Anda di halaman 1dari 7

A.

Pengertian Multikulturalisme

Multikulturalisme adalah sebuah filosofi yang juga terkadang ditafsirkan sebagai ideologi
yang menghendaki adanya persatuan dari berbagai kelompok kebudayaan dengan hak dan status
sosial politik yang sama dalam masyarakat modern. Istilah multikultural juga sering digunakan
untuk menggambarkan kesatuan berbagai etnis masyarakat yang berbeda dalam suatu negara.

Multikulturalisme berasal dari dua kata, multi (banyak/beragam) dan kultural (budaya atau
kebudayaan), yang secara etimologi berarti keberagaman budaya. Budaya yang mesti dipahami,
adalah bukan budaya dalam arti sempit, melainkan mesti dipahami sebagai semua bagian
manusia terhadap kehidupannya yang kemudian akan melahirkan banyak wajah, seperti sejarah,
pemikiran, budaya verbal, bahasa dan lain-lain.

Istilah multikulturalisme dengan cepat berkembang sebagai objek perdebatan yang


menarik untuk dikaji dan didiskusikan karena memperdebatkan keragaman etnis dan budaya,
serta penerimaan kaum imigran di suatu negara, yang pada awalnya hanya dikenal dengan istilah
pluralisme yang mengacu pada keragaman etnis dan budaya dalam suatu daerah atau negara.
Baru pada sekitar pertengahan abad ke-20, mulai berkembang istilah multikulturalisme. Istilah
ini setidaknya memiliki tiga unsur, yaitu: budaya, keragaman budaya, dan cara khusus untuk
mengantisipasi keanekaragaman budaya tersebut. Secara umum, masyarakat modern terdiri dari
berbagai kelompok manusia yang memiliki status budaya dan politik yang sama.

Ciri Ciri Masyarakat Multikultural

1. Memiliki struktur budaya lebih dari satu


2. nilai2 dasar yang adalah kesepakatan bersama sulit berkembang.
3. sering terjadi konflik2 sosial yang berbau SARA.
4. struktur sosialnya lebih sifatnya nonkomplementer.
5. proses integrasi yg terjadi berlangsung secara lambat.
6. sering terjadi dominasi ekonomi, politik, dan sosial budaya
Faktor Penyebab Masyarakat Multikultural :
 Faktor Sejarah Indonesia adalah negara yang mempunyai sumber daya alam yang
melimpah terutama dalam hal rempah-rempah. Sehingga banyak negara-negara asing
ingin menjajah seperti Portugis, Belanda, Inggris, dan Jepang. Dengan demikian mereka
tinggal dalam jangka waktu yang lama bahkan ada yang menikah dengan bangsa
Indonesia. Kondisi inilah yang menambah kekayaan budaya dan ras yang di Indonesia.

 Faktor Pengaruh Kebudayaan Asing. Globalisasi adalah suatu proses penting dalam
penyebaran budaya dalam masyarakat dunia terutama Indonesia dengan sitem
demokrasinya menjadi negara ini merupakan negara yang terbuka. Dengan keterbukaan
tersebut, masyarakat mudah menerima budaya yang datang dari luar meski sering terjadi
benturan budaya asing dengan budaya lokal. Masuknya budaya asing inilah salah satu
faktor memperkaya budaya dan membuat masyarakat menjadi masyarakat multikultural.

 Faktor Geografis. Selain itu negara kaya rempah-rempah, Indonesia juga mempunyai
letak geografis yang strategis yaitu diantara dua benua dan dua samudra sehingga
Indonesia dijadikan sebagai jalur perdagangan internasional. Karena sebagai jalur
perdagangan, banyak negara-negara asing datang ke Indonesia dengan tujuan berdagang
seperti Cina, India, Arab, dan negara-negara Eropa. Kondisi inilah memambah budaya
yang masuk ke Indonesia dan terciptanya masyarakat multikultural.
 Faktor fisik dan geologi. Kalau dilihat dari struktur geologi Indonesia terletak diantara
tigal lempeng yang berbeda yaitu Asia, Australia, dan Pasifik. Kondisi ini menjadikan
Indonesia menjadi negara berpulau-pulau dan mempunyai beberapa tipe geologi seperti:
tipe Asiatis, tipe peralihan, dan tipe Australis.Dengan berpulau-pulau maka kehidupan
masyarakat setiap pulau berbeda-beda sesuai dengan kondisi pulauanya. Masyarakat yang
berada di pulau kecil akan mengalami kesulitan sumber daya alam, dan pulau besar
memiliki sumber daya alam yang banyak. Hal ini lah membuat budaya setiap pulau
berbeda pula.

