Anda di halaman 1dari 22

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENDAFTARAN MEREK

KOLEKTIF

MAKALAH POLITIK HUKUM

Oleh:

AMALIA HIDAYATI
(2003201010059)

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU HUKUM


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
BANDA ACEH
2020
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .............................................................................. i


DAFTAR ISI ............................................................................................. ii
BAB I ........................................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ....................................................................... 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ....................................................... 6
BAB II ....................................................................................................... 8
A. Hak Kekayaan Intelektual .............................................................. 8
B. Ketentuan Umum tentang Merek .................................................... 9
C. Merek Kolektif ............................................................................... 15
D. Teori Hukum yang Digunakan dalam Penelitian ............................. 16
BAB III ..................................................................................................... 18
A. Kesimpulan .................................................................................... 18
B. Saran .............................................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 20

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Usaha Kecil Mikro Menengah (selanjutnya disebut UMKM) merupakan

industri yang berkembang dengan sangat cepat dan besar di Indonesia. Industri

UMKM menjadi salah satu pilar perekonomian yang menggerakkan roda

perekonomian di Indonesia. Hal tersebut didukung dengan fakta yang didapatkan

dalam kajian dari kementerian perindustrian di mana sektor UMKM mengambil

konstribusi sebesar 60,34% terhadap produk domestik bruto di Indonesia pada

tahun 2016. Fakta lain yang didapatkan adalah sektor UMKM dalam periode yang

sama menyerap 97,22% tenaga kerja di Indonesia. 1

Meskipun demikian, sektor UMKM di Indonesia masih sangat identik

dengan berbagai bisnis tradisional. Pada tahun 2018, hasil pencatatan Badan

Ekonomi Kreatif ditemukan bahwa terdapat 96% UMKM belum berbadan hukum

ataupun memiliki payung hukum. Artinya, baik dalam bentuk usahanya ataupun

bentuk badan hukumnya, mayoritas para pelaku usaha UMKM tidak berfokus

kepada perlindungan hukum ataupun perkembangan usahanya melainkan kepada

suatu keuntungan dan pola bisnis yang sederhana tanpa ada perencanaan

pengembangan di masa mendatang. Selain itu, menurut Kepala Badan Ekonomi

Kreatif, Triawan Munaf mengungkapkan bahwa para pelaku usaha tidak

mendaftarkan usahanya untuk menghindari pajak usaha.2

1
http://www.kemenperin.go.id/artikel/14200/kontribusi UMKM Naik, diakses pada
tanggal 4 Mei 2018.
2
https://ekonomi.inilah.com/read/detail/2443605/umkm berbadan hukum masih kecil,
diakses pada tanggal 7 Mei 2018.

1
Merek selalu diidentikkan dengan identitas bagi suatu produk yang

dihasilkan oleh produsen, yang kemudian menjadi aset bagi produsen. Identitas

suatu produk juga menjelaskan kualitas suatu barang, hal tersebut juga menandakan

barang tersebut memiliki ciri khas tersendiri. 3

Merek merupakan tanda yang dapat ditampilkan secara grafis berupa

gambar, logo, nama, kata, huruf, angka, susunan warna, dalam bentuk 2 dimensi

atau 3 dimensi, suara, hologram, atau kombinasi dari 2 atau lebih unsur tersebut

untuk membedakan barang dan atau jasa yang diproduksi oleh orang atau badan

hukum dalam kegiatan perdagangan barang dan atau jasa.4 Dalam bisnis modern,

suatu bisnis tidak dapat terlepaskan dari Merek dagang atau jasa karena Merek

adalah identitas dari produk yang diperdagangkan. Sebagai identitas Merek

merupakan suatu tanda pembeda antara produk barang atau jasa yang sejenis yang

diperdagangkan oleh para pelaku usaha. Dengan adanya suatu Merek, maka

konsumen juga dapat menentukan suatu pilihan dengan tidak adanya kebingungan.

Tidak boleh adanya kesamaan Merek pada produk-produk yang didaftarkan, baik

itu dari segi logo, tulisan atau desain dari cover Merek tersebut.

