Anda di halaman 1dari 29

PERTEMUAN 2

PERADABAN ISLAM

MOH. FARHAN, S.Pd.I., S.Hum., M.Pd.I.


TEMA
Kemampuan Yang diharapkan:
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan Makna
Peradaban Islam

Materi :
1. Islam Sebagai Peradaban
2. Azas Peradaban Islam
3. Karakteristik Peradaban Islam
4. Esensi Peradaban Islam:
5. Prinsip dalam Peradaban Islam
6. Elemen-Elemen Peradaban
Islam Sebagai Addin
Secara etimologi din berarti:
- keberhutangan (dayn),
- susunan kekuasaan,
- struktur hukum, dan
- kecenderungan manusia untuk menaati hukum
dan mencari pemerintah yang adil
Dari Din ke Madinah
 Tidak ada pemisahan antara dunia dan akhirat dalam Islam
 Oleh karena itu Agama mempengaruhi kehidupan tanpa dibatasi
ruang privat dan publik
Friedrich Nietzsche (1844-1900)
In fact, there is neither relationship, nor friendship, nor even
enmity between religion and real science: they live on different
stars. Every philosophy that lets the tail of a religious comet
gleam forth from the darkness of its final vistas makes
everything that it puts forward as science suspicious in itself: all
of this is presumably religion, too, although decked out as
science.

Friedrich Nietzsche, Human, All too Human I: A Book for free Spirit, diterjemahkan ke
dalam Bahasa Inggris dari Sämtliche Werke: Kritische Studienausgabe oleh Giorgio
Colli and Mazzino Montinari, California: Stanford University Press, p. 88
INQUISISI
Diperkirakan antara 1481 hingga 1801, Mahkamah Inquisisi telah menghukum 340.000
(tiga ratus empat puluh ribu) orang. Hampir 32.000 (tiga puluh dua ribu) jiwa
diantaranya dibakar hidup-hidup termasuk sarjana besar, Bruno, yang kejahatannya
hanyalah, ia mengajarkan penjamakan alam. Ia dibawa ke gereja untuk mendapatkan
‘hukuman seringan mungkin dan tanpa menumpahkan darah’, namun ia mati secara
mengenaskan dalam api pembakaran.