 Faktor Iklim berbeda Selain mempunyai berbagai pulau di Indonesia yang


mempengaruhi kebudayaan masyarakat, iklim juga sangat mempengaruhi kebudayaan di
Indonesia seperti: orang yang berada di daerah pegunungan dengan iklim sejuk
membentuk kebudayaan masyarakat yang ramah. Sedangkan orang yang berada di tepi
pantai yang mempunyai iklim panas membentuk kontrol emosi seseorang lebih cepat
marah.

 Keanekaragaman Suku Bangsa Indonesia adalah salah satu negara di dunia yang
memiliki kekayaan budaya yang luar biasa banyaknya. Yang menjadi sebab adalah
keberadaan ratusan suku bangsa yang hidup dan berkembang di berbagai tempat di
wilayah Indonesia. Kita bisa membayangkan apa jadinya apabila masing-masing suku
bangsa itu mempunyai karakter, adat istiadat, bahasa, kebiasaan, dan lain-lain.
 Keanekaragaman Agama Letak kepulauan Nusantara pada posisi silang di antara dua
samudra dan dua benua, jelas mempunyai pengaruh yang penting bagi munculnya
keanekaragaman masyarakat dan budaya. Dengan didukung oleh potensi sumber alam
yang melimpah, maka Indonesia menjadi sasaran pelayaran dan perdagangan dunia.
Apalagi di dalamnya telah terbentuk jaringan perdagangan dan pelayaran
antarpulau. Dampak interaksi dengan bangsa-bangsa lain itu adalah masuknya beragam
bentuk pengaruh agama dan kebudayaan.

 Keanekaragaman Ras Salah satu dampak terbukanya letak geografis Indonesia,


banyak bangsa luar yang bisa masuk dan berinteraksi dengan bangsa Indonesia.
Misalnya, keturunan Arab, India, Persia, Cina, Hadramaut, dan lain-lain. Dengan sejarah,
kita bisa merunut bagaimana asal usulnya. Bangsa-bangsa asing itu tidak saja hidup dan
tinggal di Indonesia, tetapi juga mampu berkembang secara turun-temurun membentuk
golongan sosial dalam masyarakat kita. Mereka saling berinteraksi dengan penduduk
pribumi dari waktu ke waktu. Bahkan ada di antaranya yang mampu mendominasi
kehidupan perekonomian nasional. Misalnya, keturunan Cina.
B. Pengertian Pluralisme

Pluralisme adalah sebuah kerangka dimana ada interaksi beberapa kelompok-kelompok yang
menunjukkan rasa saling menghormat dan toleransi satu sama lain. Mereka hidup bersama
(koeksistensi) serta membuahkan hasil tanpa konflik asimilasi. Sebenarnya berbicara tentang
konsep pluralisme, sama halnya membicarakan tentang sebuah konsep ‘kemajemukan atau
keberagaman”, dimana jika kita kembali pada arti pluralisme itu sendiri bahwa pluralisme itu
merupakan suatu “kondisi masyarakat yang majemuk”. Kemajemukan disini dapat berarti
kemajemukan dalam beragama, sosial dan budaya. namun yang sering menjadi issu terhangat
berada pada kemajemukan beragama. Pada prinsipnya, konsep pluralisme ini timbul setelah
adanya konsep toleransi. jadi ketika setiap individu mengaplikasikan konsep toleransi terhadap
individu lainnya maka lahirlah pluralisme itu. Dalam konsep pluralisme-lah bangsa Indonesia
yang beraneka ragam ini mulai dari suku, agama, ras, dan golongan dapat menjadi bangsa yang
satu dan utuh.

