DISUSUN OLEH :
(B021191016)
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
PEMBAHASAN
• Pengertian
adalah hak seseorang untuk mendapat pemenuhan atas tuntutannya yang berupa
imbalan sejumlah uang karena ditangkap, ditahan, dituntut ataupun diadili tanpa
orangnya atau hukum yang diterapkan menurut cara yang diatur dalam undang-
undang ini.
dilakukan oleh pejabat yang berwenang terhadap pengelola keuangan negara yang
menimbulkan kerugian terhadap keuangan negara. Oleh karena itu, ketika terjadi
kerugian keuangan negara pada saat dilakukan pengelolaan keuangan negara oleh
tersebut.
Satu diantara banyak cara yang dapat ditempuh yakni tuntutan ganti kerugian. Jadi
tidak melaui proses peradilan tidak berarti bahwa tuntutan ganti kerugian
merupakan suatu bentuk penyelesaian secara damai, meski begitu cara tersebut
kekurangan uang, surat berharga, dan barang yang nyata dan pasti jumlahnya.
Ganti kerugian keuangan negara dapat berupa sejumlah uang, atau barang yang
dapat dinilai dengan uang yang kemudian, harus dikembalikan kepada negara oleh
pelaku yang dituntut ganti kerugian. Ganti kerugian keuangan negara dilakukan oleh
pejabat yang berwenang berupa tindakan penuntutan. Hal ini dimaksudkan agar
upaya hukum dalam hukum keuangan negara yang boleh ditempuh dengan cara
anggaran negara/ barang negara. Oleh karena itu pejabat negara dituntut agar tidak
pejabat negara boleh dituntut ganti kerugian. Adapun pejabat negara yang boleh
• Presiden
• Wakil Presiden
ketua, wakil ketua, ketua muda dan hakim pada semua badan peradilan
keuangan negara di instansi masing-masing. Hal ini ditegaskan dalam pasal 1 angka
demikian, pejabat negara tertuju kepada menteri, pimpinan lembaga negara, dan
dituntut untuk melakukan ganti kerugian. Tuntutan ganti kerugian merupakan bentuk
selama kurun waktu satu tahun anggaran. Maka, dalam kurun waktu satu tahun
negara/barang negara.
didasarkan pada kaidah hukum keuangan negara. Adapun ketentuan yang terdapat
pada pasal 35 ayat (1) Undang-Undang nomor 17 tahun 2003 tentang keuangan
negara, bahwa setiap pejabat negara dan pegawai negeri bukan bendahara yang
yang diperbuat.
Tidak dijelaskan oleh kaidah hukum keuangan negara tentang siapa yang
lembaga non kementrian negara maka diketahui bahwa yang berwenang melakukan
Sebagai bentuk pelaksaan pasal 35 ayat (4) Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003
kenyataannya tidak ada kaidah hukum yang mengatur tuntutan ganti kerugian
Seharusnya terdapat peraturan yang mengatur dengan rinci mengenai tata cara
tuntutan ganti kerugian kepada menteri, pimpinan lembaga negara, dan pimpinan
lembaga non kementerian negara baik itu dalam bentuk Undang-Undang ataupun
peraturan pemerintah agar tidak terjadi kekosongan hukum apabila terjadi kerugian
perbendaharaan negara, bendahara merupakan orang atau badan yang diberi tugas
atas nama negara untuk menerima, menyimpan, dan menyerahakan uang atau
barang, atau surat berharga milik negara. Adapun jenis bendahara berdasarkan
• Bendahara penerimaan
• Bendahara pengeluaran
Ketika terjadi kerugian keuangan negara yang disebabkan oleh bendahara, maka
kerugian itu tidak boleh dipeti-eskan karena berpengaruh pada kegiatan yang
membutuhkan pembiayaana dari keuangan negara. Kerugian keuangan negara
wajib dilaporkan oleh atasan langsung atau kepala kantor kepada menteri, pimpinan
lembaga negara, dan pimpinan lembaga pemerintah non kementerian negara yang
lembaga pemerintah non kementerian negara, atasan langsung atau kepala kantor
untuk menetapkan tuntutan ganti rugi keuangan negara yang dilakukan oleh
bendahara berada ditangan bpk bukan menteri, pimpinan lembaga negara, dan
mutlak oleh bendahara yang bersangkutan, dan itu wajib. Apabila bendahara tidak
membuat surat keterangan tanggung jawab mutlak maka akan diberikan teguran
Apabila pada saat itu bendahara berada pada kondisi memaksa (force majeur)
berdasarkan surat kuasa khusus. Pada hakikatnya, surat gugatan itu dibuat untuk
bentuk perlawanan.
