Anda di halaman 1dari 14

Nama

: Nurhafsah

Kelas

: 4f

Mata kuliah : Etika dan Profesi Pendidikan


Materi

: Laporan Bacaan

A. PENDAHULUAN
Judul
Penulis
Penerbit
Kota Terbit
Ukuran Buku
Tebal Buku

: Etika dan Profesi Kependidikan


: Barnawi dan Mohammad Arifin
: AR-RUZZ MEDIA
: Jogjakarta
: 14,8X21 cm
: 252 Halaman

Secara garis besar menjelaskan profesionalitas guru dari berbagai sudut pandang.
Barnawi dan Mohammad Arifin menuliskan buku Etika dan Profesi Kependidikan berisi tentang
siapapun yang menggeluti profesi guru harus memiliki kesadaran atas profesi mulia tersebut.
Dalam kesadaran profesi , mengenai etika dan seluk beluk keguruan, baik dalam perspektif masa
lampau, masa kini, maupun masa mendatang adalah sebuah keharusan. Mengenal profesinya
sendiri merupakan bukti bahwa seseorang memiliki pengetahuan atas profesinya. Dan seperti
nasihat para filsuf terdahulu, semakin mengetahui maka akan semakin mencintai.
Buku Etika dan Profesi Kependidikan ini memberikan paparan yang representatif tentang
etika dan profesi pendidikan. Dimulai dari reformasi guru, etika guru, empat kompetensi guru,
sampai kemampuan guru. Tidak hanya itu, buku ini secara teknis dapat menjadi guidline bagi
pembaca menuju ranah praksis, dari desain, pelaksanaan, hingga evaluasi pembelajaran di kelas.
Semoga hadirnya buku ini memberikan kontribusi yang positif bagi guru di Indonesia untuk
menjadi professional yang sejati.

B. LAPORAN BAGIAN BUKU


BAB I
REFORMASI GURU

Pada 15 Desember 2005, diterbitkan UU nomor 14 2005 tentang guru dan dosen dalam
rangka peningkatan mutu pendidikan nasional. Undang-undang tersebut telah meningkatkan
kedudukan guru dan dosen sebagai tenaga profesional dengan visi terwujudnya penyelenggaraan
pembelajaran sesuai dengan prinsip-prinsip profesionalitas untuk memenuhi hak yang sama bagi
setiap warga negara dalam memperoleh pendidikan yang bermutu. Adapun misi atas pengakuan
kedudukan guru dan dosen adalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Mengangkat martabat guru dan dosen


Menjamin hak dan kewajiban guru dan dosen
Meningkatkan kompetensi guru dan dosen
Memajukan profesi serta karier guru dan dosen
Meningkatkan mutu pembelajaran
Meningkatkan mutu pendidikan nasional
Mengurangi kesenjangan ketersediaan guru dan dosen antar daerah dari segi jumlah,
mutu, kualifikasi akademik dan kompetensi
8. Mengurangi kesenjangan mutu pendidikan antardaerah
9. Meningkatkan pelayanan pendidikan yang bermutu
Dalam mereformasi guru, pemerintah mengusahakan delapan poin untuk meningkatkan kualitas
guru. Usaha ini adalah strategi untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui peningkatan mutu
guru. Kedelapan poin reformasi itu adalah: 1) peningkatan kualifikasi 2) sertifikasi 3)
peningkatan kompetensi 4) pengembanga karier 5) penghargaan dan perlindungan 6)
perencanaan kebutuhan akan guru 7) tunjangan guru 8) maslahat tambahan.
A. Peningkatan Kualifikasi Guru
Dalam hal jabatan, ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh guru. Untuk
memenuhi program sarjana atau diploma empat guru tersebut harus :
1. Tidak meninggalkan tugas kesehariannya
2. Berorientasi kepada mutu
3. Mengahrgai pelatihan, prestasi akademik, dan pengalaman mengajar serta prestasi
tertentu.
Peningkatan kualifikasi dilakukan melalui jalur formal, yaitu melalui pendidikan
konvensional, pendidikan dalam universitas Terbuka, pendidikan jarak jauh pendekatan
ICT, dan pendidikan jarak jauh pola PKG.

B. Sertifikasi Guru
Sertifikasi guru adalah proses perolehan sertifikat pendidik bagi guru. Pada
awalnya program sertifikasi dirancang dalam bentuk tes kompetensi secara langsung,
yaitu melalui tes tindakan dan tes tertulis. Kemudian saat ini, berdasarkan
PERMENDIKNAS No.11 Tahun 2011, sertifikasi dilaksanakan melalui 1) penilaian
portofolio 2) pendidikan dan latihan profesi guru, 3) pemberian sertifikat pendidik secara
langsung, atau 4) pendidikan profesi guru.
Penetapan peserta sertifikasi guru dalam jabatan didasarkan pada kriteria urutan prioritas
sebagai berikut :
1. Masa Kerja

C.