Pluralisme sering diartikan sebagai paham yang mentoleransi adanya ragam pemikiran,
agama, kebudayaan, peradaban dan lain-lain. Kemunculan ide pluralisme didasarkan pada
sebuah keinginan untuk melenyapkan ‘klaim keberanan’ (truth claim) yang dianggap menjadi
pemicu munculnya sikap ekstrem, radikal, perang atas nama agama, konflik horisontal, serta
penindasan atas nama agama. Menurut kaum pluralis, konflik dan kekerasan dengan
mengatasnamakan agama baru sirna jika masing-masing agama tidak lagi menganggap
agamanya yang paling benar.

Lahirnya gagasan mengenai pluralisme (agama) sesungguhnya didasarkan pada sejumlah


faktor. Dua di antaranya adalah: Pertama, adanya keyakinan masing-masing pemeluk agama
bahwa konsep ketuhanannyalah yang paling benar dan agamanyalah yang menjadi jalan
keselamatan. Masing-masing pemeluk agama juga meyakini bahwa merekalah umat pilihan.
Menurut kaum pluralis, keyakinan-keyakinah inilah yang sering memicu terjadinya
kerenggangan, perpecahan bahkan konflik antarpemeluk agama. Karena itu, menurut mereka,
diperlukan gagasan pluralisme sehingga agama tidak lagi berwajah eksklusif dan berpotensi
memicu konflik

a. Pluralisme dalam Filsafat difahami sebagai pemahaman yang melihat bahwa dunia
mengandung berbagai jenis eksistensi, bukan satu eksistensi (monisme) dan juga bukan dua
eksistensi (dualisme.
b. Kedua, pluralisme dalam Agama; sepertinya membicarakan “pluralisme” dan “agama”
atau belakangan sangat “ngetren” disebut “pluralisme agama”, ada kesan “kehati-hatian”
kalau bukan sengaja tidak ingin dibicarakan. Misalkan saja dalam “The Penguin Dictionary
of Religions” tidak ditemukan entri “pluralism”, padahal “monism” disebutkan sebagai
lawan dari “dualism” dan “pluralism”

c. Pluralisme Ilmu Sosial, istilah pluralisme mengandung tiga ide yang berbeda, yaitu:
pertama terjadi dalam masyarakat praindustrial non-Barat dibawah kekuasaan kolonial atau
pasca-kolonial.

Adapun dalam konteks ini pluralisme memiliki ciri ciri yang berdasarkan kepada prinsip
sebagai berikut :

1. Kritik terhadap struktur negara dan basis otoritas negara, bukan sebuah doktrin kompetisi politik
seperti di Amerika.
2. Menentang teori kedaulatan negara tanpa batas.
3. Menentang konsep negara persatuan terpusat yang mewujudkan kekuasaan dalam otoritas
hierarkis dan eksklusif.
4. Mengutamakan peran asosiasi warga negara dalam masyarakat sipil.
5. Berpandangan bahwa kedaulatan negara membatasi dan menghambat pertumbuhan dan
kebebasan asosiasi.
6. Berpandangan bahwa negara adalah rintangan bagi eksistensi asosiasi plural yang mengatur
dirinya sendiri, oleh karena itu negara harus “dipluralisasikan”.
7. Gagasan “kedaulatan negara” ditentang oleh semua pluralis yang menginginkan kebebasan dan
berpandangan bahwa “kedaulatan” yang konotasinya adalah kekuasaan lembaga politik tertentu,
badan legislatif, agen dan situasi dalam wilayah tertentu; sehingga
“kedaulatan” adalah konsep yang “cacat”, karena tidak ada lembaga yang memiliki kekuasaan
begitu besar, kecuali ditujukan untuk menghantam sumber-sumber kekuasaan,
asosiasi dan administrasi plural di dalam masyarakat.
MULTIKULTURAL DAN PLURALISME

NAMA: DANIEL ANGELBERTH. SESA

KELAS: XII MIPA II

TUGAS: AGAMA

SMA NEGERI 1 SERAM BARAT

Anda mungkin juga menyukai