Anda di halaman 1dari 7

Tugas 3 pkn

1. Atas dasar tinjauan apakah dalam suatu cabang hukum diutamakan tentang
keharusan/larangan ataukah tentang sanksinya, maka kita dapat membedakan antara
hukum kaidah (normenrecht) dengan hukum sanksi (sanctienrecht). Jelaskan hukum
kaidah dan hukum sanksi yang dimaksud !
2. Disamping menumbuhkan atau menyempurnakan pola laku pembelajaran kepada
peserta didik bertujuan pula untuk menumbuhkan kebiasaan. Jelaskan apa yang
dimaksud dengan kebiasaan dalam kalimat tersebut !
3. Pendidikan kewarganegaraan bertujuan untuk mewujudkan suatu masyarakat yang
kita dambakan yaitu masyarakat teknologi, masyarakat terbuka, dan masyarakat
madani. Jelaskan apa yang dimaksud dengan masyarakat teknologi, masyarakat
terbuka, dan masyarakat madani yang dimaksud !
4. Salah satu karakteristik good governance adalah responsivitas. Jelaskan apa yang
dimaksud dengan responsivitas !
5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Pendidikan multikultural !

Jawaban:
1. Kaidah hukum ialah kaidah yang mengatur hubungan atau intraksi antar pribadi, baik
secara langsung atau tidak langsung oleh karena itu kaidah hukum ditujukan untuk
kedamaian, ketenteraman, dan ketertiban hidup bersama. Kaidah hukum biasanya ada
paksaan yang berwujud ancaman bagi para pelanggarnya.
Beberapa kelompok hukum kaidah sebagai berikut:
Kelompok pertama adalah kaidah yang bisa dikatakan secara ‘langsung’ dapat
mempengaruhi perilaku kita dalam bermasyarakat. Ada dua kaidah dalam kelompok ini.
Yang pertama adalah kaidah hukum. Kaidah ini menitikberatkan pada sesuatu yang ‘tampak’
karenaa hanya ditujukan pada sikap perilaku nyata manusia atau perbuatan konkret manusia
sebagai anggota masyarakat. Dengan kata lain, kaidah hukum tidak mempersoalkan sikap
batin manusia, apakah baik atau buruk, karena yang menjadi pokok cakupannya adalah
perbuatan lahiriah manusia atau bagaimana perbuatan atau perilaku nyata manusia. Implikasi
dari sasaran kaidah hukum ini adalah kaidah hukum pada dasarnya akan berisi hal-hal yang
berkaitan dengan pemberian kewajiban dan hak kepada manusia sebagai anggota masyarakat,
Oleh karenanya, sanksi yang timbul dari pelanggaran terhadap kaidah hukum berasal dari
‘luar’ diri manusia, dalam hal ini dari penegak hukum.

Yang kedua dalam kelompok ini adalah kaidah kesopanan. Kaidah ini umumnya berasal dari
lingkungan masyarakat sendiri dimana anggota masyarakat saling berinteraksi, dengan tujuan
mengatur pergaulan antar anggota masyarakat agar tercipta ketertiban dengan cara saling
hormat-menghormati. Oleh karenanya, kaidah ini seringkali bersifat lokal subyektif, karena
didasarkan pada kepantasan dan kebiasaan atau kepatutan yang berlaku dalam masyarakat
tertentu. Oleh karenanya, bisa jadi kaidah kesopanan yang berlaku di masyarakat A tidak
berlaku untuk masyarakat B. Mirip dengan kaidah hukum, kaidah kesopanan memiliki tujuan
mengatur manusia sebagai makluk sosial yang hidup bersama dalam masyarakat; bukan
sebagai pribadi. Implikasi dari hal ini adalah sanksi yang timbul juga dari ‘luar’ diri manusia,
yaitu dari masyarakat dimana kaidah kesopanan mereka dilanggar.

