Anda di halaman 1dari 38

tHUKUM PAJAK – 8 MARET 2022 - Perkembangan pajak itu selaras dengan

perkembangan sosial, seperti revolusi


amerika, keluarnya dinamikan HAM, dll.
Akan memunculkan prinsip-prinsip taxation
- Hukum pajak memiliki hukum pajak formiil
dan materiil. Dengan adanya
perkembangan sistem Per-UUan di
- Pajak ini merupakan bagian HAN khusus, Indonesia, seperti dengan adanya sistem
jika berpandang pada hukum publik ini omnibuslaw, akan berpengaruh pada UU
pajak ini berkolerasi dengan doktrin pajak, nanti nya akan ada UU pajak yang
kewenangan dan juga tindakan sifatnya mix, karena gabungan pajak yang
- Dari doktrin kewenangan ini memiliki sifatnya materiil dan juga formil
makna, bahwa pemerintah tidak akan bisa - Hukum pajak ini juga membahas berkaitan
memungut pajak jika tidak memiliki dasar general principle of law, seperti prinsip
kewenangan, khususnya yang di atribusikan demokrasi, legalitas, dll. Dan juga memiliki
dari UU, oleh karena itu masih ada asas yang khusus
relevansinya dengan hukum publik (HAN) - Pajak pusat di bagi menjadi dua, yaitu pajak
- Sistem Pajak indonesia juga berkolerasi yang dipungut oleh direktorat jendral
dengan bentuk kenegaraan kita, seperti pajak, dan juga direktorat bea cukai
yang dikenal dengan otonomi daerah, - UU 1/2022 ini menglombinasikan 2 UU
korelasinya karena sistem pajak di yaitu terkait materi perimbangan pusat dan
indonesia mengenal yang namanya pajak daerah, dan satunya terkait materi pajak
pusat dan pajak daerah, dan masing-masing daerah dan retribusi daerah
memiliki kewenangan pemungutan sendiri-
sendiri HUKUM PAJAK – 15 MARET 2022
- Pajak juga dapat ditinjau dari instrument DEFINISI PAJAK
pemerintahan, ketika pemerintah Diskusi:
melakukan tindakan hukum, bentuk 1. Pajak itu sejumlah uang yangharus
tindakan yang dilakukan mostly tindakan dibayarkan kepada negara, karena kita
yang bersegi satu yang bentuknya KTUN hidup dan tinggal dinegara tersebut, karena
yang biasa disebut dengan SKP (surat kita sebagai negara tetunta tidak terlepas
ketetapan pajak). dari yang namanya menikmati fasilitas-
- SKP ini akan diberikan pada wajib pajak fasiltas dari negara.
sebagai pemberitahuan terkait berapa 2. Pungutan yang diberikan dari pribadi
utang pajak yang harus dibayarakan, ketika kepada negara
berbentuk KTUN, maka sifat-sifat KTUN itu 3. Pajak ini sebagai instrument ekonomi, fiskal
akan mengikuti yang di atur dalam PTUN yang melekat di keidupan kita sehari-hari.
(bersifat tertulis, di keluarkan badan atau Kita mengenal berbagai jenis pajak, bis ajadi
pejabat TUN, berdasarkan peraturan peru- kita tidak menjadi wajib pajak di satu jenis
UUan yang berlaku, bersifat kongkrit dan pajak, tetapi kita juga bisa jadi menjadi
final, dan menimbulkan akibat hukum) wajib pajak di pajka lain
- Pajak juga dapat dilihat dari sudut pandang
keperdataan atau bisnis, pidana,
internasional (ada isu yang namanya
double taxation, ketika misalnya WNI
bekerja di luar negeri, lalu negara mana
yang berwenang untuk memungut pajak
dari seseorang itu)
pendapatan negara itu bersumber dari
perpajakan)

Prof. Erwin R.A Seligman


Pajak itu kontribusi wajib dari seseorang
(individu dan korporasi, yang kemudian nanti
ada yang disebut dengan wajib pajak pribadi
dan wajib pajak badan). Uang pajak yang
dibayar sebagai kotribusi itu tdai digunakan
untuk membiayai segala pengeluaran yang
muncul akibat kepentingan-kepentingan
umum masyarakat/comment interest.
Prof. Dr. P.J.A. Andriani – Nederland Jadi,aspek yang kita dapatkan dari hasil pajak
Pajak itu iaran kepada negara, dan iuran itu itu tidak ada banefit langsung, tapi berupa
dapat dipaksakan, yang terhutang oleh yang indirect banefit dalam bentuk fasilitas dan
membayarnya. pelayanan pemerintah
- Ternyata pajak itu terhitang, dimana kalau
kita belajar dalam keperdataan, yang
namanya hutang itu sebagia sebuah
kewajiban yang harus ditunaikan. Dalam
pajak nanti ada istilah yang dinamakan
dengan hutang pajak
- Yang menjadi subjek atau yang wajib pajak
adalah, Dr. Soeparman Soemahamidjaja
- Sifat memaksanya pajak itu harus didasari Pajak adalah iuran wajib berupa uang atau
oleh aturan-aturan hukum barang yang dipungut oleh penguasa
- Ada satu aspek yang disepakati oleh berdasarkan pada norma hukum (pasal 1 UUD
beberapa ahli di dunia yang mengatakan bahwa indonesia itu negara hukum) maka
bahwa pajak itu tidak mendapatkan aspek normative itu harus dikedepankan oleh
prestasi kembali atau tidak ada yang legalitas, bahw pungutan/iuran wajib itu harus
namanya kontraprestasi, sehingga berbeda diatur menggunakan norma hukum. Iuran wajib
dengan perikatan perdata yang mana para ini digunakan untuk menutupi biaya produki
pihak memiliki prestasi yang ditunaikan. barang-barang dan jasa-jasa kolektif dalam
- Masyarakat membayar pajak itu tidak mencapai kesejahteraan umum. Pajak itu salah
mendapatkan prestasi secara satu aspek pendapatan negara, sehingga dalam
langsung/kembali negara itu berjalan membutuhkan
- Uang pajak untuk apa? Menurut Prof ini, pendapatan/biaya/uang
uang pajak itu digunakan untuk
mengembalikan pengeluaran-pengeluaran
umum yang berhubungan dengan tugas
negara, untuk menjalankan tugas
pemerintaha, karena untuk
menyelenggarakan pemerintahan
diperlukan biaya.kita bisa mengetahui
struktur keuangan negara pemerintah itu di
APBN (di APBN ini kita akan melihat ada Prof. Dr. Rochmat
yang dinamankan dengan pendapatan dan Pajak itu iuran rakyat yang masuk kedalam kas
pengeluaran negara. Salah satu negara berdasarkan UU yang dapat dipaksakan
dan tidak mendapatkan jasa timbal
(kontraprestasi) yang langsug dapat di SEJARAH PERPAJAKAN SEBELUM MASEHI
tunjukan dan digunakan untuk membayar Dari sejarah ini lah kita akan
pengeluaran umum mendapatkan general principle yang
digunakan di seluruh dunia.
ADA JENIS IURAN YANG LANGSUNG MESIR
MENDAPATKAN KONTRAPRESTASI
LANGSUNG, yaitu disebut dengan retribusi,
pajak dan retribusi ini memilik aspke kesamaan
dan juga perbedaan. Dia sama-sama pungutan
dari negara sifatnta memaksa, tetapi pada
aspek timbal baliknya itu aspek yg berbeda
antara pajka dengan retribusi. Selain itu ada
juga yang dinamakan dengan bea dan cukai,
dan yang baru ada yang disebut dengan obsite

PERTANYAAN:
1. Apakah pajak itu satu” nya sumber
pendapatan negara?
Jawab:
Tidak, dalam UU keuangan negara - Mesir menjadi daerah kekuasaan pertama
disebutkan bahwa pendapatan negara itu yang secara catatan antalogis ditemukan
berseumber dari pajak, pendapatan non bukti berupa pungutan pajak dan
pajak, dan hibah. Setelah tahun 80an pajak sejenisnya.
itu menjadi seumber pendapatan utama, - Di masa king scorpion, ditemukan stau
dan presentasi pendapatannya lebih dari bukti antalogis sejarah berupa clay tablet.
80% dari pendapatan negara yang lainnya. - Dalam clay tablet itu ditemukan bahwa
Hibah paling sedikit. Sehingga dalamhal ini pada masa kepemimpinan king scorpion
pajak sangat lah penting ditemukan pemungutn pajak atas
pemanfaatan linen (kain) dan minyak
kelapa. Sehingga zama dahulu itu benda-
benda sudah dikenakan pajak. Jika kita
golongkan, pajak ini termasuk dalam pajak
konsumsi
- Di tahun 700 BM di kekuasaan kekaisaran
lain juga melakukan pemungutan pajak
berupa pengalihan tanah pemberian dan
watisan sebesar 10%. Jika digolongkan,
pajak ini termasuk pada pajak atas
aset/property
2. Apakah profit BUMN itu dilarikan di - Untuk masa sekarang kita mengenal yang
AUPBN? namanya BPHTB dan PBB. Yang namanya
Jawab: peralihan hak itu juga itu dikenakan bea
Ya, masuknya di non-pajak, karena AUPBN - Di mesir pun sudah ada administrator
itu ada kekayaan yang dipisahkan dalam melakukan pemungutan pajak, jadi
entah itu kelembagaan atau pejabat yang
ditunjuk untuk melakukan pemungutan-
pemungutan pajak, yang masa itu dikenal
dengan nama scries, hal ini pun masih perak), eikoste (pajak maritime), dekate
relevan, seperti diperlukan adanya lembaga (pajak transit kapal), dan metoikin (pajak
perpajakan atau administrasi perpajakan, izin tinggal orang asing)
mulai dari pendataan, pemungutan, dll. 2. Pajak itu digunakan untuk pembiayaan,
MESOPOTAMIA pembiayaannya berbeda-beda di setiap
negara, misal untuk penangan perang,
ataupun juga pada saat mas krisis
3. Munculnya tarif pajak, dan tariff pajak ini
berkembang
4. Adanya perbedaan tariff untuk kepentingan
tertentu dlam konteks memberikan
keadilan, seperti bagi laki-laki dan
perempuan karena beban tanggungjawab
nya berbeda maka tariff pajaknya juga
berbeda, dan ini menjadi relavan di masa
sekarang. Seperti ada pajak yang
mendapatkan 5% dan ada juga yang
- Pajak (burden) kepada rakyat babilonia mendapatkan 15%
- Berdasarkan sejarah ditemukan cuneiform 5. Pajak itu ditujukan untuk memberikan
tablet berisi untuk mencatat pajak-pajak perlindungan produk dala negeri,
yang dipungut dari rakyat contohnya pada pajak” aspek maritime.
- Pada masa ini merke tidk memaika Adanya tariff pajak ekspor dan impor, yang
lembaga untuk melakukan pemungutan tujuannya agar produk dalam negeri itu
pajak, melainkan menggunakan kuil yaitu tidak kalah dengan pajak luar negeri
organisasi keagamaan dan juga sebgai ROMAWI
institusi pemerintahan untuk memungut
pajak
YUNANI

Semakin negara itu berkembang dan


melakukan aktivitas antar wilayah negara,
maka pajak pajak akan semakin berkembang
- Mengadopsi berbagai perubahan- TAX FARMING
perubahan jenis pajak.
PELAJARAN YANG BISA DIPETIK DARI MASA
YUNANI INI ADALAH:
1. Setiap kekuasaan mengembangkan jenis
pajak yang baru, artinya pajak itu bisa
berkembang, seperti di masa yunani ini
terdapat pajak eisphora (paja kekayaan),
epidosis ( pajak penanganan krisis),
pentedrachma (pajak sewa tambang
Tax farming atau tax collection, Merupakan piagam HAM pertama
sehingga dari berbagai negara itu,kita dapat dunia, yang di tdd oleh inggris, dan rajanya.
memetic pembelajaran, yang mana pada masa Hubungannya dengan aspek pajak yaitu, dalam
itu saja para pengusaha itu sadar akan perlunya magna carta ini frasa “ No scoutage or aid may
dibuat lembaga untuk melakukan tax be lavied in our kingdom without its general
farming/tax collection consent” artinya, tidak ada jenis pungutan
Lembaga di indonesia yang diberika apapun yang dapa dikenakan atau yang dapat
kewenangan untuk tax farming yaitu, direktorat dipungutkan di kerajaan tanpa adanya
jendral pajak, direktorat jendral bea cukai, dan kesepakatan umum dari masyrakat. Sehingga
pemda yang melalui dinas pendapatan dan salah satu yang dimohonkan dari pemberontak
keuangan daerah (nanti yang akan dibantu oleh baron kepada negara onggris adalah tidak
lembaga-lembaga lainnya seperti samsat, adanya pengutan pajak tanpa adanya
notaris, dll) kesepakatan masyarakat.
Dengan adanya kesepakatan ini muncul
Berubahnya aspek perpajakan itu juga general prinp yaitu tidak adanya perpajakan
dikarenakan karena adanya berbagai tanpa adanya representasi atau no taxation
pemberontakan di seluruh dunia, karena without representation. Jika kita bayangkan,
adanya pungutan pajak yang tidak adil misal di indo yang memiliki jumlah masyarakat
yang sgt banyak, sehingga tidak dapat
ditemukan general consentnya, sehingga
general consent yangtidak bisa didapatkan
kepada seluruh rakyat indonesia, maka
diperlukan adanya representaition.
Jika dilihat dari aspek organisasi, dalam
kesejarahan ternyata ada tuntutan tuntutan
dari masyarakat kepada penguasa untuk
Lady Godiva’s Ride memungut pajak secara demokratis, dengan
Lady ini istri dari leofic yang merupakan cara pengambilan general consent melalui para
penguasa dari kota convert, inggris di abad ke representasi masyarakat.
11 M. pada masa itu leofic memberikan pajak
yang diskriminatif, dan memberatkan bagi
masyarakat pada masa itu, sehingga istrinya
melakukan permohonan kepada suaminya
untuk menurunkan tariff pajak, kemudian
suaminya ini akan mengabulkan kalau istrinya
ini berkeliling kota dengan tidak menggunakan
pakaian.

