Keberagaman terjadi dalam semua aspek kehidupan tak terkecuali dalam kehidupan
beragama, dari level yang paling material seperti bentuk dan perilaku sampai yang immateril seperti
interpretasi dan keyakinan. Contoh yang paling jelas adalah apa yang terjadi di Indonesia.
Penduduknya terdiri dari berbagai suku bangsa, adat-istiadat, budaya dan agama yang berbeda. Dari
segi etnik, Indonesia terdiri dari banyak suku bangsa, setidaknya ada beberapa suku yang biasa
disebut sebagai mayoritas, seperti Sunda, Jawa, Bugis, Batak dan sebagainya. Agama yang dianut pun
beragam, ada Kristen, Islam, Hindu, Budha, Konghucu dan agama-agama lokal lainnya. Kristen
terpecah menjadi Katolik dan Protestan. Dan Islam menjadi Sunni dan Syi‟ah. Dari sudut geografis,
Indonesia terdiri dari ribuan pulau yang memiliki kebudayaan yang berbeda-beda. Satu pulau bisa
terdiri dari banyak suku, dan setiap suku memiliki bahasa yang berbeda-beda. Itulah sebabnya
Indonesia disebut sebagai negara multikultural dan plural. Ideologi yang dianut pun berdasar pada
Pancasila yang menjunjung tinggi kebinekaan dan dikenal dengan slogan Bhineka Tunggal Ika,
berbeda tapi satu jua. Berbeda suku bangsa, bahasa dan agama, tapi satu negara yaitu negara
Indonesia dan satu bahasa yaitu bahasa Indonesia.
Keberagaman lain juga terjadi pada setiap jenis tumbuhan atau binatang, keduanya pasti
memiliki spesies-spesies yang berbeda. Misalnya, jenis burung terdiri dari banyak sekali spesies
(Gagak, Elang, Merpati, Pipit, Beo) setiap spesies mempunyai keunikan yang khas Beo A memiliki
suara yang lebih nyaring dari Beo B. Contoh yang lain, terdapat banyak jenis bunga dengan spesies
seperti mawar, kamboja, tulip dan sebagainya. Setiap spesies tersebut memiliki keunikan yang khas,
misalnya mawar memiliki banyak warna, yaitu: merah, merah muda, putih, kuning dan masih banyak
lagi. Hal ini menunjukan tidak ada satu pun makhluk yang memiliki kesamaan identik tanpa
perbedaan sama sekali. Bahkan dua saudara kembar pun tetap berbeda meski mereka memiliki
kemiripan, similar but not the same (mirip tapi tak sama). Semua makhluk itu unik dan khas. Karena
keunikan dan kekhasan itulah, maka keberagaman dan kemajemukan tidak bisa dinafikan.
Dalam konteks keIndonesiaan, menghargai keberagaman telah diajarkan oleh para pendahulu
kita. Lahirnya Pancasila bukan dirumuskan oleh sekelompok etnik atau agama tertentu, tapi oleh
tokoh-tokoh pendiri bangsa yang terdiri dari berbagai suku bangsa dan agama yang berbeda, itu hanya
sepenggal menjadi bukti nyata dari sebuah keberagaman. Oleh karena itu, tidak ada satu agama atau
etnik tertentu yang lebih unggul atas yang lain, sehingga mereka berhak mengintimidasi atau berbuat
intoleran. Itulah idealisme yang dibangun oleh founding fathers negara tercinta ini. Namun,
kesenjangan terjadi antara idealisme dan realitas. Karena, pada kenyataannya perbedaan etnis dan
agama telah mendorong terjadinya kekerasan dan diskrimanasi yang semakin hari semakin menjadi.
Peristiwa pengeroyokan Sikap tidak toleran atau tidak tenggang rasa. Tim Penyusun Kamus Pusat
Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), jama‟ah Ahmadiyah di
Cikeusik,2 bentrok antara FPI (Front Pembela Islam) dan AKKBB (Aliansi Kebangsaan untuk
Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan) yang terjadi di Monas3 dan masih banyak lagi peristiwa-
peristiwa kekerasan yang mengatasnamakan agama. Semua contoh kasus tersebut adalah bukti bahwa
sementara ini keberagaman lebih cenderung disikapi dengan kekerasan dan saling serang. Toleransi
menjadi sesuatu yang mahal di kalangan yang berseteru, seakan apa yang ada di dunia hanyalah
perbedaan, dan tak ada kesamaan yang dapat mempertemukannya. Keberagaman bukan untuk
dihindari, tapi untuk disikapi dengan lebih bijak dan arif. Sebab, menghindari keberagaman sama
dengan menafikan atau menegasikan realitas, dalam hal ini realitas sosial yang ada.
