Anda di halaman 1dari 5

NAMA : RIRIN PRISILIA

KELAS : F TEOLOGI
NIRM : 2020207997

KITAB AYUB
LATAR BELAKANG
Kitab Ayub adalah kitab yang pertama dalam kumpulan kitab-kitab syair (= nyanyian atau
puisi) dana juga merupakan kitab hikmat. Nama Ayub atau Yob ("Yobe") berarti
Permusuhan dalam bahasa Ibrani. Menurut beberapa penelitian, Kitab Ayub adalah salah
satu kitab yang paling rumit ditelaah atau diteliti di dalam Alkitab karena dilihat dari
bentuk dan temanya, kitab ini memiliki keunikan. Kitab Ayub menggambarkan cara untuk
hidup yang benar dan juga diwaktu yang sama menggambarkan tentang hidup benar itu
sendiri. Ayub yang rela kehilangan apapun sekalipun penyakit yang ia alami di dunia demi
mempertahankan imannya kepada Allah. Melalui berbagai cobaan yang ia alami, Ayub
tetap teguh setia bertahan pada imannya.

WAKTU PENULISAN DAN PENULIS KITAB


Penulis dan waktu penulisan dalam Kitab Ayub tidak diketahui identitasnya

TEMA-TEMA dalam KITAB


• Kesalehan Ayub beserta keluarga dan pencobaan Setan yang pertama (1:1-22)
• Pencobaan Setan yang kedua terhadap Ayub (2:1-13)
• Kesengsaraan dan keputusasaan Ayub (3:1-26)
• Pendapat Elifas yang berkenaan dengan penderitaan Ayub (4:1-21)
• Kemalangan berasal dari TUHAN (5:1-27)
• Ayub mengharapkan kematian (6:1-30)
• Alasan Ayub atas keinginannya akan kematian (7:1-21)
• Bildad memperhatikan keadilan Allah (8:1-22)
• Yang tidak bersalah sering ditimpa kemalangan (9:1-35)
• Ayub berbantah dengan Allah (10:1-22)
• Teguran Zofar kepada Ayub (11:1-20)
• Kemahakuasaan Allah dipertahankan (12:1-25)
• Kepercayaan Ayub pada Allah (13:1-28)
• Keadaan hidup manusia (14:1-22)
• Teguran Elifas kepada Ayub (15:1-35)
• Teguran Ayub terhadap shabat-sahabatnya (16:1-22)
• Ayub naik banding pada Allah (17:1-16)
• Teguran Bildad kepada Ayub (18:1-21)
• Keluhan Ayub mengenai teman-temannya (19:1-29)
• Bagian orang fasik (20:1-29)
• Kehancuran orang fasik (21:1-34)
• Tuduhan berbagai dosa Ayub (22:1-30)
• Keputusan Allah adalah mutlak (23:1-17)
• Dosa seringkali tidak dihukum (24:1-25)
• Manusia tidak dapat dibenarkan dihadapan Allah (25:1-6)
• Teguran Ayub kepada Bildad (26:1-14)
• Tidak ada harapan bagi orang fasik (27:1-23)
• Hikmat adalah pemberian Allah (28:1-28)
• Ayub meratapi dirinya (29:1-25)
• Kemuliaan Ayub berubah menjadi kehinaan (30:1-31)
• Ayub mengakui integritasnya (31:1-40)
• Teguran Elihu kepada Ayub (32:1-22)
• Perdebatan Elihu dengan Ayub (33:1-33)
• Allah tidak berlaku curang (34:1-37)
• Perbandingan tidak dilakukan dengan Allah (35:1-16)
• Keadilan jalan Allah (36:1-33)
• Pekerjaan agung Allah (37:1-24)
• Hikmat Tuhan tidak terselami (38:1-41)
• Kekuasaan TUHAN dalam ciptaan-Nya (39:1-30)
• Ayub merendahkan diri dihadapan Allah (40:1-24)
• Kekuasaan TUHAN dalam ciptaan-Nya (41:1-34)
• Pendapat diri Ayub dan kemakmuran baru (42:1-17)

TOKOH-TOKOH dalam KITAB


- Ayub (1:1)
- Allah (1:1)
- Elifas orang Téman (2:11)
- Bildad orang Suah (2:11)
- Zofar orang Naama (2:11)
- Elihu (32:2)
- Yemima (42:14)
- Kezia (42:14)
- Kerenhapukh (42:14)
- Iblis (1:6)