Kelompok kaidah kedua adalah kaidah yang bisa dikatakan mempengaruhi kehidupan
manusia dalam bermasyarakat namun secara ‘tidak langsung’. Yang pertama dalam
kelompok ini adalah kaidah agama atau kepercayaan. Kaidah ini umumnya tidak berkaitan
langsung bagaimana seseorang akan berperilaku dalam masyarakat. Ini karena kaidah ini
pada dasarnya berisi tuntutan dan tuntunan agar manusia berperilaku yang baik dan benar,
dengan mendasarkan pada aturan terkait kewajiban manusia kepada Tuhan dan pada diri
sendiri. Berbeda dengan kaidah hukum yang hanya menitikberatkan pada yang ‘tampak’ dari
perilaku manusia, kaidah agama mempunyai cakupan yang bersifat lebih ‘personal’. Dengan
demikian, bisa dikatakan kaidah agama ini menitikberatkan pada pemberian kewajiban,
namun tidak memberika hak kepada manusia. Sanksi yang timbul dari kaidah agama tidak
berasal dari penegak hukum, namun dari Tuhan yang menjadi landasan keimanan manusia
memeluk agama.

Yang kedua adalah kaidah kesusilaan. Kaidah ini, karena menyangkut kehidupan pribadi
manusia, berkaitan erat dengan status manusia sebagai individu. Kaidah ini bisa dikatakan
sebagai kaidah yang paling asli karena bersumber langsung dari hati sanubari manusia
sendiri. Contoh dari penerapan dari kaidah ini misalnya seseorang tidak melakukan
pencurian, bukan karena dia takut dengan hukuman pidana yang ada, namun lebih didorong
oleh bisikan hati nuraninya yang mengatakan bahwa mencuri adalah perbuatan yang tercela.
Implikasi dari hal ini adalah, bisa dikatakan kaidah kesusilaan adalah sekaligus kaidah yang
paling tua karena tidak merujuk pada kualitas manusia sebagai makluk sosial yang dalam
pijakan berperilakunya mungkin mengalami perubahan karena mengikuti perkembangan
zaman. Seperti halnya kaidah agama, kaidah ini secara umum hanya memberi kewajiban,
namun tidak memberi hak kepada manusia.
Arti Sanksi

Sanksi adalah sebuah hukuman atau tindakan paksaan yang diberikan karena yang
bersangkutan gagal mematuhi hukum, aturan, atau perintah, sebagaimana didefinisikan oleh
Black's Law Dictionary Seventh Edition sebagai berikut:

A penalty or coercive measure that results from failure to comply with a law, rule, or order (a
sanction for discovery abuse).

Dalam hal ini, istilah umum yang dipergunakan untuk menyebut semua jenis sanksi, baik
dalam ranah hukum perdata, administratif, disiplin, maupun pidana adalah hukuman,
sebagaimana diterangkan oleh Rocky Marbun, dkk. dalam buku Kamus Hukum Lengkap:
Mencakup Istilah Hukum & Perundang-undangan Terbaru (hal. 127).
tentang sesuatu hak atau titel maupun status yang dicantumkan dalam amar atau diktum
putusan.
Misalnya, putusan yang menyatakan bahwa hak pemilikan atas benda yang disengketakan
tidak sah sebagai milik penggugat, atau penggugat tidak sah sebagai ahli waris.

Putusan konstitutif (constitutief vonnis) yakni putusan yang memastikan suatu keadaan
hukum, baik yang bersifat meniadakan/menghilangkan suatu keadaan hukum maupun
menimbulkan keadaan hukum baru.
Misalnya, putusan perceraian, merupakan putusan yang meniadakan keadaan hukum, yakni
tidak ada lagi ikatan antara suami-istri, sekaligus menimbulkan keadaan hukum baru kepada
suami dan istri sebagai janda dan duda.
Jadi, dalam ranah hukum perdata, bentuk sanksi hukumnya dapat berupa:

Kewajiban untuk melakukan suatu perbuatan tertentu yang diperintahkan oleh hakim;
Hilangnya suatu keadaan hukum, yang diikuti dengan terciptanya suatu keadaan hukum baru.
Sanksi Administratif

Sanksi administratif dapat diartikan sebagai sanksi yang dikenakan terhadap pelanggaran
administrasi atau ketentuan undang-undang yang bersifat administratif.

Sanksi administratif dapat berupa denda, peringatan tertulis, pencabutan izin tertentu, dan
lain-lain.

