Anda di halaman 1dari 8

NAMA : KARMILA

NPM : 2006104030003

RESUME TEORI KEPRIBADIAN DALAM PARADIGMA TRAIT ( HOLISME &


HUMANISME ABRAHAM MASLOW)

A. Riwayat Hidup Abraham Maslow

Abraham Harold Maslow dilahirkan di Brooklyn, New York, pada tanggal 1


April 1908. Maslow dibesarkan dalam keluarga Yahudi Rusia dengan orang tua yang tidak
mengenyam pendidikan tinggi. Pada masa kecilnya, ia dikenal sebagai anak yang kurang
berkembang dibanding anak lain sebayanya. Ia mengatakan bahwa dirinya adalah seorang
anak Yahudi yang tumbuh dalam lingkungan yang mayoritas dihuni oleh non Yahudi.

Ia merasa terisolasi dan tidak bahagia pada masa itu. Ia bertumbuh di perpustakaan di
antara buku-buku. Ia awalnya kuliah hukum, namun pada akhirnya, ia memilih untuk
mempelajari psikologi dan lulus dari Universitas Wisconsin. Pada saat ia berkuliah, ia
menikah dengan sepupunya yang bernama Bertha pada bulan desember 1928 dan bertemu
dengan mentor utamanya yaitu profesor Harry Harlow. Ia memperoleh gelar bachelor
pada 1930, master pada 1931, dan Ph.D pada 1934. Maslow kemudian memperdalam
riset dan studinya di Universitas Columbia dan masih mendalami subjek yang sama. Di
sana ia bertemu dengan mentornya yang lain yaitu Alfred Adler, salah satu kolega awal
dari Sigmund Freud.

Pada tahun 1937-1951, Maslow memperdalam ilmunya di Brooklyn College. Di New


York, ia bertemu dengan dua mentor lainnya yaitu Ruth Benedict seorang antropologis,
dan Max Wertheimer seorang Gestalt psikolog, yang ia kagumi secara profesional maupun
personal. Kedua orang inilah yang kemudian menjadi perhatian Maslow dalam mendalami
perilaku manusia, kesehatan mental, dan potensi manusia. Ia menulis dalam subjek-subjek
ini dengan mendalam. Tulisannya banyak meminjam dari gagasan-gagasan psikologi,
namun dengan pengembangan yang signifikan. Penambahan tersebut khususnya
mencakup hierarki kebutuhan, berbagai macam kebutuhan, aktualisasi diri seseorang, dan
puncak dari pengalaman.[4] Maslow menjadi pelopor aliran humanistik psikologi yang
terbentuk pada sekitar tahun 1950 hingga 1960-an. Pada masa ini, ia dikenal sebagai
"kekuatan ke tiga" di samping teori Freud dan behaviorisme.
Maslow menjadi profesor di Universitas Brandeis dari 1951 hingga 1969, dan menjabat
ketua departemen psikologi di sana selama 10 tahun. Di sinilah ia bertemu dengan Kurt
Goldstein (yang memperkenalkan ide aktualisasi diri kepadanya) dan mulai menulis karya-
karyanya sendiri. Di sini ia juga mulai mengembangkan konsep psikologi humanistik.Ia
menghabiskan masa pensiunnya di California, sampai akhirnya ia meninggal karena
serangan jantung pada 8 Juni 1970. Kemudian, Pada tahun 1967, Asosiasi Humanis
Amerika menganugerahkan gelar Humanist of the Year.

Maslow banyak berhubungan dengan intelektual-intelektual Eropa yang baru


bermigrasi ke Amerika Serikat seperti Alfred Adler, Erich Fromm, dan Karen Horney.
Pada tahun 1951 Maslow berjumpa dengan Kurt Goldstein, seseorang yang
mengenalkannya kepada ide tentang aktualisasi diri yang menjadi bibit dari teorinya
tentang hirarki kebutuhan. Pada periode ini pula Dia, bersama beberapa psikolog lain
seperti Carl Roger “memproklamirkan” aliran ketiga (third force) dari psikologi yang
dikenal sebagai humanisme. Tidak cukup “bermain-main” dengan humanisme, menjelang
akhir hayatnya Maslow mengenalkan lagi satu aliran yang dikenal sebagai mazhab
keempat, yakni Psikologi Transpersonal, yang berbasis pada filosofi dunia timur dan
mempelajari hal-hal semacam meditasi, fenomena para psikologi, dan kesadaran level
tinggi (Altered States of Consciousness, ASC). Maslow meninggal pada 8 Juni 1970 di
California karena serangan jantung, setelah kesehatannya memburuk pada tahun-tahun
terakhir hidupnya.

