Anda di halaman 1dari 24

KULIAH

PEMBENTUKAN PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN
(LEGAL DRAFTING III)
FAKULTAS HUKUM UII

Oleh :
Immawan Wahyudi
2022
KAIDAH HUKUM
 Aturan hukum merupakan kongkretisasi
dari kaidah hukum yang dinyatakan
dalam bentuk rumusan pasal-pasal
sehingga kaidah hukum dapat dikenali,
dipahami, dan diterapkan untuk mengatur
Struktur Kaidah Hukum
1. Subyek kaidah yang menunjuk pada subyek hukum yang termasuk
ke dalam sasaran penerapan sebuah pengaturan.

2. Obyek kaidah : menunjuk pada peristiwa-peristiwa atau perilaku apa


saja yang hendak diatur dalam aturan hukum tersebut.

3. Operator kaidah : menunjuk pada`cara bagaimana obyek kaidah


diatur (menetapkan keharusan, melarang, memberi suatu hak atau
kewajiban)

4. Kondisi kaidah : menunjuk pada kondisi atau keadaan apa yang


harus dipenuhi agar suatu aturan hukum dapat dilaksanakan
sebagaimana mestinya.
Keempatnya bersifat konstitutif, saling terkait satu dengan yang lain
dan secara bersamaan akan menentukan isi dan wilayah
penerapan/ jangkau-an berlakunya suatu aturan hukum.
Contoh Sruktur Kaidah :

“Setiap orang dapat memiliki atau menguasai


benda cagar budaya tertentu dengan tetap
memperhatikan fungsi sosialnya.”
 Subyek kaidah : setiap orang.

 Obyek kaidah : memiliki atau menguasai cagar


budaya.
 Operator kaidah : boleh memiliki atau menguasai.

 Kondisi kaidah: fungsi sosial.


SIFAT KAIDAH

 Umum abstrak : “setiap orang yang melakukan kegiatan usaha,


wajib memelihara kelestarian, kemampuan lingkungan hidup
yang serasi dan seimbang.”
 Umum kongkret: “semua kegiatan usaha yang diperkirakan
mempunyai dampak penting terhadap lingkungan, hanya dapat
dilaksanakan setelah mendapat persetujuan RKL dan RPL dari
instansi yang berwenang.”
 Individual-abstrak : “PT Kiani Kertas wajib mentaati baku mutu
limbah cair sebagaimana yang ditentukan di dalam izin
pembuangan limbah yang ditetapkan baginya.”
 Individual-kongkret : “PT Kiani Kertas hanya dapat membuang
limbah cair sebagai berikut : BOD 150 mg/L, COD 350 mg/L,
Padatan Tersuspensi total 150 mg/L dan pH 6-9.”
JENIS KAIDAH HUKUM

Kaidah perilaku adalah jenis kaidah yang menetapkan


bagaimana kita harus atau boleh berperilaku untuk
mengatur perilaku orang dalam kehidupan bermasyarakat
dan digolongkan sebagai berikut:

Kaidah perintah : kewajiban untuk melakukan sesuatu, dengan


rumusan perintah yang pada umumnya dinyatakan dengan
kata kerja “wajib” atau “harus”, “terikat untuk” atau
“berkewajiban untuk.

Kaidah larangan : berupa kewajiban umum untuk tidak


melakukan sesuatu yang dinyatakan dengan rumusan
“dilarang”, “tidak boleh” atau “tidak dapat.”
JENIS KAIDAH HUKUM

Kaidah dispensasi : pernyataan pembolehan


khusus untuk tidak melakukan sesuatu yang
secara umum yang diwajibkan/diharuskan dan
pada umumnya dirumuskan dengan pernyataan :
“dikecualikan dari kewajiban” atau “ tidak
berkewajiban.”
Kaidah izin : pembolehan khusus untuk
melakukan sesuatu yang secara umum di- larang
yang pada umumnya dirumuskan dengan
pernyataan: “boleh”, “berhak untuk,” “dapat”, atau
“berwenang untuk.”
KAIDAH KEWENANGAN