Sebagai contoh, sanksi administratif yang diatur dalam Pasal 18 angka 28 Undang-Undang
Nomor 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja (“UU Cipta Kerja”) yang memuat baru Pasal 71A
ayat (1) Undang-Undang Nomor 27 tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan
Pulau-Pulau Kecil (“UU 27/2007”) yaitu:

Peringatan tertulis;
Penghentian sementara kegiatan;
Penutupan lokasi;
Pencabutan perizinan berusaha;
Pembatalan perizinan berusaha; dan/atau
Denda administratif
Referensi:
1. Rocky Marbun, dkk. Kamus Hukum Lengkap: Mencakup Istilah Hukum & Perundang-
undangan Terbaru. Jakarta: Penerbit Visimedia, 2012;
2. Black's Law Dictionary Seventh Edition.
Hukum kaidah ialah ketentuan-ketentuan hukum baik publik maupun privat di mana
dinyatakan ada perintah atau larangan atau perkenaan tentang sesuatu juga apabila ternyata
ada persetujuan perintah larangan perkenaan atau janji itu timbul kewajiban dan pada pihak
lain hak jadi diketahuilah hal-hal apa yang diharuskan diperbolehkan atau dilarang dan
dijanjikan untuk diperbuat seseorang.
Hukum sanksi ialah ketentuan-ketentuan hukum yang menetapkan apakah hukuman yang
akan (dapat) dikenakan kepada seseorang yang melanggar kaidah-kaidah undang-undang atau
kaidah-kaidah hukum lainnya yang terakhir ini umpamanya dalam hukum pidana yang
kaidah-kaidahnya terdapat pada ukuran agama kesusilaan. Jadi hukum sanksi ini menjelaskan
tentang reaksi hukum.
2. Kebiasaan ini menurut saya yaitu membina siswa untuk menjadi siswa yang terbiasa
bertanggung jawab sesuai dengan pengamalan Pancasila dan UUD 1945 yaitu dalam
pembelajaran siswa tidak hanya mempelajari materi pelajaran, tetapi mempelajari materi dan
sekaligus praktek, berlatih dan mampu membakukan diri terbiasa bersikap dan berperilaku
yang baik. Strategi yang harus dipergunakan guru hendaknya: (1) membiasakan membina dan
menciptakan keteladanan, baik fisik dan materiil (tata dan asesoris kelas/sekolah),
kondisional (suasana proses KBM) maupun personal (guru, pimpinan sekolah, dan tokoh
unggulan), (2) membiasakan/membakukan atau mempraktekkan apa yang diajarkan mulai di
kelas-sekolah rumah dan lingkungan belajar, dan (3) memotivasi minat/gairah untuk terlibat
dalam proses belajar, untuk kaji lanjutan dan mencobakan serta membiasakannya.

3. -Masyarakat teknologi = adalah masyarakat yang terhubung dengan jaringan teknologi


