, begitu pula aliran-aliran filsafat Hellenistik. Latar belakang ini tidak bisa tidak
tentu mempengaruhi perkembangan agama Kristen. Pengaruh yang amat besar datang dari sal ah
satu sinkretis dualis yang mencoba menggabungkan filsafat Hellenistik Barat (yang
mementingkan pengetahuan) dengan agama Timur (yang menekankan kerahasiaan yang
disembah dan sifatnya sebagai roh), yaitu Gnostik atau ajaran tentang Gnosis
(pengetahuan-"hikmat tinggi" yang rahasia tentang asal dan tujuan hidup manusia). Pengaruhnya
pada masa gereja pertama berdiri terlihat dalam bentuk banyaknya orang yang mengejar hikmat
tinggi itu karena akal sanubarinya kurang dipuaskan oleh agama biasa yang mudah dipahami.
Kebodohan salib ditukar dengan "hikmat dunia" (1 Kor. 1.18-25). Kekurangpuasan akan agama
yang dianggap biasa ini dipuaskan melalui Gnosis.
Ajaran Gnostik yang utama sbb:
- Allah yang tertinggi, berbentuk roh, dikelilingi oleh malekat-malekat rohani yang yang ilahi dan
murni, adalah Allah yang baik,
- Dari malekat-malekat rohani yang ilahi dan murni terbuang percikan-percikan terang yang ilahi,
- Demergius (ilah yang rendah dan jahat dari PL) menciptakan dunia yang penuh penderitaan ini
dari percikan-percikan terang tsb, dan percikan-percikan terang yang ilahi tsb terkurung dalam
tubuh jasmani manusia yang rendah bahkan jahat,
- Kristus dalam tubuh maya, yaitu salah seorang dari malekat rohani yang ilahi dan murni, turun
dari dunia atas untuk menebus percikan terang yang terkurang itu dengan cara mengajar asal-usul
mereka yang ilahi dan jalan untuk kembali ke dunia terang,
- Keselamatan melalui penebusan itu dipcroleh dengan jalan beraskese dan memiliki
pengetahuan rahasia tentang jalan ke dunia terang.
Sikap beraskese (berpuasa, selibat, kontrol yang ketat bahkan penyiksaan terhadap tubuh)
ini timbul dari opini memandang rendah tubuh jasmani. Tetapi sebaliknya opini yang sama bisa
pula mendatangkan sikap hidup menuruti hawa nafsu tanpa batas karena tubuh jasmani bukanlah
apa-apa dibanding dengan bagian yang rohani dan bersifat ilahi. Selain itu ia dapat pula
menghasilkan pandangan bahwa dirinya sebagai orang yang sepenuhnya spiritual, berada di atas
dan di luar dosa.

3. Bidat-Bidat dalam Perjanjian Barn

Adanya kesalahan/kekeliruan dalam doktrin sudah dinubuatkan Yesus sendiri (Mrk.13.6;


Mat. 13.24-29) dalam bentuk pengakuan/pengajaran akan adanya Mesias selain dari Yesus dan
penyesatan atas orang percaya kepada doktrin yang salah. Begitu gereja berdiri banyak sekali
doktrin yang salah muncul, yang terutama akan dibahas berikut ini.

3.1.2Pet.2.1-3,10-22
Surat 2 Petrus dituliskan pada abad ke-2 ses M untuk kepentingan jemaat yang tersebar di
daerah-daerah negeri Gerika, Makedonia dan Asia Kecil. Surat ini mempergunakan materi surat
Yudas (yang dituliskan pada permulaan abad ke-2 ses M) karena permasalahan yang dihadapi
keduanya sama, yaitu munculnya pengajar-pengajar sesat (2 Pet.2.1; bnd. Yud.18-19). Yang
diajarkan pengajar-pengajar sesat ini:
- kemerdekaan di dalam hawa nafsu jasmani: diajarkan bahwa dengan diterimanya kemerdekaan
di dalam Yesus Kristus diperoleh pula kemerdekaan untuk menuruti hawa nafsu (2 Pet.2.2,18,
Yud.4), kemerdekaan berpesta pora dan percabulan (2 Pet.2.3,6,13,14; Yud.7,8,12,18).
- ini dilakukan sambil menyangkali kekuasaan Yesus Kristus atas orang yang ditebusnya (2
Pet.2.1) - dan mengejek keterlambatan kedatangan Tuhan untuk kedua kalinya (2 Pet 1.16-21;
3.3-13)
- Memang Yesus Kristus memerdekakan orang percaya dari kutuk Hukum Torat tetapi bukan
untuk menggunakan kebebasan itu di dalam dosa tetapi di dalam kasih (Gal.5.13-14). Dan
kekuasaan Yesus Kristus berlaku mutlak atas semua orang percaya (Pil.2.5-11).

