Anda di halaman 1dari 10

UNIVERSITAS BUDI LUHUR

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PERTEMUAN 12
Hukum Acara Perdata dan
Undang Undang Keuangan
Negara

Capaian : Mahasiswa memahami dan


Pembelajaran menguasai hal-hal yang terkait
dengan Hukum Acara Perdata dan
Undang-Undang Keuangan Negara.
Sub Pokok : 12.1 Hukum Acara Perdata
Bahasan 12.2 Undang-Undang Keuangan
Negara
Daftar Pustaka : Theodorus, M. Tuanakotta, 2007.
Akuntansi Forensik & Audit
Investigatif,. Jakarta:Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia
12.1 Hukum Acara Perdata
Pengertian Hukum Acara Perdata
Hukum Acara Perdata adalah peraturan Hukum yang mengatur bagaimana cara
ditaatinya Hukum perdata materiil dengan peraturan hakim. Lebih kongkrit dikatakan
bahwa Hukum Acara Perdata mengatur tentang bagaimana caranya mengajukan
tuntutan hak, memeriksa, memutuskan, dan pelaksanaan daripada putusannya.

Prof. Dr. Sudikno mertokusumo, SH


Hukum Acara Perdata adalah peraturan Hukum yang mengatur bagaimana cara
ditaatinya Hukum perdata materiil dengan peraturan hakim. Lebih kongkrit dikatakan
bahwa Hukum Acara Perdata mengatur tentang bagaimana caranya mengajukan
tuntutan hak, memeriksa, memutuskan, dan pelaksanaan daripada putusannya.

Abdul kadir Muhamad


Hukum Acara Perdata adalah peraturan Hukum yang berfungsi untuk
mempertahankan berlakunya Hukum perdata sebagaimana mestinya. Hukum Acara
Perdata dirumuskan sebagai peraturan Hukum yang mengatur proses penyelesaian
perkara perdata melalui Pengadilan(hakim), sejak diajukan gugatan sampai dengan
pelaksanaan putusan hakim.

Retnowulan
Hukum Acara Perdata Hukum Perdata Formil adalah kesemuanya kaidah Hukum
yang menentukan dan mengatur cara bagaimana melaksanakan hak-hak dan
kewajiban-kewajiban perdata sebagaimana yang diatur dalam Hukum Perata
Materiil.

R. Soesilo
Hukum Acara Perdata /Hukum Perdata Formal yaitu kumpulan peraturan-peraturan
Hukum yang menetapkan cara memelihara Hukum perdata material karena
pelanggaran hak-hak dan kewajiban-kewajiban yang timbul dari Hukum perdata
material itu, atau dengan perkataan lain kumpulan peraturan-peraturan Hukum yang
menentukan syarat-syarat yang harus dipenuhi pada melangsungkan persengketaan
dimuka hakim perdata, supaya memperoleh suatu keputusan daripadanya, dan
selanjutnya yang menentukan cara pelaksaan putusan hakim itu.
Dari beberapa pengertian di atas bahwa Hukum Acara Perdata adalah peraturan
Hukum yang memiliki karakteristik :
 Menentukan dan mengatur bagaimana cara menjamin ditaatinya Hukum
Perdata Materiil.
 Menentukan syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk beracara di muka
persidangan pengadilan, mulai dari pengajuan gugatan, pengambilan
keputusan sampai pelaksanaan putusan pengadilan.

Sejarah Terbentuknya Hukum Acara Perdata


Tanggal 5 Desember 1846 Gubernur Jendral Ijan Jacob Rochussen member tugas
kerua MA dan MA Tentara untuk membuat sebuah Reglemen bagi golongan
Indonesia.
Tanggal 6 Agustus 1847 Jhr. Mr. H.L Wichers/ Ketua MA dan MA Tentara telah
selesai dengan rancangannya serta peraturan penjelasannya.
Tanggal 5 April 1848, Stbl. 1848 No. 16 Rancangan Wichers diterima dan di
umumkan oleh Gubernur Jendral dengan diberi nama “Het Inlands reglement” I.R.
dan mulai berlaku tanggal 1 Mei 1848.