D.
E.

F.

G.

H.

2. Usia
3. Golongan/Pangkat
4. Beban Mengajar
5. Tugas Hambatan
6. Prestasi Kerja
Peningkatan Kompetensi
Peningkatan kompetensi guru dilakukan melalui pendidikan profesi guru
berkelanjutan. Peningkatan profesi secara berkelanjutan mutlak diperlukan upaya
penyesuaian dengan perkembangan zaman.
Pengembangan Karier
Pengembangan karier guru sangat penting untuk meningkatkan kualitas guru
secara berkelanjutan.
Penghargaan dan Perlindungan
Penghargaan bagi guru merupakan suatu bentuk pengakuan atas prestasi yang
dicapai maupun pengabdian maupun dedikasi luar biasa yang telah dilaksanakannya.
Bentuk penghargaan bagi guru ada bermacam-macam. Dapat berbentuk jasa, kenaikan
pangkat istimewa atau jabatan, uang atau barang, piagam atau bentuk penghargaan
lainnya.
Perlindungan terhadap guru mencakup perlindungan hokum, perlindungan
profesi, perlindungan keselamatan, dan perlindungan hak atas kekayaan intelektual.
Perencanaan Kebutuhan akan Guru
Secara umum, kebutuhan akan guru kelas mulai dari tahun 2010 hingga akhir
tahun 2014 mendominasi dibandingkan dengan kebutuhan akan guru terhadap mata
pelajaran tertentu.
Tunjangan Guru
Selain gaji, guru juga akan diberikan tunjangan. Tunjangan yang dimaksud adalah
tunjangan yang melekat pada gaji, tunjangan profesi, tunjangan fungsional dan tunjangan
khusus.
Maslahatan Tambahan
Maslahat tambahan ialah tambahan kesejahteraan guru yang diperoleh atas dasar
prestasi guru dengan prinsip penghargaan. Maslahat tambahan dapat berupa tunjangan
pendidikan, asuransi pendidikan, beasiswa, atau penghargaan bagi guru. Selain itu
maslahat tambahan dapat juga berupa kemudahan memperoleh pendidikan. Bagi
putra/putri guru, pelayanan kesehatan, atau bentuk kesejahteraan lain.
BAB II
ANALISIS GURU DALAM UU RI NOMOR 14 TAHUN 2005
Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 membahas guru dan dosen.
Merupakan jabaran dari Undang-Undang Ri tentang Sistem Pendidikan Nasional Tahun
2003 yang berisi upaya untuk memberdayakan dan meningkatkan mutu guru dan dosen
secara terencana, terarah, dan berkesinambungan. Latar belakangnya adalah kesadaran
dari berbagai pihak mengenai betapa pentingnya fungsi, peran, dan kedudukan guru dan
dosen dalam konteks pembangunan nasional dalam bidang pendidikan. Harapannya,
pembangunan pendidikan dapat mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan
kualitas manusia Indonesia seutuhnya.

Undang-undang ini terdiri dari delapan bab yang terbagi menjadi delapan puluh
empat pasal. Bab pertama membahas ketentuan umum. Lima bab membahas inti dari
Undang-Undang tersebut, dan dua bab terakhir masing-masing mebahas ketentuan
peralihan dan ketentuan penutup.
Pada bab pertama membahas guru merupakan pendidik professional yang tugas
utamanya berat, yaitu medidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai,
dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga professional pada jalur pendidikan
formal yang diangkat sesuai dengan peraturan perundang-undangan dibuktikan dengan
sertifikat pendidik.
Prinsip-prinsip profesionalitas yang harus dimiliki guru antara lain :
1. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealism.
2. Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan
akhlak mulia.
3. Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang
tugas.
4. Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas.
5. Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan.
6. Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja.
7. Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan
dengan belajar sepanjang hayat.
8. Memiliki jaminan perlindungan hokum dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.
9. Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang
berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru.
Pengembangan guru harus dilakukan secara demokratis, berkeadilan, tidak
diskriminatif, dan berkelanjutan dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai
keagamaan, nilai kultural kemajemukan bangsa, dan kode etik profesi. Guru wajib
memiliki kualifikasi akademik yang diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana
atau diploma empat. Dan juga wajib memiliki kompetensi pedagogis, kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi professional yang diperoleh melalui
pendidikan profesi.
BAB III
ETIKA DAN KODE ETIK GURU INDONESIA
Sistem pergaulan yang dibuat dan diterapkan dari dan untuk kepentingan kelompok sosial
tertentu itulah yang disebut dengan etika. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (edisi ketiga),
etika diartikan sebagai ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk, dan tentang hak dan
kewajiban moral (akhlak). Sistem nilai moral yang hidup di tengah-tengah masyarakat disebut
dengan moralitas. Moralitas merupakan system nilai yang terkandung dalam ajaran dan
diwariskan secara turun temurun. Moral dan etika memiliki kesamaan, tetapi dalam kehidupan
sehari-hari memiliki perbedaan, yaitu moral untuk penilaian suatu perbuatan (baik dan buruk)
dan etika untuk pengkajian sistem-sistem nilai yang berlaku.