3.2. Kol.2.8-23; bnd.l Tim.4.1-5; 6.20


Surat Kolose dikirimkan Paulus kepada jemaat Kolose pada saat ia sendiri masih berada
di dalam penjara (Kaisaria? Roma? Epesus?) karena pemberitaan Injil (4.3,10,18). Surat ini
dituliskan Paulus karena kunjungan Epafras ke penjara dan mengemukakan situasi jemaat Kolose
yang bermasalah, terutama karena munculnya pengajar-pengajar yang salah di tengah-tengah
jemaat. Kemungkinan Paulus sendiri tidak mempunyai hubungan pribadi dengan jemaat Kolose
sehingga untuk mengatasi masalah pengajar-pengajar yang salah ini ia:
- pertama-tama membina dahulu hubungan dengan yang dilayani 1.24-2.5,
- kemudian menerangkan hal-hal yang positif dari injil yang sejati 1.13-23,
- puncaknya menyerang pengajaran yang salah dengan keras 2.4-3.4 (Calvin: "tindakan yang
keras terhadap penyesat adalah bukti kasih sayang terhadap jemaat").
Tentulah jemaat telah mengetahui dengan jelas pengajar sesat seperti apa yang
dimaksudkan Paulus, oleh karena itu surat Paulus, khususnya perikop ini tidak membahasnya
ulang tetapi hanya mencantumkan secara samar-samar:
- pengajar-pengajar sesat itu mengajarkan sejenis filsafat (menurut pengajaran manusia sebagai
pengaruh hikmat Yunani), ditujukan kepada perkara dunia (menekankan kepandaian manusia),
bukan perkara Kristus yang justru telah melepaskan orang percaya dari perkara dunia, yang
membuat jemaat Kolose menjadi ragu-ragu akan kebenaran Injil-ay.8,1 Tim.6.20,
- mereka menyangkal pekerjaan penebusan Kristus tidak secara langsung (bahkan mungkin tetap
memakai nama Kristus), tetapi menolak kesempurnaan pekerjaan penebusan Kristus-ay.9-15,
dan menekankan kebutuhan akan pantangan makanan, penyiksaan diri, perayaan Hari Raya,
ibadah kepada malaikat, menonjolkan penglihatan-penglihatan, melarang kawin (sebagai
pengaruh hikmat/agama Yahudi), dll untuk beroleh keselamatan-ay. 16-23; 1 Tim.4.1-5.
- Paulus mengajarkan bahwa Allah yang sempurna berada di dalam Yesus secara jasmani, di
dalam Dia kita dihitung sebagai anggota Kerajaan Allah, diselamatkan secara sempurna,
diampuni dan diberi hidup baru (9-15). Oleh karena itu pekerjaan penebusan Y K telah sempurna
tak perlu disempurnakan.
- Kharakteristik seperti ini mucul di dalam bidat-bidat modern: antara lain "hanya oleh
anugerah", tetapi..." (harus ada pemandian Roh Kudus, bahasa lidah; hams sampai dulu kepada
tahap dimana penyakit, kematian dan materi itu kamu lihat semata sebagai hayal"); atau mencari
nama dan otoritas di luar Y K seperti Yoseph Smith dalam gerakan Mormon dan Mary Baker
Eddy dalam Christian Science).