Amerika ketika menjadi koloni di grear


Britain, di masa itu pemerintah Britain
melakukan pemungutan pajak kepada
masyarakat amerika untuk pendanaan perang
yang dikenal dengan seven years war.
Molasses act 1764, pajak gula bahan
baku rum, kemudian direvisi dengan sugar acr
Magna Carta yang mana meningkatkan tarif, pembatasan
ekspor hanya untuk dikirm ke great Britain. Dan SEJARAH PENERAPAN PAJAK DI INDONESIA
ini menjadi peraturan yang sangat diskriminatif Pra Kolonial
dan tidak adil bagi masyarakat amerika pada
saat itu. Tidah hanya itu saja, britein membawa
pajak baru yang sumbernya dikembangkan di
eropa, pajak itu disebut dengan stamp act, yaitu
pajak bea materai. Banyak nya jenis pajak yang
diterapakan oleh britei sebagai koloni di
amerika, dan hal itu dianggap diskriminatif dan
memberatkan dan juga disamping pada
permasalahan-permasalahan lain, maka pecah
lah revolutioni war di tahun 1775, yang Dahulu indonesia berbagai dari masa
kemudian amerika merdeka pada 4 juli 1776. kerajaan, para penguasa kerajaan itu
Muncul adegium yang lain yaitu, menggunakan sistem sendiri yang disbeut
taxation without representation is robbery, dengan upeti (dulu bentuknya barang).
perpajakan tanpa adanya kesepakatan Upeti ini merupsksn pemberian dari
representasi dari masyarakat itu dianggap masyarakat kepada raja tanpa adanya timbal
sebagai robbery balik untuk kepentingan raja, jadi lebih kesifat
ketertundukan masyarakat kepada raja.
Sistem upeti ini mengalami
perkembangn menjadi adanya sifat timbal balik,
yang dalam bentuk raja memberikan fasilitas-
fasilitas, seperti membuat origasi untuk
pertanain masyarakat.
Zaman Kolonial

Whiskey rebellion ini terjadi di amerika,


bahkan terjadi setelah amerika merdeka, para
penguasa amerika mengulangi kesalahan yang
sama, yaitu membuat aturan perpajakan yang
diskriminasi dan memberatkan masyarakat
Dinamakan Whiskey rebellion, karena di
tujukan untuk membiayai kegiatan perang yang
melawan india di masa itu, dan pemberontakan Ketika menginvansi
ini dilakukan oleh para petani, cukainya ini nusantara/kerajaan” di wilayah nusantara itu
dikenakan ke panitia. tidak langsung menerapkan sistem perpajakan
Para pemnerontah ini dituduh sebagai yang sudah di implementasikan di eropa.
penghianat dan ditahan, yang akhirnya Karena sistem upeti itu sudah berpengaruh
ketentuan cukai whiskey ini dicabut oleh secara kuat. Upeti ini jga diberikan ke belanda
presiden Thomas Jefferson di tahun 1801 pada masa VOC
Tahun 1800an penerapan sistem pajak
pertama kali oleh belanda. Yang di pajaki pada
masa itu adalah:
1. Pertanahan (tenement tax)/landrente
2. Pendapatan/ordonansi pajak
pendapatan OPP, kemudian di bagi
dengan pajak perseroana, makasdnya
adalah, pada masa itu belanda
membagi pendapatan yang terdiri dari
pendapatan orang perorang dan
pendapatan perseroaan
3. Perseroaan
4. Pajak lainnya seerti pajak rumah tangga,
pajak materai, pajak balik nama
ZAMAN KEMERDEKAAN

Munculnya beberapa sistem kebijakan yang


baru, berupa kebijakan sistem pemungutan
pajak. Kalau dulu dihitungkan oleh negara
untuk pajak penghasilan,kemudian
dikenalkan yang namanya sistem official
assesment system dan self assesment
system

Tentunya pada saat itu indonesia belum


memiliki UU yang mengatur, sehingga
mengadopsi aturan yang lama, yag dapat
dilihat dari pasal perlaihan UUD 1945, dan
pasal 23 ayat 2 “segala pajak untuk negara
itu berdasarkan pada UU” aturan ini sudah
diubah menjadi UU 23 A. berikut beberapa
aturan pajak yang diatur dalam UU

Munculnya banyaknya investasi luar


negeri/penanaman modal asing, muncullah
yang namanya pajak deviden.

PASCA KEMERDEKAAN 1960-1980


Ketika indonesia memperkuat otonomi
daerah, muncullah yang namanya
disentralisasi perpajakan

Sistem pajak itu akan berubah-ubah,


jenis pajak juga kan berubah-ubah, dan juga
sistem negara kita yang mengenal adanya
otonom daerah itu kemudian akan
membuat dinamikan dalam desentralisasi
perpajakan, seprti adanya dinamika pemda negara. HAN itu sebagai hukum publik
dalam memungut pajak. karena adanya relasi antara negara dengan
warga negara.

Peraturan/norma-norma dalam perpajakan


itu adalah norma yang bersifat publik,
karena dalam kebijakan perpajakan itu
mengatur hukum anatar WP dengan
negara.

Norma-norma perpajakan itu mengatur


HUKUM PAJAK – 22 MARET 2022 pula kewenangan” yang dimiliki oleh
DASAR PERPAJAKAN negara. Negara dalam hal ini diwakili oleh
Tertuang dalam Pasal 1 angka 1 UU badan atau pejabat TUN atau eksekutif yang
Ketentuan Umum dan Tata Cara memang memiliki tugas dan fungsi dalam
Perpajakan/KUP. KUP ini merupakan salah satu pemungutan pajak. Kewenangan ini
dari sekian banyan aturan pajak yg bersifat tidakhanya dalam aspek pemungutan,
hukum formil. tetapi juga memiliki peran pelayanan dalam
Pajak adalah kontribusi wajib kepada perpajakan, mempertanggungjawabkan
negara yg terutang oleh orang pribadi atau dalam bidang perpajakan, juga berwenang
badan yang bersifat memaksa berdaarkan UU, melakukan tax collection atau pemungutan,
dengan tidak mendapatakan imbalan secara juga dapat melakukan penegakan hukum
langsung dan dugunakan untuk keperluan yang konteksnya memberikan sanksi
negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran 2. Terutang oleh orang pribadi/badan, apa itu
rakyat. hutang pajak, dan akapn munculnya hutang
pajak?.

Salah satu instrument hukum yg digunakan


pemerintah dalam melakukan pemungutan
atas pajak itu disebut dengan SKP (surat
ketetapan pajak)

Keputusan atau biasa disebut dengan KTUN


(beschikking) selalu bersifat individual dan
kongkrit (individual and concrete) atau final,
sedangkan peraturan (regeling) selalu
bersifat umum dan abstrak (general and
abstract) bentuknya seperti UU. Yang
dimaksud bersifat general and abstract,
yaitu keberlakuannya ditujukan kepada
siapa saja yang dikenai perumusan kaedah
UNSUR-UNSUR PAJAK
umum. Sedangkan belitsrehel/instrument
1. Kontribusi wajib pajak kepada negara, maka
kebijakan itu adalah salah satu instrument
bisa diketahui adalah adanya aspek
pemerintahan yang dilakukan untuk
hubungan hukum antara wajib pajak
menjalankan kewenangan diskresi, dalam
dengan negara. Adanya relasi antara
rangka regelingnya itu tidak jelas, norma
keduanya yang menjadikan hukum pajak
samar, tdk mengatur,dll, bentuknya SE yang
menjadi cabang dari hukum administrasi
bersifat teknis dan berlaku kedalam
5. Mewujudkan kemakmuran rakyat, harus
Seseorang atau badan hukum menjadi WP melihat pda kondisi kenegaraannya. Ini
itu ketika mereka telah memenuhi 2 syarat sangat relevan dengan doktrin negara
subjektif dan objektif, karena jenis pajak di kesejahteraan
indo tu banyak. Dan tiap-tiap org itu beda
WP nya. klw subjektifnya terpenuhi tapi Apa bedanya negara kesejahteraan/formiil
objektifnya tidak maka tidak wajib untuk dengan negara hukum materiil. ? buka
membayar pajak. catatannnn lagi!!
3. Memaksa berdasarkan UU, dalam pasal 23A
UUD terdapat aturan mengenai Kehadiran negara sebagai negara
pemungutan pajak. Atuarn pajak itu semua kesejahteraan itu dibukikan dalam
sifatnya memaksa dan hanya diatur dalam kewenangan mengatur. Bagaimana masy.
level UU, level dibawhnya itu boleh tapi nmenuntut menuntut kesejahteraannya?
sebagai aturan teknis atau sebagai Tentunya pajak, karena uang itu sangat
pelaksana. important. Uang pajaknya adalah haknya
negara
Pemerintah tidak boleh membuat jenis
pajak baru pada level PERTANYAAN:
perpres,PP,Permen,Perda,dll. Jenis pajak 1. Pajaknya kan berdasarkan UU tapi kan pajak
baru itu berarrti kewajiban baru juga bagi sifatnta bersegi satu, apakah masy diberikan
rakyat kesemptn untuk ikut campr, memberi saran
dalam membtk sebuah atrn pajak tersebut?
Studi per-UU an mengatakan bahwa jika JAWAB:
ingin memberikan beban pajak ke pada Bidang perpajakan itu menjadi bidang yang
masyarakat levelnya harus pada UU sangat cepat berubah. Masy dapat ikut
memberik saran dan masukan mengenai
Dalam UU yang baru yaitu UU Harmonisasi aturan pajak ini dengan cara proses
Perpajakan No 7/2021, ada namanya pajak eavaluasi produk hukum (PROKUM). Ada
baru, yaitu pajak karbon. Kemudian yang namanya rocipi, dll, nah hal ini
pemerintah dalam melakukan kemandirian merupakan metode pembuatan, dalam segi
fiskal daerah itu berarti pemerintah daerah metode pembuatan yg juga di refleksikan
diharapkan tidk hanya dependent pd dalam UU 12/11, krn kita negar demokrasi,
keuangan pusat, pem.daerah harus maka masy. Itu bsa ikut membuat atrn
dependent terhadap keuangannya sendiri, pajak, dengn bentuk pengayaan”. Jadi harus
sehingga ada jenis pasal pajak baru yaitu ada targetnya dalam membuat. Kemudian
opset (pungutan pajak yg dipungut oleh adanya juga kegiatan FGD
daerah). Intinya segala pungutan itu hanya 2. Apakah ada pajak yg imbalannya hanya
boleh diatur dalam undang” seperti pajak, pada individu saja?
retribusi, dkk. JAWAB:
4. Tanpa imbalan langsung, hubungan antra Pajak itu imbalannya tidak langsung, pada
WP dengan negara itu disebut dengan level perda pajak yang disusun berdasarkan
hubungan perikatan tdk UU hubungan pusat keuangan daerah,
sempurna,mengapa? Karena klw perikatan walapun scra tdk langsng akan mengatkn
sempurna itu perdataan, perikatan tdk sprti ini, pajak rokok digunakan sekian %
langsnung itu memiliki makna bahwa salah untuk kesehtn, pajak kendraan bermotoh
satu Pihak tdk mendaptkan imbalan scra sekian persesn untuk anggaran perbaikan
langsng, tetapi akan mendapatkan indirect jalan. Tapi tdk semua perpajakan itu
banefite berupa keperluan negara mengatur pendptn ini scrs spesifik, dan ini
hanya beberapa saja, karena kebutuhan Sehingga yg dibutuhkan adalah kepatuhan
negara itu sangat bnyk masyarakat/ tax complient

Jenis pungutn yg mendptkan imbalan Kemudian, soal toko tadi, seharusny yg


langsng itu retribusi, seperti retribusi tanggung pajaknya itu si toko. Harusnya
umum, jasa usaha, perizinan. Contoh PPn+PPnBM itu dipungutkan oleh tokonya.
retribusi umum, seperti aset negara itu bisa Tapi bisa jadi ketiak kemudian DGP
di daya gunakan dalam bentuk sewa, melakukan assesmet terhadap toko ini
melakukan kegiatan jasa usaha atas benda- ditemukn transaksi yg tdk dipungut PPn
benda aset milih daerah. Seperti izin sewa nya, sehingga DGP berkewenangan untuk
gedung. melakukan penegakan
4. Klw seseorng misal byr pajak untuk pribadi
Pungutan yang memaksa dan langsng trs bekerja juga di perusahaan, apakah
mendapatkan imbalannya itu adalah pajaknya double?
retribusi JAWAB
3. Terkait sosialisasi pajak dan ada kasus Tidak, misal A(org perorang) bekerja di
tentang org beli laptop mahal tpi yg ditagih pertamina (badan usaha/bdn hukum), klw
pajak itu orgnya bukan tokonya kit berbicara terkait dgn pajak penghasilan,
JAWAB: A pasti pnya penghasilan dri pertamina, tapi
Tax GAP kita itu masih tinggi, GAP antara pertamina yg bergerak dibidang usaha dia jg
pendapat pajak dengan PDBP/ pendapatan punya penghsln, mka si A membyr pajakats
bruto itu masih sangat tinggi. Dan GAP nya penghasiln nya sndri, pertamina juga
itu masih sgt tinggi dengan negara-negara membyr penghasilannya sndri.
lain yg GAPnya sdh lebih baik. Intinya, bnyk
masyrkt kt yg secr subjektif dan objekti itu Dalam sistem pajak di indonesia itu kita
sudah memenuhi sbg wajib pajak tapi blm mengenal yg namanya PPh pasal 21 (pajak
membayar pajak. Sehingga tax GAP kita penghasilan ats karywn) dmn nnti ada
belum memenuhi, berarti potensi pajak kita sistem yg namanya with holding tax system,
masih sgt besar, tetap tax educationnya berarti pemberi kerja kita akan langnsg
rendah, tetap lagi dalam sistem perpajakan memungutkan pajak kita ketika kita gajian.
ada yang namany prinsip pemungutan pajak Sehingga penghasilan yg didpt sdh bebas dri
itu harus efisien. Maksudnya adalah upaya pajak krna sdh dibyrkn.
pemerintah jgn smpai untuk membuat masy FUNGSI PAJAK
itu aktif membayr pajak itu membtuhkan Fungsi utama pajak adalah fungsi
biaya yg lebh besr dri pda pendapatn, ini yg budgeter/fungsi pendapatan
membuat susah. Kita ada tax efisiensi, biaya
pemungutan itu tdk boleh lebh besar dri
pendapatn. Sehingga yg perlu dilakukan itu
adalah yg namanya dikembalikan kpd
masyrkt, agr masy. Itu disiplin. Ada tuntutan
bahwa tax educationnya itu hars tinggi tapi
dsisi lain kt hrs melaksankn tax efisiensi,
sehingga dikenal lah yg namanya self
assessment, dmn pemerintah itu
memebrikan kewenangan kpd masy. Untuk - Pajak itu mnjdi sumber pndptn utm di
menghitung, melapor, dan membyr sndri, APBN
untuk membntu self assessment ini - Selain fungsi budgeter, pajak jug memiliki
pemerintah hnya memberikan pelayanan. fungsi regular/fungsi mengatur pajak
TUJUAN FUNGSI MENGATUR PAJAK adalh untuk meningktkan konsumsi
- Law is a tool of social engineering, ini masyarakat, untuk membuat industri mobil
relevan dgn fungsi ini, kenapa? Bahwa kita bangkit kmbli, jika kita berbicr
kebijakan-kebijakan terkait dgn hukum mengenai aspek pendptn (jells pemerinth
perpajakan, itu juga ditujukan untuk tdk memilk pendptn). Adanya insentif ini
membawa atau mengarahkan masy kea rah adalah agar kemampuan konsumsi masy
yg diinginkan oleh pemerinth, baik aspek dan industri mobil berjalan kembli, hal
sosial maupun aspek ekonomi, contohnya tersebut berkaitn dengn aspek
adalah sistem tariff, insentif dan regular/aspek mengatur. Konteks kebijakn
disinsemtif. insentif itu tidak diarahkan ke budget, tapi
diarhkan pada kondisi tertentu.
Tadi, clue nya adalah pajak sebagai
reguleren/mengatur yg ditujukan untuk Disinsentif. Contohnya adalh aspek-aspek
membw masy yg diinginkn pajak. Berbicara pajak atas lingkungan hidup. Jadi
mengenai jenis pajak, ada satu pungutan yg pemberian pajak atas lingkungan, seperti
namanya cukai (rokok, minuman pajak karbon itu merpkn bentk dri
alkohol,dll) dalam UU cukai disebytkan disinsentif, misl PLTU batu bara itu
bhwa cukai itu diberikan pada kategori megeluarkn bnyk karbon yg merusk
produk tertentu (ada tujuan cukai itu) salah atsmofer.
satunya adalh untuk mengatur peredaran
dan konsumsi masyarakt, jadi klw kt bicra HUKUM PAJAK – 29 MARET 2022
aspek cukai, aspek utmanya itu bukan TEORI DAN ASAS PERPAJAKAN
untuk pendptn, tapi untuk mengatur Teori Pemungutan Pajak
peredaran konsumsi jenis brng tertentu, yg 1. TEORI ASURANIS (TDK RELEVAN LAGI)
dianggap pemerinth itu membhykn kesehtn
(misal rokok). Inilah arti tujuan pajak yg
mengtr untuk membawa masy. Ke arah yg
diinginkan oleh hukum, agar membatasi
konsumsi, bukan aspek pendaptn yg utm