Sebagai ilmu, etika diartikan sebagi refleksi kritis, metodis, dan sistematis tentang tingkah laku
manusia. Nilai moral yang berlaku dalam masyarakat dapat bersumber dari agama, budaya,
filsafat hidup, dan disiplin keilmuan. Dengan demikian etika dapat diartikan sebagai sekumpulan
asas atau nilai-nilai moral yang dianut oleh golongan masyarakat tertentu setelah pengkajian
secara kritis. Etika sangat memengaruhi kehidupan manusia. Berdasarkan aspek kehidupan
manusia, etika dapat dibagi menjadi dua macam sebagai berikut:
1. Etika Deskriptif
Etika deskriptif memberikan gambaran etika yang telah digunakan oleh komunitas
tertentu. Isinya berupa fakta yang sesuai dengan realitas dan situasi yang membudaya di
masyarakat.
2. Etika Normatif
Etika normative berkaitan dengan apa yang seharusnya dilakukan atau apa yang
seharusnya terjadi (idealnya). Etika ini berusaha menetapkan berbagai sikap dan pola
perilaku ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu
yang bernilai.
Etika normatif dapat dibagi menjadi dua, yaitu etika umum dan etika khusus.
Etika umum berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar bagaimana manusia bertindak etis,
mengambil keputusan etis, teori-teori etika, dan prinsip-prinsip moral dasar yang menjadi
pedoman bagi manusia untuk bertindak dan menjadi tolak ukur dalam menilai baik dan
buruknya suatu tindakan.
Dalam mengembangkan etika profesi harus mengacu pada prinsip-prinsip etika profesi.
Secara umum, prinsip etika dan profesi mencakup hal-hal berikut.
1. Tanggung jawab.
2. Keadilan.
3. Otonomi.
4. Integritas moral yang tinggi.
A. Kode Etik Profesi
Kode etik adalah sumber etika, aturan, sopan santun atau tata susila, atau suatu hal yang
berhubungan dengan kesusilaan dalam mengerjakan suatu pekerjaan. Kode etik profesi
berarti aturan kesusilaan suatu profesi.
Kode etik profesi berfungsi: 1) memnberikan pedoman bagi setiap anggota profesi
tentang prinsip personalitas yang telah digariskan, 2)sebagai sarana kontrol sosial bagi
masyarakat atas profesi yang bersangkutan, 3) mencegah campur tangan pihak luar
organisasi tentang hubungan etika dalam keanggotaan profesi.
Secara umum, tujuan mengadakan kode etik ialah untuk: 1) menjunjung tinggi martabat
profesi,2) menjaga dan memelihara, 3) menjadi pedoman perilaku, 4) meningkatkan
pengabdian anggota profesi, 5) meningkatkan mutu profesi dan anggota profesi. Jadi,
kode etik dibuat untuk kepentingan profesi, anggota profesi, dan organisasi profesi serta
masyarakat.
B. Kode Etik Profesi Guru Indonesia
Kode etik guru bersumber dari :
1. Nilai-nilai agama dan pancasila
2. Nilai-nilai pedagogis, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi
professional, dan

3. Nilai-nilai jati diri, harkat dan martabat manusia yang meliputi perkembangan
kesehatan jasmaniah, emosional, intelektual, sosial, dan jasmaniah.
Kode etik Guru Indonesia berfungsi sebagai perangkat prinsip dan norma moral yang
melandasi pelaksanaan tugas dan layanan professional guru dalam hubungannya dengan
peserta didik, orangtua/wali siswa, sekolah dan rekan se-profesi, organisasi profesi dan
pemerintah sesuai dengan nilai-nilai agama, pendidikan sosial, etika, dan kemanusiaan.
Tujuannya ialah menempatkan guru sebagai profesi terhormat, mulia, dan bermartabat
yang dilindungi Undang-Undang. Tujuan lain yaitu 1) sebagai pedoman untuk bertingkah
laku sebagai pendidik,2) guru dapat bercermin diri mengenai tingkah lakunya, 3)
menjaga perilaku sebagai guru agar terjaga martabat sebagai pendidik, 4) agar cepat
memperbaiki diri jika melanggar norma guru, 5) agar menjadi teladan bagi murid dan
masyarakat.
Sikap guru harus menjaga hubungan sebagai pendidik diantaranya kepada