Merek merupakan salah satu aset yang harus diberi perlindungan oleh

Negara, karena Merek merupakan identitas dari suatu produk yang harus diberikan

hak. Merek digolongkan kedalam harta intelektual atau pun harus diberikan hak

kekayaan intelektual. Hak kekayaan intelektual merupakan hak individual atau hak

3
Hery Firmansyah, “Perlindungan Hukum Terhadap Merek”, (Yogyakarta: Medpress
Digital, 2013), hlm. 29.
4
Pasal 1 angka 1 Undang-Undang No. 20 tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi
Geografis.

2
pivat (private rights), dimana seseorang bebas untuk mengajukan permohonan atau

mendaftarkan karya intelektualnya atau tidak. Seseorang dapat dengan leluasa

menikmati kegunaan suatu kebendaan dengan bebas yang tidak bertentangan

dengan kesusilaan, tidak merugikan kepentigan umum, dan tidak melanggar

peraturan perundang-undangan. 5

Perlindungan Merek di Indonesia menganut asas konstitutif (pendaftaran)

dengan prinsip first to file. Artinya, Merek hanya mendapatkan perlindungan apabila

Merek tersebut didaftarkan ke pemerintah melalui kementerian Hukum dan Ham

dan dalam hal ini terdapat di Direktorat Kekayaan Intelektual. Apabila UMKM

memiliki produk baik berupa barang maupun jasa dengan menggunakan suatu

Merek namun tidak didaftarkan, maka pelaku usaha UMKM tersebut kehilangan

perlindungan hukum atas Mereknya.

UMKM sebagai suatu industri berskala kecil masih menganggap bahwa

perlindungan kekayaan intelektual bukanlah merupakan hal yang penting. Hal

tersebut dibuktikan dengan masih minimnya pendaftaran Merek UMKM di Ditjen

Kekayaan Intelektual. Data statistik pendaftaran Ditjen KI menunjukkan bahwa

selama periode 2016-April 2018 pendaftaran Merek Non UMKM mendominasi

sebesar 91,45% sedangkan untuk Merek UMKM hanya sebesar 8.55%.6 Padahal,

menurut pandangan World Intellectual Property Rights (WIPO), UMKM memiliki

banyak potensi untuk tumbuh kembang inovasi dan kreativitas atas produk.

5
Hery Firmansyah, “Perlindungan Hukum Terhadap Merek”, (Yogyakarta: Medpress
Digital, 2013), hlm. 7.
6
https://statistik.dgip.go.id/statistik/production/merek_umkm.php, diakses pada tanggal 7
Mei 2018.

3
Namun, sayangnya kesadaran pengusaha UMKM akan pentingnya pemanfaatan

Hak Kekayaan Intelektual untuk mendukung kegiatan usaha Mereka masih

rendah.

Di sisi lain identitas atau Merek dagang sebagai salah satu wujud karya

Intelektual memiliki peranan penting bagi kelancaran dan peningkatan perdagangan

barang atau jasa. Hal ini tidak terlepas karena suatu Merek digunakan untuk

membedakan suatu barang tertentu dari barang lain yang bentuknya sejenis.

Berbagai pemalsuan Merek dagang untuk suatu barang sejenis dengan kualitasnya

lebih rendah daripada barang yang menggunakan Merek yang dipalsukan itu. Untuk

memperoleh keuntungan secara cepat dan pasti sehingga merugikan pengusaha

seperti UMKM yang memproduksi barang asli. Dengan memperhatikan hal

tersebut di atas diperlukan suatu perlindungan Merek barang-barang yang

diproduksi UMKM.