33.1 Yoh .2.22; 423.


Surat Yohanes yang pertama ditulis di Epesus di sekitar tahun 100 ses M . Banyak jemaat
di Epesus sekarang tergolong kepada generasi kedua atau ketiga Kristen yang mengalami
kelesuan. Tidak ada tanda-tanda aniaya dari luar tetapi muncul godaan dari dalam berbentuk
pengajar-pengajar sesat. Mereka bukanlah orang yang sungguh-sungguh Kristen (1 Yoh.2.19).
Mereka berusaha untuk membujuk anggota jemaat beralih dari iman yang sejati (1 Yoh.2.26).
Ajaran mereka yang terutama sbb:
- Penolakan terhadap Kemesiasan Yesus (1 Yoh.2.22), kemungkinan mereka adalah orang-orang
Yahudi yang merasa amat sulit menerima Mesias yang disalibkan, kemenangan dan kekuasaan
Yesus sebagai Mesias setelah kehancuran Bait Allah pada tahun 70 ses M ,
- Penolakan terhadap Inkarnasi (1 Yoh.4.2,3), dalam gereja Purba penolakan ini terdiri dari dua
bentuk, yaitu bahwa Yesus murni mahluk rohani tidak mempunyai tubuh kecuali dalam
penampakannya, Yesus adalah manusia dengan tubuh jasmani, tetapi ketika ia disalibkan Kristus
itu ditarik dari padaNya, sehingga yang menderita adalah Yesus bukan Kristus.
- Penulis surat Yohanes I menegaskan bahwa yang tidak mengakui incarnasi tidak berasal dari
Allah tetapi antikristus, karena tanpa inkarnasi tidak ada keselamatan (Pil.2.5-11)
- Penyangkalan terhadap Kemesiasan Yesus dilakukan juga oleh bidat modern seperti Saksi
Yehova.

3.4.1 Kor.14.2,4,9,23,26-32.
Kota Korintus adalah salah satu kota terpenting di dunia Penary ian Baru. Kota ini terletak
strategis di negeri Yunani untuk hubungan dagang dalam dan luar negeri. Bukan saja penduduk,
tetapi agama di kota ini juga sangat beraneka ragam. Jemaat Korintus juga terdiri dari aneka
ragam bangsa dan golongan masyarakat. Paulus menuliskan surat Korintus di sekitar tahun 53-57
ses M di kota Epesus (1 Kor. 16.8). Salah satu masalah jemaat ini adalah "semangat rohani" yang
ekstrim. Ada golongan di jemaat ini yang menganggap diri "orang rohani" secara khusus (1
Kor. 14.37; bnd. 2.13,15). Mereka menyatakan bahwa mereka memiliki hikmat dan pengetahuan
khusus dan aneka ragam karunia, sehingga mereka dapat mendalami rahasia-rahasia rencana
Allah (1 Kor.3.18; 8.1; 13.2; bnd. 2.1-9). Paulus menuliskan dalam suratnya bahwa
penyalahgunaan karunia lidah, ketidakteraturan dan kesombongan rohani itu merupakan masalah
dan harus diatasi.
- bahasa lidah adalah karunia Roh yang paling mereka sukai. "Kami sudah dapat berbicara
dengan berbagai bahasa manusia, bahkan dengan bahasa-bahasa malakikat!", katanya (1
Kor. 13.1) dengan sikap sombong (1 Kor.4.7-10).
- bahasa lidah dianggap karunia yang amat penting bila dibandingkan dengan karunia lainnya
- bahasa lidah dalam 1 Kor. 14, walau mempunyai persamaan, tidak dapat disamakan dengan
Kis.2 karena pada 1 Kor. 14 bahasa lidah ini umumnya terdiri dari doa dan pujian dan gunanya
terutama sekali untuk pribadi ybs (1 Kor. 14.4). Bahasa ini tidak dapat dianalisa secara ilmu
bahasa, tidak mungkin dikenal secara logis, tetapi pasti tidak tanpa arti.
- bahasa lidah itu dipergunakan golongan tertentu dari jemaat Korintus secara
beramai-ramai,tidak teratur dan tidak diterjemahkan (IKor. 14.23
- Paulus menuliskan bahwa bahasa lidah adalah salah satu dari sekian banyak karunia Roh Kudus
yang diberikan seperti kehendak Roh (1 Kor. 13). Karunia supra natural seperti karunia lidah ini
sama mulianya dengan karunia natural lainnya (Roma 12.6-8). Kriteria utama penggunaan
karunia ini adalah manfaatnya bagi orang lain dan pengontrolan diri serta keteraturan (1 Kor. 14).
- Sifat memuliakan diri, "kesombongan rohani", mengutamakan satu karunia di atas karunia
lainnya, kecaman yang tekebur terhadap gereja, muncul juga di dalam masa modern ini

