Anda di halaman 1dari 12

MINI RISET

PEMALSUAN DAN PENIRUAN MEREK DAGANG SPESIAL

SAMBAL/SS

Mata Kuliah : Regulasi Bisnis


Dosen Pengampu : Muhammad Rizal, M.Si., Ak., CMA., CSRS, CSRA

Disusun Oleh : Kelompok 5


Rahel Rosalin (7223250005)
Lusya Clarisa Sianipar (7223250014)
Wahyu Simanungkalit (7223550005)
Agnes Putri Farida Sitorus (7223550006)

PROGRAM STUDI BISNIS DIGITAL

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Karena atas

berkat dan rahmat-Nya kami dapat meyelesaikan Mini Riset mata kuliah

Regulasi Bisnis. Kami juga berterima kasih kepada bapak Muhammad Rizal,

M.Si., Ak., CMA., CSRS, CSRA selaku dosen pengampu yang telah

membimbing penulis dalam menyusun makalah ini.

Kami juga menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan.

Oleh karena itu kami meminta maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan,

dan kami juga berharap jika ada kritikan dan saran untuk diberitahukan oleh

dosen pengampu dan juga pembaca yang bersifat membangun untuk perbaikan

makalah ini.

Akhir kata, kami mengucapkan banyak terima kasih. Semoga dapat

bermanfaat dan bisa menambah pengetahuan dan adanya masukan bagi

pembaca.

Medan, 12 Meii 2023

Kelompok 5
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................2
BAB 1.................................................................................................................4
PENDAHULUAN..............................................................................................4
1.1 Latar Belakang.........................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................5
1.3 Manfaat Penelitian..................................................................................5
BAB II................................................................................................................6
LANDASAN TEORI.........................................................................................6
2.1 Pemalsuan Merek....................................................................................6
2.2 Bentuk Perlindungan Hukum Terhadap Pemegang Hak Merek..............6
BAB III...............................................................................................................8
PEMBAHASAN................................................................................................8
BAB IV............................................................................................................11
KESIMPULAN................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................12
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Merek dagang di Indonesia semakin banyak macam pilihannya.

Teknologi informasi dan komunikasi mendukung perkembangan macam-

macam merek yang dikenal oleh masyarakat. Masyarakat dapat mencari

informasi keunggulan produk dari merek tertentu sehingga mereka dapat

memilih produk yang diinginkan. Oleh karena itu, antarpemilik merek suatu

produk akan bersaing untuk mendapatkan kepercayaan dari masyarakat selaku

konsumen. Kondisi inilah yang mendorong terjadinya tindakan persaingan

yang tidak tepat seperti pemalsuan atau peniruan merek.

Berdasarkan Undang-Undang No. 15 Tahun 2001 menjelaskan bahwa

peran merek menjadi sangat penting terutama dalam menjaga persaingan

usaha yang baik. Merek dapat digunakan sebagai alat untuk menjelaskan asal

mula produk, mengetahui kualitas produk, serta keaslian produk.

Merek dagang memberikan perlindungan kepada pemiliknya terhadap

penggunaan merek dagang oleh orang lain yang tidak berwenang. Namun,

masih banyak kasus pelanggaran regulasi merek dagang yang terjadi di

Indonesia. Dalam makalah mini riset ini, kami akan meneliti satu kasus

pelanggaran regulasi merek dagang di Indonesia yang melibatkan merek

dagang Sambal Spesial (SS) dan membahas langkah-langkah yang dapat

diambil untuk mengatasi kasus tersebut.


1.2 Rumusan Masalah

1. Dalam makalah ini, kelompok kami akan meneliti sejauh mana

regulasi bisnis di Indonesia peduli akan merek dagang yang dipakai

semena-mena oleh pelaku yang tidak bertanggung jawab.

2. Apakah penyelesaian sengketa peniruan merek dagang Spesial Sambal

“SS” oleh pemegang merek sudah memenuhi ketentuan Undang-

Undang Nomor 15 Tahun 2001 Tentang Merek?

1.3 Manfaat Penelitian

1. Penelitian ini dapat memberikan masukan pemikiran dan ilmu

pengetahuan baru terhadap ilmu hukum pada umumnya dan ilmu

Hukum Hak Atas Kekayaan Intelektual pada khususnya.

2. Sebagai bahan pertimbangan bagi mereka yang akan mengadakan

penelitian lebih lanjut mengenai hal tersebut.


BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pemalsuan Merek

Merek sebagai salah satu dari bagian HKI yang memiliki peranan

sangat penting karena dengan menggunakan merek atas barang barang

dan/atau produk-produk yang diproduksi, dapat membedakan asalusul

mengenai produk barang dan jasa. Merek juga digunakan dalam dunia

periklanan dan pemasaran. Publik sering mengaitkan suatu image, kualitas

atau reputasi barang dan jasa dengan merek tertentu dimana merek dapat

menjadi kekayaan yang sangat berharga secara komersial, dan karena adanya

merek tersebut, dapat membuat harga-harga suatu produk menjadi mahal

bahkan bernilai. Merek sendiri merupakan tanda pengenal yang membedakan

milik seseorang dengan milik orang lain, seperti pada pemilikan ternak dengan

memberi tanda cap pada punggung sapi.

2.2 Bentuk Perlindungan Hukum Terhadap Pemegang Hak Merek

Konsep perlindungan hukum terhadap hak merek tersebut mengacu

pada sifat hak merek yang bersifat khusus (exclusive).Hak khusus tersebut

bersifat monopoli artinya hak itu hanya dapat dilaksanakan oleh pemilik

merek. Tanpa adanya izin dari pemilik merek, orang lain tidak boleh

mempergunakan hak khusus. Jika adapihak lain yang mempergunakan hak

khusus tadi dengan tanpa adanya izin dari pemilik hak merek, maka telah

terjadi pelanggaran yang dapat dikenai sanksi tertentu.