Keterbatasan pengetahuan yang dimiliki oleh pelaku UMKM ini

memberikan beberapa dampak, misalnya ketika para pelaku UMKM tidak

membuat Merek dan tidak mendaftarkan hak Merek secara resmi, produk Mereka

akan kehilangan identitas dan jaminan kualitas produk untuk bisa dikenal oleh

pelanggannya menjadi terabaikan. Beberapa contoh realitas salah satunya yang

dikutip dari pernyataan Khofifah Indar Parawansa, calon gubernur Jawa Timur

periode 2019-2024 menyatakan bahwa pengrajin yang tidak mempunyai Merek

akan merugi dan memperoleh keuntungan sedikit karena Mereka akan menjual

produknya ke supplier yang akan menjualnya lagi dengan Merek supplier tersebut

(Zahro, surya.co.id). Ketua Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Kepulauan Meranti,

4
Muzamil Baharuddin, menemukan produk asal Kepulauan Meranti yang diekspor

ke pasar internasional, kue semprong dan arang kayu bakau, dijual tanpa Merek

Meranti akan tetapi malah diberi label negara tujuan ekspor yaitu Singapura dan

Malaysia (Imroen, www.halloriau.com). Ini memberi gambaran bentuk kerugian

yang nyata dialami oleh produsen karena hasil produksi Mereka dibeli dengan nilai

rupiah yang murah dan selanjutnya setelah dilabeli negara ekspor dijual mahal

dengan dolar di pasar luar negeri.

Dengan melihat dan memahami isi dari Undang-Undang No 20 tahun 2016

tentang Merek dan indikasi geografis, maka para pemilik usaha harusnya

menyadari pentingnya perlindungan marek pada produk yang diproduksinya guna

untuk memperoleh kepastian hukum dan akan terciptanya persaingan usaha yang

sehat dan benar diantara para pelaku usaha, sehingga apa yang diproduksi dapat

bermanfaat bagi masyarakat di sekitarnya. Sebagai salah satu upaya perlindungan

Merek, pemerintah menganjurkan untuk memakai Merek kolektif yang digunakan

bersama-sama dalam mengurangi tingkat persaingan antar pengusaha, mengingat

banyak indukstri yang dikelola oleh industri rumah tangga (home industri)

sehingga lebih efektif dan efisien untuk dapat mewujudkan perlidungan Merek,

sehingga pemerintah daerah juga memiliki peran dalam rangka melindungi Merek

produk yang berasal dari daerahnya masing-masing.

B. Rumusan Masalah

Penulis telah menyusun beberapa masalah yang akan dibahas dalam

makalah ini sebagai Batasan dalam pembahasan bab isi. Beberapa maslasah

tersebut antara lain:

5
1. Bagaimana tinjauan yuridis terhadap pendaftaran Merek secara

kolektif?

2. Bagaimana prosedur pendaftaran Merek pada Lembaga DJKI sesuai

UU yang berlaku?

3. Apakan Merek kolektif dapat digunakan sebagai alternatif

perlindungan Merek guna mengurangi persaingan usaha?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dalam penulisan ini

adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui dan menganalisis tinjauan yuridis terhadap

pendaftaran Merek secara kolektif.

2. Untuk mengetahui prosedur pendaftaran Merek pada Lembaga DJKI

sesuai UU yang telah ditetapkan oleh Negara.

3. Untuk mengetahui dan menganalisis Merek kolektif sebagai

alternatif perlindungan Merek bersama guna mengurangi tingkat

persaingan usaha diantara pelaku usaha.

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik secara teoritis

maupun praktis, antara lain:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan pemikiran bagi

pengembangan ilmu pengetahuan khususnya Ilmu Hukum, terutama pada bidang

kajian Hak Kekayaan Intelektual dan lebih spesifik lagi pada bidang hak Merek,

6
sehingga dapat memberikan kontribusi akademis mengenai gambaran

perlindungan Merek di Indonesia.

2. Manfaat Praktis

Bahwa penulisan ini diharapkan dapat memberikan jawaban terhadap

masalah yang akan diteliti yaitu mengenai tinjauan yuridis terhadap pendaftaran

Merek kolektif, mencari keeftivitasan dari peraturan dari hukum perlindungan

Merek bagi pelaku usaha guna mengurangi persaingan usaha di antara pelaku

usaha.

7
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hak Kekayaan Intelektual

Hak Kekayaan Intelektual merupakan hak yang timbul dari hasil olah pikir

intelektual manusia yang menghasilkan suatu karya yang berguna bagi manusia.

