Pengertian Multikulturalisme
Multikulturalisme adalah sebuah filosofi yang juga terkadang ditafsirkan sebagai ideologi
yang menghendaki adanya persatuan dari berbagai kelompok kebudayaan dengan hak dan status
sosial politik yang sama dalam masyarakat modern. Istilah multikultural juga sering digunakan
untuk menggambarkan kesatuan berbagai etnis masyarakat yang berbeda dalam suatu negara.
Multikulturalisme berasal dari dua kata, multi (banyak/beragam) dan kultural (budaya atau
kebudayaan), yang secara etimologi berarti keberagaman budaya. Budaya yang mesti dipahami,
adalah bukan budaya dalam arti sempit, melainkan mesti dipahami sebagai semua bagian
manusia terhadap kehidupannya yang kemudian akan melahirkan banyak wajah, seperti sejarah,
pemikiran, budaya verbal, bahasa dan lain-lain.
Faktor Pengaruh Kebudayaan Asing. Globalisasi adalah suatu proses penting dalam
penyebaran budaya dalam masyarakat dunia terutama Indonesia dengan sitem
demokrasinya menjadi negara ini merupakan negara yang terbuka. Dengan keterbukaan
tersebut, masyarakat mudah menerima budaya yang datang dari luar meski sering terjadi
benturan budaya asing dengan budaya lokal. Masuknya budaya asing inilah salah satu
faktor memperkaya budaya dan membuat masyarakat menjadi masyarakat multikultural.
Faktor Geografis. Selain itu negara kaya rempah-rempah, Indonesia juga mempunyai
letak geografis yang strategis yaitu diantara dua benua dan dua samudra sehingga
Indonesia dijadikan sebagai jalur perdagangan internasional. Karena sebagai jalur
perdagangan, banyak negara-negara asing datang ke Indonesia dengan tujuan berdagang
seperti Cina, India, Arab, dan negara-negara Eropa. Kondisi inilah memambah budaya
yang masuk ke Indonesia dan terciptanya masyarakat multikultural.
Faktor fisik dan geologi. Kalau dilihat dari struktur geologi Indonesia terletak diantara
tigal lempeng yang berbeda yaitu Asia, Australia, dan Pasifik. Kondisi ini menjadikan
Indonesia menjadi negara berpulau-pulau dan mempunyai beberapa tipe geologi seperti:
tipe Asiatis, tipe peralihan, dan tipe Australis.Dengan berpulau-pulau maka kehidupan
masyarakat setiap pulau berbeda-beda sesuai dengan kondisi pulauanya. Masyarakat yang
berada di pulau kecil akan mengalami kesulitan sumber daya alam, dan pulau besar
memiliki sumber daya alam yang banyak. Hal ini lah membuat budaya setiap pulau
berbeda pula.
Keanekaragaman Suku Bangsa Indonesia adalah salah satu negara di dunia yang
memiliki kekayaan budaya yang luar biasa banyaknya. Yang menjadi sebab adalah
keberadaan ratusan suku bangsa yang hidup dan berkembang di berbagai tempat di
wilayah Indonesia. Kita bisa membayangkan apa jadinya apabila masing-masing suku
bangsa itu mempunyai karakter, adat istiadat, bahasa, kebiasaan, dan lain-lain.
Keanekaragaman Agama Letak kepulauan Nusantara pada posisi silang di antara dua
samudra dan dua benua, jelas mempunyai pengaruh yang penting bagi munculnya
keanekaragaman masyarakat dan budaya. Dengan didukung oleh potensi sumber alam
yang melimpah, maka Indonesia menjadi sasaran pelayaran dan perdagangan dunia.
Apalagi di dalamnya telah terbentuk jaringan perdagangan dan pelayaran
antarpulau. Dampak interaksi dengan bangsa-bangsa lain itu adalah masuknya beragam
bentuk pengaruh agama dan kebudayaan.