Penggugat, Tergugat, Dan Kuasa/Wakil


Dalam hukum acara perdata, pihak-pihak yang beracara terdiri atas:
 Penggugat , pihak yang merasa haknya dilanggar
 Tergugat, pihak yang digugat karena dianggap melanggar hak
seseorang
 Kuasa, adalah seseorang yang memenuhi syarat yang ditentukan oleh
undang-undang untuk memberikan bantuan hukum

Surat Gugatan
Gugatan diajukan dengan surat gugat yang ditandatangani oleh penggugat
atau kuasanya yang sah dan ditunjukan kepada ketua pengadilan negeri, dimana
surat gugatan tersebut diberi nomor dan didaftarkan dalam buku register setelah
penggugat membayar panjar biaya perkara yang besarnya ditentukan oleh
pengadilan.
Alat Bukti
Alat bukti dalam hukum acara perdata terdiri atas bukti dengan surat, bukti
dengan saksi, pengakuan, persangkaan, dan sumpah, secara singkat.
PRASANGKA
Ialah kesimpulan yang ditarik dari suatu peristiwa yang dianggap terbukti
kearah suatu peristiwa yang belum terbukti.

12.2 UNDANG-UDANG BIDANG KEUANGAN NEGARA


Ada tiga undang-undang penting yang merupakan satu paket perundang-undangan
dalam bidang keuangan negara, yaitu :
 Undang-undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
 Undang-undang Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbedaharaan Negara;
 Undang-undang Nomor 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara.

Undang-Udang Keuangan Negara


Dasar Pemikiran
Upaya menyusun undang-undang yang mengatur pengelolaan keuangan negara
telah dirintis sejak awal berdirinya negara Indonesia. Oleh karena itu, penyelesaian
undang-undang tentang Keuangan Negara merupakan kelanjutan dan hasil dari
berbagai upaya dalam rangka memenuhi kewajiban konstitusional yang diamanatkan
oleh Undang-Undang Dasar 1945.
Hal-hal Baru dan/atau Perubahan Mendasar
Hal-hal Baru dan/atau Perubahan Mendasar dalam ketentuan negara yang diatur
dalam undang-undang ini meliputi :
 Pengertian dan ruang lingkup keuangan negara
 Asas-asas umum pengelolaan keuangan negara
 Kedudukan presiden
 Pendelegasian kekuasaan presiden
 Susunan APBN APBD
 Ketentuan penyusunan dan pentapan APBN dan APBD
 Pengaturan hubungan keuangan antara pemerintah dengan perusahaan
negara, perusahaan
 daerah, perusahaan swasta, dan badan pengelola dana masyarakat
 Penetapan bentuk dan batas waktu penyampaian laporan pertanggungjwaban
pelaksanaan

APBN APBD

Pengertian dan Ruang Lingkup Keuangan Negara


Pendekatan yang digunakan dalam merumuskan keuangan negara adalahdari sisi
objek, subjek, proses, dan tujuan :
 Sisi objek : meliputi semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai
dengan uang,
 termasuk kebijakan dan kegiatan dalam bidang fiskal, moneter dan
pengelolaan
 negara yang dipisahkan.
 Sisi subjek : meliputi seluruh objek yang disebutkan diatas yang dimiliki
negara dan/atau
 Pemerintah puat, pemerintah daerah, perusahaan Negara/daerah dan badan
lain yang
 kaitannya dengan keuangan negara.
 Sisi proses : mencakup seluruh rangkaian kegiatan yng berkaitan dengan
pengeloaan objek
 mulai dari perumusan kebijakan dan pengambilan keputusan sampai dengan
pertanggung
 jawaban.