Contoh lainnya yaitu berkiatan dengan


aspek tariff. Bu A gajinya 5jt per bln tpi ada
B yg gajinya 5M, mereka itu dikenakan
pajak yg berbeda untuk mengedepankan
keadilan, maka dari itu akan ada aspek
tariff dalam perpajakan
 Negara memiliki tugas untuk melindungi
Insentif. Misal di masa bencana pandemic orang dalam hal ini orang/masyarakat dan
ini pem. Membutuhkan bnyk dana. Agar segala kepentingan masyarakat itu sendiri,
konsumsi masy. Itu meningkt/investasi itu seperti keselamatan, perlindungann, harta
meningkt, maka diberkn yg namanya dan jiwa, yang mana pada teori asuransi
insentif. Insentif ini bisa dalambentk ini tugas negara itu disamakan dengan
pengurangan tariff, pembebasan tariff, atau pekerja asuransi, dimana dengan adanya
penghapusan hutang. Yg tujuannya adalah asuransi ini ditujukan untuk melindungi
bermacam-macam tergntng kebijknnya. keperluan/kepentingan masyarakat
Misal pas covid ada kebijkn penurunan pembayar premi. Sehingga teori asuransi
tariff PPn untuk mobil yg awalnya 10% ini diibaratkan sebagai pembayaran premi
menjdi 0%, apa tujuannya? Tujuannya asuransi kepada negara
 Dengan adanya perkembangan bentuk sedngkn untuk memenuhi kebutuhan
negara, negara hukum, dll. Kewajiban sndri saja susah, dn org yg menengah ke
negara dalam melakukan perlindungan itu ats hnya membayar pajak dengan jumlah
tidak hanya didasarkan pada apakah sedkt, tentu hal ini menjadi tidak relavan
seorang warga negara itu membayar pajak dan tidak adil, karena pemerintah
atau tidak. Seperti pada negara memerlukan dana yg banyak untuk
kesejahteraan itu negara bertugas untuk memenuhi perlindungan masy dgn
memberikan perlindungan kepada semua marginal ke bawah.
warga negara, baik yang sudah me jadi 3. TEORI KEWAJIBAN MUTLAK/TEORI BAKTI
wajib pajak maupun yang belum,
mengapa demikian? Keran menjadi wajib
pajak itu ada syarat yang harus dipenuhi
seperti 2 syarat yg harus dipenuhi yaitu
syarat objektif dan subjektif, dan syarat ini
harus dipenuhi dua-duanya.
 Negara wajib meindungi masyarakatnya
baik yang belum wajib pajak maupun yang  Teori ini berdasar pada paham organische
sudah, karena indonesia merupakan staatsleer yaitu sifat negara memiliki hak
negara kesejahteraan. Dan hal ini beda mutlak untuk memungu pajak
dengan lembaga a suransi yang dilindungi  Van den berge, negara itu organisasi dari
hanya orang yang membayar saja. golongan yang melakukan kepentingan
2. TEORI KEPENTINGAN (TDK RELEVAN) umum, perlindungan, menyelenggarakan
kebutuhan umum, benda-benda publik,
sehingga pemeirntah itu harus melakukan
tindakan-tindakan, membutuhkan biaya,
sehingga salah satunya adalah dalam
lapangan perpajakan.
 Pajan merupakan hak mutlak bagi negara,
 Tidak relevan karena, negara dalam karena negara memberikan layanan” kpd
mewujudkan tujuan negaranya seperti masy.
perlindungan, pemenuhan hak, dll bagi  Ini menjadi relevan dengan teori kontrak
warga negaranya tentu memerlukan sosial, dmn masy menyerahkan sebgaian
dana/biaya untuk melaksanakan tugas- kedaulatan negara agar negara dapat
tugasnya, dengan teori kepentingan ini mengurus dalam hal melindungi
menitik beratkan bahwa beban pajak yang kepentingan” masy. Krn tgs yg sdh dilakukn
dipungut itu besarnya harus sesuai mka ngra berhak untuk memungut pajak
dengan kepentingan masing-masing wajib  Otto, merujuk pada organ theory bahwa
pajak, sehingga apabila perlindungannya warga negara itu terikat dengan satu
makin banyak maka pajaknya akan tinggi kesatuan negara, karena negara telah
juga. memberikan hidp kepada warga negaranya,
 Contohnya adalah, ada masy umum dgn maka negara dapat membebani kewajiban
kelas sosial menengah keats, disisi lain membayar pajak kepada warga negara
juga terdapat masy yang marginal dan  Berdasarkan pada teori pembentkan
rentan dan tentunya membutuhkan kenegaraan, maka pembyrn pajak oleh
perlindungan yang lebih dari negara, tidak masyarkt kepada negar itu merupakan
mungkin org yg marginal kebawah keajiban masy/sebagai bakti, krn masy telah
membayar pajak dengan harga tinggi
meminta untuk dilindungi/dipenuhi mencapai pemuasan kebutuhan setinggi-
hak”nya, diberikan layanan, dll tingginya setelah penghasilannya
4. TEORI DAYA BELI dikurangi dengan sejumlah yang mutlak
untuk kebutuhan primernya
 Daya pikul merupakan kekuatan untuk
membayar uang kepada negara dalam
bentuk pajak setelah penghasilan
dikurangi jumlah yang dibutuhkan untuk
mencukupi kebutuhannya
 Maksud penjelasan diatas yaitu sebagai
berikut, apabila seseorang itu memiliki
penghasilan 5 juta, maka negara harus
 Pajak itu ibaratnya sebagai pompa, pompa terlebih dahulu mempertimbangkan
ini menyedot daya beli atau rumah tangga daya pikul untk kebutuhan orang
seseorang/masyarakat, jadi harta yang tersebut, misal 4 juta untuk
dimaksud itu daya beli, harta itu disedot kebutuhannya, maka sisanya yang 1 juta
oleh pompa (pajak) itu menjadi harta yang dikenakan pajak,
diambil/dipungut/dikumpulkan di kas sehingga dalam hal ini pemerintah tidak
negara dan dikeluarkan lagi untuk melakukan tindakan yang tidak adil.
kepentingan pembiayaan rumah tangga  Stuart, daya pikul ini seperti jembatan
negara seperti kepentingan sosial, yang pertama- tama dia harus memikul
pendidikan, kesehatan, dll dan bobot/beratnya sendiri, nah sebelum dia
dikembalikan lagi kepada masyarakat untuk memikul beban og lain(masy yg akan
memelihata kebutuhan masyarakat yang dibayarkan melalui pajak) maka dia
sudah dituntutkan kepadany, sehingga harus memikul bebanya sendiri dulu
sebenarnya uang yang dari rakyat yang  Damste, memberikan elaborasi bahwa
secara komunal/kolektif itu balik lagi besarnya daya pikul dipengaruhi oleh
kepada masyarakat untuk kepentingan yang tiga hal yaitu, penghasilan,
sifatnya kolektif, tapi melalu saluran lain, susunan/jumlah keluarga, dan
seperti pendidikan, kesehatan, pelayanan” pengeluaran. Contohnya adalah, A
lainnya,dll. (belum berkeluarga) dan B (sudah
 Sehingga lebih lanjut dalam teori ini bahwa berkeluarga dan memiliki 1 org anak)
aspek pemungutan pajak itu bukan untuk dmemiliki penghasilan yang sma yaitu 5
kepentingan individu/negara, tetapi untuk juta, tetapi susunan/jumlah keluarga
kepentingn masyarakat umum mereka berbeda, sehingga ekspensiv
5. TEORI GAYA PIKUL atau pengeluaran mereka berbeda, si A
(pengeluarannya 2,5 juta) maka sisanya
itu yang menjadi penghasilan kena pajak,
sedangkan B yang pasti memiliki
pengeluaran (4jt) yang lebih besar
dibanding A, dan sisanya itu yg 1 juta
akan menjadi penghasilan kena pajak.
Contoh lainnya X dan Z sudah sama”
menikah dan memiliki 1 anak, artinya
susunan keluarganya sama, tetapi
mereka memiliki penghasilan berbeda, X
 Teori gaya pikul merupakan besaran (5 jt) dan Z (10jt), negara
kekuatan seseorang untuk dapat memperhitungkan bahwa untuk satu
susunan keluarga yang terdiri dari suami,
istri, dan anak, katakanlah (diibaratkan
buka aturan resminy) bahwa kebutuhan
mereka dalam 1 bulan itu adalah 4juta,
maka untuk X sisanya 1 juta dan itu yang
menjadi penghasilan kena pajak,
sedangkan Z sisanya itu 6juta dan itu lah
yang dikenakan penghasilan pajak. Lalu,
bagaiamana kemudian kita
implementasikan dalam UU kita? Sistem  Dalam level konstitusi pajak dan
perpajakan kita, contohnya adalah pajak pungutan lain tertuang dalam pasal 23A
penghasilan itu memiliki satu UUD yang mana pajak dan iuran lainnya
perhitungan yang dinamakan itu memiliki sifat yang memaksa untuk
penghasilan tidak kena pajak atau PTKP, keperluan negara dan diatur dalam UU
PTKP ini akan disesuaikan oleh  Pajak dan pungutan lain itu tidak hanya
susunan/jumlah keluarga dan dikenal dengna pajak tetap juga ada
pengeluaran, sehingga sebelum negara retribusi, bea, cukai, dan opsent.
menghitungkan hutang pajaknya, maka  Payung hukum dari konstitusi ini dapat
penghasilan bersih dari seseorang itu dimaknai bahwa kedepannya sangat
akan dikurangi dengan penghasilan tidak dimungkinkan ada jenis-jenis pungutan
kena pajak lainnya
 Sedangkan apabilan seseorang memiliki  Kewajiban pengaturan perpajakan dan
gaji 3 juta tapi tdk ad sisanya, maka pemungutan lainnya dengan
negara tdk berwenang untuk memintah menggunakan UU inilah setidaknya yang
hutang pajaknya merefleksikan dua prinsip utama, yaitu
 PTKP ini lah yang merefleksikan teori asas legalitas, dan prinsip umum dalam
gaya pikul, dan ini akan memberikan perpajakan yang sudah berlaku secar
aspek keadilan bagi masyarakat global yaitu no taxation without
6. TEORI PEMBENARAN PAJAK MENURUT representation, mengapa demikian?
PANCASILA Karena di indonesia kita memiliki
representasi yaitu DPR sebagai
representasi dari masy untuk membahas
UU bidang perpajakan, sehingga frasa ini
merefleksikan adanya prinsip global
perpajakan yaitu no taxation without
 Karena Pancasila ini memiliki values representation, taxation without
kekeluargaan dan gotong royong, maka representation is robbery. Sehingga
masy indonesi dalam memandang pajak pengaturan pemungutan pajak melalui
itu harus memandang sebagai UU itu sudah diwakilkan kepada DPR.
pengorbanan dari kita sebagai anggota  Dasar hukum pemungutan pajak yang
keluarga atau masyarakat untuk lain dapat dilihat dalam Pasal 2 UU
bergotong royong melakukan 17/2003 ttg keuangan negara, yang
pembayarn pembiayaan kepentingan mengatakan bahwa pajak sebagai salah
umum tanpa mendapatkan imbalan satu pendapatan negara itu adalah hak
7. BERDASARKAN HUKUM (LEGALITAS) pemerintah, sehingga inilah yang
menjadi dasar dari adanya hak negara
untuk memungut pajak.
dibawah perlindungan pemerintah (asas
pembagian/asas kepentingan)
Jika berbicara dengan kemampuan,
maka kita akan berbicara terkait kemampuan
masy dalam membiayai kehidupan
keluarganya terlebih dahulu, baru membiayai
beban masyarakat melalui pajak.
PTKP yang berbeda karena kondisi
masing-masing orang berbeda itu merupakan
keadilan dalam bidang perpajakan, misal ada
masy yg berpenghasilan 5 jt, dan ada pejabat
yg berpenghasilan 50jt itu tariff pajak nya juga
berbeda, kenapa mereka berbeda? Karena
pendapatannya jauh GAPnya maka tarifnya
harus berbeda sesuai dengan pendapatannya
Dalam asas equality ini tidak
diperbolehkan melakukan yang namanya
dikriminasi antara sesama wajib pajak, misal
karean A pejabat maka tarif pajaknya
direndahkan (itu tidak boleh). Selama orang
ASAS-ASAS PEMUNGUTAN PAJAK itu memenuhi syarat subjektif dan objektif,
maka semua orang harus diperlakukan sama.
Dalam keadaan yang sama, wajib pajak
harus dikenakan pajak yang sama pula. Pada
april 2022 PPN akan dikenakan sebesar 11%,
maka baik itu pejabat atau masy biasa jumlah
PPN nya sama yaitu 11%

2. CERTAINTY
1. EQUALITY

Asas ini yang juga merefleksikan prinsip


legalitas. Berdasarkan pada asas certainty itu
pajak harus dibayar oleh seseorang secar terang
Pembagian tekanan pajak diantara dan tidak mengenal kompromis (non-arbitary)
subjek pajak masing-masing hendanya dalam artian misalnya memberikan
dilakukan secara seimbang dengan affirmasi/diskriminasi positif kepada orang-
kemampuannya , yak seimbang dengan orang yang tertentu untuk tdk membayar pajak,
penghasilan yang dinikmatinya masing-masing kecuali memang ada insentif yang memang
diatur oleh peraturan peru-UU an karena
kondisi masy yang tidak mampu membayar
pajak (afirmasi positif yang sesuai) tapi klau
sifatnta kompromis itu tdk boleh, misal krna dia
pejabat mka tdk dikenakan pajal
Dalam asas ini terkait kepastian hukum
itu dipentingkan mengenaik subjek,objek,
besarnya pajakm dan ketentuan mengenai
waktu pembayarannya. Sehingga dalam hal ini
UU perpajakan itu harus mengatur dengan jelas.