Abul Hasan Ali An Nadwi, Islam dan ..., p. 117; Henry Charles Lea, A History of the
Inquisition of the Middle Ages, Volume II, London: Sampson Low, Marston, Searle, &
Rivington, 1888.
KORBAN INQUISISI LAINNYA
 Otoritas Gereja telah menghukum Galileo Galilei (1564-1642) akibat pernyataannya
mengangkat teori heliocentric pada 19 Januari 1616 yang menerangkan bahwa
matahari merupakan pusat tata surya. Teori ini jelas bertolak belakang dengan
keyakinan yang dibangun oleh Gereja bahwa bumi merupakan pusat tata surya dan
matahari mengelilingi mahkota kepausan.
 Sebelumnya, Nicholas Copernicus (1473-1543) juga telah dihukum akibat
menyampaikan teori heliocentric melalui bukunya On the Revolutions of the Heavenly
Spheres. Buku ini dinilai membahayakan doktrin Gereja yang mendasarkan konsep-
konsepnya pada Bible. Kandungan Bible tersebut terutama dapat diamati dalam
Mazmur 93 ayat 1: “Tuhan adalah raja, Ia berpakaian kemegahan, Tuhan berpakaian
kemegahan, berikat pinggang kekuatan. Sungguh, telah tegak dunia, tidak
bergoyang.”
Beda dengan Agama lain
 Islam dapat mengharmoniskan antara kehidupan beragama dan bernegara
 Kata madinah berasal dari kata din dan terbentuk dari akar kata baru “madana”
yang artinya membangun, mendirikan kota, memajukan, memurnikan, dan
memartabatkan.
 Madinah menjadi negara pertama dengan multietnis dibawah payung “Piagam
Madinah”.
 Berserikat (air, api, padang rumput) dan bekerja sama dalam pertahanan
keamanan.
Islam Sebagai Tamaddun
 Dari masyarakat Madani lahir tamaddun yang bermakna “peradaban” atau “kota
berlandaskan kebudayaan” (city base culture) atau “ kebudayaan kota” (culture of
city)
 Islam sebagai tamaddun bukan tandingan agama-agama lainnya. Namun Islam
langsung berhadapan dengan peradaban sekular
 Terdapat pengakuan:
- Tidak ada paksaan beragama (Al Baqarah: 256)
- Kebebasan beragama (Al Kafirun: 6)
Karakteristik Islam
Karakteristik Umum
 Islam sebagai agama prophetic, revealed religion, mission religion sebagai penutup
risalah kenabian
 Islam sebagai din dan sekaligus tamaddun
 Islam mengakui pluralitas namun bukan pluralisme yang mengajarkan satu tuhan
yang bisa dicapai dengan banyak jalan menuju Tuhan.
 Islam bersifat terbuka artinya bisa dikaji melalui berbagai disiplin ilmu
Karakteristik Khusus Islam
Bidang Aqidah
 aqidah tauqifiyyah artinya dijelaskan secara terperinci mana yg kategori syirik dan tauhid.
 aqidah ghaibiyyah: berpangkal pada keyakinan ghaib
 aqidah Syumuliyah: dari aplikasi, teori dan praktik, ilmu dan iman, amal.
Bidang ibadah dan Muamalah
 Tidak dikotomis tentang ibadah: ada mahdah dan ghairu mahdah
 Ibadah adalah konsekuensi tauhid
 Ibadah bersifat humanisme teosentris artinya beribadah untuk Allah tetapi manusia merasakan manfaatnya
Bidang Akhlak
 Akhlak Rabbaniyah artinya ajaran Tuhan menjadi sumber nilai ttg baik dan buruk
 Akhlak Insani: sejalan dengan fitrah manusia
 Akhlak universal: mencakup semua aspek kehidupan manusia sbg makhluk pribadi, sosial, dan makhluk Tuhan
 Akhlak keseimbangan bisa serupa malaikat (jika beriman) namun bisa serupa binatang
 Akhlak realistik: melihat manusia apa adanya, kadang sebagai makhluk lemah maka ada rukhsah dan darurat
 Iman sebagai sumber motivasi
ESENSI PERADABAN ISLAM
Tidak dapat diragukan lagi bahwa
 Esensi peradaban Islam adalah Islam;
 Esensi dari Islam itu tawhid yaitu tindakan untuk
mengukuhkan Allah sebagai The One, Maha Pemberi,
Maha Pengampun, Tuhan, dan semua yang sejati.