Asas-asas Umum Pengelolaan Keuangan Negara


Asas-asas umum yang meliputi asas tahunan. Asas universitas, asas kesatuan, dan
asas
spesialitas serta asas asas baru sebagai pencerminan penerapan kaidah-kaidah
yang baik, antara
lain :
Akuntabilitas berorientasi paa hasil;
Profesionalitas;
Proporsionalitas;
Keterbukaan dalam pengelolaan keuangan negara;
Pemeriksaan keuangan oleh badan pemeriksa yang bebas dan mandiri.
Kekuasaan atas Pengelolaan Keuangan Negara
Presiden selaku kepala pemerintahan memegang kekuasaan pengelolaan
keuangan negara sebagai bagian dari kekuasaan pemerintahan. Untuk membantu
presiden dalam penyelenggaran, sebagian dari kekuasaan dikuasakan kepaa menteri
keuangan.
Penyusunan dan Penetapan APBN dan APBD
Ketentuan mengenai penyusunan dan penetapan APBN/APBD dalam undang-
undang meliputi penegasan tujuan dan fungsi penganggaran pemerintah, penegasan
peran DPR/DPRD dan pemerintah dalam proses penyusunan dan penetapan
anggaran.
Hubungan Keuangan Antarlembaga
Semakin luas dan kompleksnya kegiatan pengelolaan keuangan negara, perlu
diatur ketentuan mengenai hubungan keuangan pemerintah dan lembaga
supranasional yang meliputi hubungan pemerintah pusat dan bank sentral,
pemerintahan daerah, pemerintah asing, lembaga asing, serta hubungan keuangan
antara pemerintah dan perusahaan negara, perusahaan daerah, perusahaan swasta,
dan badan pengelola ana masyarakat.
Pelaksanaan APBN dan APBD APBN
ditetapkan dengan undang-undang. Pelaksanaannya diatur lebih lanjut
dengan Keputusan Presien sebagai pedoman bagi kementrian negara. Penuangan
dalam keputusan presiden tersebut menyangkut hal-hal yang belum diperinci dalam
Undang-Undang APBN. Pertanggungan Jawab Pengelolaan Keuangan Negara
Laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD setidak-tidaknya terdiri atas
laporan realisasi anggaran, neraca, laporan arus kas, dan catatan atas laporan
keuangan yang disusun sesuai standar akuntansi pemerintah.
Undang-Udang Perbendaharaan Negara Dasar
Pemikiran Pengelolaan keuangan negara yang diatur dalam Undang-Undang
1945 perlu dilaksanakan secara profesional, terbuka dan bertanggungjawab untuk
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat yang diwujudkan dalam APBN dan APBD.
Pengertian,Ruang Lingkup, dan Asas Umum Perbendaharaan Negara Undang-
Undang Perbendaharaan Negara dimaksudkan untuk memberikan landasan hukum
di bidang administrasi keuangan negara. Undang-undang tersebut menetapkan
bahwa Perbendaharaan Negara adalah pengelolaan dan pertanggungjawaban
keuangan negara, termasuk investasi dan kekayaan yang dipisahkan dan ditetapkan
dalam APBN dan APBD. Pejabat Perbendaharaan Negara Sesuai ketentuan yang
diatur dalam Undang-Undang Keuangan Negara, Menteri Keuangan sebagai
pembantu Presiden dalam bidang keuangan pada hakikatnya adalah Chief Financial
Officer (CFO) Pemerintah Republik Indonesia, sementara setiap pimpinan lembaga
pada hakikatnya adalah Chief Operational Officer (COO) untuk bidang tertentu
pemerintahan. Penerapan Kaidah Pengelolaan Keuangan yang Sehat Fungsi
perbendaharaan dalam rangka pengelolaan sumber daya keuangan pemerintahan
yang terbatas secara efisien meliputi perencanaan kas yang baik, pencegahan
supaya tidak terjadi kebocoran dan penyimpangan , pencarian sumber pembiayaan
yang termurah dan pemanfaatan dana yang menganggur untuk meningkatkan nilai
tambah sumber daya keuangan. Penatausahaan dan Pertanggungjawaban
Pelaksanaan

Badan Pemeriksa Keuangan


Badan Pemeriksa Keuangan atau disingkat dengan BPK adalah lembaga tinggi
negara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yang memiliki wewenang memeriksa
pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara. PBK masuk dalam kategori
lembaga yang mandiri dan bebas, pernyataan ini tercantum dalam UUD 1945.
Anggota BPK dipilih oleh DPR dengan tetap mempertimbangkan DPD dan kemudian
diresmikan oleh Presiden. Dalam pembentukannya, lembaga ini memiliki sejarah
tersendiri dan juga dimaksudkan untuk memiliki tugas dan wewenang Badan
Pemeriksa Keuangan yang seperti pada uraian di bawah ini.
Sejarah
Dalam pasal 23 Ayat (5) Tahun 1945 telah ditetapkan bahwa untuk pemeriksaan
tanggung jawab yang berhubungan dengan Keuangan Negara diadakan suatu Badan
Pemeriksa Keuangan dimana peraturannya ditetapkan dengan undang-undang.
Kemudian hasil pemeriksaan keuangan tersebut disampaikan kepada DPR.