3.5. Dari beberapa pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa bidat itu:
- Menyangkali keilahian atau kemanusiaan Yesus Kristus. Penyangkalan ini sebenarnya amat
mendasar dan berkaitan dengan berita Injil, karena penebusan hanya dapat dilakukan Yesus kalau
Dia Tuhan dan Dia juga manusia yang sempurna.
- Menyangkali keselamatan/makna keselamatan melalui berita Injil, antara lain dalam bentuk:
* menyangkali tokoh Yesus Kristus sebagai penyelamat dengan memperkenalkan tokoh lain atau
tokoh tambahan selain Yesus Kristus (mis Yesus Kristus + Yoseph Smith dalam Mormonisme, +
Mary Baker Eddy dalam Christian Science),
* menyangkali ajaran keselamatan dalam Yesus Kristus atau ajaran tambahan kepada ajaran
keselamatan dalam Yesus Kristus untuk menerima penebusan (Penebusan Yesus berbentuk
anugrah + ajaran pantang makan, larangan kawin, penglihatan, bahasa lidah, dll)
* menyangkali makna keselamatan dalam Yesus Kristus berbentuk hidup kekal di dunia ini,
yaitu kwalitas hidup rohani yang kudus dan benar.
"Semangat rohani" yang ekstri seperti kesombongan rohani karena
penglihatan-penglihatan, penyalahgunaan karunia lidah tidak disebut Paulus bidat tetapi
dikemukakan akan mendatangkan masalah terhadap gereja, oleh karena itu harus diluruskan dan
dibatasi.

4. Bidat dalam Gereja Pertama


Kekeliruan doktrin dalam gereja ini sejak pertengahan abad ke-2 sudah berbentuk sekte
dan dihadapi gereja dengan:
- kanon: sekte yang mengajarkan doktrin yang keliru tsb di atas masing-masing mempunyai
surat-surat kudus sebagai kanonnya, maka gereja menetapkan kitab-kitab manakah (dari sckian
banyak yang beredar) yang mengandung kebenaran iman selain PL, dan bahwa masa penyataan
Tuhan telah diakhiri dengan PB,
- pengakuan: dibutuhkan suatu ringkasan iman jemaat dari kanon supaya jangan
diombang-ambingkan oleh pengajaran yang sesat (Ep.4.14), pengakuan yang tertua "Yesus
Kristus adalah Tuhan" semata (1 Kor. 12.3), ditambah lagi oleh keterangan-keterangan tentang
Kristus seperti dari Roma 1.3,4; Fil.2.5-11 dan tentang keselamatan, akhirnya berbentuk Kedua
Beias Pasal Iman,
- jabatan uskup untuk membela kebenaran dalam kanon dan ringkasan iman yang telah
dirumuskan tsb, para uskup mengadakan sinode dan konsili untuk menentukan perumusan seperti
Kanon, Pengakuan Iman Rasuli, dan sikap tegas terhadap sekte yang mengajarkan doktrin yang
keliru tsb.

Bibliographi

Baker, D.L.
1991 Roh dan Kerohanian dalam Jemaat, Jakarta, BPK Glinting Mulia

Barclay, William
1993 Pemahaman Alkitab Setiap Hari-Ssurat-surat Yohanes dan Surat Yudas,
Jakarta,BPK Gunung Mulia
1996 Pemahaman Alkitab Setiap Hari-Galatia-Epesus, Jakarta, BPK Gunung
Mulia
Beyer, U .
1979 Tqfsiran Surat i&2 Petrus dan Surat Yudas, Jakarta, BPK Gunung Mulia
Berkhof, Henklaar, I.H.
1985 Sejarah Gereja, Jakarta, BPK Gunung Mulia

Berkhof, L.
1974 Systimatic Theology, Michigan, WM.B.eerdmans Pub.Co
Bolkestein, M.H.
1966 Tqfsiran Kolose, Jakarta, BPK Gunung Mulia

Gunning, J.J.W.
1979 Tqfsiran Surat Galatia, Jakarta, BPK Gunung Mulia
SoedarmoJR.
1985 Ikhtisar dogmatika, Jakarta, BPK Gunung Mulia
Verkuyl, J.
1966 Gereja dan Bidat-Bidat, Jakarta, BPK Gunung Mulia
Van Den End, Th.
1982 ffarta dalam Bejana-Sejarah Gereja Ringkas, Jakarta, BPK Gunung Mulia

Anda mungkin juga menyukai