Oleh karena itu, sebelum menerbitkan surat keputusan penetapan batas waktu
negara yang disebabkan oleh bendahara agar tidak terjadi pencemaran nama baik.
kepada bendahara.
negara merupakan dua bentuk keputusan yang memiliki sifat hukum yang berbeda.
seluruh atau paling sedikit lima puluh satu persen sahamnya dimiliki oleh negara.
diawali dengan tuntutan ganti kerugian dan diikuti dengan surat keputusan
jawab tersebut boleh dilimpahkan kepada pengampunya ataupun ahli waris apabila
dikenakan sanksi administrative dari presiden. Hal ini ditegaskan dalam pasal 34
ayat (3) undang-undang nomor 17 tahun 2003 tentang keuangan negara, bahwa
kepada pegawai negeri serta pihak-pihak lain yang tidak memenuhi kewajibannya
pegawai negeri sipil bukan bendahara juga wajib untuk menaati kaidah hukum
keuangan negara agar tidak terjadi kerugian pada keuangan negara. Apabila
pada saat melaksanakan pengelolaan keuangan, maka atasan langsung atau kepala
kantor wajib melaporkan hal tersebut kepada menteri, pimpinan lembaga negara,
atau pimpinan lembaga negara non pemerintahan. Atasan langsung atau kepala
kantor juga dapat melaporkan hal tersebut kepada badan pemeriksa keuangan
jawab mutlak. Surat itu berisikan kesanggupan dan/atau pengakuan bahwa telah
tanggung jawab mutlak, maka menteri, pimpinan lembaga negara, atau pimpinan
cara penyelesaian menurut peraturan pemerintah nomro 38 tahun 2016 tentang tata
cara ganti kerugian negara/ daerah terhadap pegawai bukan bendahara atau
pejabat lain.
negara pada saat megelola keuangan negara. Meskipun secara pribadi, tuntutan
ganti kerugian tidak mutlak ditujukan kepada pegawai negeri bukan bendahara yang
Pengenaan sanksi adminstratif yang dimaksud berdasar kepada pasal 34 ayat (3)
keuangan negara juga dapat diberlakukan kepada perusahaan umum dan perseroan
yang seluruh atau paling sedikit lima puluh satu persen sahamnya dimiliki oleh
negara, pejabat lain juga dapat dikenakan tuntutan ganti kerugian keuangan negara
dalam bentuk surat keputusan oleh pimpinan lembaga tersebut agar memiliki
kekuatan hukum mengikat. Selain itu, kerugian keuangan negara juga dapat
segera dimintakan untuk membuat surat keterangan tanggung jawab mutlak. Apabila
yang bersangkutan tidak membuat surat keterangan tanggung jawab mutlak maka
ganti kerugian dari pejabat lain yang dituntut maka presiden berwenang mengambil
alih penyelesaian ganti kerugian keuangan negara tersebut. Bentuk teguran kepada
pejabat lain yang tidak membuat surat keterangan tanggung jawab mutlak, berupa
tanggung jawab secara pribadi atas kerugian keuangan negara yang telah
melarikan diri, atau meninggal dunia. Meski begitu tanggung jawab pengampu, yang
memeroleh hak, dan ahli warisnya dapat terbebas dari tanggung jawab tersebut
apabila sudah berada dalam jangka waktu tiga tahun atau ketika pengampu dan ahli
pengelolaan umum keuangan negara yang dilaksanakan oleh pejabat lain yang
ganti kerugian.
• Hak negara dinyatakan kadaluarsa apabila dalam waktu delapan tahun sejak
tersebut ditetapkan.
Pembebasan tuntutan ganti kerugian keuangan negara dapat terjadi bila terdapat
lain terbebasnya yang bersangkutan dari tuntutan ganti kerugian adalah karena tidak
melakukan kealpaan atau kelalaian baik itu disengaja maupun tidak disengaja,
keuangan negara.