Hubungan guru dengan peserta didik


Hubungan guru dengan orangtua/wali siswa
Hubungan guru dengan masyarakat
Hubungan guru dengan sekolah
Hubungan guru dengan sejawat
Hubungan guru dengan pemerintah
Hubungan guru dengan Organisasi Profesinya

BAB IV
GURU SEBAGAI AGEN PEMBELAJARAN (LEARNING AGENT)
Guru sebagai agen pembelajaran (Learning Agent) adalah peran guru antara lain sebagai
fasilitator, motivator, pemacu, perekayasa pembelajaran, dan pemberi inspirasi belajar bagi
peserta didik. Pembelajaran yang berkualitas adalah pembelajaran yang mampu meletakkan
posisi guru dengan tepat sehingga guru dapat memainkan perannya sesuai dengan kebutuhan
belajar peserta didik.
A. Guru Sebagai Fasilitator
Orientasi belajar yang berpusat pada peserta didik pada akhirnya memengaruhi
pendekatan dalam pembelajaran, yaitu menjadi pendekatan belajar aktif. Pendekatan
belajar aktif banyak dipengaruhi pandangan teori konstruktivisme mengenai anak.
Pendekatan belajar aktif telah menuntut perubahan peran guru yang tadinya sebagai
pengajar beralih peran sebagai fasilitator.
Guru sebagai fasilitator mendorong anak menemukan makna sendiri melalui pemecahan
masalah secara riil agar peserta didik dapat mengontstruksi pengetahuannya sendiri.
Sebagai fasilitator, guru harus menerapkan pembelajarn aktif, ada empat komponen
utama dalam pembelajaran aktif yang harus dipahami guru yaitu :
1. Pengalaman
2. Komunikasi
3. Interaksi

4. Refleksi (perenungan)
B. Guru Sebagai Motivator
Motivasi berarti daya tarik atau daya pendorong yang menyebabkan adanya tingkah laku
kearah tujuan tertentu. Motivasi mengandung tiga komponen pokok, yaitu :
1. Menggerakkan berarti menimbulkan kekuatan pada setiap individu
2. Motivasi juga mengarahkan atau menyalurkan tingkah laku
3. Untuk menjaga dan menopang tingkah laku.
Berdasarkan asal rangsangan, motivasi dapat dibedakan menjadi, motivasi intrinsik dan
motivasi ekstrinsik. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar ialah,
kecemasan, rasa ingin tahu, persepsi dan harapan.
Adapun strategi guru untuk menumbuhkan motivasi dalam belajar ialah :
1. Jalin hubungan dekat dengan peserta didik
2. Tumbuhkan rasa ingin tahu.
3. Memilih gaya mengajar, media dan interaksi mengajar dengan tepat.
4. Menginformasikan dengan jelas tujuan pembelajaran
5. Menghubungkan kegiatan belajar dengan minat siswa
6. Melibatkan peserta didik secara aktif
7. Membimbing peserta didik dalam mengatasi kesulitan belajar.
8. Melakukan evaluasi
9. Melakukan variasi mengajar
10. Menanamkan nilai-nilai positif dalam belajar
11. Menceritakan keberhasilan tokoh-tokoh di dunia
12. Memberikan penguatan positif
13. Memberikan penguatan negatif kepada peserta didik yang salah.
C. Guru Sebagai Pemacu Belajar.
Belajar adalah kewajiban peserta didik. Akan tetapi tidak semua peserta didik yang
memiliki kesadaran untuk belajar. Oleh karena itu, peserta didik harus dipacu semangat
belajarnya agar potensi yang ada dalam dirinya digali secara optimal.
Untuk memacu semangat belajar guru harus memahami faktor-faktor yang memengaruhi
belajar. Dapat digolongkan menjadi dua, yaitu faktor intern dan faktor ekstern.
Faktor intern terbagi menjadi 3 kelompok:
1. Fakor jasmaniah
Faktor jasmaniah mencakup kesehatan dan kondisi peserta didik yang cacat.
Kesehatan merupakan hal penting dalam belajar.
2. Faktor Psikologis
3. Faktor Kelelahan
D. Guru sebagai perekayasa pembelajaran
Rekayasa pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu tindakan untuk
menerapkan
kaidah-kaidahilmu
pembelajaranuntuk
mendorong
peserta didik agar belajar.
1. Sumber dan media pembelajaran
Komponen sumber belajar banyak ragamnya meliputi pesan, orang,
alat, bahan, teknik, dan lingkungan.