Dua premis mendasar ini terbukti dengan sendirinya. Muslim


seharusnya tidak pernah ragu tentang hal ini. Baru
belakangan ini ada misionaris, orientalis, dan penafsir Islam
lainnya memperdebatkan masalah ini untuk diragukan.
Umat Islam secara pasti yakin bahwa peradaban Islam
memang memiliki esensi, bahwa esensi ini dapat diketahui
dan mampu dianalisis atau deskripsi, bahwa itu bersifat
tawhid.
KANDUNGAN SYAHADAH
Syahadat memiliki 3 kandungan:
 Al-Iqraar (pernyataan) yaitu suatu pernyataan tentang yang diyakininya.
 Al-Qasam (sumpah) yaitu pernyataan bersedia menerima akibat dan resiko atas
pengamalan syahadah
 Al-Miitsaaq (perjanjian yang teguh) yaitu janji setia untuk mendengar dan taat
dalam segala keadaan terhadap semau perintah Allah dan Rasul-Nya.
TAUHID SBG IDENTITAS
 Tauhid memberi identitas peradaban Islam, yang mengikat semua penyusunnya
bersama-sama dan dengan demikian membuat mereka menjadi kesatuan, tubuh
organik yang kita sebut peradaban.
 Tawhid sebagai prinsip paling mendasar yang mencakup atau menentukan semua
prinsip lainnya; dan mereka menemukan di dalamnya mata air, sumber paling awal
yang menentukan semua fenomena peradaban Islam.
TAUHID SEBAGAI WORLDVIEW
Tauhid adalah sebuah pandangan umum tentang
realitas, kebenaran, dunia, ruang dan waktu, sejarah
manusia. Dengan demikian, mencakup pemahaman
thd prinsip-prinsip berikut:
1. DUALITAS
2. IDEASIONALITAS
3. TELEOLOGI
4. KAPASITAS MANUSIA DAN PENUNDUKAN ALAM
5. TANGGUNG JAWAB DAN PENGHAKIMAN
1. DUALITAS
(1) Dualitas
 Realitas adalah dua jenis umum, Tuhan dan non-Tuhan; Pencipta dan makhluk. Urutan
pertama hanya memiliki satu anggota, yaitu Allah Yang Maha Mutlak dan Yang Maha
Kuasa. Dia sendiri adalah Tuhan, abadi, Pencipta, transenden. Tidak ada yang seperti
Dia; Dia tetap selamanya benar-benar unik dan tidak memiliki mitra atau rekan kerja.
Yang kedua adalah urutan ruang-waktu, pengalaman, penciptaan. Ini mencakup semua
makhluk, dunia benda, tumbuhan dan hewan, manusia, jin dan malaikat, surga dan
bumi, surga dan neraka, dan semua keberadaan mereka sejak mereka terbentuk.
 Pencipta dan ciptaan benar-benar berbeda. Tidak mungkin selamanya keduanya itu
bersatu, bercampur, menyatu atau menyebar ke yang lain. Sang Pencipta tidak dapat
ditransformasikan secara teologis sehingga menjadi makhluk dan makhluk juga dapat
melampaui dan mengubah dirinya sendiri sehingga menjadi atau merasakan jadi Sang
Pencipta.
2. IDEASIONALITAS
 Hubungan antara dua orde realitas itu bersifat ideasional. Poin referensinya pada
manusia adalah bagian pemahaman. Sebagai organ dan gudang pengetahuan,
pemahaman mencakup semua fungsi imajinasi, penalaran, pengamatan, intuisi,
ketakutan, dan sebagainya.
 Semua manusia diberkahi dengan pengertian. Ketaatan mereka cukup kuat untuk
memahami kehendak Tuhan dalam salah satu atau kedua cara berikut: kapan
kehendak itu diungkapkan dengan kata-kata, secara langsung oleh Tuhan kepada
manusia, dan kapan kehendak ilahi dapat di deduksi melalui pengamatan
penciptaan.
3. TELEOLOGI
 Kosmos bersifat teleologis; Artinya, sengaja, melayani tujuan Penciptanya, dan
melakukannya dengan disain.
 Dunia tidak diciptakan dengan sia-sia. Bukan pekerjaan kebetulan, sebuah kebetulan.
Itu diciptakan dalam kondisi sempurna. Segala sesuatu yang ada melakukannya dalam
ukuran yang tepat untuk itu dan memenuhi tujuan universal tertentu.
 Dunia memang sebuah "kosmos," ciptaan yang tertata, bukan "kekacauan." Di
dalamnya, kehendak Sang Pencipta selalu disadari. Pola-Nya dipenuhi dengan
kebutuhan hukum kodrat. Karena mereka bawaan dalam sifat dasar dari segala sesuatu.
Tidak ada makhluk lain selain tindakan manusia atau ada di jalan selain dari apa yang
Sang Pencipta telah tetapkan untuk itu.
 Manusia adalah satu-satunya makhluk di mana kehendak Allah diaktualisasikan tidak