 Kaidah kewenangan (bevoegdheidsnorm) yakni jenis


kaidah hukum yang menetapkan siapa yang berhak
atau berwenang untuk membuat dan
memberlakukan kaidah perilaku tertentu. Di samping
itu kaidah kewenangan juga menentukan dengan
prosedur yang bagaimana dan dengan cara
bagaimana menerapkan kaidah perilaku.
 Contoh : Bersama dengan DPR Presiden memiliki
kewenangan membentuk Undang-undang.
 MA memiliki kewenangan menyatakan suatu peraturan
perundang-undangan yang berada di bawah undang-
undang.
KAIDAH SANKSI
 Kaidah sanksi adalah jenis kaidah yang memuat reaksi
yuridis atau akibat-akibat hukum tertentu jika terjadi
pelanggaran atau ketidakpatuhan terhadap kaidah
tertentu. Secara umum kaidah sanksi memuat kewajiban
untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu, yang
dapat digolongkan dalam 3 (tiga) kelompok sanksi
yakni : administratif, perdata, dan pidana.
 Sanksi administratif berupa pembatasan kegiatan usaha
dan kewajiban untuk membayar sejumlah uang tertentu
atas pelanggaran yang dilakukan oleh pihak yang
memperoleh izin, persetujuan atau pendaftaran dari
lembaga/instansi yang berwenang
KAIDAH SANKSI

 Sanksi pidana pada umumnya berkenaan


dengan sanksi hukuman (strafsanctie) yang
dapat dijatuhkan pada pelanggaran kaidah
hukum pidana.
 Sanksi perdata pada umumnya berkenaan
denga kewajiban untuk membayar sejumlah
ganti kerugian.
KAIDAH KUALIFIKASI

 Kaidah kualifikasi adalah jenis kaidah yang


menetapkan persyaratan-persyaratan tertentu yang
harus dipenuhi oleh seorang untuk dapat melakukan
perbuatan hukum tertentu atau sebaliknya dibebankan
dari kewajiban untuk melakukan suatu perbuatan
hukum tertentu. Di samping itu juga untuk
menentukan jenis peristiwa atau keadaan tertentu
dikaitkan dengan akibat hukum.
 Contoh : untuk dapat diterima sebagai siswa SD
seseorang harus berusia sekurang-kurangnya enam
tahun.
KAIDAH PERALIHAN
 Kaidah peralihan adalah suatu jenis kaidah hukum
yang dibuat sebagai sarana untuk mempertemukan
aturan hukum tertentu sebagai akibat kehadiran
perundang-undangan dengan keadaan sebelum
peraturan perundang-undangan itu berlaku. Pada
prinsipnya ketika aturan hukum baru berlaku maka
semua aturan hukum lama yang mengatur hal yang
sama beserta akibat-akibatnya dinyatakan tidak
berlaku lagi.
NORMA HUKUM
 Dalam kehidupan masyarakat terdapat berbagai
macam norma yang secara langsung atau tidak
langsung mempengaruhi tata cara kita berperilaku.
Diantara norma-norma tersebut adalah norma-norma
adat, agama, moral dan hukum negara. Namun
berlakunya hukum negara bersifat mutlak karena
bersifat imperatif, dalam pengertian setiap norma
Negara berlaku bagi seluruh masyarakat.
Statika dan Dinamika System Norma

 Hans Kelsen (dalam General theory of Law and State)


mengemukakan adanya dua system norma yakni : system norma
statik (nomostatics) dan system norma dinamik (nomodinamics).
Nomo static adalah suatu system yang melihat pada “isi” suatu
norma, dimana suatu norma umum dapat ditarik menjadi norma-
norma khusus, atau norma-norma khusus dapat ditarik dari suatu
norma yang umum. Conotoh : dari suatu norma umum yang
menyatakan: “hendaknya engkau menghormati orang tua” dapat
ditarik / dirinci menjadi norma-norma khusus misalnya: kita
wajib membantu orang tua jika dalam keadaan susah, kita
merawatnya kalau dalam keadaan sakit. Contoh lain : “hendaknya
engkau menjalankan perintah agama dapat diartikan : hendaknya
engkau menjalankan shalat lima waktu, hendaknya engkau
membayar zakat.
Sistem Norma Dinamik
 Sistem norma dinamik adalah suatu system norma
yang melihat pada berlakunya suatu norma atau dari
cara pembentukannya dan penghapusannya. Menurut
Hans Kelsen norma berjenjang-jenjang dan berlapis-
lapis dalam susunan hirarkis, yakni norma yang lebih
rendah (inferior) bersumber dan berdasar pada norma
yang lebih tinggi (superior) demikian seterusnya
sampai pada titik norma tertinggi yang disebut
(Grundnorm, Basicnorm atau Fundamentalnorm)
yang tidak dipermasalahkan lagi siapa dan darimana
asalnya, karena dipandang sebagai sesuatu yang telah
ditetapkan terlebih dahulu oleh masyarakat.
Hukum Sebagai Norma Dinamik
 Hans Kelsen mengatakan bahwa hukum termasuk
dalam system norma yang dinamik karena itu selalu
dibentuk dan dihapus oleh lembaga-lembaga atau
otoritas yang berwenang. Sebab itu pula ia dilihat dari
segi berlakunya dan pembentukan dan dari isi dari
norma tersebut. Dalam kata lain, hukum itu sah
(valid) jika dibentuk oleh oleh lembaga atau otoritas
yang memiliki wewenang dan mendasarkan kepada
norma yang lebih tinggi.
Dinamika Hukum Vertikal - Horizontal