Maksudnya adalah bahwa dalam


melakukan pemunutan pajak, hendaknya
dilakukan dengan sehemat mungkin, sehingga
tidak terjadi yang namanya besar pasak
daripada tiang, sehingga harus dihindari biaya
pemungutan itu melebihi pemasukan pajak,
oleh karena itu negara sudah mengembangkan
sistem berbasis digital, mast bisa melaporkan
3. CONVENIENCE OF PAYMENT pajaknya secara online, bisa membayar pajak di
bank persepsi, sehingga apabila ada penagihan
aktif, dimana pemerintah ahrus mendatangi
rumah warga saty persatu maka biaya
pemungutannya akan lebih besar dari pada
pemasukkannya.
Sehingga untuk lebih efisiensi maka
dibentuklah sistem-sistem di bidang perpajakan
yang akan mempermudah dan lebih ramah
digital dan yang pastinya adanya lebih hemat da
biaya pemungutannya tidak banyak
Maksudnya adalah pajak itu baiknya Ada beberapa contoh lain yaitu insentif
dipungut pada saat yg terbaik dari wajib pajak yg sering sekali masy sebut yang namanya
atau pada saat-saat paling dekat dengan pemutihan, contihnya dalam pajak kendaraan
diterimanya penghasilan. bermotor yg merupakan salah satu pajak
Adanya asas ini maka muncullah asas daerah yang sering dilaukan pemutihan,
yang lain yang disebut dengan P-A-Y-E (pay as mengapa? Karena kalau pem. Daerah sebgi
you earn) yang merefleksikan satu sistem pemungut pajak yang masih mengejar
pemunguntan yang disebut dengan wit pendapatan dengan melakukan penagihan aktif
houlding tax system, PPh pasal 21 contohnya. kepada orang perorang yg beum membayar
P-A-Y-E jadi ketika seseorang itu pajak kendaraan bermotornya, maka biaya yang
mendapatkan penghasilan maka langsung di keluarkan untuk melakukan pemungutan
dipotong pajak oleh pmeberi kerja pajak itu akan jauh lebih besar dari pada
Dengan adanya asas ini maka pemasukan pajaknya sendiri, maka dibuatlah
pembayaran pajak akan menjadi nyaman kebijakan pemutihan, agar pemungutan pajak
ini lebih efisien dan se efisien mungkin.
4. EFFICIENCY Efisiensi dalam pemungutan pajak itu
menjadi salah satu indikator suatu industri mau
berinvestasi dalam suatu negara, maka dari itu bekerja di indonesia, maka ketika saya
indonesia terus memperbaiki sistem-sistem mendapatkan penghasilan kerja di wilayah
adm perpajakannya agar lebih mudah dan yurisdiksi indonesia, dan karena saya
efisien, dan akan meningkatkan kepatuhan berdomisili di indonesia, maka atas dasar
wajib pajak tersebut indonesia berwenang memungut
pajak penghasilan saya, dalam aturan
perpajakan khususnya pajak penghasilan itu
mengatur aspek domisili ini, yakni ketika
seseorang itu telah berada di indonesia
selama lebi dari 183 hari/selama 6 bulan,
maka indonesia berwenagan memungut
pajak penghasilan dari WNA
2. KEBANGSAAN
Asas ini adalah pemungutan wajib pajak
yang dilakukan oleh negara berdasaran
dengan hubungan kebangsaan wajib pajak,
misalkan ada WNI yg bekerja di luar negeri,
berpenghasilan di luar negeri, maka,
menurut asas kebangsaan tersebut masih
dapat dipungut pajaknya oleh indonesia dgn
berdasarkan asas kebangsaan. Yang
kemudian nanti UU perpajakan akan
mengatur lebih lanjut, kapan sih WNI yg
berada di luar neger dan berpenghasilan di
luar negeri, tidak lagi berwenang melakukan
pembayaran pajak di indonesia.
3. SUMBER
Cara pemungutan pajak yg dilakukan oleh
negara berdasarkan sumber pendapat
tanpa melihat tempat tinggal. Jadi selama
ada seseorang yg memiliki penghasilan di
ASAS-ASAS PENGENAAN PAJAK wilayah yurisdiksi indonesia, maka
Akan berbicara terkait yurisdiksi mana yg akan pemerintah indonesia berwenang untuk
berwenag untuk melakukan pemungutan pajak memungut pajak atas org tersebut entah itu
kepada seseorang/badan hukum WNI/WNA

1. DOMISILI
Warga negara asing dan tinggal di indonesia
Asas ini yg dilakukan oleh negara
untuk bekerja selama 9 bulan, dalam hal ini
berdasarkan tempat tinggal wajib pajak,
indonesia berwenang memungut pajak
contohnya saya warga negara indonesia,
penghasilan kepada org tersebu, dengan dasar
saya tinggal di indonesia, berdomisili dan
pada asas domisili dan asas sumber (entah itu
davichi berada di indonesia atau diluar dalam hal ini juga penerimaan pajak itu hak dari
indonesia, selama mendapatkan pendapatan pemerintah
dari indonesia maka tetap membayar pajak), Mengapa pajak ini menjadi hak? Apa
walaupun davichi hanya tinggal 3 bulan saja hubungannya dengan hubungan hukum
tentu tidak memenuhi asas domisili, tetapi asas perpajakan antara negara dengan warga
sumbernya masih tetap berlaku negara.
Penerimaan negara non pajak dalam UU
9/2018 ttg penerimaan bukan pajak (PnBP),
bentuknya banyak sekali seperti pemanfaatan
SDM, pelayanan pengelolaan barang negara
yang dipisahkan ke BUMN, pengelolaan barang
milik negara yang misalnya disewakan,
pengelolaan dana, dan hak negara lainnya
Presentasi besarnya pendapatan negara
WNI, penghasilan di korea, jika erdasarkan asas itu bisa di lihat di UU APBN tiap tahunnya yang
kedua negra itu berwenang, berdasarkan asas mengalami perubahan, jadi setiap tahun itu
kebangsaan karena dia WNI dimanapun ia pemerintah bersama legislative akan
tinggal/domisili/hidup/bekerja maudy tetap mengundang-undangkan APBN, APBN ini lah
berhubungan dengan kebangsaan, sehingga yang akan menjadi dasar penyelenggaraan
indo berwenang untuk memungut pajaknya negara pada satu tahun kedepan. Jika kita
maudy, tapi berdasarkan asas domisi dan asas rujukan pada aspek administrasi negara UU
sumber itu yag berwenang adalah korea APBN itu semacam headplant atau
selatan. Karena terjadi seperti hal ini, maka perencanaan.
biasanya antar negara biasanya melakukan tax
treaty untuk menentukan wewenang pajak dan
tiap negara itu berbeda-beda, agar tidak terjadi
yang namanya double taxation dan hal ini tidak
diperbolehkan, selain adanya tax treaty aturan
per-UU an kita juga harus memberikan
kejelasan.

Kalau kasus diatas itu maudy tetap masuk


kepada pajak korea.

HUKUM PAJAK – 5 APRIL 2022 Jika dilihat dari aspe histori, penerimaan
pajak negara itu di dominasi oleh sector minyak
bumi dan gas alam, sedangakn bagi penerima
WP nya itu sangat kecil, jika berbicara 1980 itu
baru dimulai reformasi perpajakan jenis-jenis

Ketika kita mengeluarkan biaya ekspor bisnis


luar negeri itu juga ada biaya yang harus
dibayrkan, yang disebut dengan bea masuk dan
keluar, dan menjadi kewenangan DBC, sehingga
pajaknya itu masih belum maksimal. K1 = 54juta + 6,5 juta (kondisi kawin)+ 6,5 (pny
ank) = 63 jt
TK0 = 54 juta
8jt x 12 bln = 96 jt (PKP)
K1= 96 – 63 = 33jt x 5%=1,650jt
K0= 96 – 54 =42jt x 5% = 2jt
Pajak diatas itu dibayarkan 1 kali dalam satu
tahun, tapi tergantung kecuali kalua dia punya
pendapatan yang lain misalnya pendapatan
karena UMKM.
Jika ditinjau dari masa kini itu, dulum PPh itu sudh ada yang dibayarkan per
PnPB itu menjadi pendapatan yang paling bulan (tapi mengkonkulasikan untuk setahun)
dominan, tapi sekarang ini menjadi rendah, dan dari pemberi pekerja (dipotongkan), dll
penerimaan pajak itu menjadi >83% (lihat slide
diatas). Adanya reformasi pajak ini muncul
pajak” baru yang akan diangkat, sehingga
menjadi sangat berkorelasi dengan adanya
reformasi perpajakan, aturan perpajaknnya
lebih baru, di lakukannya intensifikasi dan
ekstensifikasi perpajakan yang menyebabkan
pendapatan pajak kita itu menjadi jauh lebih
potensial ketimbang PnPB, terlebih SDA kita
lama kelamaan menurun.

MENGULAS SOAL KEMARIN

HUKUM PAJAK
DEFINISI HUKUM PAJAK

Jaka diibaratka K1 (K1 ini memiliki makna kawin


dengan 1 anak) sedangkan wawan diibaratakn
dengan TK0 (tidak kawil dan belum memiliki
anak). Istilah-istilah itu terdapat dalam tabulasi
PTKP, K1 dan TK0 itu memiliki PTKP yang Santoso, hukum pajak disebut dengan hukum
berbeda fiskal, hukum fiskal adalah keseluruhan dari
peraturan-peraturan yang meliputi wewenang
pemerintah untuk mengambil kekayaan objek pajak) ketika pun juga apabila ada objek
seseorang dan menyerahkan kembali kepada yang tidak kena pajak itu juga harus
masarakat dengan melalui kas negara, sehingga diterapkan/diatur secara jelas dalam UU,
ia merupakan bagian dari hukum publik, yang kewajiban WP terhadap pemerintah, apakah
mengatur hubungan hubungan hukum antara WP itu hanya memiliki kewenangan membayar
negara dan orang atau badan-badan hukum pajak saja? Tidak, masyarakat itu juga memiliki
yang berkewajiban membayar pajak kewenangan wajib untuk melapor, melakukan
(selanjutnya disebut wajib pajak) pembukuan, mengeluarkan faktur pajak, dll
- Wewenang itu lingkup administrasi, yang ditinjau dari jenis pajaknya. Jenis pajak
pemerintah baik pusat maupun daerah antara yang satu dengan yang lainnya itu bisa
dalam pajak itu memiliki wewenang apa? berbeda. Timbul dan hapusnya pajak(kapan sih
Kewenangan pemungutan, pengawasan, hutang pajak itu muncul dan kapan hutang
penegakan hukum dan memberikan sanksi pajak itu dihapus), cara-cara penagihan pajak
- Hk pajak itu merupakan hukum publik (instrumen apa yang digunakan pemerintah
(indikaornya ada dua yaitu subjek yang dalam memungut pajak, biasanya disebut
daiatur dan kepentingan yang diatur untuk dengan SKP, SKP ini banyak jenisnya dan
umum, kepentingan yang dimaksud dikeluarkan dengan kondisi yang berbed-beda,
adalah negara dengan wrg negara, atau dan yang terakhir adalah cara mengajukan
antar organ negara) keberatan, dan banding pada peradilan pajak.
- Yang mengatur hubungan antara negara
atau yang disebut dalam hal ini fiskus RUANG LINGKUP HK PAJAK MATERIIL DAN
(pemungut pajak), dan orang-orang, badan FORMIL
yang berkewajiban untuk membayar pajak
atau para wajib pajak

Hukum pajak merupakan kumpulan peraturan- - Objek pajak


peraturan yang mengatur hubungan antara - Subjek pajak
pemerintah sebagai pemungut pajak dan - Berap tarif pajak
rakyat sebagai pembayar pajak. - Kapan dan bagaimana menetapkan timbul
dan hapusnya hutang pajak
Dari dua definisi diatas, maka hukum pajak - Hubungan hukum antara pemerintah
adalah hukum dan menjadi cabang HAN karena dengan wajib pajak, yang menimbulkan hak
tidak terlepas dari yang namanya wewenang- dan kewajiban
wewenang - Ketentuan daluarsa dan sanksi bidang pajak
(sanksi administratif dan pidana)

Hukum pajak setidaknya menyangkut


wajib pajak (PPh itu wajib pajaknya siapa dll),
objek-objek pajak (karena kita memiliki banyak
- Prosedur pelaporan, pemotongan, dan
pembayaran
- Prosedur pelayanan, pengawasan, dan
penegakan hukum
- Prosedur upaya administrasi dan …