Berdasarkan amanat yang tercantum dalam UUD tahun 1945 tersebut, kemudian
dikeluarkan Surat Penetapan Pemerintah No.11/OEM tanggal 28 Desember 1946
yang berisi tentang pembentukan Badan Pemeriksaan Keuangan. Pada awalnya BPK
mulai bekerja pada tanggal 1 Januari 1947 dan memiliki kedudukan sementara di
Magelang. Pada saat pembentukan ini, BPK memiliki 9 orang pegawai yang diketuai
oleh R. Soerasno.

Tugas
Tugas dan wewenang Badan Pemeriksa Keuangan disebutkan dalam UU Republik
Indonesia Nomor 15 tahun 2006 secara terpisah, yaitu pada BAB III bagian kesatu
dan kedua. Tugas BPK menurut UU tersebut masuk dalam bagian kesatu, isisnya
antara lain adalah sebagai berikut.

1. Pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan yang dilakukan oleh


BPK terbatas pada Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Bank Indonesia,
Lembaga Negara lainnya, BUMN, Badan Layanan Umum, BUMD, dan semua
lembaga lainnya yang mengelola keuangan negara.
2. Pelaksanaan pemeriksaan BPK tersebut dilakukan atas dasar undang-undang
tentang pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara.
3. Pemeriksaan yang dilakukan BPK mencakup pemeriksaan kinerja, keuangan,
dan pemeriksaan dengan adanya maksud tertentu.
4. Hasil pemeriksaan yang telah dilakukan oleh BPK harus dibahas sesuai
dengan standar pemeriksaan keuangan negara yang berlaku.
5. Hasil pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara
diserahkan kepada DPD, DPR, dan DPRD. Dan juga menyerahkan hasil
pemeriksaan secara tertulis kepada Presiden, Gubernur, dan
Bupati/Walikota.
6. Jika terbukti adanya tindakan pidana, maka BPK wajib melapor pada instansi
yang berwenang paling lambat 1 bulan sejak diketahui adanya tindakan
pidana tersebut.
Wewenang
Tugas dan wewenang Badan Pemeriksa Keuangan berdasarkan UU Republik
Indonesia Nomor 15 Tahun 2006 BAB III bagian kedua diantaranya adalah sebagai
berikut.

1. Dalam menjalankan tugasnya, BPK memiliki wewenang untuk menentukan


objek pemeriksaan, merencanakan serta melaksanakan pemeriksaan.
Penentuan waktu dan metode pemeriksaan serta menyusun maupun
menyajikan laporan juga menjadi wewenang dari BPK tersebut.
2. Semua data, informasi, berkas dan semua hal yang berkaitan dengan
pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara hanya bersifat sebagai alat
untuk bahan pemeriksaan.
3. BPK juga berwenang dalam memberikan pendapat kepada DPR, DPD, DPRD,
dan semua lembaga keuangan negara lain yang diperlukan untuk menunjang
sifat pekerjaan BPK.
4. BPK berwenang memberi nasihat/pendapat berkaitan dengan pertimbangan
penyelesaian masalah kerugian negara.
Masih banyak tugas dan wewenang BPK yang lain berdasarkan UU RI Nomor 15
Tahun 2006 yang bersifat sangat rinci dan teliti. Selebihnya peraturan tersebut
diatur sendiri oleh BPK demi kelancaran dan keefektifan kinerja dari BPK tersebut.

Rangkuman

Hukum Acara Perdata adalah peraturan Hukum yang mengatur bagaimana cara
ditaatinya Hukum perdata materiil dengan peraturan hakim. Lebih kongkrit dikatakan
bahwa Hukum Acara Perdata mengatur tentang bagaimana caranya mengajukan
tuntutan hak, memeriksa, memutuskan, dan pelaksanaan daripada putusannya.
Ada tiga undang-undang penting yang merupakan satu paket perundang-undangan
dalam bidang keuangan negara, yaitu :
 Undang-undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
 Undang-undang Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbedaharaan Negara;
 Undang-undang Nomor 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara.

Latihan

1. Jelaskan pengertian hukum acara perdata!

2. Sebutkan dan jelaskan asas-asas hukum acara perdata!

3. Sebutkan undang-undang yang mengatur bidang keuangan negara!

4. Sebutkan fungsi BPK!

5. Sebutkan tugas dan wewengang BPK!

Anda mungkin juga menyukai