Hak Kekayaan Intelektual (yang selanjutnya disingkat HKI) sebagai

hak hukum, terbagi menjadi 2 (dua) bagian, yakni; hak cipta (copyrights) dan

hak milik perindustrian (industrial property rights). Khusus untuk hak milik

perindustrian terbagi menjadi beberapa bagian, yakni; paten, merek, desain

industri, desain tata letak sirkuit terpadu, rahasia dagang, indikasi geografis.

Mengingat HKI terbagi dalam beberapa bagian sebagaimana diuraikan tadi,

ternyata hal ini berimplikasikan pada lingkup pemberian hak hukum atas

kekayaan intelektual.
BAB III

PEMBAHASAN

Peniruan merek dagang adalah tindakan yang dilakukan oleh pihak lain

untuk menciptakan merek dagang yang mirip dengan merek dagang yang

sudah ada, dengan tujuan untuk mengambil keuntungan dari popularitas merek

tersebut. Peniruan merek dagang dapat mengarah pada kebingungan

konsumen, karena mereka mungkin tidak bisa membedakan merek dagang

yang asli dan yang palsu. Undang-Undang Merek dan Indikasi Geografis

mengatur perlindungan hukum atas hak kekayaan intelektual, termasuk merek

dagang. Merek dagang yang terdaftar memiliki hak eksklusif untuk

menggunakan merek dagang tersebut, dan melarang pihak lain untuk

menggunakan atau meniru merek dagang tersebut tanpa izin. Pelanggaran hak

merek dagang dapat dikenakan sanksi pidana dan perdata.

Etika bisnis juga menjadi penting dalam konteks pemalsuan dan

peniruan merek dagang. Etika bisnis yang baik harus menghindari praktik-

praktik tidak adil atau merugikan konsumen, seperti pemalsuan dan peniruan

merek dagang. Praktik-praktik seperti ini juga dapat merusak citra perusahaan

dan menurunkan kepercayaan konsumen pada merek tersebut. Perlindungan

konsumen juga menjadi penting dalam konteks pemalsuan dan peniruan merek

dagang. Konsumen harus dilindungi dari produk yang meniru merek dagang

tertentu dan mungkin mengandung bahan-bahan berbahaya atau tidak sehat.


Konsumen juga berhak untuk mengetahui informasi yang akurat tentang

merek dagang yang mereka beli dan konsumsi.

Dalam riset mini tentang pemalsuan dan peniruan merek dagang pada

spesial sambal/SS, dapat dilakukan analisis tentang dampak dari tindakan ini

terhadap pemilik merek dagang, konsumen, dan industri. Riset juga dapat

mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi praktik pemalsuan dan

peniruan merek dagang pada spesial sambal/SS, serta memberikan

rekomendasi terkait dengan perlindungan merek dagang dan konsumen.

Beberapa rekomendasi yang dapat diberikan antara lain:

1. Pihak berwenang dan pemilik merek dagang harus meningkatkan

pengawasan dan tindakan hukum terhadap praktik pemalsuan dan

peniruan merek dagang pada spesial sambal/SS. Hal ini dapat

dilakukan melalui kampanye sosialisasi, inspeksi, dan sanksi hukum

yang tegas.

2. Pemilik merek dagang dapat memperkuat perlindungan merek dagang

mereka melalui penggunaan teknologi canggih dalam produksi dan

pengemasan produk, serta pengawasan yang ketat terhadap rantai

pasokan.

3. Konsumen juga harus meningkatkan kesadaran tentang pentingnya

membeli produk yang memiliki merek dagang yang resmi dan


terpercaya, serta memperhatikan label dan kemasan produk dengan

cermat.

4. Industri juga dapat memperkuat perlindungan merek dagang dengan

cara memperkuat kerjasama antar produsen dan pihak berwenang, serta

meningkatkan pengawasan terhadap produksi dan distribusi produk.

Dengan adanya upaya perlindungan yang lebih baik terhadap merek

dagang dan konsumen, diharapkan tindakan pemalsuan dan peniruan merek

dagang pada spesial sambal/SS dapat diminimalisir. Hal ini dapat membantu

menjaga kepercayaan konsumen dan memperkuat industri makanan dan

minuman dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat.


BAB IV

KESIMPULAN

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa

pemalsuan dan peniruan merek dagang pada produk spesial sambal/SS

merupakan masalah serius yang dapat merugikan konsumen, pemilik merek

dagang, dan industri makanan dan minuman secara keseluruhan. Pemalsuan

dan peniruan merek dagang dapat menurunkan kepercayaan konsumen dan

merusak citra merek dagang, serta mengganggu persaingan yang sehat di

pasar. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan upaya yang lebih baik dalam

melindungi merek dagang dan konsumen. Pihak berwenang dan pemilik

merek dagang harus meningkatkan pengawasan dan tindakan hukum terhadap

praktik pemalsuan dan peniruan merek dagang, sementara pemilik merek

dagang, konsumen, dan industri dapat meningkatkan kesadaran dan kerjasama

untuk memperkuat perlindungan merek dagang dan mencegah terjadinya

pemalsuan dan peniruan merek dagang. Dengan melakukan upaya-upaya

tersebut, diharapkan dapat membantu menjaga kepercayaan konsumen dan

memperkuat industri makanan dan minuman dalam menghadapi persaingan

global yang semakin ketat.


DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.ums.ac.id/50330/3/BAB%20I.pdf
http://eprints.uniska-bjm.ac.id/9727/
https://media.neliti.com/media/publications/240068-perlindungan-hukum-
bagi-pemegang-hak-ata-00803d72.pdf

Anda mungkin juga menyukai