Sebenarnya secara teori aspek-aspek yang


harus ada yaitu hukum pajak materiil dan
formiil Hukum pajak itu merupakan huku publik dan
menjadi bagian dari hukum administrasi, sifat
dari normanya yang menjadi pembeda dari
hukum privat, hukum publik itu sifatnya
imperatif atau dwingrecht sehingga dalam
hukum publik ketika ada norma-norma yang
bersifat imperatif kemudian dilanggar atau tidak
dilaksanakan, maka akan dilaksanakan yang
namanya penegakan hukum (sanksi dan
Hasil dari reformasi hukum pajak itu pengawasan).
sebenarnya untuk melakukan penyederhanaan
hukum pajak, dalam arti untuk memudahkan Di bidang perpajakan itu nanti ada yang
wajib pajak dalam memahami norma-norma namanya auditor perpajakan, mereka akan
dalam bidang perpajakan, sehingga mengawasi wajib pajak, apakah wajib pajak itu
pengaturannya itu menjadi jelas untuk sudah melaporkan hartanya atau tidak,
membagai mana yang sifatnya formill dan kemudian diketahui tidak melaporkan hartanya
materiil dengan benar maka akan mendapatkan sanksi

Corak pembedaan antara formil dan materiil itu Hukum publik juga mengatur hubungan hukum
menjadi jelas, namun sejak adanya omnibus itu antara penguasa negara (fiskus) dengan rakyat
menjadi kacau. Kemudian sejak adanya UU sebagai (WP). Hubungan hukum yang lahir
Harmonisasi perpajakan sudah merevisi UU karena UU, hubungan hukum itu yang
Ciptaker, sehingga pemerintah tidak menjadi menimbulkan hak dan kewajiban, hubungan
masalah karena yg di ciptaker sudah direvisi antar 2 subjek hukum yang menimbulkan hak
duluan di UU HP dan kewajiban atau yang biasa disebut dengan
akibat hukum.
Kenapa dalam UU HP ini terjadi pencampuran
norma pajak materiil dan formiil? Karena UU HP Ketika seseorang sudah memenuhi syarat
ini merevisi UU KUP, UU PPh, UU PBn dan UU objektif dan subjektif perpajakan, maka dia
Cukai, dulu draftnta bukan UU HP, tapi revisi UU akan menjadi WP, dan muncullah hubungan
KUP, nah ini lah yang menjadi mbundernya hukum dengan kondisi memenuhi syarat
sistem omnibus, karena dulunya norma itu subjektif dan objektif, inilah yang disebut
sudah rapi menjadi amburadul yang di revisi dengan hubungan yang lahir karena UU
dalam satu produk hukumnya
Syarat objektif dan subjektif ini setiap UU
KEDUDUKAN HK PAJAK DALAM SISTEM perpajakan itu memiliki syaratnya masing-
HUKUM DI INDONESIA masing, sehingga disini tidak ada indikator
syarat subjektif dan objektif itu seperti apa,
karena setiap UU perpajakan itu memiliki
substansi syaratya masing-masing.
sehingga perikatan pajak ini disebut dengan
Hubungan hukum ini kan menimbulkan hak dan perikatan tidak sempurna.
kewajiban, lalu apa hak dan kewajibannya? Bagi
negara munculnya hubungan hukum ini
menimbulkan kewenangan (untuk melakukan
pengaturan/perbuatan hukum bersegi datu di
bidang perpajakan dalam rangka mempetoleh
hak dari warga negara), dan ini menjadi relevan
dengan UU Keuangan negara, yang mengatakan
bahawa pendapatan negara itu merupakan hak
negara, pendapatan pajak it merupakan hak
negara, lalu kewajiban negara apa? Yaitu
melakukan belanja negara dengan pajak itu tadi
dalam bentuk salah satunya pelayanan pajak,
walaupun kewajiban ini menjadi banefit tidak
langsung bagi masyarakat

Bagaiman kedudukan warga negara sebagai


pembayar pajak? Warga negara dalam rangka
kewajiban hukumnya berkontribusi Pandangan Rochmat soemitro, pajak dipandang
melaksanakan tugas dan pembangunan dari segi hukum merupakan perikatan yang
(dengan melakukan pembayaran pajak), dalam timbul karena undang-undang (jadi dengan
hal ini kewajiabn masyarakat. Yang hilang disini sendirinya) yang mewajibkan seseorang yang
adalah haknya. Kan kalau kita berbicara sudah memenuhi syarat (tatbestand) yang
hubungan hukum itu terdiri dari hak dan telah ditentukan oleh undang-undang, untuk
kewajiban, haknya tidak muncul dalam membayar suatu jumlah tertentu kepada
perpajakan, karena inilah yang kemudian negara yang dapat dipaksakan, dengan tidak
memberdakan perikatan dibidang pajak dengan mendapat imbalan secara langsung dapat
perikatan perdata ditunjuk, yang digunakan untuk membiayai
pengeluaran-=pengeluaran negara.
Perikata itu terdiri dari kreditur dan debitu - sudah memenuhi syarat (tatbestand
dalam bidang perdata, yang mana keduanya maksud dari pendapat itu adalah, Ada
memiliki prestasi masing-masing (melakukan kondisi faktual yang menyebabkan
sesuatu, memberikan sesuatu, dan tidak seseorang itu secara otomatis menjadi
melakukan sesuatu), hal ini lah yang disebut wajib pajak,jika tadi yang dijelaskan ada
dengan perikatan sempurna karna antar pihak syarat objektif dan subjektif ini juga hampir
saling memenuhi hak dan kewajibannya. Tapi sama dengan syarat objektif, dimana
menjadi berbeda dalam aspek perikatan pajak, kondisi seseorang yang memunculkan wajib
ada 2 pihak (subjek) yaitu WP dan fiskus, pajak disebut dengan tatbestand, mengapa
harusnya jika berbicara perikatanitu keduanya seperti ini? Karena dalam peraturan per-UU
memiliki prestasi, tetapi di perikatan pajak itu pajak itu ada yang tidak langsung
tidak WP melakukan kewajibannya untuk menyebutkan objeknya, tapi yang
membayar hutang pajak dimana kewajiban ini disebutkan itu adalah kondisi
adalah hak dari negara, tetapi negar kewajiban
prestasinya tidak ada, sehingga WP tidak
mendapatkan haknya, bukan berarrti tidak ada
karena sebenarnya ada tetapi dalam bentuk
pelayanan atau manfaat tidak langsung,
Tatbestand adalah perbuatan, keadaan dan
peristiwa yang dapat mengakibatkan timbulnya
utang pajak menurut UU Pajak. Keadaan nyata
tersebut seperti halnya: Tatbestand itu bukan
barang tetapi ketigal hal dibawah ini UU PPn pasan 4, objek pertambahan nilai itu
1. Perbuatan, jadi karena seseorang bukan barang a,b,c,d, tetapi penyerahan,
melakukan perbuatan atas dasar pengenaanm pemanfaat, dll itu. Sehingga inilah
perbuatan tersebut muncullah hutang yang disebut dengan kondisi Tatbestand dan
pajak, Contoh ketika seseorang menjadi tugas anak hukum untuk
melakukan kegiatan impor barang ke menerjemahkan, pada hakikatnya segala
wilayah kepabean indonesia, D seorang penyerahan barang, apapun bentuknya
bisnis an impor yang melakukan impor, diwilayah indonesia itu dikenakan pajak.
maka akan dikenakan PPn dan bea Sehingga saat ini subscribe netflik itu ada
masuk pajaknya, pembayarannya plus PPn. Dan dalam
2. Keadaan, contohnya dimana raissa pasal diatas tidak dijelaskan objeknya yang
memiliki penghasilan yang lebih seperti apa. Walaupun hal ini tidak semua ada
penghasilan kena pajak, maka dia akan di norma. PASAL 4 ini sudah tidak berlaku
menjadi WP dan menimbulkan hutang
pajak
3. Peristiwa, contohnya yusril seoarang
nasab yang sangat loyal di suatu
nasabah, kemudian nasabah itu
melakukan undian berhadiah sebesar
100 juta, hadiah itu pendapatan yusril
menurut UU PPh, sehingga dalam hal ini
penghasilan itu tidak melulu gaji, salah Sedangkan pasal diats lebih jelas
satunya adalah.
HUKUM PAJAK – 11 APRIL 2022
Contoh UU yang tidak secara definitif
menyebutkan objeknya tetapi yang
disebutkan itu adalah Tatbestandnya,
sehingga kondisi itu menibulkan norma itu
perlu di tafsirkan

BERDASARKAN GOLONGAN
Titik tekan pada pajak langsung dan tidak
langsung ini terkait dengan siapa yang menjadi
wajib pajak/ membayar pajak, dan siapa subjek
yang diwajibkan oleh UU untuk memikul beban
pajak yang bebannya harus ditanggung sendiri
yang bersangkutan dan tidak dapat dialihkan
kepada pihak lain
Pajak langsung:
Pajak yang bebannya harus ditanggung
sendiri oleh wajib pajak yang bersangkutan dan
tidak dapat dialihkan kepada pihak lain
Contohnya: pajak penghasilan, ketika si
A memiliki hutang pajak maka harus si A sendiri
yang membayar hutang pajaknya sebagai Contohlain dari direct tax adalahn PBB,
seseorang yang memiliki penghasilan dan ketika negara itu memungut pajak bumi dan
dibukukan sebagai wajib pajak oleh UU bangunan, maka akan ada slip pemberitahuan
perpajakan khususnya PPh, sehingga dalam hal pajak terhutang seperti contoh di slide atas.
ini hutang oajak A tidak boleh di bayarkan oleh Seseorang yang memiliki ha katas property
orang lain misalkan tanah dan bangunan yang dibuktikan
Pajak yang dikenakan terhadap dengan kepemilikan sertifikat tanah itu mereka
penghasilan yang dapat dikenakan secara pasti akan dibebani dengan kewajiban
berkala dan berulang-ulang dalam jangka waktu membayar pajak khususnya PBB, misalnya
tertentu baik masa maupun tahun. kertas diatas tertuang nama A yang lokasinya di
klaten yang memiliki sebidang tanah dan
bangunan yang dibuktikan dengan kepemilikan
hak tanah berupa sertifikat, sehingga informasi
yang tertuang di PBB ini harus sama dengan
data yuridis yang ada pada setifikat tanah
sehingga tidak dapat org lain yang membebani
pajak si A, negara tidak mau tahu apakah si A
memakain uang temennya atau apapun yg
Jaka memiliki penghasilan kurang lebih penting person/subjek/wajib pajaknya yang
10 jt/bln/pertahunnya 120jt, menurut UU membayar itu si A sebagaimana yang tertuang
perpajakan dia memiliki penghasilan sebagai dalam surat pemberitahuan ini.
tambahan kekayaan, tambahan kemampuan Pajak tidak langsung:
ekonomi ialah yang disebut dengan tax payer pajak yang bebannya dapat dialihkan
atau wajib pajak, sehingga yang memiliki beban atau digeser kepada pihak lain.
pajak adalah dia yang memiliki penghasian yaitu Contohnya: pajak pertambahan
jaka, pihak lain/wali nya tidak bisa membayar nilai,cukai, pajak rokok.
pajak jaka, atau beban perpajakannya dapat dalam pajak ini, beban pajak bisa
dialihka,atau pihak lain/pemberi kerja jaka tidak dialihkan dari produsen/penjual kepada
bisa membayarkan beban perpajakan jaka. konsumen/pembeli.
Beban perpajakan ini diambil dari uang jaka Mengapa PPN dianggap sebagau pajak
yang digaji oleh pemberi kerjanya, misalnya tidak langsung? Dimana beban PPN ini
bukan pemberi kerja menganggarkan sendiri digeser/dipindah ke pihak lain
untuk membayarkan beban perpajakan
Pak jaka melakukan pembelian Kalau kita mau membeli motor itu
macbook di took, harga bersih macbook yang tahap pembuatan motornya memiliki tahap
dibeli itu adalah 25jt, atas tatsbetand sehingga menjadi motor, nah setiap tahap”nya
pembelian atau penyerahan barang kena pajak itu ada PPN nya. Contohnya ada PT.A (jual
(objek PPN adalah barang kena pajak) barang spearpat), PT.B (), PT.C. kemudian sampailah ke
kena pajaknya disini adalah macbook, sehingga B,B ini kemudian akan merakit sperpattnya dll
dalam pembelian dan penyerahan barang I sehingga terbentuklah motor yang dikelola oleh
akan dikenakan PPN 11%, kalua dilihat dalam B ini, sehingga pabriknya kana da pertambahan
UU PPN nya, siapa wajib pajaknya adalah nilai yang tadinya hanya spearpat kemudian jadi
penjual, bukan pembeli, apa kemudian yang motor, nah ini nanti ketika C akan menjadi
menjadi wajib pajak ini di UU PPN? Dia wajib distributor akan ada tambahan pajak juga yang
melakukan colleting tax atau memungut pajak, mana dari si B yang akan menjadi wajib pajak
kemudian reporting/melaporkan yang sudah dia dan C akan menjadi pihak yang memiliki beban
pungut dari pembeli dan membayarkan, da juga pajak, sebelumnya 11% yang dibayarkan ke A
memberikan bukti potong. Pertanyaanyaa itu digunakan untuk menjadi biaya produksi,
adalah yang membayar 11% ini siapa? Yaitu sehingga apabila di change ke dua atau si B
jaka, tetapi di PPN itu jaka tidak menjadi tax nanti akan menjadi mahal, begitupun juga ke
payer, beban perpajakannya akan dipindahkan change ke tiga atau si C PPNnya juga naika yang
dari penjual sebagai tax payer kepada pembeli, mana masyarakat yang menjadi beban pajak
sehingga pak jaka akan membayarkan 25 juta karena sebagai pembeli motor dai toko C
ditambah dengan 11% yang nantinya seller akan sebagai distributor. Ini lah yang dinamakan
memberikan bukti potong yang terdapat pada distributor change dalam PPN nya (MINTA
sturk atau invoice pembelian. Setelah toko CTTAN KE ICA KAENA RECORD TERPUTUS)
melakuka collection tax kepada jaka, maka toko sehingga dalam hal Ini juga semua harga itu naik
harus memberikan ke negara atau
membayarkan 11% ini ke negara bahwa toko BERDASARKAN SIFAT
tersebut telah memungut PPN dari pak jaka.
Sehingga dalam hal ini walaupun di UU
PPN yang menjadi wajib pajak itu adalah
penjual/distributor/produsen, tetapi beban
perpajakan itu ada pada pembeli. Contoh diata
itu merupakan satu rantai saja
Pajak subjektif, pajak yang bepangkal atau
bedasarkan pada subyeknya, dalam arti
memperhatikan keadaan dari waib pajak.
Contohnya: PPN
Pajak objektif, pajak yang berpangkal pada
obyeknya tanpa memperhatikan keadaan dari
WP. Contohnya, PPN, Pajak penjualan atas
barang mewah, PBB, pajak kendaraan Ini merupakan wujud dari keadilan dari indirect
bermotor, pajak bahan bakar. tax, Karena tatsbetandnya sama yaitu
melakukan pembelin/penyerahan barang kena
PERBEDAAN: dari kedua sifat itu terdapat pada pajak dari 1 penjual kepada pembeli, walaupun
di pertimbangkan atau tidak pembelinya backgroundya berbeda. Sama halny
dipertimbangkannya keadaan/ kondisi/ status/ saat kita makan di restoran itu PPNnya sama aja
situasi diri wajib pajak. bagi semua pembeli