A. Teori Humanistik Abraham Maslow


Psikologi humanistik melengkapi aspek-aspek dasar dari aliran psikoanalisis dan
behaviorisme dengan memasukkan aspek positif seperti cinta, kreativitas, nilai, makna dan
pertumbuhan pribadi. Asumsi dasar aliran ini yang membedakan dengan aliran lain yaitu
aliran ini memandang bahwa manusia bukanlah pemain tetapi pencari makna kehidupan.

Teori humanistik Maslow memiliki suatu keunggulan dimana dia merancang suatu teori
yaitu hierarchy of need (teori kebutuhan). Teori hirarki kebutuhan manusia yang
dipopulerkan Maslow, menjadi landasan motivasi bagi manusia untuk berperilaku dan
dipelajari di berbagai perguruan tinggi. Dalam teorinya, ia menyatakan bahwa manusia
memiliki berbagai tingkat kebutuhan atau hierarki kebutuhan, mulai dari yang paling dasar
sampai kebutuhan tertinggi.
teori humanistik Abraham Maslow didasarkan pada asumsi bahwa di dalam diri
individu ada dua hal yaitu suatu usaha yang positif untuk berkembang dan suatu kekuatan
untuk menentang perkembangan itu, sehingga dalam teorinya ia mengatakan bahwa
individu berperilaku dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan yang besifat hierarkis yaitu
mulai dari paling dasar (fisiologis) hingga kebutuhan paling tinggi (aktualisasi diri).

B. Teori Hierarki Kebutuhan Abraham Maslow


Teori Abraham Maslow dimasukkan kedalam paradigma traits. Karena teori ini
menekankan pentingnya peran kebutuhan dalam pembentukan kepribadian. Dalam hal ini
kedudukan Maslow menjadi unik.

Maslow menggunakan piramida sebagai peraga untuk memvisualisasi gagasannya


mengenai teori hierarki kebutuhan. Menurut Maslow, manusia termotivasi untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Kebutuhan-kebutuhan tersebut memiliki
tingkatan atau hierarki, mulai dari yang paling rendah (bersifat dasar/fisiologis) sampai
yang paling tinggi (aktualisasi diri). Adapun hierarki kebutuhan tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Kebutuhan fisiologis atau dasar
2. Kebutuhan akan rasa aman
3. Kebutuhan untuk dicintai dan disayangi
4. Kebutuhan untuk dihargai
5. Kebutuhan untuk aktualisasi diri.

Maslow menyebut empat kebutuhan mulai dari kebutuhan fisiologis sampai kebutuhan
harga diri dengan sebutan homeostatis. Kemudian berhenti dengan sendirinya.

Maslow memperluas cakupan prinsip homeostatik ini kepada kebutuhan-kebutuhan


tadi, seperti rasa aman, cinta dan harga diri yang biasanya tidak kita kaitkan dengan prinsip
tersebut. Maslow menganggap kebutuhan-kebutuhan defisit tadi sebagai kebutuhan untuk
bertahan. Cinta dan kasih sayang pun sebenarnya memperjelas kebutuhan ini sudah ada
sejak lahir persis sama dengan insting.

1. Kebutuhan Fisiologis
Pada tingkat yang paling bawah, terdapat kebutuhan yang bersifat fisiologik
(kebutuhan akan udara, makanan, minuman dan sebagainya) yang ditandai oleh
kekurangan (defisi) sesuatu dalam tubuh orang yang bersangkutan. Kebutuhan ini
dinamakan juga kebutuhan dasar (basic needs) yang jika tidak dipenuhi dalam
keadaan yang sangat ekstrem (misalnya kelaparan) bisa menyebabkan manusia
yang bersangkutan kehilangan kendali atas perilakunya sendiri karena seluruh
kapasitas manusia tersebut dikerahkan dan dipusatkan hanya untuk memenuhi
kebutuhan dasarnya itu. Sebaliknya, jika kebutuhan dasar ini relatif sudah
tercukupi, muncullah kebutuhan yang lebih tinggi yaitu kebutuhan akan
rasa aman (safety needs).