NAMA-NAMA DAERAH dalam KITAB


- Tanah Us (1:1)
STUKTUR ISI KITAB
• Pembukaan (1-2)
I. Kemakmuran Ayub yang berada ditanah Us, dimana dia hidup dengan
jujur dan saleh bersama dengan keluarga dan harta kekayaannya(1:1-5)
II. Iblis datang menghadap Allah dan menantang Allah untuk mncobai Ayub,
akankah dia tetap setia kepada Allah? (1:6-12; 2:1-6)
III. Iblis mencobai Ayub melalui harta kekayaannya dan rasa sakit (1:13-2;
2:7-13)
• Ratapan Ayub (3)
I. Ayub mengutuki kelahirannya (3:1-10)
II. Melontarkan keluhannya (3:11-26)
• Dialog Puitis (4-27)
Masing-masing sahabat Ayub berbicara dari sudut pandang yang berbeda-beda
I. Sudut pandang Elifas yang lembut dan menganut semacam kebatinan (4-5;
15; 27 terutama 4:12-31)
II. Bildad yang kuat mempertahankan tradisi (8; 18; 25; terutama 8:8-10)
III. Zofar yang bersifat dogmatis tanpa pikiran yang matang (11; 20; terutama
11:5-6)
IV. Ketiga sahabatnya ingin Ayub segera bertobat atas dosa yang dianggap
telah menjadi penyebab atas penderitaannya ( Elifas 4:7-11; 15:12-16;
22:21-30; Bildad, 8:3-7; Zofar, 11:13-15)
V. Ayub kecewa kepada sahabat-sahabatnya (6:1-10)
VI. Ayub yang menegaskan bahwa keadaanya tidak bersalah (6:24,25;
9:15,20,21; 13:18,23; 23:7,10-12; 27:2-6), walaupun
+ Ayub berkali-kali ingin mati (6:8-13)
+ Ayub menyalahkan Allah karena penderitaannya (6:11-21)
+ Ayub mencela penghianatan ketiga sahabatnya (6:14-23)
+ Meratapi keberadaanya yang hina (7:1-6)
+ Putus asa karena tidak dapat menang berdebat melawan Allah (9)
+ Ayub merenungkan kuasa dan hikmat Allah (12:7-25)
+ Ayub memohon kesempatan untuk menaruh persoalannya dihadapan
Allah tanpa campur tangan sehabatnya (13:3-28)
+ Ayub menggambarkan kekejaman Allah yang agaknya harus dibalas
(16:6-22; 19)
+ Ayub mengemukakan pandangan bahwa Allah tidak selalu menjalankan
pola keadilan yang wajar dengan membiarkan orang jahat berhasil (21; 24)
+ Ayub memikirkan kehadarian Allah walaupun terkadang absen namun
menakjubkan (23:3-17)

• Syair tentang Hikmat (28)


I. Ayub mengatakan bahwa hikmat tidak dapat ditemukan melalui usaha
manusia melainkan melalui rencana dan tindakan Allah (28:1-28)
• Keluhan Ayub (29-31)
I.Ayub menuturkan kembali peristiwa dan penderitaan yang ia alami di
tanah Us (29)
II. Yang merubahnya menjadi hinaan dan penderitaan (30)
III. Ayub bersumpah bahwa dia tidak bersalah dengan menguraikannya secara
detail kebajikan etis dan agama (31:1-34)
IV. Ayub menyatakan lagi harapannya untuk didengar oleh Allah yang
dimateraikan melalui kutukan bahwa dia siap dihukum bila kesalahannya
dapat dibuktikan (31:35-40)
• Kata-kata Elihu (32-37)
I. Elihu berusaha mengoreksi Ayub dan sahabat-sahabatnya (32:1-22)
II. Elihu menyatakan bahwa Allah belum tentu tidak adil kepada Ayub, sebab
penderitaan tidak selalu bertujuan untuk menghukum, tetapi juga untuk
mendidik (33:1-33)
III. Elihu berpendapat bahwa dosa Ayub terdapat dalam reaksinya kepada
Allah (34:1-37)
IV. Elihu menekankan bahwa Allah tidak dipengaruhi oleh perbuatan-
perbuatan baikatau jahat manusia (35:1-16)
V. Elihu menggarisbawahi bawha keadilan Allah serta penderitaan yang
digunakan-Nya bertujuan untuk mendidik manusia (36:1-37:24)
• Jawaban Allah kepada Ayub (38:1-42:6)
I. Allah hadir ditanah Us dalam badai (38:1)
II. Allah menghadapkan Ayub dengan keajaiban ciptaan (38:4-11)
III. Siklus-siklus, musim-musim, dan susunan alam semeste (38:12-38)
IV. Pola kehidupan binatang-binatang dan burung-burung (38:38-39:30)
V. Ayub diam dan merendahkan diri dihadapan Allah (39:31-38)
VI. Allah menantang Ayub dan tidak menjawab atas pencobaannya dari Iblis
(40:1-41:25)
VII. Ayub mengakui kemahakuasaan Allah dan ketidakmampuan manusia,
sambil bertobat dengan sikap rendah hati yang sungguh-sungguh (42:1-6)
• Pemulihan keadaan Ayub (42:7-17)

PERINTAH/ANJURAN & LARANGAN dalam KITAB


• (Pasal 1:12) Allah meyerahkan harta kekayaan Ayub ketangan Iblis tetapi
melarangnya menyentuh Ayub

KESIMPULAN
Kitab Ayub mengambil kesimpulan bahwa ketika kita sedang dilanda berbagai pergumulan
yang pada akhirnya membuat kita menyalahkan Allah atas ketidakadilan yang kita rasakan.
Sebaiknya jangan kita mencari jawaban dibalik pertanyaan itu semua, tetapi baiknya kita
sebagai umat-Nya jalan berdampingan dan memiliki empati didalamnya. Agar kita dapat
mengetahui lebih dalam upaya Allah atas ciptaan-Nya dalam berbagai cara, seperti
mengungkapkan apa yang kita rasakan dengann jujur, bertahan dalam perjuangan iman dan
memiliki pembicaraan pribadi dengan Allah (doa) persis dengan yang Ayub lakukan.
Sehingga kita dapat mengetahui lebih jelas apa itu keadilan Allah dan bahwa dunia ini adil
tetapi memang tidak sempurna.

Anda mungkin juga menyukai