PERTANYAAN:
1. Apakah naiknya PPN akan berpengaruh
pada upah minimum masyarakat juga naik?
Jawab:
Tidak, tapi nanti ada hubungannya dengan
fasilitas perpajakan. Jadi misal kita lihat
pada PBB, PBB disemua daerah itu tarifnya
Jaka dan wawan memiliki penghasilan sama, tetapi ada kondisi-kondisi tertentu,
yang sama yaitu 10 juta/bulan. Jaka sudah entah itu kondisi wajib pajak/kondisi
menikah dan memiliki 1 anak, sedangkan lahannya misalkan kena bencana,
wawan masih single, lalu bagaimana kebakaran, gagal panen, itu lah yang
konsekuensi dari kondisi beban keluarga dalam menyebabkan hutang pajak itu tidak
perpajakan? Tentu pajak dari jaka dan wawan dipungut. Kontek pajak tidak di pungut itu
itu berbeda, kondisi jaka disebut dengan K1 bukan berarti pemerintah memperhatikan
mereka yang berstatus K1 itu dikenakan pajak keadaan wajib pajak, tetapi lebih ke dalam
sebesar 63jt yng mencerminkan wajib pajak konteks pemberian kemudahan atau
untuk menghidupi keluraganya, sehingga fasilitas perpajakan, hal ini dilakukan
penghasilan kena pajaknya yaitu (120jt-63jt= dengan adanya pengeluaran diskresi,
57jt kemudian akan dikalikan dengan tariff), karena kondisi tertentu entah itu kondisi
berbeda dengan wawan yang disebut dengan wajib pajak atau objek pajak. Dalam hal ini
TK0,kemudian PTKP dari wawan itu sebesar tidk ada hubungannya antara
54jt, sehingga pajaknya sebesar (120jt-54jt= 66 sifat(objek/subjek) dengan
jt, yang kemudian akan dikalikan dengan tariff) fasilitas/kemudahan
2. Banyaknya wajib pajak yang tidak
melaporkan hartanya dengan benar,
bagaimana negara meminimaliskan hal ini?
Jawab:
Data smapai saat ini masih menjadi
permasalahan birokrasi, setiap pajak itu
system dan modelnya berbeda-beda. PPh
Dengan contoh yang sama di atas. dan PPN itu menggunakan system
Ketika keduanya jaka dan wawan membeli assessment (dimana negara memberikan
macbook maka keduanya baik jaka dan wawan keprcayaan kepada wajib pajak untuk
akan membayar aspek yang sama walaupun menghitung dan
kondisi keadaan jaka dan wawan berbeda, mempertanggungjawabkan beban
dalam hal ini jaka dan wawan akan membayar pajaknya) salah satu kewajibannya itu
macbook dengan saharga 25jt dan PPN 11%, adalah lapor, tapi apakah yang dilaporkan
PPN itu dikenakan dengan tariff yang sama baik itu sudah benar? Kalua di pusat itu PPn dan
kepada jaka maupun ke wawan, tanpa melihat PPh maka untuk dapat memastikan
dan memperhatikan kondisi, beban, status,dll. laporannya itu tidak benar, maka ingat
hukum pajak itu merupakan hukum public pemda terkait pembaharuan data pajak.
yang memaksa dan memiliki sanksi, Jadi system tiap jenis pajak itu berbeda”
pemerintah melakukan pengawasan, DJP Kalua soal harta yang disimpan di luar
akan melakukan audit laporan, dan memiliki negeri yang bebas pajak itu berarti dia
koordinasi dengan lembaga-lembaga lain. menyimpan uangnya di negara bebas pajak,
Jika audit menemukan perbedaan dengan sehingga muncullah tax amnsesty itu,
hasil yang dilaporkan (aspek pengawasan), mereka yang punya harta-harta yang
maka setelah itu akan diberikan penerapan disimpan di luar negeri. Dan hal tersebut
sanksi. menjadi rugi bagi negara
Pemerintah ingin melakukan
intensivitas perpajakan, maksudnya adalah
memaksimalkan sumber perpajkan yang
sudah terdata, maka dilakukan tax amnesty,
tax amnesty ini jika dilihat dalam teori
merupakan bagian dari perpajakan,
tujuannya adalah agar mereka mau melaper
pelaporan dan pengungkapan secara suka
rela. Nanti bakal dapat email untuk sebagai BERDASARKAN WEWENANG
bentuk info peringatan. Pengungkapan
secara suka rela itu bagian dari
kesukarelaan.
Khusus mereka yang di tax amnesty itu
modal pengawasannya akan berbeda. DJP
sudah memiliki mekanisme bgi subjek”
pajak yang menggunakan program pajak
amnesti.
Berbicara mengenai kewenangan
Pajak pusat, pajak yang wewenang
pemerintah daerah, PBB itu sistemnya
pemungutannya di tangn pemerintah pusat
beda, sistemnya dinamakan dengan official
yang pelaksanaannya dilakuan/manajemennua
assessment, OS ini berarti kita membayar
oleh kementerian keuangan melalui/dikelola
sesuai dengan yang diminta oleh negara,
direktorat jenderal pajak dan DJBC
seperti pada kertas di slide sebelumnya itu
Jenis-jenis pajak pusat anatara lain PPn,
dalam pada kertas itu ada tertera jumlah
PPnBM, Bea Materai, Cukai dan Bea masuk
pajaknya. Tetapi yang namanya masyarakat
itu kan sering melakukan peralihan
Pajak daerah, pajak yang wewenang
tanah,dijual, di waris,dll. Sehingga jika
pemungutannya di tangn pemerintah daerah
berbicara ke agrian, data yuridis itu dapat
(baik pemerintah propinsi maupun
berubah. Misal a ditahan 20 lahanyannya
kota/kabupaten) yang pelaksanaannya
itu seluas 500 m2, kemudian di athaun 24
dilakukan oleh badan pengelolaan keuangan
dia menjual tanahnya seluas 100 m2,
dan asset daerah (tiap daerah itu macam”)
sehingga seharusny pajak PBB nya si A
Jenis-jenis pajak daerah propinsi seperti
harunya berubah, tetapi yang menjadi
pajak kendaraan bermotor, sedangkan pajak
masalah adalah pemda tidak tahu kalua
daerah kota/kabupaten seperti pajak hotel,
tanahnay sudah dipecah, sehingga di tahun
25 si A tetap dipungut PBB dengan 500 m2,
nah hal ini kan tidak adil, maka disini agar A
mendapatkan keadilan dia bisa lapor ke
pajak restoran dan pajak reklame.
TARIF PAJAK

TARIF TETAP
- Tariff tetap pajak yang jumlah nominalnya
(jumlah rupiah yag dibayar) tetap
meskipun dasar pengenaan pajaknya (tax
Dipusat kita memiliki DJP, DJP itu base) berubah (dipandang sebagai
atribusinya itu merujuk pada masing” UU jenis keadilan, karena setiap orang dikenakan
pajak, DJP itu berwenang untuk memungut PPh dengan beban tariff yang sama, hal ini sama
PPn, PPn-BM, PBB P3 (merupakan pajak untuk 3 dengan fungsi regulasi pajak, dimana tariff
sektor, yaitu pertambangan, perhutanan, dan itu juga dapat di gunakan sebagai upaya
perkebunan) bea materai. Sedangkan untuk keadilan) sehingga jumlah pajak yang
DJBC itu berwenang untuk memungut bea asuk terutang tetap. Tariff tetap dipandang
dan keluar atas perdagangan internasional, memberikan keadilan, karena setiap orang
cukai atas bahan tembakau dan alcohol, diberikan beban tariff yang sama
atribusinya melalui UU kepabeanan dan UU - Contoh tariff tetap itu adalah bea materai
cukai - Tariff tetap diterapkan tariff dalam bea
Sedangkan untuk pripindi/daerah itu di materai sebagaimana diatur dalam UU no.
atribusi oleh UU terbaru yaitu pada UU 1/2022 10.2020 ttg bea matera
tentang Hubungan keuangan pemerintah pusat - Pasal 5: dokumen sebagaimana dimaksud
dan daera, nanti akan dibagi mana yang di dalam pasal 3 dikenal bea materai dengan
pungut oleh propinsi ) (PKB, PNKP, PAB, PBBKB, tariff tetap sebesar 10.000
PAP, pajak rojok, dan opsen pajak MBLB) atau
pun pada kabupaten/kota (PBB-P2 {perdesaan
dan perkotaan}, BPHTB, PBJT, pajak reklame,
PAT, pajak MBLB, pajak sarang burung wallet,
open PKN, dan Opsen BBKNB).
Konsekuensi dari adanya pembagian
kewenangan yaitu setiap lembaga Ada dua pihak yang melakukan
pemerintahan hanya bisa memungut jenis pajak perjanjian kepedataan, di pihak pertama ada
yanag di atribusikan kewenangannya oleh UU. jaka dan wawan yang melakukan perjanjian
Apabila ditemui badan atau penjabat yang utang piutang dengan nominal utangnya 20jt,
melakukan pemungutan diluar UU maka disebut atas dokumen perjanjian itu, wajib dilekati
dengan bertindak sewing-wenang atau diluar dengan materai 10rb sesuai dengan pasal 5
kewenangan diatas.
Disisi lain terdapat aisyah dan fitri yang
melakukan perjanjian rumah dengan nominal
500jt, dokumen perjanjian yang dibuat itu juga
wajib dilekati materai 10.000.
Sehingga ketika dasar perpajakannya
berubah/nominalnya berubah yaitu 25jt dengan
500jt, meskipun nominalnya berubah tetapi
hutang pajaknya sama yaitu sama” 10rb
(materai)

TARIF PROPORSIONAL

A,B,C, dan D sama sama membeli jam,


tetapi dengan harga jam yang berbeda-beda,
atas pembelian itu semuanya dikenakan dengan
tariff yang sama yaitu 10% tetapi beban
pajaknya berbeda, semakin kecil harga
barangnya maka beban pajaknya kecil
- Tarif proporsional ialah tariff pajak dengan disbanding dengan harga barang yang
persentase tetap meskipun dasar tinggi/mahal (contoh diterapkan pada PPN)
pengenaan pajaknya berubah tariff ini
merupakan presentase tunggal yang TARIF PROGRESIF
dikenakan terhadap semua objek pajak
berapapun nila dasar pengenaan pajaknya.
Maka konsekuensinya adalah semakin
besar jumlah yang dijadikan dasar
pengenaan pajak, maka semakin besar pula
jumlah pengenaan pajaknya. Dengan - Tariff progresif, yaitu tariff pajak yang
demikian kesebandingan dapat dilihat presentasenya semakin meningkat seiring
dalam perhitungan semakin besar jumlah dengan meningkatnya dasar pengeaan
yang dijadikan dasar pengenaan pajak, pajak, salh satu contoh pajak yang
akan semakin besar pula jumlah pajak menggunakan tariff progresif adalah pajak
- Tariff proporsional diterapkan dalam tariff penghasilan.
pajak pertambahan nilai yang diatur dalam - Penerapan tarif progresif dalam pajak
UU nomor 8 tahun 1983 ttg pajak penghasilan tidak diterapkan secara
pertambangan nilai barang dan jasa pajak absolut (flat rate) melainkan diterapkan
pertambahan nilai dan pajak penjualan secara berlapis (bricket rate) tujuannya
barang mewah sebagaimana telah adalah semakin tinggi penghasilan
beberapa kali diubah terakhir dengan UU seseorangn akan diberikan beban pajak
no 7/2021 ttg harmonisasi peraturan yang lebih besa, sehingga kesenjangan akan
perpajakan berkurang diantara orang yang
- Jika dilihat dari sudut pandang PPN maka berpenghasilan besar dan orang yang
jenis tariff ini juga akan memberikan berpenghasilan rendah
keadilan. Jika pada UU PPN yang lama - Terdapat beberapa variasi tariff progresif,
tarifnya 10%, kemudian karena sudah yaitu: a) tariff progresif”: b) tarif progresif-
diubah pada UU No 7/2021,maka mulai proporsional; dan c) tariff progresif-degresif
dari april tarifnya naik menjadi 11-12%
Dalam praktek perpajkan di Indonesia, model
tariff degrsif ini tidak diterapkan karenan
mengandung ketidak adilan. Model tariff
degresif dipandang memberatkan bagi
masyarakat yang memiliki penghasilan rendah
karena mendapat tariff pajak yang tinggi.
Sedangkan masyarakat yang memiliki
Contoh yang kita terapkan di Indonesia saat ini penghasilan lebih tinggi mendapatkan tariff
setelah keluarnya UU harmonisasi, jadi table pajak yang semakin menurun (degresif)
diatas itu dinamakan layer atau disebut dengan
bricket rate. Tariff yang kita gunakan sebeum
UU HPP itu adalah progresif proporsional,
progresif proporsional merupakan tariff
pajaknya progresif atau naik terus. 5%, 15%,
25%, hingga 30% itu progresif, tetapi
peningkatan tariff antar bricket/lapis itu
proporsional yaitu naik 10% dari 5% naik jadi
15% hingga seterusnya. Sehingga system PPh
kita sebelum UU HPP itu progresif proporsional,
tetapi kenaikannya itu bersifat proporsional,
dengan adanya UU HPP muncul bricket ke 5, ini HUKUM PAJAK – 19 APRIL 2022
muncul karena HPP, hal ini dikarenkan banyak SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK, ialah
masyarakt kita itu memiliki penghasilan yang satu metode/cara pemungutan pajak yang
banyak, bahkan kena pajaknya itu diatas 5M, berlaku di Indonesia. System pemungutan pajak
maka muncullah bricket ke 3 tetapi tidak antara satu jenis pajak dengan pajak lainnya itu
progresif proporsional lagi, melaikan progresif berbeda. Misalnya PPh dengan PBB itu
degresif, tariff sebelumnya ada peningkatan menggunakan system yang berbeda.
tetapi kemudian menurun yang awalnya tiap Di indomesia menggunkan 3 sistem
naik itu sebesar 10% kemudian menurun yang berbeda, yang erdiri dari, official system
menjadi 5%. Tetapi secaa general kita katakana assessment, withoulding system, self
saja progresif proporsional assessment system