2. Kebutuhan Rasa Aman


Jenis kebutuhan yang kedua ini berhubungan dengan
jaminan keamanan, stabilitas, perlindungan, struktur, keteraturan, situasi yang bisa
diperkirakan, bebas dari rasa takut, cemas dan sebagainya. Karena adanya
kebutuhan inilah maka manusia membuat peraturan, undang-undang,
mengembangkan kepercayaan, membuat sistem, asuransi, pensiun dan
sebagainya. Sama halnya dengan basic needs, kalau safety needs ini terlalu lama
dan terlalu banyak tidak terpenuhi, maka pandangan seseorang tentang dunianya
bisa terpengaruh dan pada gilirannya pun perilakunya akan cenderung ke arah yang
makin negative.

3. Kebutuhan Dicintai dan Disayangi


Setelah kebutuhan dasar dan rasa aman relatif dipenuhi, maka timbul kebutuhan
untuk dimiliki dan dicintai. Setiap orang ingin mempunyai hubungan yang hangat
dan akrab, bahkan mesra dengan orang lain. Ia ingin mencintai dan dicintai. Setiap
orang ingin setia kawan dan butuh kesetiakawanan. Setiap orang pun ingin
mempunyai kelompoknya sendiri, ingin punya "akar" dalam masyarakat. Setiap
orang butuh menjadi bagian dalam sebuah keluarga, sebuah kampung, suatu marga,
dll. Setiap orang yang tidak mempunyai keluarga akan merasa sebatang kara,
sedangkan orang yang tidak sekolah dan tidak bekerja merasa
dirinya pengangguran yang tidak berharga. Kondisi seperti ini akan menurunkan
harga diri orang yang bersangkutan.
4. Kebutuhan Harga Diri
Di sisi lain, jika kebutuhan tingkat tiga relatif sudah terpenuhi, maka timbul
kebutuhan akan harga diri (esteem needs). Ada dua macam kebutuhan akan harga
diri. Pertama,adalahkebutuhankebutuhanakan kekuatan, penguasaan, kompetensi,
percaya diri, dan kemandirian. Sedangkan yang kedua adalah kebutuhan
akan penghargaan dari orang lain, status, ketenaran, dominasi, kebanggaan,
dianggap penting dan apresiasi dari orang lain. Orang-orang yang terpenuhi
kebutuhannya akan harga diri akan tampil sebagai orang yang percaya diri, tidak
tergantung pada orang lain dan selalu siap untuk berkembang terus untuk
selanjutnya meraih kebutuhan yang tertinggi yaitu aktualisasi diri (self
actualization).

5. Kebutuhan Aktualisasi Diri


Kebutuhan aktualisasi diri merupakan kebutuhan yang terdapat 17 meta
kebutuhan yang tidak tersusun secara hierarki, melainkan saling mengisi. Jika
berbagai meta kebutuhan tidak terpenuhi maka akan terjadi meta patologi
seperti apatisme, kebosanan, putus asa, tidak punya rasa humor lagi, keterasingan,
mementingkan diri sendiri, kehilangan selera dan sebagainya.

C. Aktualisasi Diri
Aktualisasi diri adalah Keinginan seseorang untuk menggunakan semua kemampuan
dirinya untuk mencapai apapun yang mereka mau dan bisa dilakukan. Ahli jiwa Abraham
Maslow, dalam bukunya Hierarchy of Needs menggunakan istilah aktualisasi diri (self
actualization) sebagai kebutuhan dan pencapaian tertinggi seorang manusia.

Maslow menemukan bahwa tanpa memandang suku asal usul seseorang, setiap manusia
mengalami tahap-tahap peningkatan kebutuhan atau pencapaian dalam kehidupannya
masing-masing. Kebutuhan tersebut meliputi:
1. Kebutuhan fisiologis (physiological), meliputi kebutuhan pangan, pakaian, dan
tempat tinggal maupun kebutuhan biologis.
2. Kebutuhan keamanan dan keselamatan (safety), meliputi kebutuhan keamanan kerja,
kemerdekaan dari rasa takut ataupun tekanan, keamanan dari kejadian atau
lingkungan yang mengancam.
3. Kebutuhan rasa memiliki sosial dan kasih sayang (social), meliputi kebutuhan
terhadap persahabatan, berkeluarga, berkelompok, dan interaksi.
4. Kebutuhan terhadap penghargaan (esteem), meliputi kebutuhan harga diri, status,
martabat, kehormatan, dan penghargaan dari pihak lain.
5. Kebutuhan aktualisasi diri (self actualization), meliputi kebutuhan memenuhi
keberadaan diri (self fulfillment) dengan memaksimumkan penggunaaan
kemampuan dan potensi diri.