harus, tapi dengan persetujuan pribadi seseorang. Fungsi fisik dan psikis manusia
adalah bagian integral dari alam, dan karena itu mereka mematuhi hukum yang sesuai
dengan kebutuhan mereka sama seperti semua makhluk lainnya. Tapi fungsi spiritual -
yaitu, pengertian dan tindakan moral - berada di luar alam yang ditentukan.
4. KAPASITAS MANUSIA
DAN PENUNDUKAN ALAM
 Karena semuanya diciptakan untuk suatu tujuan, realisasi dari tujuan itu harus dimungkinkan
dalam ruang dan waktu. Realisasi absolut, yaitu, raison d'etre penciptaan ilahi harus
dimungkinkan dalam sejarah; yaitu, dalam proses waktu antara ciptaan dan hari kiamat.
 Sebagai subjek tindakan moral, manusia harus mampu mengubah dirinya sendiri, rekan atau
masyarakatnya, alam atau lingkungannya, sehingga mengaktualisasikan pola, atau perintah ilahi,
di dalam dirinya dan juga di dalamnya. Sebagai objek tindakan moral, manusia dan juga rekan-
rekannya dan lingkungannya harus mampu menerima tindakan manusia yang manjur, subjeknya.
Kapasitas ini adalah kebalikan dari kapasitas moral manusia untuk bertindak sebagai subjek.
Tanpa itu, kemampuan manusia untuk melakukan tindakan moral tidak mungkin dilakukan dan
sifat alam semesta secara sengaja akan runtuh.
 Semua ciptaan mampu mewujudkan kehendak atau pola Tuhan, yang absolut di ruang ini dan
saat ini.
5. TANGGUNG JAWAB DAN
PENGHAKIMAN
 Manusia memegang tanggung jawab kewajiban untuk mengubah diri, masyarakat,
dan lingkungannya agar sesuai dengan pola ilahi. Jika ia mampu melakukan dan
mewujudkan tujuannya, maka dia bisa dikatakan telah berbuat secara bertanggung
jawab.
 Penghakiman atau penyempurnaan tanggung jawab adalah kondisi kewajiban moral
yang diperlukan, dari ketidakmampuan moral untuk mewujudkan suatu sifat dasar
"normatif". T
 Menaati Tuhan, yaitu untuk mewujudkan perintah-perintah-Nya dan
mengaktualisasikan pola-Nya, adalah untuk mencapai kesuksesan, kebahagiaan, dan
kemudahan. Tidak melakukannya, untuk tidak menaati Dia, maka akan menanggung
hukuman, penderitaan, ketidakbahagiaan, dan penderitaan karena
TAUHID SEBAGAI ESENSI
PERADABAN
 Sebagai esensi peradaban Islam, tawhid memiliki dua aspek atau dimensi:
metodologi dan isinya.
 Dimensi metodologis mencakup tiga prinsip yaitu:
(1) Kesatuan (unity),
(2) Rasionalisme,
(3) Toleransi.
1. KESATUAN
 Tidak ada peradaban tanpa kesatuan. Kecuali unsur-unsur yang membentuk peradaban saling
bersatu, terjalin, dan diselaraskan satu sama lain. Sebuah Prinsip akan mempersatukan berbagai
elemen dan memahaminya dalam suatu kerangka kerja. Prinsip semacam itu akan mengubah
campuran hubungan unsur-unsur satu sama lain menjadi struktur tertib yang tertib.
 Peradaban Islam menempatkan unsur-unsur dalam struktur yang teratur dan mengatur
keberadaan dan hubungan mereka sesuai dengan pola yang seragam. Unsur-unsur itu bisa
berasal dari asal asli atau asing.
 Tidak ada peradaban yang belum mengadopsi beberapa elemen asing. Suatu peradaban harus
mencerna unsur-unsur itu, yaitu harus menyusun kembali bentuk dan relasinya dan dengan
demikian mengintegrasikannya ke dalam sistemnya sendiri.
 Peradaban manapun jika hanya menambahkan unsur asing; tanpa formasi ulangmaka ia akan
merusak peradabannya sendiri. Dalam peradaban Islam, prinsip tertinggi ini bersifat tawhid. Ini
adalah alat pengukur utama, pembimbing dan kriteria bagi muslim dalam perjumpaannya
dengan agama dan peradaban lain, dengan fakta atau situasi baru.
2. RASIONALISM
Sebagai prinsip metodologis, rasionalisme merupakan dasar esensi peradaban Islam. Ini terdiri dari
tiga peraturan atau hukum:
 pertama, penolakan terhadap semua hal yang tidak sesuai dengan kenyataan;
Aturan ini melindungi Muslim terhadap pendapat, yaitu dengan membuat klaim pengetahuan yang
belum teruji dan belum dikonfirmasi. Klaim yang belum dikonfirmasi. Kaum Muslim didefinisikan
sebagai orang yang tidak mengklaim apapun selain kebenaran.