TARIF DEGRESIF OFFICIAL ASSESMENT SYSTEM


Tarif pajak yang presentasenya semaki menurun  Sistem pemungutan pajak ini memberikan
seiring dengan meningkatnya dasar pengenaan wewenang kepada pemerintah (fiskus)
pajak atau sebaliknya. Semakin besar untuk menghitung dan menetapkan
penghasilan, maka semakin kecil tarifnya. besaran pajak terutang kepada wajib pajak
sesuai dengan ketentuan Undang-Undang
Perpajakan, yang memang UU itu
menerapkan official assessment system.
Meskipun demikian kita tidak bisa
menemukan ada frasa official assessment
system dlam UU, tetapi kita bisa
mengelaborasi/mengkaji metode-metode
tersebut, kira-kira metode apa/system apa
yang merujuk pada rumusan normanya
 Ciri-ciri Official Assessment System adalah
pajak terutang dihitung oleh petugas
pajak, fiskus berwenang menentukan
besaran utang pajak kepada orang pribadi Contoh dari OSS ini adalah pajak
atau badan dengan mengeluarkan surat PBB,dalam gambar itu ada surat pembayaran
ketetapan pajak sebai bukti timbulnya terhutang yang merefleksikan system
utang pajak, maka nantinya pada awal pemungutan OSS, ini adalah implementasi dari
tahun fiskus atau pemerintah sesuang sikap aktif pemerintah untuk menarik pajak ke
wewenang akan mengeluarkan SKP WP, dan masyarakat sbgai WP bersifat pasif,
sementara, dan akan mengeluarkan SKP sehingga dalam hal ini WP hanya menunggu
final di akhir tahun. Dalam hal ini saja datangnya penagihan pajak hingga surat ini
pemerintah/fiskus untuk melakukan datang.
tindakan aktif dalam pemungutan pajak Dari surat ini juga sudah ditentukan
kepada wajib pajak, sedangkan WP nya oleh fiskus terkait berapa yang harus dibayar
bersifat pasih untuk ditagih oleh fiskus, jadi pajaknya oleh WP, dalam surat itu aa nada nilai
sebelum Surat ketetapan/pemberitahuan jual terkaib objek pajak, objek PTKP, luas
pajak itu datang ke fiskus, maka fiskus boleh tanah,dll. Dalam surat ini juga diatur mengenai
untuk tidak berinisiatif dulu untuk jatuh tempo, periode kapan masyarakat itu
membayar, yang nantinya di surat itu aka membayar pajak (maksimal), masy. Dpt
nada informasi-informasi terkait kapan membayar ke bank” persepsi yang telah
periode membayar, berapa jumlahnya WP ditunjuk oleh pemerintah.
untuk membayar hutang pajaknya
 Official Assestment System Merupakan WITHOLDING TAX SYSTEM
suatu sistem pemungutan pajak di mana o Withholding Tax System merupakan suatu
aparat pajak (fiskus) yang aktif untuk sistem pemungutan pajak yang dilakukan
melakukan pemungutan pajak kepada oleh pihak ketiga.
Wajib Pajak dan Wajib Pajaknya hanya o Pihak ketiga diberikan kepercayaan untuk
bersikap pasif untuk menunggu penghitungan, penyetoran, dan pelaporan
pemberitahuan pajak terutang. pajaknya kepada fiskus/negara.
 Besarnya pajak yang harus dibayar (pajak o Jadi, Wajib Pajak hanya menerima tanda
terutang) oleh Wajib Pajak ditentukan oleh bukti pemungutan/ pemotongan pajak saja
aparat pajak (fiskus) melalui Surat (biasanya akan diterima di akhir tahun),
Ketetapan Pajak (SKP). Pada awal tahun, sedangkan aparat pajak (fiskus) hanya
fiskus akan mengeluarkan SKP Sementara mengawasi kegiatan
dan akan mengeluarkan SKP yang selesai pemungutan/pemotongan yang dilakukan
pada akhir tahun untuk menentukan besar oleh pihak ketiga.
pajak yang harus dibayar/terutang o Mekanisme withholding tax system
sebenarnya. merupakan pengembangan sistem
pemungutan pajak sebelum reformasi
perpajakan yang menerapkan mekanisme
MenghitunG Pajak Orang lain (MPO). Dalam
praktik pihak ketiga yang ditunjuk sebagai
pemotong pajak ialah Wajib Pajak Badan
selaku pihak lawan transaksi. Contoh sistem
pemungutan pajak ini terdapat pada
pemotongan PPh Pasal 21. Yang dllakukan
oleh pemberi kerja terhadap pekerja
o Contohnya adalah jaka ini merupakan
seorang pekerja di PT PLN, maka PT PLN itu
merupakan pemberi kerja jaka, menurut
system Withoulding ini maka pihak yang
memberikan gaji kepada jaka, maka akan
memotong pajak jaka juga, normanya
tertuang dalam pasal 21.
o Adanya system ini kemudian yang
melahirkan teori PAYE (Pay As You Earn)
sebagai salah satu implementasi asas dari
convenience of payments, maksudnya PAYE
adalaha, seperti jaka tadi yang Diatas merupakan bukti pembayarn pajak
mendapatkan gaji di februari 2022, maka sesuai pasal 21. Setiap bulan tempat pemberi
sebelum penghasilan itu diberikan ke jaka, kerja membayarkan gaji ke pekerja, maka
maka PT PLN yang memberikan gaji kepd pemberi kerja juga langsung berkewajiban
jaka, akan langsung memotong gaji jaka untuk memotongkan pajak penghasilan pekerja,
untuk pajak, sehingga gaji jaka sudah bersih, dalam hal ini pemberi kerja ini sebagai pihak
dalam hal ini jaka diberikan ketiga. Dalam hal ini kewajiban tahunan WP
kemudahan/kenyamanan yang mana pada hanya melaporkan saja berapa jumlah
saat jaka menerima gaji saat itu juga jaka penghaslan 1 thn dan pajak yang sudah di
telah membayar pajak potong dalam 1 tahun
o Dalam hal ini WP hanya menerima bukti
pemotongan/pembayaran pajak saja di SELF ASSESSMENT SYSTEM
akhir tahun, sehingga pihak ketiga tadi  Self Assessment System merupakan sistem
memiliki kewajiban untuk menghitung, pemungutan pajak yang memberikan
menyetor, dan pelaporan pajak dari jaka kepercayaan kepada wajib pajak untuk
tadi ke negara. menghitung, melaporkan dan membayar
Berikut ini contohnya, hingga mempertanggungjawabkan pajak
terutang atas dirinya sendiri berdasarkan
undang-undang perpajakan. Semua
dilakuakn dengan sendiri
 Mekanisme self assessment system
merupakan pengembangan sistem
pemungutan pajak sebelum reformasi
perpajakan yang menerapkan mekanisme
Menghitung Pajak Sendiri (MPS)
ingin melaporkan SPT tahun 20, maka dasar
pengisiannya itu menggunakan asumsi tahun
sebelumnya, misalkan bu rahma akan
melaporkan SPT tahun 21 maka akan
menggunakan asumsi penghasilan yang didapat
pada tahun sebelumnya dalam hal ini pada
tahun 20 dimana SPT yang digunakan sebagai
acuan ini dikeluarkan oleh pemerintah
 Contohnya adalah PPh dan PPN, para WP sekiranya pada bulan desember 20 yang
yang memiliki penghasilan mereka itu harus digunakan oleh bu rahma sebagai WP untuk
melaporkan SPT (surat pemberitahuan mengisis SPT di tahun 2021, dan begitu
pajak tahunan) orang/pribadi, maupun seterusnya, hal ini sebagai pertanggungjawaban
badan ke DJP, begitu pula pengusaha yang dari masyarakat terhadap kekayaannya sebagai
kena pajak yang sudah wajib memungut objek pajak.
PPN, mereka juga wajib melaporkan atas Selain PPh juga ada PPN yang
transaksi perbulannya pada DJP. menggunakan self assessment, dimana
 DJP sudah mengembangkan berbagai pengusaha-pengusaha yang sudah dikukuhkan
metode pembayaran pajak, contohnya ada menjadi pengusaha kena pajak, itu harus secara
pelaporan pajak secara online ajeg melakukan pelaporan transaksi pada setiap
 Mulai tanggal 1 januari- 31 maret stiap masa pajaknya (biasanya perbulan) itu harus
tahun pajaknya, seluruh pajak penghasilan dilaporkan ke pemerintah, dan setelah
itu harus melakukan pelaporan ke DJP, yang dilaporkan baru kemudian melakukn
dilaporkan adalah, penghasilan yang sudah pembayaran akan PPN yang dipungut.
didapat dalam 1 tahun yang lalu, berapa Contoh lainnya adalah terkait dengan
jumlah asetnya, piutang-hutang juga harus bea masuk. Misal sebuah PT akan melakukan
dilaporkan ke negara melalui SPT. kegiatan impor dari luar kepabeanan Indonesia
Contoh: menuju wilayah kepebaean Indonesia, maka
terlebih dahulu dia harus melaporkan suatu
dokumen yang disebut dengan dokumen impor
barang atau pemberitahuan impor barang,
kewajiban pemberitahuan impor barang ini
merupakan bagian dari kewajiban pihak
importir kepada negara, untuk melaporkan
barang-barang apa saja, dari mana barang
importirnya, dari mana negara asalnya,
bagaimana, tarifnya, klasifikasi, dll, sehingga
Meskipun pekerja itu sudah menggunakan dengan dkumen ini WP/importir akan
withoulding oleh pihak ketiga, tetapi juga harus menghitung jumlah bea masuk yang dikeluarkan
melaporkan SPT tahunannya, dimana SPT lebih dahulu sebelum dia melakukan impor
tahunan ini akan di laporkan sesuai dengan barang. Si importir/WP harus
bukti pajak tahun lalu, misalkan bu rahma akan mempertaggungjawabkan data-datanya, dan
melaporkan SPT di tahun 20, maka pelaporan apabila tidak benar maka akan diberikan sanksi,
SPT itu dapat dilakukan mulai tang 1 januari begitupun juga dengan aspek pada pajak-pajak
hingga 31 maret 20, yang di isikan itu lain yang memang menggunakan self
menggunakan asumsi penghasilan sebelumnya, assessment seperti PPh dan PPN. Maka,
yang didaptkan dari bukti pemotongan pajak DJP/fiskus memiliki kewenangan untuk
yang sudah diberikan oleh DJP pada setiap akhir melakukan audit pada dokumen laporan
tahun pajak (desember). Begitu juga bu rahma tersebut, apabila kemudian auditor DJP/DBC
menemuka perbedaan subsansi dokumen berdasarakn UU PPN, sehingga WP ini muncul
dengan aslinya, maka disini akan dilakukan hutang pajak dari subjek atau objek pajak itu.
perbaikan dan menambahkan sanksi adm pajak,
sanksi ad mini yang menjadi bentuk BERKAITAN DENGAN DOKTRIN AJARAN
pertanggungjawaban dari wajib pajak dalam hal HUTANG PAJAK
metode self assessment. AJARAN MATERIIL (MATERIELE LEER)
Hutang pajak timbul karena Undang-Undang
HUTANG PAJAK - berarti ketika syarat subjektif dan objektif
perpajakan itu sudah terpenuhi, misalkan
syarat subjektif dari PPh adalah, misalkan
seseorang yang berdomisili di Indonesia
lebih dari 183 hari dalam satu tahun pajak,
dan syarat objektifnya adalah ketika
seseorang itu memiliki tambahan
kemampuan ekonomi lebih dari penghasila
tidak kena pajak, sehingga ketika 2 syarat
itu terpenuhi yaitu syarat subjektif dan
Defines hutang pajak objektifnya, maka akan muncullah hutang
Utang pajak bermakna besaran jumlah pajak kepada seseorang). Sehingga dengan
pajak yang harus dibayar oleh wajib pajak pada adanya SKP yang nantinya akan dikeluarkan
suatu masa dan tahun pajak. Kita juga bisa oleh fiskus, tidak berarti bahwa SKP itu
menyebut sebagai pajak terhutang, dan hal menimbulkan hutang pajak
trsebut merupakan dua hal yang sama. Surat Ketetapan Pajak (SKP) tidak menimbulkan
Hubungan hukum antara WP dengan utang pajak, SKP ada hanya bersifat deklaratur
negara/fiskus itu didasari dengan UU, sehingga (declaratoir) sebagai dokumen yang
kapan hutang pajak itu muncul berdasarkan memberitahukan besaran pajak terutang dan
UU? Yaitu ketika terpenuhinya syarat objektif menetapkan besaran utang pajak, karena
dan subjektif tergantung pada masing-masih munculnya hutang pajak itu bukan karena
jenis UU pajak. Yang perlu diingat kita tidak bisa SKPnya tapi karena telah terpenuhinya syarat
begitu mudah menemukan secara eksplisit subjektif dan objektifnya
dalam masing-masing UU perpapajakan, tetapi
yang bisa ita lakukan adalah mengidentifikasi AJARAN FORMIL (FORMELE LEER)
terkaita pasal-pasal mana saya yang terkait Hutang pajak timbul setelah dikeluarkannya
dengan syarat” subjektif pajak atau wajib pajak Surat Ketetapan Pajak (SKP). Sehingga SKP
itu, dan juga syarat-syarat objek pajaknya, yang dikeluarkan fiskus itu memiiki sifat
sepeti halnya dlam PPN, pada UU PPN kita tidak konstitutif
bisa menemukan laptop adalah objek pajak, dll. SKP memiliki sifat konstitutif (constitutief),
Kita tidak bisa menemukan hal seperti itu, karena SKP memiliki fungsi:
tetapi kita bisa mengidentifikasi bahwa i) menimbulkan utang pajak;
tathbestand atau keadaan nyata itu mejadi ii) menetapkan besara jumlah utang pajak;
objek pajak di PPN, misalkan penyerahan dan
barang kena pajak seperti penjual ke pembeli, iii) memberitahukan besaran utang pajak
jadi objeknya itu adalah penyerahan, sehingga kepada wajib pajak
ketika seseorang/WNI sebagai syarat subjektif,
melakukan penyerahan barang kena pajak jika kita merujuk pada 2 UU yaitu di Pasal 1
diwilayah kepabean Indonesia maka sudah angka 10 UU KUP dan Pasal 1 angka 8 UU PPSP;
terpenuhi itu syarat subjekti dan objektifnya “pajak terutang adalah pajak yang harus dibayar
pada suatu saat, dalam masa pajak, dan dalam
tahun pajak, atau dalam bagian tahun pajak 7. Putusan Peninjauan Kembali
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan Ini merupakan jenis SKP yang digunakan
perpajakan”. (Pasal 1 angka 10 UU KUP ), oleh fiskus sebagai dasar untuk menarik pajak
berdasarkan pada pasal 1 ajaran materil lah kepada WP, dan sabagai daar WP untuk
yang berlaku di indonesia membayrakan sejumlah uang yang tertera di
dalam SKP.
“utang pajak adalah pajak yang masih harus Menurut HAN bentuk SKP ini berupa
dibayar termasuk sanksi administrasi berupa instrument apa? SKP itu merupakan instrument
bunga, denda atau kenaikan yang tercantum KTUN.
dalam surat ketetapan pajak atau surat
sejenisnya berdasarkan peraturan perundang- SKP SEBAGAI KTUN
undangan perpajakan”. (Pasal 1 angka 8 UU Definisi ‘Keputusan/beschiking’ menurut
PPSP), sedangkan menurt pasal ini yang berlaku Pasal 1 angka 3 UU No. 5 Tahun 1986 tentang
adalah ajaran formiil PTUN jo UU No. 9 Tahun 2004 tentang
Perubahan UU No. 5 Tahun 1986 tentang PTUN,
sehingga dalam hal ini kita mengkombinasikan yaitu:
ajaran formil maupun materiil, ketika syarat “Suatu penetapan tertulis yg dikeluarkan
subjektif dan objektif sudah terpenuhi maka oleh Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara
akan timbul hutang pajaknya tetapi secara yang berdasarkan peraturan perundang-
formalistic kewajiban pembayaran pajak itu undangan yang berlaku, yang bersifat konkret,
ketika SKP nya sudah diberikan oleh fiskus individual, dan final, yang menimbulkan akibat
hukum bagi seseorang atau badan hukum
perdata.”
Unsur KTUN (Pasal 1 angka 3 UU 5/1986,
JENIS-JENIS SKP 1. Penetapan tertulis; SKP tu bentuknya
tertulis entah itu dalam bentuk hardcopt
atau digital/ memiliki bentuk yang baku
2. Dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat TUN,
dalam hal ini SKP dikeluarkan oleh DJP atas
nama kepala kantor/seksi, bisa juga dilihat
di kop suratnya
3. Berdasarkan peraturan perundang-
undangan yg berlaku; kewenangan dari DJP
untuk mengeluarakan SKP pastinya
berdasarkan pada UU yang berlaku,
Dilakukan melalui penerbitan surat peraturan UU yang seperti apa, yakni
ketetapan pajak lain yang dikeluarkan oleh tentunya UU KUP dan juga UU PPN karena
direktorat jenderal pajak antara lain: (Pasal 9 disini contohnya berkaitan dengan surat
ayat (3) UU KUP) penagihan pajak penjualan
1. Surat Tagihan Pajak (STP); 4. Bersifat konkret (KTUN ini sudah jelas,
2. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar substansi nya terkait apa), individual (dilihat
(SKPKB); bahwa pada table SKP trsrbt ada nama WP
3. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar dan NPWP, dan final (tidak memerlukan
Tambahan (SKPKBT); penetapan-penetapan lain, sehingga
4. Surat Keputusan Pembetulan langsung bisa di eksekusi);
5. Surat Keputusan Keberatan 5. Menimbulkan akibat hukum, memunculkan
6. Putusan Banding hak dan kewajibannya. Kewajiban yang
dilekatkan pada WP yaitu membayar hutang
pajak yang tertera di SKP biasanya tertuang negara, dand dapat dilakukan pembayaran di
di kolom terhutang, dan Haknya adalah tempat yang sudah ditetapkan
memunculkan untuk melakukan upaya- KOMPENSASI
upaya adm maupun upaya hukum ketika Berakhirnya utang pajak melalui kompensasi
WP tidak merasa sepaham dengan jumlah terjadi jika wajib pajak memiliki tagihan berupa
pajak terhutang yang ditulis oleh fiskus kelebihan pembayaran pajak (piutang pajak) di
pada SKP; tahun sebelumnya, kemudian piutang pajak
6. Seseorang atau badan hukum perdata, tersebut dapat diperhitungkan (net-off) sebagai
KTUN ini diberikan kepada subjek hukum kompensasi (pengurangan pembayaran atau
tertentu yang sudah definitive, nama dan pelunasan) bagi utang pajak sejenis dimasa
identitas nya tertuang dalam SKP lainnya. Artinya WP memiliki piutang yang tidak
direstitusi atau tidak dikembalikan ke WP, yang
perlu diperhatikan kompensasi in ihanya dapat
dilakukan kepada jenis pajak yang sama, misal
WP memiliki kelebihan pajak di PPh nah itu
maka hanya bisa di kompensasi dengan PPh
saja, tidak boleh ke jenis pajak lainnya
DALUARSA
Apabila utang pajak belum dibayar atau tidak
ditagih oleh fiskus sampai dengan batas waktu
penagihan yang ditentukan oleh undang-
undang maka dengan sendirinya utang pajak
tersebut menjadi hapus dan tidak dapat ditagih
kembali. Daluarsa penagihan pajak yakni 5
tahun sejak penerbitan SKP (Pasal 22 ay (2) UU
KUP), misalkan WP membayar pajak di tahun
2015 tapi kemudian di tahun 2017 DJP
melakukan audit yang kemudian di keluarakn
Kesimpuannya, SKP dengan berbeagai SKP kurang bayar, nah maksusd 5 tahun itu
jenis itu yang menjadi kewenangan negara tidak dimulai pada tahun 2015, tetapi dimulai
dalam hal ini pejabat TUN khususnya dalam tahun 2017 setelah dikeluarkannya SKP
lingkup perpajaan itu adalah sebuah beschiking PEMBEBASAN
atau KTUN, yang mana apabila terjadi sengketa Pembebasan (kwijtschelding) merupakan
terhadap keputusan ini maka akan dilakuka kebijakan peniadaan kewajiban pembayaran
upaya adm dan hukum di pengandilan pajak utang pajak oleh wajib pajak dari fiskus, titik
tekannya adalah pembebasa itu sbagai bentuk
BERAKHIRNYA HUTANG PAJAK kebijakan.(Contoh: sunset policy, tax holiday,
PEMBAYARAN tax amnesty) yang mana tujuan dari kebijakn ini
Pembayaran dengan mata uang dari negara adalah ditujukan untuk meningkatkan
yang memungut pajak kepada kas negara. kepatuhan WP, melakukan intensifikasi dan
Dilakukan pada tempat pembayaran pajak yang ekstensifikasi perpajakan
telah ditetapkan seperti kantor pos, bank PENGHAPUSAN/PEMBATALAN
BUMN, BUMD, dan bank swasta persepsi yang Penghapusan/pembatalan utang pajak
telah ditunjuk sebagai bank/tempat penerimaan didasarkan pada keadaan wajib pajak. fiskus
pembayaran pajak.artinyaa, hutang pajak itu dapat (memunculkan diskresi)
akan berakhir jika WP membyar pajak dengan menghapus/membatalkan utang pajak dengan
menggunakan mata uang rupiah kepada kas mendasarkan pada undang-undang pajak
(keadaan WP ini dipertimbangkan),
sebagaimana mencerminkan prinsip tax expenditure. Sebagai kemudahan dalam
kemampuan bayar dari wajib pajak. Beberapa perpajakan
sebab yang menjadi dasar fiskus antara lain: o Penerapan tax expenditure berimplikasi
force majour musibah atau bencana alam, wajib pada pengurangan atau penundaan
pajak perorangan meninggal dunia. Contohnya pendapatan negara atas pembayaran
adalah di PBB, paraturan perUU daerah pajak, yang mana seharusnya negara itu
mengenaii PBB, ketika terjadi kondisi” tertentu mendapatkan pendapatan-pendapatan
keadaan objek/subjek WP, misalkan objek PBB pajak tapi terhalang dengan adanya
itu hilang karena bencana, WP gagal panen, WP kebijakan, seperti takx amnesty,dll ataupun
kurang mampu, dengan baegitu WP berhak karena kebijakan” penghapusan dan
untuk memohok ke fiskus untuk dilakukan pembatalan atas permohonan dari WP
panghapusan/pembatalan. berdasarkan pada kondisi force majour.
Namun di sisi lain mengurangi beban
Fisukus ini dapat mempertimbngkan perpajakan wajib pajak yang dalam
sehingga aspeknya adalah diskrersi untuk beberapa negara sebut sebagai keringanan
menhapus atau membatalkan ataupun tidak pajak, subsidi pajak, fasilitas dan insentif
menghapus/tidak membatalkan, sehingga pajak.
menjadi beda, kalau penghapusan pembatalan
itu bisa dalam bentuk permohonan daari WP Maka fasilitas perpajakan, tax expenditure
ataupun kebijakan, tetapi berbeda dengan atau pembebasan/ penghapusan/
pembebasan itu dalam kontekas kebijakan pembatalan, sebagai salah satu berakhirnya
peniaadan hutang pajak dengan tujuan utang pajak ini , juga merupkan contoh
ditujukan untuk meningkatkan kepatuhan WP, funsgi reguleren dari pajak, diaman negara
melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi memberikan fasilitas untuk mengurangi
perpajakan beban WP yang misal memang karena
kondisi WP yang tidak mampu, atau
memang karena tujuan kedepan dari
pemerintah yaitu meningkatkan kepatuhan
perpajakan, insentifikasi, dan eksentifikasi.