Dengan demikian, obyek yang diatur dalam ruang lingkup Hak Kekayaan

Intelektual adalah karya-karya yang timbul karena kemampuan intelektual

manusia. Apabila diperhatikan dalam sistem hukum perdata di Indonesia, Hak

Kekayaan Intelektual masuk pada hukum harta kekayaan yang terdiri dari dua

bagian yaitu hukum perikatan, dalam Pasal 1233 KUH Perdata dan hukum benda

dalam Pasal 499 KUH Perdata. Pada konsep harta kekayaan, setiap benda selalu

ada pemiliknya, setiap pemilik benda suatu benda mempunyai hak atas benda

miliknya, yang biasanya disebut “Hak Milik” dengan demikian pemilik berhak

untuk menikmati dan menguasai benda tersebut sepenuhnya. Dalam beberapa

tahun terakhir, Hak Kekayaan Intelektual kian menjadi isu yang sangat penting

yang selalu mendapat perhatian dalam masyarakat, baik dalam forum nasional

maupun internasional. Pentingnya Hak Kekayaan Intelektual dalam pembangunan

ekonomi dan perdagangan telah memacu dimulainya era pembangungan ekonomi

berdasarkan ilmu pengetahuan.

Dalam khasanah ilmu pengetahuan, intelektual manusia diartikan sebagai

kekayaan intelektual yang dapat dimiliki oleh pribadi manusia sebagai hak. Dengan

kata lain bahwa Hak Kekayaan Intelektual secara sederhana merupakan kekayaan

yang timbul atau lahir dari kemampuan intelektual manusia. Karya-karya yang

timbul atau lahir dari kemampuan intelektual manusia dapat berupa karya-karya

8
dibidang teknologi, ilmu pengetahuan, seni dan sastra. Karya-karya tersebut

dilahirkan atau dihasilkan atas kemampuan intelektual manusia melalui curahan

waktu, tenaga, pikiran, daya cipta, rasa dan karsanya. Hal tersebut yang

membedakan Hak Kekayaan Intelektual dengan jenis kekayaan lain yang juga

dapat dimiliki oleh manusia tetapi tidak dihasilkan oleh intelektualitas manusia.

Sebagai contoh, kekayaan alam berupa tanah dan tumbuhan yang ada di alam

merupakan ciptaan dari sang Pencipta. Meskipun tanah dan tumbuhan dapat

dimiliki oleh manusia tetapi tanah dan tumbuhan bukanlah hasil karya intelekual

manusia.

B. Ketentuan Umum tentang Merek

Merek merupakan tanda yang dapat ditampilkan secara grafis berupa

gambar, logo, nama, kata, huruf, angka, susunan warna, dalam bentuk 2 dimensi

atau 3 dimensi, suara, hologram, atau kombinasi dari 2 atau lebih unsur tersebut

untuk membedakan barang dan atau jasa yang diproduksi oleh orang atau badan

hukum dalam kegiatan perdagangan barang dan atau jasa.7

Jenis Merek dapat dibedakan menjadi:

1. Merek Dagang adalah Merek yang digunakkan pada barang yang

diperdagangkan seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau

badan hukum untuk membedakan barang dengan barang yang sejenisnya.

7
Pasal 1 angka 1 Undang-Undang No. 20 tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi
Geografis.

9
2. Merek Jasa adalah Merek yang digunakan pada jasa yang diperdagangkan

oleh seseorang atau beberapa orang untuk membedakan jasa-jasa lainnya

yang sejenis.

3. Merek Kolektif adalah Merek yang digunakan pada barang atau jasa

dengan karekteristik yang sama yang diperdagangkan beberapa orang atau

badan hukum secara bersama-sama untuk membedakan dengan barang atau

jasa sejenis lainnya (Pasal 1 butir 2, 3 dan 4 Undang- undang Merek).

Merek berfungsi sebagai tanda pengenal untuk membedakan hasil produksi

yang dihasilkan dengan produk orang lain. pendaftaran Merek berfungsi untuk:

1. Alat bukti bagi pemilik yang berhak atas Merek yang didaftarkan.

2. Dasar penolakan terhadap Merek yang sama keseluruhan atau sama pada

pokonya yang dimohonkan pendaftaran oleh orang lain untuk barang/jasa

sejenisnya.