 Dinamika hukum vertical adalah dinamika yang


berjenjang dari atas ke bawah atau sebaliknya. Dalam
dinamika semacam ini suatu nrma hukum itu berlaku,
berdasar, dan bersumber pada norma hukum
diatasnya, dan seterusnya sampai pada norma hukum
yang menjadi dasar dari semua norma hukum yang
ada di bawahnya. Pancasila sebagai norma dasar
negara merupakan sumber dan dasar terbentuknya
norma-norma hukum dalam Batang Tubuh UUD
1945 dan seterusnya.
Ciri-ciri Norma Hukum

 Norma hukum bersifat heteronom, yakni norma


tersebut datangnya dari luar diri kita. Norma lain
bersifat otonom yakni datangnya dari dalam diri kita.
 Norma hukum dapat dilekati dengan sanksi pidana
atau sanksi pemaksa secara fisik, sedangkan norma-
norma lain tidak demikian.
 Dalam norma hukum sanksi pidana atau pemaksa
dilaksanakan oleh aparat Negara, sedangkan sanksi
lain datangn ya dari diri kita sendiri berupa perasaan
bersalah, berdosa dan sebagainya.
Norma Hukum
Umum dan Individual

 Norma hukum umum adalah suatu norma hukum


yang ditunjuk untuk orang banyak (addressatnya
umum) dan tidak tertentu. Artinya, bisa untuk semua
orang, seluruh provinsi, atau semua warga
Negara.Rumusanya : “barangsiapa”, setiap orang”
atau “setiap warga negara.”
 Norma individual adalah norma hukum yang
ditujukan atau dialamatkan pada seseorang, beberapa
orang, atau banyak orang yang telah tertentu.
Misalnya: “Sengkon bin Karta” atau “para pengemudi
bus kota” dll.
Norma Hukum
 Norma hukum einmahlig dan dauerhaftig
 Norma hukum yang bersifat einmahlig atau
berlaku satu kali saja, adalah norma hukum
yang berlakunya hanya satu kali dan sesudah
itu selesai. Misalnya : penetapan seseorang
untuk membangun rumah.
Norma Hukum
 Norma hukum dauerhaftig adalah norma
hukum yang berlakunya tidak dibatasi oleh
waktu, sehingga dapat berlaku kapan saja dan
terus menerus sampai aturan tersebut diganti
atau dihapus. Misalnya : setiap warga Negara
dilarang mencemari dan atau merusak
lingkungan.
Dua Jenis Norma Hukum
 Norma hukum tunggal dan norma hukum
berpasangan
 Norma hukum tunggal adalah norma hukum
yang berdiri sendiri dan tidak diikuti oleh
suatu norma hukum lainnya. Jadi isinya hanya
merupakan suatu suruhan (das sollen) tentang
bagaimana kita harus bertindak atau
bretingkah laku. Misal : “Hendaknya kita
berperikemanusiaan.”
Norma Hukum Berpasangan
 Norma hukum berpasangan terdiri dari norma
hukum primer dan sekunder. Norma hukum
primer adalah suatu norma hukum yang berisi
aturan bagaimana cara kita harus berperilaku
di dalam masyarakat, yang pada umumnya
disebut sebagai das sollen dengan rumusan
hendaknya. Misalnya :hendaknya engkau
tidak mencuri.”
Norma Hukum Sekunder
 Norma hukum sekunder adalah suatu norma hukum
yang berisi tata cara penanggulangannya apabila
suatu norma hukum primer itu tidak dipenuhi. Norma
hukum ini memberikan pedoman bagi para penegak
hukum untuk bertindak apabila suatu norma hukum
primer itu tidak dipatuhi, dan norma hukum sekunder
ini mengandung sanksi-sanksi bagi pihak yang tidak
memenuhi norma hukum primer. Misalnya : “apabila
engkau melusak lingkungan maka akan dihukum
denda …”

Anda mungkin juga menyukai