D. Organisasi Kepribadian
Abraham Maslow mengkonstruk teorinya berdasarkan hierarki atau yang lebih dikenal
dengan Maslow’s Needs Hierarchy Theory/ A Theory of Human Motivation.Menurut
Maslow seorang yang berperilaku, karena didorong oleh berbagai jenis kebutuhan,
kebutuhan yang diinginkan seseorang itu berjenjang. Jika kebutuhan pertama dan kedua
sudah terpenuhi, maka kebutuhan ketiga dan setrerusnya sampai tingkat kelima akan
dikejar. Maslow membagi kebutuhan tersebut ke dalam beberapa jenjang yaitu: Kebutuhan
Fisiologis, Kebutuhan Keselamatan dan Keamanan, Kebutuhan Sosial, Kebutuhan Akan
Penghargaan, Kebutuhan Aktualisasi Diri.

Abraham Maslow mengungkapkan teori kebutuhan yang menyebutkan bahwa tingkah


laku individu berguna untuk memenuhi kebutuhannya, di mana teori ini mempunyai empat
prinsip landasan, yakni:
1. Manusia adalah binatang yang berkeinginan
2. Kebutuhan manusia tampak terorganisir dalam kebutuhan yang bertingkat-tingkat
3. Bila salah satu kebutuhan terpenuhi, kebutuhan lain akan muncul
4. Kebutuhan yang telah terpenuhi tidak mempunyai pengaruh, dan kebutuhan lain
yang lebih tinggi menjadi dominan.

Dalam kebutuhan manusia, Abraham Maslow membagi menjadi lima macam


kebutuhan manusia, yaitu:
1. Physical Needs (Kebutuhan-kebutuhan fisik). Kebutuhan fisik merupakan
kebutuhan yang berhubungan dengan kondisi tubuh seperti pangan, sandang, dan
papan.
2. Safety Needs (Kebutuhan-kebutuhan rasa aman). Kebutuhan ini lebih bersifat
psikologi individu dalam kehidupan sehari-hari. Misal: perlakuan adil, pengakuan
hak dan kewajiban, jaminan keamanan.
3. Social Needs (Kebutuhan-kebutuhan sosial). Kebutuhan ini jiga cenderung bersifat
psikologis dan sering kali berkaitan dengan kebutuhan lainnya. Misal: diakui
sebagai anggota, diajak berpartisipasi, berkunjung ke tetangganya.
4. Esteem Needs (Kebutuhan-kebutuhan penghargaan). Kebutuhan ini menyangkut
prestasi dan prestise individu setelah melakukan kegiatan. Misal: dihargai, dipuji,
dipercaya.
5. Self Actualization (kebutuhan aktualisasi diri). Kebutuhan ini merupakan
kebutuhan tertinggi dari individu dan kebutuhan ini sekaligus paling sulit
dilaksanakan. Misal: mengakui pendapat orang lain, mengakui kebenaran orang
lain, mengakui kesalahan orang lain, dapat menyesuaikan diri dengan situasi.

Pada masing-masing kebutuhan tersebut, tiap-tiap individu dapat berbeda satu sama
lain, hal ini dapat terjadi karena:
1. Status individu seperti ayah, ibu, anak
2. Latar belakang pendidikan seperti SD, SMP, SMA, dst.
3. Latar belakang pengalaman, misalnya miskin pengalaman dan kaya pengalaman
4. Cita-cita dan harapan individu e. Pandangan hidup individu.

E. Aplikasi Konseling
Implikasi teori humanistik Abraham Maslow bagi bimbingan dankonseling ialah
menurut Maslow (dalam Hidayat, 2011, hlm. 172) tujan terapiadalah agar klien
memperoleh B-values, atau nilai-nilai kebenaranan, keadilan, kesedarahanaan, dan
sebagainya. Untuk mencapai tujuan tersebut, klienharus terbebas dari ketergantungan pada
orang lain, supaya doronganalami menuju pertumbuhan dan aktualisasi diri menjadi aktif.
MeskipunMaslow bukan psikoterapis, dia menganggap bahwa teori kepribadiannyadapat
diterapkan dalam psikoterapi.

Anda mungkin juga menyukai