3. Dasar untuk mencegah orang lain memakai Merek yang sama keseluruhan

atau sama pada pokoknya dalam peredaran untuk barang/jasa sejenisnya.

Dalam hal pendaftaran suatu Merek, Merek tidak dapat didaftarkan jika:

1. Bertentangan dengan ideologi Negara, peraturan perundang-undangan,

moralitas, Agama, kesusilaan, atau ketertiban umum.

2. Sama dengan, berkaitan dengan, atau hanya menyebutkan barang dan/atau

jasa yang dimohonkan pendaftarannya.

3. Memuat unsur yang dapat menyesatkan masyarakat tentang asal, kualitas,

jenis, ukuran, macam, tujuan penggunaan barang dan/atau jasa yang

10
dimohonkan pendaftarannya atau merupakan nama varietas tanaman yang

dilindungi untuk barang dan/atau jasa yang sejenis.

4. Memuat keterangan yang tidak sesuai dengan kualitas, manfaat, atau

khasiat dari barang dan/atau jasa yang diproduksi.

5. Tidak memiliki daya pembeda.

6. Merupakan nama umum dan/atau Lembaga milik umum. 8

Jika ingin mendaftarkan sebuah Merek, maka pengusaha diharapkan

memenuhi prosedur pendaftaran Merek sebagai berikut:

1. Mengajukan permohonan kepada Ditjen KI dengan melengkapi

persyaratan yang diminta.

2. Setelah permohonan diajukan, Ditjen KI melakukan pemeriksaan terhadap

kelengkapan persyaratan Merek. Jika ada persyaratan yang belum lengkap,

kepada pemohon diminta untuk segera dilengkapi dalam waktu paling lama

dua bulan terhitung sejak tanggal pengiriman pemberitahuan tersebut.

3. Dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal

penerimaan kelengkapan persyaratan dilakukan pemeriksaan substantif

dalam waktu paling lama 9 (sembilan) bulan.

4. Dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal

penerimaan Surat pemberitahuan pemeriksaan subtantif,

permohonan/kuasanya dapat menyampaikan tanggapannya dengan

menyebutkan alasan. Jika pemohon/kuasanya tidak menyampaikan

8
https://indonesia.go.id/layanan/kepabeanan/ekonomi/mengurus hak merek, dikses pada
Tanggal 22 Februari 2019.

11
keberatan/tanggapan Ditjen HAKI menetapkan keputusan tentang

penolakan permohonan tersebut.

5. Jika pemohon/kuasanya menyampaikan keberatan/tanggapan dan

pemeriksa melaporkan bahwa tanggapan tersebut dapat diterima,

permohonan itu diumumkan dalam berita resmi Merek dalam waktu paling

lama 10 hari sejak permohonan disetujui, jika pemeriksa melaporkan

sebaliknya, maka permohonan dinyatakan ditolak.

6. Terhadap permohonan yang diterima, Ditjen KI menerbitkan Sertifikat

Merek kepada pemohon/kuasanya dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh)

hari terhitung sejak tanggal berakhirnya jangka waktu pengumuman.

7. Dapat diajukan permohonan banding kepada Komisi Banding apabila

permintaan pendaftaran Merek ditolak oleh Ditjen KI bedasarkan alasan

yang bersifat substantif. 9

Persyaratan yang harus dipenuhi oleh pelaku usaha dalam pendaftaran

sebuah Merek yaitu:

1. Permohonan pendaftaran dalam rangkap dua yang diketik dalam Bahasa

Indonesia dengan menggunakan formulir permohonan yang telah

disediakan yang memuat:

a. Tanggal, bulan dan tahun permohonan

b. Nama lengkap, kewarganegaraan, dan alamat pemohon.

9
https://indonesia.go.id/layanan/kepabeanan/ekonomi/mengurus hak merek, dikses pada
Tanggal 22 Februari 2019.