 kedua, penolakan kontradiksi ;
Aturan ini melindungi dia dari kontradiksi sederhana di satu sisi dan paradoks di sisi lain.
Rasionalisme tidak berarti lebih prioritas argumentasi akal dibandingkan wahyu tapi penolakan
terhadap kontradiksi di antara keduanya. Muslim yang cerdas adalah seorang rasionalis karena ia
bersikeras pada kesatuan dari dua sumber kebenaran, yaitu, wahyu dan akal.
 Ketiga, keterbukaan terhadap bukti baru dan / atau sebaliknya.
Aturan ini melindungi kaum Muslim terhadap literalisme, fanatisme, dan stagnasi yang menyebabkan
konservatisme. Ini membuatnya cenderung rendah hati. Ini memaksa dia untuk menambahkan
afirmasi bahwa Allah lebih tahu dibanding dirinya
3. TOLERANSI
 Toleransi diperlukan saat kebenaran telah dipisahkan dari kesalahan. Meski dirinya mendapatkan
kepastian kebenaran tetap harus toleran terhadap kekeliruan yang berasal dari pihak lain seraya
memperbaikinya secara metodologis.
 Sebagai prinsip metodologis dalam inti peradaban Islam, toleransi adalah keyakinan bahwa Tuhan
tidak meninggalkan orang-orang tanpa mengirim seorang utusan dari antara mereka untuk
mengajar mereka bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan bahwa mereka berutang kepada-Nya
penyembahan dan pelayanan. Dalam hal ini, toleransi adalah kepastian bahwa semua manusia
dikaruniai sebuah sensus communis, yang memungkinkan mereka untuk mengetahui agama yang
benar, untuk mengenali kehendak dan perintah Allah.
 Toleransi adalah keyakinan bahwa keragaman agama disebabkan oleh sejarah dengan segala
faktor yang mempengaruhinya, beragam kondisi ruang dan waktu, prasangka, hasrat, dan
kepentingan pribadi. Di balik keragaman agama berdiri al din al hanif, agama primordial Allah
yang dengannya semua orang dilahirkan sebelum akulturasi membuat mereka menjadi penganut
agama lain.
 Toleransi mengharuskan Muslim untuk melakukan studi tentang sejarah agama-agama dengan
tujuan untuk menemukan di dalam setiap anugerah Allah yang purba, yang Dia kirimkan kepada
semua rasul-Nya di segala tempat dan waktu untuk mengajar.
PRINSIP PERADABAN ISLAM
1. Kesejarahan : bagaimana peradaban Islam melihat rangkaian peristiwa dan Islam harus mengawal
perjalanan sejarah tersebut
2. Keilmuan: peradaban Islam dibangun diatas konsep keilmuan yang jelas (holistik).
3. Metafisik: Peradaban Islam tidak bisa lepas dari pemikiran metafisis. Prinsip yang dikembangkan
dalam peradaban Islm adalah bahwa realitas tidak hanya realitas fisik saja, tapi ada dimensi metafisis.
Dan itu paling mendasar dalam membangun peradaban Islam. Peradaban ini memiliki perimbangan
antara fisik dan metafisik.
4. Akhlak: peradaban Islam adalah peradaban akhlaq madin: khusnul khuluq. Contoh rasulullah dan
shahabat
5. Sistem sosial
6. Keumatan
7. Kekeluargaan (family)
8. Politik
9. Ekonomi
10.Tatanan universal (dunia)
11.Estetika
ELEMEN DAN KARAKTERISTIK
 Setiap worldview memiliki elemen dan karakteristik yang berbeda
 Worldview dlam studi keagamaan modern hanya terbatas pada
agama dan ideologi, termasuk ideologi sekuler.
 Sementara worldview Islam tidak terbatas pada aspek fisik seperti
sejarah, sosial, politik dan kultural tetapi mencakup aspek dunia dan
akhirat.
 Perbedaan tentang definisi worldview menentukan aspek cakupan
elemen dan karakternya.
ELEMEN PANDANGAN HIDUP UMUM

Thomas F Wall:
Kepercayaan pd Tuhan,
Konsep Ilmu, Konsep realitas,
Konsep Diri, Konsep etika,
dan masyarakat.

Ninian Smart :
Doktrin, mitologi,
Konsep etika, ritus, pengalaman
dan kemasyarakatan.
28
ELEMEN PANDANGAN HIDUP ISLAM

Shaykh Atif al-Zayn:


Konsep wahyu, Konsep din-daulah
kesatuan spiritual dan material.

Naquib Al-Attas:
Konsep tentang hakekat Tuhan,
konsep Wahyu (al-Qur’an),
konsep-2 ttg penciptaan, jiwa, ilmu,
din, kebebasan, nilai dan kebajikan,
kebahagiaan.dll.

29

Anda mungkin juga menyukai