Pluralisme adalah sebuah kerangka dimana ada interaksi beberapa kelompok-kelompok yang
menunjukkan rasa saling menghormat dan toleransi satu sama lain. Mereka hidup bersama
(koeksistensi) serta membuahkan hasil tanpa konflik asimilasi. Sebenarnya berbicara tentang
konsep pluralisme, sama halnya membicarakan tentang sebuah konsep ‘kemajemukan atau
keberagaman”, dimana jika kita kembali pada arti pluralisme itu sendiri bahwa pluralisme itu
merupakan suatu “kondisi masyarakat yang majemuk”. Kemajemukan disini dapat berarti
kemajemukan dalam beragama, sosial dan budaya. namun yang sering menjadi issu terhangat
berada pada kemajemukan beragama. Pada prinsipnya, konsep pluralisme ini timbul setelah
adanya konsep toleransi. jadi ketika setiap individu mengaplikasikan konsep toleransi terhadap
individu lainnya maka lahirlah pluralisme itu. Dalam konsep pluralisme-lah bangsa Indonesia
yang beraneka ragam ini mulai dari suku, agama, ras, dan golongan dapat menjadi bangsa yang
satu dan utuh.
Pluralisme sering diartikan sebagai paham yang mentoleransi adanya ragam pemikiran,
agama, kebudayaan, peradaban dan lain-lain. Kemunculan ide pluralisme didasarkan pada
sebuah keinginan untuk melenyapkan ‘klaim keberanan’ (truth claim) yang dianggap menjadi
pemicu munculnya sikap ekstrem, radikal, perang atas nama agama, konflik horisontal, serta
penindasan atas nama agama. Menurut kaum pluralis, konflik dan kekerasan dengan
mengatasnamakan agama baru sirna jika masing-masing agama tidak lagi menganggap
agamanya yang paling benar.
a. Pluralisme dalam Filsafat difahami sebagai pemahaman yang melihat bahwa dunia
mengandung berbagai jenis eksistensi, bukan satu eksistensi (monisme) dan juga bukan dua
eksistensi (dualisme.
b. Kedua, pluralisme dalam Agama; sepertinya membicarakan “pluralisme” dan “agama”
atau belakangan sangat “ngetren” disebut “pluralisme agama”, ada kesan “kehati-hatian”
kalau bukan sengaja tidak ingin dibicarakan. Misalkan saja dalam “The Penguin Dictionary
of Religions” tidak ditemukan entri “pluralism”, padahal “monism” disebutkan sebagai
lawan dari “dualism” dan “pluralism”
c. Pluralisme Ilmu Sosial, istilah pluralisme mengandung tiga ide yang berbeda, yaitu:
pertama terjadi dalam masyarakat praindustrial non-Barat dibawah kekuasaan kolonial atau
pasca-kolonial.
Adapun dalam konteks ini pluralisme memiliki ciri ciri yang berdasarkan kepada prinsip
sebagai berikut :
1. Kritik terhadap struktur negara dan basis otoritas negara, bukan sebuah doktrin kompetisi politik
seperti di Amerika.
2. Menentang teori kedaulatan negara tanpa batas.
3. Menentang konsep negara persatuan terpusat yang mewujudkan kekuasaan dalam otoritas
hierarkis dan eksklusif.
4. Mengutamakan peran asosiasi warga negara dalam masyarakat sipil.
5. Berpandangan bahwa kedaulatan negara membatasi dan menghambat pertumbuhan dan
kebebasan asosiasi.
6. Berpandangan bahwa negara adalah rintangan bagi eksistensi asosiasi plural yang mengatur
dirinya sendiri, oleh karena itu negara harus “dipluralisasikan”.
7. Gagasan “kedaulatan negara” ditentang oleh semua pluralis yang menginginkan kebebasan dan
berpandangan bahwa “kedaulatan” yang konotasinya adalah kekuasaan lembaga politik tertentu,
badan legislatif, agen dan situasi dalam wilayah tertentu; sehingga
“kedaulatan” adalah konsep yang “cacat”, karena tidak ada lembaga yang memiliki kekuasaan
begitu besar, kecuali ditujukan untuk menghantam sumber-sumber kekuasaan,
asosiasi dan administrasi plural di dalam masyarakat.
MULTIKULTURAL DAN PLURALISME
TUGAS: AGAMA