12
c. Nama lengkap dan alamat kuasa, apabila pemohon diajukan melalui

kuasa.

d. Warna-warna apabila Merek yang dimohonkan pendaftarannya

menggunakan unsur-unsur warna.

e. Nama negara dan tanggal permintaan pendaftaran Merek yang

pertama kali dalam hal permohonan diajukan dengan hak prioritas.

2. Surat permohonan pendaftaran Merek dilampirkan dengan:

a. Fotokopi KTP, sedangkan bagi pemohon yang berasal dari luar

negeri sesuai dengan ketentuan Undang-Undang harus memilih

tempat kedudukan di Indonesia, biasanya dipilih pada alamat kuasa

hukumnya.

b. Fotokopi akte pendirian badan hukum yang telah disahkan oleh

notaris apabila permohonan diajukan atas nama badan hukum.

c. Fotokopi peraturan pemilikan bersama apabila permohonan

diajukan atas nama lebih dari satu orang (Merek kolektif).

d. Surat kuasa khusus apabila permohonan pendaftaran dikuasakan.

e. Tanda pembayaran biaya permohonan.

f. 10 (sepuluh) helai etika Merek (ukuran maksimal 9x9 cm, minimal

2x2 cm).

g. Surat pernyataan bahwa Merek yang dimintakan pendaftaran adalah

miliknya.10

10
https://indonesia.go.id/layanan/kepabeanan/ekonomi/mengurus hak merek, dikses pada
Tanggal 22 Februari 2019.

13
Merek adalah bagian penting dalam kegiatan usaha yang merupakan asset

berharga bagi perusahaan. Merek merupakan identitas produk yang

menggambarkan kualitas barang atau jasa yang diperdagangkan sehingga Merek

menjadi faktor yang sangat penting dalam proses pemasaran barang dan jasa. Oleh

karena itu, pengusa perlu mendaftarkan Merek dagang dan jasa Mereka agar

mendapatkan perlindungan hukum dari Negara sehingga dapat menghindari

plagiarisme terhadap Merek yang dimiliki. 11

Demi memudahkan pemohon/kuasanya dalam mendaftarkan Mereknya,

Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) meluncurkan platform baru pada

tanggal 17 Aagustus 2019. Dalam platform baru ini, pemohon dapat langsung

memilih jenis barang dan jasa yang akan diajukan sehingga tidak akan terjadi

kesalahan terkait dengan kelas dan/atau jenis barang dan jasa yang diajukan. Hal

ini dapat menghindarkan pemohon menerima office action karena adanya

kesalahan kelas dalam pengajuan dan/atau jenis barang dan jasa yang terlalu luas

sehingga kemudian proses pemeriksaan formalitas atas permohonan pendaftaran

Merek tidak terhambat. Platfrom baru pendaftaran Merek tersebut juga membantu

pemohon dalam menentukan kelas mana saja yang harus diajukan karena pemohon

dapat memeriksa penggolongan kelas barang dan jasa sebelum melakukan

pengajuan.

Dalam waktu 15 (lima belas) hari setelah permohonan pendaftaran Merek

diajukan, DJKI akan mengumumkan permohonan Merek tersebut dalam Berita

11
http://ambadar.co.id/trademark/pendaftaran merek berdasarkan undang-undang merek
dan indikasi geografis no 20 tahun 2016, diakses pada Tanggal 21 April 2020.

14
Resmi Merek selama 2 (dua) bulan, yang telah diatur di dalam Pasal 14 ayat 2

Undang-Undang No. 20 tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis. Selama

masa pengumuman, pihak ketiga dapat mengajukan keberatan atas permohonan

Merek yang diajukan. Jika terdapat keberatan selama masa pengumuman,

pemohon/kuasanya dapat mengajukan sanggahan dalam waktu 2 (dua) bulan

terhitung sejak tanggal pengiriman Salinan keberatan yang disampaikan oleh

Menteri dalam Pasal 17 ayat 2 Undang-Undang No.20 tahun 2016.