Namun, jika kita lihat dari aspek teortis baik itu PAJAK – 7 JUNI 2022
pembebasan atau penghapusan/pembatalan KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA
perpajakan itu disebut dengan tax PERPAJAKAN
expenditure/fasilitasn perpajakan. SISTEMATIKA KUP
- Uu 6/1983 sudah sering dirativikasi berkali-
Fasilitas Pajak → tax expenditure (biaya atau kali
pengeluaran pajak dari negara - Ada perubahan dalam harmonisasi
o Transfer sumber daya kepada public melalui perpajakan
pengurangan kewajiban pajak. - Revisi sebanyak 6x, tidak secara penuh
o Menurut Organisation for Economic Co- - Ketentuan umum perpajakn itu biasanya
operation and Development (OECD) tax menyebutkan PPn dan PPh
expenditure bentuknya banayk, mulai dapat - KUP ini sebagai aturan paying hukum,
berupa keringanan pajak (allowances), ketika dirjen pajak dan pemda ingin
pengecualian (exemptions), pengurangan membuat aturan formil itu harus mengacu
tarif (rate relief), penangguhan atau pada UU yang ada dalam KUP
penundaan (tax deferral), kredit (credits) - Wajib pajak (WP, pasla 1 angka 1, wp itu
dan lainnya. Dalam hal ini bentuk ada hubungan hukum antara wajib pajak
pembebasan, penghapusan itu bagian dari
dengan pemerintah, juga termasuk badan, 2. Pengusaha kecil yang memilih
pemungut dan pemotong pajak tertentu dikukuhkan, mereka yang omzetnya
- Misal PBB pihaknya kan org dan negara, kurang dari 500jt klw mau dikukuhkan
tetapi ada kalanya WP itu buka orang tetapi itu boleh, misalkan mereka ikut tender
bisa saja pemungut (pengusaha kena pajak, tapi masih pengusaha kecil
yang menanggung WP nya tetap
konsumen, (pemotong itu misalkan sebagai UU harmonisasi, sangat mendukung single
WP misalkan pemberi kerja di bidang PPh identity system, dalam pasl 2 ayat 1a
dan yang menanggung pajaknya adalah Ketika pasal ini dimunculkan dalma UU HPP,
pekerja apakah seluruh WNI yang memiliki NIK
- Ada di UU PPh, PPh yang dipotong dan menjadi waib pajak setelah berlakunya UU
dipungut HPP, itu tidak karena balik lagi UU materiil
- WP ini memiliki hak dan kewajiban untuk nya tidak terpenuhinya syarat objektif dan
mendaftarkan diri misal mendaptktan subjektifnya
NPWP
- Kewajiban pendaftaran (pasal 2 ayat 1 dan KONSEKUENSI KEPEMILIKAN PAJAK
1. Adanya dorongan potensi perpajakan, Kewajiban dari WP pemungut dan pemotong itu
krna banyak yang menghindar dan di kolom kotak bawah kanan
tidak mendaftar pajak
2. Pengusaha yang sudah dikukuhkan FUNGSI NPWP, pasal 2 ayat 1
kena pajak maka diwajibkan untuk 1. Mendapatkan identitas
memungut PPn 2. Mendapatkan pelayaan dan instansi
Kapan seseorang mendaftrakan NPWP nya dan tertentu, contoh ketika seseorang yang
dikukuhkan sebagai WP(pasal 2 ayat 1 dan 3 memiliki usaha dan mengajukan
1. WP OP yang melakukan usaha atau pengajuan kredit, namun apakah hal itu
pekerja bebas konstitusional, menurut ibunya itu
2. WP OP tdk melakuakn usaha atau boleh karena sudah memenuhi syarat
pekerja bebas, tetapi berpenghasilan objektif dan subjektif, hal ini bertujuan
melebihi PTKP untuk meningkatkan kepatuhan
3. Wanita yang telah menikah dan 3. Sarana melaksanakan hak dan
menajlankan kewajiban perpajakannya kewajiban
sendri. Boleh ikut suami untuk
menjalankan kewajiban WP, atau
melakukan kewajiban WPnya sendiri Pengukuhan secara jabatan
4. Setiap WP BA badan
Kewajiban pendftran untuk dikukuhkan sebagai Kalau dalam hal pengusaha sudah dikukuhkan
PKP berlaku untuk: kena pajak tetapi pada satu masa pendapatan
1. Pengusaha memiliki peredaran bruto pengusaha itu turun, apakah status
brutoatau omzetmelebihi 500jt dalam pajaknya itu bangkrut itu tidak dapat dicabut
satu tahun pajak (batasan pengusaha kecuali pailit atau usahanya tidak jalan lagii,
kecil, aturan sebelumnya itu 4,5 M karena jumlah yang dikenakan pajak itu akan
batasnya, hal ini berubah diatrn skerng mengikutu dengan penghasilan
krna tujuannya untuk intensivikasi.
Tujuannya lebih ke budgeter
- Di indo itu UMKM nya berkaitan
dengan aturannya belum memiliki
kejelasan

Anda mungkin juga menyukai