NIM : 1902110021
mutlak memberlakukan dogmatika hukum yang bersumber pada hukum positif, sehingga
tidak memperhitungkan tentang faktor empiris yang mengukur manfaat keberlakuan hukum
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, norma adalah aturan atau ketentuan yang
mengikat warga kelompok dalam masyarakat, dipakai sebagai panduan, tatanan, dan
Norma Agama
Norma Agama adalah suatu aturan yang datangnya dari Tuhan yang berisikan
kewajiban yang harus dilakukan oleh manusia/penganutnya, larangan yang tidak boleh
1
Norma Kesusilaan
Norma Kesusilaan adalah aturan hidup manusia yang berasal dari hati nurani
manusia karena manusia itu sendiri yang menentukan "hatinya" tentang mana perilaku
Norma Kesopanan
Norma Kesopanan adalah aturan hidup yang timbul dari pergaulan masyarakat
yang berlaku pada masyarakat yang bersangkutan. Kaidah kesopanan masyarakat satu
Norma Hukum
Norma Hukum adalah suatu aturan yang tertulis seperti peraturan perundang-
undangan yang dibuat sesuai dengan prosedur atau tata cara yang telah ditetapkan.
paksaan yang ada dalam hukum bukan merupakan psychis compulsion, tetapi fakta bahwa
sanksi sebagai tindakan spesifik oleh aturan yang membentuk hukum. Elemen paksaan
relevan hanya sebagai bagian dari isi norma hukum bukan sebagai suatu proses pikiran
Sementara validitas hukum menurut Kelsen adalah eksistensi norma secara spesifik.
Norma dikatakan valid jika ia merupakan bentuk pernyataan yang mengasumsikan eksistensi
norma tersebut mempunyai kekuatan mengikat melalui tekanan sanksi terhadap seorang yang
perbuatannya diatur, diperintahkan atau dilarang. Aturan adalah hukum. Dan hukum yang
2
Pendapat yang sama, sebagaimana yang dikemukakan oleh Arief Sidharta (2007),
bahwa antara validitas (keabsahan/ geldigheid/ validity) dan keberlakuan (gelding) itu
berbeda. Validitas berkenaan dengan hukum berpikir logis atau kaedah logika. Sementara
keberlakuan berkenaan dengan hukum berpikir yang legalis. Dalam konteks “keberlakuan
hukum” memang ada gejala-gejala tertentu yang dapat diamati seperti perilaku pejabat,
suatu kerangka khusus yang dipahami sebagai suatu referensi khusus dipahami sebagai
hukum.
Dari sini tampak bahwa hukum juga merupakan ciptaan pikiran. Keberlakuan
normatif dari hukum juga hanya sebagai demikian dapat dimengerti dan dipikirkan. Ia tidak
pernah sebagai demikian dapat ditemukan dalam kenyataan. Kenyataan merupakan hal yang
dipikirkannya. Dengan demikian pada keberlakuan hukum berlaku preposisi empirik atau
informatif.
Adapun yang dikemukakan oleh Ulrich klug, ada 9 kategori keberlakuan, diantaranya:
2. Keberlakuan etis, keberlakuan yang terjadi jika sebuah kaedah hukum memiliki sifat
3. Keberlakuan ideal, keberlakuan kategori ini dapat terwujud jika kaedah hukum bertumpu
4. Keberlakuan riil. Keberlakuan yang terwujud dari suatu kaedah hukum yang berperilaku
3
5. Keberlakuan ontologis, merupan keberlakuan hukum yang akan kehilangan maknanya
6. Keberlakuan sosio relatif, suatu kaedah hukum hukum yang tidak memiliki kekuatan
berlaku atau kekuatan berkelakukan secara yuridis, etis, dan riil namun masih
lambang.
8. Keberlakuan estetis, keberlakuan pada sauatu kaedah hukum yang memilki elegansi
tertentu.
9. Keberlakuan logical, suatu kaedah hukum yang secara internal tidak bertentangan,
Referensi :
http://programdoktorhukum.blogspot.com/2012/09/arti-normatif-dalam-ilmu-hukum-1.html
https://jagokata.com/arti-kata/norma.html
https://www.kompasiana.com/hartonoachien/5cbacff5a8bc15108e3310a2/norma-norma-dalam-
masyarakat?page=all
http://www.damang.web.id/2012/01/hukum-akan-menjadi-benda-mati-jika.html