Selanjutnya, DJKI akan melakukan pemeriksaan substantif atas

permohonan pendaftaran Merek dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari terhitung

sejak tanggal berakhirnya pengumuman atau 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak

tanggal berakhirnya batas waktu penyampaian sanggahan. Pemeriksaan substantif

dilakukan selama 150 (seratus lima puluh) hari, sesuai ketentuan Pasal 23 ayat 5

Undang-Undang No. 20 tahun 2016.12

C. Merek Kolektif

Ada beberapa pengertian Merek kolektif menurut ketentuan perundang-

undagan di Indonesia. Menurut peraturan yang lama yaitu Pasal 1 angka 4 Undang-

Undang No. 15 Tahun 2001 tentang Merek yaitu: 13

“Merek kolektif adalah Merek yang digunakan pada barang dan/atau jasa

dengan karakteristik yang sama yang diperdagangkan oleh beberapa

orang dan/atau badan hukum secara bersama-sama untuk membedakan

dengan barang atau jasa sejenis lainnya”.

12
http://ambadar.co.id/trademark/pendaftaran merek berdasarkan undang-undang merek
dan indikasi geografis no 20 tahun 2016, diakses pada Tanggal 21 April 2020.
13
Pasal 1 angka 4 Undang-Undang No. 15 tahun 2001 tentang Merek.

15
Pengertian Merek kolektif menurut Undang-Undang yang baru yaitu Pasal

1 angka 4 Undang-Undang No. 20 Tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi

Geografis, yaitu:14

“Merek kolektif adalah Merek yang digunakan pada barang dan/atau jasa

dengan karakteristik yang sama mengenai sifat, ciri umum, dan mutu

barang atau jasa serta pengawasannya yang akan diperdagangkan oleh

beberapa orang atau badan hukum secara bersama-sama untuk

membedakan dengan barang adan/atau jasa sejenis lainnya”

Merek kolektif merupakan Merek yang digunakan pada barang atau jasa

dengan karakteristik yang sama yang diperdagangkan oleh beberapa orang atau

badan hukum secara bersama-sama untuk menjadi pembeda di antara barang yang

diperdagangkan tersebut. Barang yang memiliki sifat, ciri umum dan mutu yang

sama, sehingga untuk membedakan apa yang diperdagangkan maka pelaku usaha

diharuskan memakai Merek kolektif.

D. Teori Hukum yang digunakan dalam Penelitian

1. Teori Kepastian Hukum


Satjipto Raharjo menyatakan bahwa teori kepestian hukum adalah jiwanya

peraturan hukum, karena merupakan dasar lahirnya peraturan hukum, dan ratio

legis peraturan hukum, kepastian hukum ialah kepastian aturan hukum, bukan

kepastian tindakan terhadap aturan hukum, kepastian hukum juga merupakan asas

14
Pasal 1 angka 4 Undang-Undang No. 20 tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi
Geografis.

16
dalam Negara hukum yang digunakan sebagai landasan peraturan perundang-

undangan, keputusan, keadilan dalam setiap kebijakan penyelenggaraan Negara. 15

Teori kepastian hukum berguna dalam penelitian ini, dikarenakan dapat menjawab

pertanyaan penelitian mengenai kepastian dari hukum yang telah diatur di dalam

Undang-Undang No 20 tahun 2016 tentang Merek dan indikasi geografis terhadap

pendaftaran Merek secara kolektif bagi pelaku usaha terkait perlindungan dari

Merek kolektif tersebut, untuk meminimalisir terjadinya persaingan usaha antara

pelaku usaha Merek kolektif.

2. Teori Perlindungan Hukum

Teori perlindungan hukum merupakan salah satu teori yang sangat penting

untuk dikaji, karena fokus kajian teori ini pada perlindungan hukum yang diberikan

kepada masyarakat. Menurut Satjipto Raharjo, perlindungan hukum adalah

memberikan pengayoman terhadap hak asasi manusia (HAM) yang dirugikan

orang lain dan perlindungan itu diberikan kepad masyarakat agar dapat menikmati
16
semua hak-hak yang diberikan oleh hukum.

Teori ini dapat digunakan oleh peneliti untuk melihat perlindungan hukum

yang diberikan oleh hukum dalam permasalahan sengketa Merek atau persaingan

usaha Merek kolektif dalam pemberian perlindungan atas Merek kolektif para

pengusaha.