2. Desain pembelajaran
Desain pembelajaran adalah praktik penyusunan media teknologi
komunikasi dan isi untuk membantu agar dapat terjadi transfer
pengetahuan secara efektif antara guru dan peserta didik. Komponen
utamanya mencakup peserta didik, tujuan, analisis pembelajaran,
strategi pembelajaran, bahan ajar, dan penilaian belajar.
E. Guru sebagai pemberi inspirasi
Ada enam sikap yang harus dimiliki agar menjadi guru inspiratif.
1. Empati
Empati adalah kemampuan untuk merasakan apa yang dirasakan
orang lain. Guru yang baik adalah guru yang berempati kepada
peserta didiknya.
2. Berpikir positif
Seorang guru harus selalu menampilkan perilaku yang ramah dan
menyenangkan serta harus mencari sisi baik dari setiap masalah yang
dihadapi.
3. Mengembangkan kemampuan komunikasi
Guru harus mampu berkomunikasi dengan baik dan gaya bicara guru
harus mampu menarik perhatian peserta didik dan membuatnya
menjadi focus.
4. Hormat
Apabila guru menghormati peserta didik, merekapun akan
menghormati gurunya.guru tidak boleh mendiskriminasi peserta didik
karena setiap peserta didik memiliki hak yang sama untuk
memperoleh pendidikan.
5. Pandanglah peserta didik sebagai makhluk individu
6. Sadari bahwa guru adalah profesi mulia
Guru tidak boleh kering inspirasi karena akan cenderung mudah
terkena penyakit. Penyakit yang sering terkena oleh guru LESU(lemah
sumber), KUSTA(kurang strategi), TIPUS(tidak punya selera),
KURAP(kurang persiapan), TBC(tidak banyak cara).
BAB V
Hakikat Propesi Guru
Profesi adalah bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan,
kejuruan, dsb).
1. Hakikat profesi ialah janji terbuka
Oemar Hamlik menyatakan bahwa janji terbuka merupakan pernyataan sungguhsungguh yang keluar dari lubuk hati, mengandung norma-norma atau nilai-nilai etik.
2. Profesi menuntut tanggung jawab social
Pekerjaan profesi bukanlah pekerjaan yang hanya memikirkan anggota profesinya saja,
melainkan melainkan memiliki keterpanggilan untuk membina, membimbing, dan
melindungi serta melayani masyarakat.
3. Profesi suatu bentuk pengabdian
Seseorang yang memiliki profesi tertentu, segala tindakan, perkataan, bahkan hidupnya
diberdayakan untuk kejayaan profesi tertentu.
4. Profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan

Profesi merupakan bidang pekerjaan yang menjadi kepercayaan masyarakat. Profesi


merupakan pekerjaan yang mencakup tugas, fungsi, kebutuhan, aspek, atau bidang
tertentu dari anggota masyarakat secara keseluruhan.
5. Profesi membutuhkan keahlian khusus
Profesi memiliki konsep dan teori yang melandasi pelaksanaannya. Profesi kependidikan
harus memiliki landasan teori seperti teori teori psikologi, perkembangan manusia,
teknologi informasi, managemen, statistic, dll.
6. Profesi menuntut kesejawat
A. Guru sebagai profesi
Ada tiga alasan mendasar mengapa guru harus menjadi pekerjaan professional, yaitu:
-karena guru bertanggung jawab menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas,
beriman, bertakwa, dan berilmu pengetahuan, serta memahami teknologi.
-karena guru bertanggung jawab bagi kelangsungan hidup suatu bangsa.
-karena guru bertanggung jawab atas keberlangsungan budaya dan peradaban suatu
generasi.
B. Payung hukum guru sebagai profesi
Jabatan guru telah mendapatkan pengakuan secara yuridis melalui UU No. 20 Tahun
2003, UU No.14 Tahun 2005, dan peraturan perundang-undanagan lainnya. Oleh karena
itu, profesi guru harus mendapat tempat istimewa dibandingkan dengan pekerjaan
lainnya yang bukan profesi.
Bab VI
Telaah Kompetensi Pedagogis
Gunning (dalam Suyitno, 2008:4) membedakan pedagogis dan pedagogi. Pedagogis
sebagai ilmu mendidik dan pedagogi sebagai pendidikan. Pedagogis merupakan suatu
ilmu yang bukan saja menelaah objeknya untuk mengetahui keadaan atau hakikat suatu
objek itu, melainkan mempelajari pula betapa hendaknya harus bertindak.
Dalam peraturan pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 pasal 3 ayat 4 ditetapkan bahwa
kompetensi pedagogis adalah kemampuna guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta
didik.
A. Wawasan Kependidikan
Ada enam subkomponen kompetensi wawasan yang harus dikuasai guru, yaitu:
1. Memahami landasan kependidikan
2. Memahami kebijakan pendidikan
3. Memahami tingkat perkembangan siswa
4. Memahami pendekatan pembelajaran yang sesuai materi pembelajaran
5. Menerapkan kerja sama dalam pekerjaan
6. Memanfaatkan kemajuan IPTEK dalam pendidikan
B. Pemahaman terhadap Peserta Didik
Ini merupakan salah satu kompetensi pedagogis yang harus dimiliki guru.
1. Kecakapan peserta didik