sehingga mempengaruhi pola interaksi dalam kehidupan sehari-hari.Masyarakat teknologi
setiap harinya mengandalkan teknologi baik teknologi informasi maupun komunikasi.Produk
teknologi digunakan masyarakat digital untuk memudahkan melakukan kegiatan sehari-hari.
Misalnya dalam kegiatan komunikasi yang semakin berkembang saat ini, masyarakat digital
bisa melakukan komunikasi tanpa bertatap muka secara langsung.Biasanya masyarakat
digital juga mengandalkan internet dalam pemakaian teknologi sehari-hari.
Ciri-ciri masyarakat teknologi di antaranya adalah:
1). Menggunakan teknologi digital dalam kehidupan sehari-hari.
2). Memiliki kebutuhan tinggi akan informasi.
3).Spasial atau berkaitan dengan ruang dan waktu.
4).Membutuhkan banyak tenaga kerja di bidang informasi dan komunikasi.
5).Perubahan pola interaksi dari interaksi langsung menjadi interaksi tidak langsung,
misalnya melalui hubungan media sosial.
- masyarakat terbuka adalah kelompok masyarakat yang mau menerima perubahan dan
beradaptasi dengannya.
Masyarakat dengan sistem terbuka tidak terlalu mempermasalahkan status sosial dalam
menjalin hubungan dengan sesamanya. Ciri-ciri masyarakat terbuka yaitu sebagai berikut:
1.Lebih percaya pada pengembangan teknologi daripada hal mistis
2.Punya sikap menghargai dan menghormati orang lain
3.Berani mengemukakan pendapatnya
4.Lebih menghargai waktu
5.Menghargai orang lain
6.Terbuka terhadap perubahan.
- masyarakat Madani adalah suatu sistem yang subur dan sangat menjamin prinsip moral.
Dimana kebebasan individu dan stabilitas masyarakat sangat seimbang.
Berikut ciri-ciri masyarakat madani:
1. Menjunjung Tinggi Nilai
Masyarakat madani identik dengan sifatnya yang beradab. Mereka selalu menjunjung tinggi
nilai dan norma serta hukum yang mereka topang. Semua itu mereka pegang dengan ilmu,
iman, dan juga teknologi. Hal tersebut berarti, masyarakat madani memiliki kehidupan yang
berdasarkan aturan yang sudah berlaku. Mulai dari nilai, hukum, norma, dan lainnya.
Ketaatan mereka didasarkan pada iman, ilmu, dan teknologi yang sudah mereka pelajari.
Kemudian dikembangkan dengan kekuatan iman serta keyakinan mereka terhadap Sang
Pencipta.
2. Mempunyai Peradaban yang Tinggi
Sebagai manusia yang mempunyai keyakinan serta keimanan yang kuat kepada Tuhan Sang
Pencipta, masyarakat madani sudah membuktikan bahwa mereka adalah masyarakat yang
beradab. Dimana mereka memiliki adab yang baik dan bertata krama. Selain itu, mereka juga
mempunyai tata krama kepada sesama manusia serta Tuhannya.
3. Memprioritaskan Kesederajatan serta Transparansi
Ciri selanjutnya yaitu masyarakat madani menilai bahwa status mereka itu semuanya sama.
Entah itu perempuan maupun laki-laki. Keterbukaan atau transparansi itu artinya mereka
akan menjalani kehidupan dengan sikap yang jujur dan tidak memerlukan adanya hal-hal
yang harus ditutupi.

4. Resposiveness ( Responsivitas)
Setiap lembaga dan proses penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan harus
mencoba melayani setiap stakeholders. Stakeholder dalam good governance dapat menjadi
pengambil keputusan maupun pelaksana program. Karena itu, stakeholder dituntut untuk
berjalan beriringan dengan kepentingan yang dibangun oleh pemerintah serta masyarakat.

5. Pendidikan multikultural adalah pendidikan yang menanamkan pentingnya menghargai


heterogenitas, baik suku, budaya, etnis, dan sebagainya.
Pendidikan ini termasuk pendidikan yang penting untuk diterapkan sejak dini pada anak-
anak agar mereka bisa tumbuh menjadi generasi yang toleransi terhadap keberagaman.
Pendidikan multikultural bisa diberikan secara langsung oleh sekolah melalui guru maupun
diterapkan oleh orang tua di rumah.
Adapun tujuan pendidikan ini adalah sebagai berikut.

1) Memaksimalkan fungsi sekolah dalam menghadapi keberagaman peserta didiknya.


2) Melatih peserta didik dalam bersikap positif terhadap keberagaman suku, etnis, budaya,
dan kelompok yang berbeda dengan dirinya.
3) Mengasah keterampilan sosial peserta didik dalam berinteraksi di lingkungan yang
heterogen.
4) Mengajarkan peserta didik akan pentingnya keberagaman dan cara menghargai
perbedaan.
5) Melatih peserta didik untuk menerapkan hidup damai dalam keberagaman.

Adapun fungsi pendidikan multikultural adalah sebagai berikut.

1) Sebagai langkah penguatan karakter pada peserta didik.


2) Sebagai upaya untuk mengajarkan pada peserta didik bahwa konflik itu selalu ada,
sehingga mereka bisa mengedepankan perilaku positif di tengah keberagaman.
3) Sebagai upaya pembinaan akan pentingnya menjaga keutuhan bangsa yang di dalamnya
memuat keberagaman
Manfaatnya adalah sebagai berikut.

1) Peserta didik bisa bebas mengekspresikan kreativitasnya tanpa khawatir mendapatkan


perlakuan diskriminasi.
2) Peserta didik terlatih untuk menyikapi berbagai keragaman di lingkungan sekitar.
3) Peserta didik termotivasi untuk menjadi agen perubahan sosial yang nantinya bisa
menghapuskan tindakan rasial maupun etnosentrisme.

Anda mungkin juga menyukai