15
Riduan Syahrani, “Rangkuman Intisari Ilmu Hukum”, (Bandung: Citra Aditya Bakti,
2008), hlm. 153.
16
Salim HS, “Penerapan Teori Hukum pada Penelitian Tesis dan Disertasi”, Jilid I,
(Jakarta: Rajawali Pers, 2017), hlm. 259-262.

17
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Penetapan hukum terkait Merek kolektif di Indonesia belum terlalu di

dalami. Penjelasan tentang Merek kolektif hanya sedikit dibahas di dalam Undang-

Undang, hanya terdapat dalam satu ayat didalam Pasal 1 ayat 4 Undang-Undang

No. 20 Tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis. Belum ada Undang-

Undang atau peraturan khusus yang membahas tentang Merek kolektif. Mengenai

pendaftaran Merek kolektif disamakan dengan pendaftaran Merek pada umumnya.

Prosedur pendaftaran Merek pada DJKI sesuai dengan ketentuan

perundang-undangan. Diharuskan mengikuti prosedur pendaftran dengan

memenuhi syarat dan ketentuan yang berlaku, setelah itu dalam waktu 30 (tiga

puluh) hari setelah permohonan Merek akan diberitakan dalam Berita Resmi

Merek selama 2 (dua) bulan. Selama masa pengumuman, pidak ketiga dapat

mengajukan keberatan atas permohonan Merek yang diajukan. Selanjutnya DJKI

melakukan pemeriksaan substantif atas permohonan pendaftaran Merek dalam

jangka waktu 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal terakhir pengumuman.

Merek kolektif dapat digunakan sebagai alternatif perlindungan Merek

bersama, karena dengan adanya Merek kolektif akan adanya pembeda di antara

produk-produk yang diperdagangkan oleh produsen yang memiliki produk industri

yang sama. Merek ini menjadi ciri khas produk yang diperdagangkan oleh

produsen, menjadi penanda terhadap produk sehingga konsumen dapat

18
membedakan produk langganannya dengan produk lainnya. Karena, walaupun

produknya sama, akan tetapi belum tentu menghasilkan kepuasan yang sama pula.

B. Saran

Saya sebagai penulis, menyadari bahwa makalah ini banyak sekali

kesalahan dan sangat jauh dari kata sempurna. Tentunya, penulis akan terus

memperbaiki makalah dengan dengan mengacu pada sumber yang dapat

dipertanggungjawabkan nantinya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan

kritik dan saran tentang pembahasan makalah ini.

19
DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Hery Firmansyah, “Perlindungan Hukum Terhadap Merek”, (Yogyakarta:


Medpress Digital, 2013).

Riduan Syahrani, “Rangkuman Intisari Ilmu Hukum”, (Bandung: Citra Aditya


Bakti, 2008).

Salim HS, “Penerapan Teori Hukum pada Penelitian Tesis dan Disertasi”, Jilid I,
(Jakarta: Rajawali Pers, 2017).

Web:

http://ambadar.co.id/trademark/pendaftaran Merek berdasarkan undang-undang


Merek dan indikasi geografis no 20 tahun 2016, diakses pada Tanggal 21
April 2020.

http://www.kemenperin.go.id/artikel/14200/kontribusi UMKM Naik, diakses pada


tanggal 4 Mei 2018.

https://ekonomi.inilah.com/read/detail/2443605/umkm berbadan hukum masih


kecil, diakses pada tanggal 7 Mei 2018.

https://indonesia.go.id/layanan/kepabeanan/ekonomi/mengurus hak Merek, dikses


pada Tanggal 22 Februari 2019.

https://statistik.dgip.go.id/statistik/production/Merek_umkm.php, diakses pada


tanggal 7 Mei 2018.

Undang-Undang:

Pasal 1 angka 1 Undang-Undang No. 20 tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi
Geografis.

Pasal 1 angka 4 Undang-Undang No. 15 tahun 2001 tentang Merek.

20

Anda mungkin juga menyukai