2.
C.

D.

E.

F.
1.
2.
3.

G.

Setiap individu memiliki kecakapan nyata yang merupakan hasil belajar. Kecakapan itu
ialah kecerdasan. Menurut J.P. Guilford (Akhmad Sudrajat) kecerdasan dapat dilihat
dari tiga kategori dasar, yaitu:
-operasi mental
-isi yang difikirkan
-hasil berfikir
Kepribadian peserta didik
Pengembangan Kurikulum atau Silabus
Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan atau kelompok mata pelajaran/tema
tertentu. Prinsip pengembangan silabus mencakup ilmiah, relevan, sistematis, konsisten,
memadai, actual dan kontekstual, fleksibel serta menyeluruh.
Pengelolaan Pembelajaran
Puncak kemampuan seorang pendidik terletak pada kemampuanny dalam mengelola
pembelajaran. Dalam hal ini guru dan murid harus saling menghormati dan menghargai
agar pembelajaran dapat berlangsung efektif dan menyenangkan. Pengelolaan
pembelajaran setidaknya mengandung kegiatan berupa perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi.
Pemanfaatan Pembelajaran
Ada lima domain atau bidang garapan teknologi pembelajaran yaitu desain,
pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, dan penilaian tentang proses dan sumber
untuk belajar.
Pengembangan Peserta Didik
Kegiatan Ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang secara tidak langsung dapat
menunjang kegiatan pembelajaran di kelas.
Remedial dan pengayaan.
Bimbingan dan konseling merupakan dua istilah yang berbeda. Bimbingan berarti
member informasi, mengarahkan, atau menuntun ke suatu tujuan. Sementara konseling
diartikan sebagai serangkaian kegiatan tatap muka seorang konselor dengan seseorang
supaya ia dapat lebih baik memahami dirinya berkaitan dengan masalah hidup yang
dihadapi pada waktu itu dan yang akan datang.
Standar Kompetensi Pedagogis Guru
Adalah kemampuan minimal yang harus dimiliki guru dalam menyelenggarakan
pembelajaran.

Bab VII
Telaah Kompetensi Kepribadian
Guru adalah makhluk yang paling ideal karena memiliki kemampuan unggul
dalam aspek pikiran dan memiliki keunggulan budi dalam aspek hati. Keduanya menjadi
kepribadian ideal seorang guru. Kepribadian merupakan faktor-faktor biologis,
fsikologis, dan sosiologis yang meliputi pengetahuan, perasaan dan dorongan naluri.

1.
2.
3.
4.
5.

Pengetahuan ialah akal dari dalam jiwa seorang guru. Pengetahuan terdiri atas
pengambaran, apersepsi, pengamatan yang dimiliki seorang individu. Perasaan adalah
keadaan manusia karena pengetahuannya dinilai sebagai keadaan positif dan negative.
Naluri merupakan tidak bisa dipengaruhi oleh siapapun tetapi sudah terkandung dalam
diri seorang individu.
Adapun kompetensi kepribadian guru berdasarkan peraturan pemerintah No. 74 Tahun
2008 Pasal 3 sekurang-kurangnya mencakup:
Berakhlak mulia
Mantap, stabil dan dewasa.
Demokratis, arif dan bijaksana serta wibawa.
Jujur dan sportif.
Mengevaluasi kinerja sendiri secara objektif
Bab VIII
Telaah Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial guru ialah kemampuan guru berinteraksi dengan menjadi
bagian dari warga sekolah dan warga masyarakat. Kompetensi sosial juga dikatakan
sebgai kemampuan guru
untuk menyusuaikan diri kepada tuntutan kerja dan
lingkungan sekitar pada waktu membawa tugas sebagai guru.