B. Rumusan Masalah
Secara spesifik ada dua rumusan masalah yang akan diekplorasi di sini, antara lain yakni :
Pancasila merupakan dasar negara Indonesia yang terdriri atas lima ideologi dasar. Peran
Pancasila dalam keberagaman bangsa adalah mewujudkan Bhinneka Tunggal Ika yang berarti
berbeda-beda tetapi tetap satu. Pancasila mempersatukan perbedaan suku, ras, etnis, agama, budaya,
dan geografis dalam satu titik dan mebangun kebhinekaan pada setiap silanya. Sehingga seluruh
keberagaman dan perbedaan dipersatukan oleh Pancasila sebagai dasar negara. Pancasila sebagai
dasar negara memberikan pedoman bagi masyarakat yang beragam untuk berperilaku dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Pancasila merupakan pandangan hidup yang
jelas bagi masyarakat tidak peduli apapun agama, ras, budaya, maupun status sosialnya. Pancasila
dengan nilai-nilai luhurnya merupakan pedoman dasar hidup dalam berperilaku terutama pada jaman
modern ini saat ilmu pengetahuan berkembang pesat. Pancasila memberikan rambu-rambu pada
masyarakat dalam berperilaku serta mengambil keputusan disaat budaya luar negeri masuk ke
Indonesia. Walau suku, agama, ras, bahasa, dan budaya kita berbeda, kita tetaplah masyarakat
Indonesia yang dipersatukan oleh Pancasila. Visi dan misi kita sama yaitu membangun dan
mempertahankan kedaulatan Indonesia. Dengan adanya pedoman dan rambu-rambu tersebut,
masyarakat Indonesia dapat menyikapi kemajuan jaman dengan baik dan mempertahankan kesatuan
serta persatuan bangsa. Adanya Pancasila membuat kita dapat mengambil pengaruh baik dari
globalisasi dan menghindari pengaruh buruknya. Sehingga Indonesia siap menghadapi kemajuan
jaman tanpa adanya perpecah belahan masyarakat. Pancasila mempersatukan keberagaman di
Indonesia dengan memberikan pandangan hidup, nilai-nilai luhur, pedoman hidup, norma, hukum,
aturan dalam berperilaku yang sama. Sehingga keberagaman tersebut bukanlah perbedaan yang
membatasi kita, melainkan hal yang saling melengkapi dalam persatuan, kesatuan, dan kemajuan
Bangsa Indonesia.
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar dengan Ipenduduk + 265 juta yang tersebar
diberbagai kepulauan dari mulai Pulai Sabang Provinsi Aceh sampai pulau Merauke di Provinsi
Papua. Tentu dengan keberagaman masyarakat yang majemuk (pluralitas) ini berbeda pula dalam
pola hidup masyarakatnya. Mereka berperilaku satu sama lain tergantung pada adat istiadat, sosial,
dan budaya, serta agama menjadi penting. Karena itu, dalam pembahasan mengenai prilaku
keberagaman masyaraka di Indonesia pada penelitian ini akan difokuskan pada 4 (empat) unsur
penting yaitu; perilaku keberagaman dalam politik, agama, sosial dan ekonomi.
B.Saran
Dengan disusunnya makalah ini, penulis mengharapkan kepada pembaca agar lebih
memahami peran Pancasila sebagai pemersatu bangsa dan dapat menerapkan dalam
kehidupan sehari-hari.Penulis menyadari bahwa makalah sederhana inijauh darikata
sempurna, semoga kedepannya dalam penulisan makalah menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Semoga makalahini dapat bermanfaat dan barokah untuk kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Abdul Aziz, M.Ag dan Mohammad Rana, M.HI. 2020. Pudarnya Nilai-Nilai Pancasila
Alfian. Komunikasi Politik dan Sistem Politik di Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,
1991.
Soemitro, Rochmat. Pengantar Ekonomi dan Ekonomi Pancasila, Bandung: Eresco, 1983.
Sujanto, B. Pemahaman Kembali Makna Bhineka Tunggal Ika Persaudaraan dalam kemajemukan.
Jakarta: Sagung Seto, 2009.