A. Komunikasi
Kemampuan komunikasi yang baik akan menunjang keberhasilan belajar peserta
didik. maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan komunikasilah yang sangat
dibutuhkan meraih sukses dimasyarakat. Komunikasi dengan masyarakat merupakan
suatu upaya kerja sama dalam
menyelengarakan pendidikan yang berkualitas.
B. Menggunakan Teknologi Komunikasi dan Informasi
Teknologi kominukasi merupakan hasik kreasi manusia berkaitan dengan
memproses dan
mentranfer infromasi dari 1 orang ke orang lain dalam proses
pembelajaran, guru dapat memfaatkan teknologi komunikasi dan informasi sebagai
media pembelajaran. Salah satunya komputer dapat digunakan untuk resentasi,simulasi,
dll.
C. Standar Kompetensi Guru
Standar ini mencakup kompetensi inti dimana guru harus memperhatikan
sikap dan cara
dalam berkomunikasi serta beradaptasi dengan tempat
sesuai dengan kondisi social
budaya dan guru harus berkomunikasi dengan
komunitas profesi dan profesi lain.
Bab IX
Pendidikan Profesi Guru (PPG) Pra Jabatan
A. Pengertian pendidikan guru pra jabatan adalah program pendidikan yang diselengarakan
untuk mempersiapkan lulusan S-1 pendidikan dan S/D-IV nonkependidikan agar
menguasai kompetensi guru secar utuh sesuai dengan nasional pendidikan. Tujuan
umum PPG adalah menghasilkan calon guru yang memiliki kemampuan mewujudkan
pendidikan nasional. Tujuan khusus PPG yaitu menghasilkan calon guru yang memiliki
kompetensi dalam merencakan, melaksanakan, serta melalukan penelitian dan mampu
mengembangkan profesionalitas secara berkelanjutan.

B. Peserta PPG
Peserta PPG terdiri atas 2 macam lulusan , yaitu lulusan S1 kependidikan dan
S1 /D_IV non kependidikan. Ada tiga hal penting yang perlu diperhatikan oleh calon
peserta PPG yaitu
1. Lulusan S1 kependidikan yang memenuhi syarat tidak perlu mengikuti matrikulasi
2. Lulusan S1 kependidikan yang belum memenuhi syarat perlu mengikuti matrikulasi
3. Lulusan S1 non kependidikan wajib mengikuti matrikulasi
C. Kurikum PPG
Mengingat calon peserta PPG berasal dari lulusan kependidikan dan
nonkependidikan maka di atur lah struktur kurikulum sebagai berikut.
1. Struktur kurikulum PPG berisi pendidikan bidang studi dan program pengalaman (PPL)
kependidikan
2. Dalam hal peserta didik berasal dari S1 pendidikan yang mengintegrasikan PPL kedalam
kurikumnya, maka kurikulum program PPG berisi pemantapan bidang studi dan
pendidikan bidang studi serta pemantapan PPL
D. System Pembelajaran
System perkuliahan dalam PPG berbentuk workshop SSP untuk menyiapkan
perangkat pembelajarn disekolah yang mencakup RPP bahan ajar, media pembelajaran,
evaluasi pembelajaran dan sebagainya.
Bab X
Abilitas Guru
Abilitas merupakan factor terpenting dalam menentukan kualitas pekerjaan.
Abilitas seorang guru dapat terindikasi melalui delapan keterampilan mengajar yaitu:
A. Keterampilan bertanya
Pada umumnya guru dalam pengajarannya selalu melibatkan atau
menggunakan Tanya jawab.agar tujuan pemberian pertanyaan kepada peserta didik dapat
dicapai, guru harus bersikap ramah. Sikap ramah ditunjukkan dalam penampilan gaya
mengajar, suara, ekspresi, dan gerakan badan.
Berdasarkan variasi pertanyaan yang akan diajukan, keterampilan bertanya
dapat digolongkan kedalam dua bentuk pertanyaan, yaitu keterampilan bertanya dasar
dan keterampilan bertanya lanjutan. Keterampilan bertanya dasar adalah kemampuan
guru dalam mengajukan pertanyaan untuk mengetahui daya ingat peserta didik.
Sedangkan keterampilan bertanya lanjutan adalah kemampuan bertanya seorang guru
dalam pembelajaran untuk mengetahui kemampuan berfikir peserta didik yang lebih
kompleks.
B. Keterampilan memberikan penguatan
Penguatan ialah respon positif dalam pembelajaran yang diberikan guru
terhadap perilaku peserta didik yang positif dengan tujuan mempertahankan dan
meningkatkan perilaku tersebut. Komponen-komponen penguatan adalah sebagai
berikut:
1. Penguatan verbal
Dapat dinyatakan dalam dua bentuk, yaitu melalui kata-kata dan melalui kalimat.
2. Penguatan nonverbal
Penguatan nonverbal dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu
-berupa mimik dan gerakan badan
-dengan cara mendekati

-dengan sentuhan
-dengan kegiatan yang menyenangkan
C. Keterampilan menggunakan variasai
Keterampilan ini juga sangat penting dimiliki seorang guru.guru harus
terampil menggunakan variasi mengajar agar pengajarannya tidak membosankan.
Berikut komponen-komponen variasi mengajar
Variasi ini mencakup
-mendengarkan-melihat-mendengarkan
-melihat-mendengarkan-melihat
-mendengarkan-mencium-mendengarkan
1. Variasi gaya mengajar
Variasi gaya dalam mengajar ini mencakup suara, gerak, kesenyapan, perubahan posisi,
pemusatan perhatian, dan kontak pandang.
2. Variasi penggunaan alat indra
-mendengarkan-meraba
-mendengarkan-merasakan-mendengarkan
-merasakan-mendengarkan-merasakan
3. Variasi interaksi pembelajaran
-interaksi guru-kelompok peserta didik
-interaksi guru-peserta didik
-interaksi peserta didik-peserta didik
D. Keterampilan menjelaskan
Menjelaskan mengandung arti membuat jadi jelas. Guru harus mampu
menjelaskan berbagai macam materi pembelajaran yang ditanyakan atau tidak
ditanyakan oleh peserta didik. Komponen menjelaskan terdiri atas perencanaan dan
penyajian penjelasan.
1. Perencanaan
2. Penyajian penjelasan
E. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran
Keterampilan ini merupakan rangkaian kegiatan guru agar pembelajaran menjadi
bermakna. Komponen utama dalam keterampilan ini yaitu:
1. Menarik perhatian peserta didik
2. Memberikan acuan
3. Membuat kaitan
4. Menimbulkan motivasi
5. Meninjau kembali
F. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil
Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil merupakan keterampilan yang
sangat penting dikuasai guru. Manfaatnya sebagai berikut:
1. Mengembangkan kemampuan berfikir dan komunikasi
2. Meningkatkan disiplin
3. Meningkatkan motivasi belajar
4. Mengembangkan sikap saling membantu
5. Meningkatkan pemahaman
G. Keterampilan mengelola kelas

Komponen pengelolaan kelas ini terbagi menjadi dua yaitu komponen bersifat preventif
dan bersifat kuratif. Komponen bersifat preventif adalah komponen yang berhubungan
dengan tindakan penciptaan dan pemeliharaan kondisi optimal. Sedangkan komponen
bersifat kuratif adalah komponen yang berhubungan dengan tindakan untuk
mengembalikan kondisi belajar secara optimal.
H. Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan
Dalam keterampilan ini ada empat hal yang harus dikuasai guru, yaitu:
1. Mengadakan pendekatan secara pribadi
2. Mengorganisasikan
3. Membimbing dan memudahkan belajar
4. Merencanakan dan melaksanakan keterampilan pembelajaran
KOMENTAR
Buku etika dan profesi kependidikan karangan Barnawi dan
Mohammad Arifin menjelaskan tentang etika dan profesi guru secara
keseluruhan. Dimulai dari reformasi guru, etika guru, kode etik, kompetensi
dan kemampuan guru.sehingga buku ini sangat baik untuk dipelajari bagi
calon pendidik atau pendidiknya langsung agar lebih memahami bagaimana
profesionalisme dan bisa menjunjung tinggi kode etik keguruan. Buku ini
sangat menarik karena materi pembahasan nya sangat sesuai dengan era
globalisasi karena disini guru dituntut agar selalu mengikuti perkembangan
zaman yang semakin canggih dengan teknologi.
PENUTUP
Buku ini berbicara tentang berbagai hal terkait dengan etika dan profesi kependidikan,
dari judulnya saja dapat disimpulkan bahwa buku ini membahas tentang pendidik yang bergelut
dalam bidang pendidikan, sebagai seorang pendidik haruslah bersikap profesionalitas yang
mampu mengemban kewajibannya sebagai seorang pendidik dengan baik dan penuh tanggung
jawab. Menyangkut tentang hal pendidikan yang bersifat fleksibel, serta cara-cara bagaimana
mencapai pengetahuankeberhasilan dalam menggeluti bidang pendidkan. Saya yakin buku ini
sangat sarat akan motivasi dan bagus bagi guru untuk mempelajari secara lebih mendalam,
meskipun diramu dengan bahasa yang sederhana, buku ini bagus digunakan oleh mahasiswa
yang belajar etika dan profesi kependidikan sebagai bekal setelah menjadi tenaga pendidik
nantinya, serta juga bermanfaat bagi para pembaca untuk mengembangkan wawasan mengenai
etika dan profesi.

Anda mungkin juga menyukai