Ditama
Binbangkum,
Anggaran
Belanja
Negara
dalam
APBN,
http://jdih.bpk.go.id/wp-content/uploads/2011/03/Anggaran_Belanja.pdf , diunduh pada 29
Oktober 2012.
Ilman
Hadi,
Proses
Pembentukan
Undang-Undang,
http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt506c3ff06682e/proses-pembentukan-undangundang, diunduh pada 1 November 2012.
MK,
Mevi
Primaliza,
UU
APBN
Tidak
Bisa
Di-Judicial
Review
http://hukum.kompasiana.com/2012/04/24/uu-apbn-tidak-bisa-di-judicial-review-mk/,
diunduh pada 1 November 2012.
Hal 79.
langsung berlaku di dalam masyarakat.5 Selain itu apabila dilihat dari segi
formalitas, hal yang terpenting dalam pembentukan suatu undang-undang
adalah cara pembentukkannya, yaitu dibentuk oleh pihak yang berwenang
(dalam hal ini yaitu eksekutif-legislatif). Oleh sebab itu, apabila melihat dari
segi formal (wet in formele zin), undang-undang pada umumnya dan UU
APBN sudah memenuhi pengertian undang-undang dalam arti formal yaitu
melihat pembentukkannya dimana undang-undang dalam arti formal di
Indonesia adalah dibentuk dengan adanya kerjasama antara legislatif
dengan eksekutif (Pasal 5 ayat (1) UUD 1945).
Perbedaan diantara UU APBN dan undang-undang lainnya mulai
terlihat apabila ditinjau dari undang-undang dalam arti materiil (wet in
materiele zin), yaitu dengan melihat isi dari undang-undang yang mengikat
umum. Dalam hal ini, undang-undang pada umumnya merupakan norma
hukum umum. Norma hukum umum adalah suatu norma hukum yang
ditujukan untuk orang banyak (addressatnya) umum dan tidak tertentu.6 Hal
ini jelas berbeda apabila kita bandingkan dengan UU APBN dimana UU APBN
tidak mengikat umum (masyarakat) melainkan hanya mengikat pemerintah
beserta aparatnya serta bagian-bagiannya. Perlu kiranya diingat bahwa
Undang-Undang APBN adalah undnag-undang formal semata-mata. 7 Bukti
bahwa UU APBN hanya mengikat pemerintah beserta aparatnya serta
bagian-bagiannya saja adalah adanya keharusan pembentukan laporan
pertanggungjawaban penggunaan anggaran belanja dalam bentuk Laporan
Keuangan (perhitungan anggaran) kepada pihak-pihak terkait saja (bukan
kepada masyarakat umum). Oleh sebab itu, jelaslah bahwa salah satu
perbedaan antara undang-undang pada umumnya dan UU APBN adalah pada
undang-undang dalam arti materiil.
Perbedaan lain yang dapat dilihat dilihat antara undang-undang
pada umumnya dengan UU APBN adalah dimana UU APBN memiliki unsur
priodisitas dan kontinuitas8 yang tidak dimiliki undang-undang pada
umumnya. UU APBN diajukan dan ditetapkan setahun sekali dan hal ini tidak
dapat dipersamakan dengan undang-undang pada umumnya (het
rechtskarakter van de begrotingswet). Selain itu, bobot dari UU APBN tidak
5
Ekonomi,
sama dengan undang-undang pada umumnya, sehingga apabila undangundang APBN dipertentangkan dengan undang-undang lainnya akan
terdapat suatu perbandingan yang tidak seimbang, apalagi undang-undang
ini membuat pula ketentuan yang bersifat mengubah, menambah atau
meniadakan isi suatu undang-undang lain. 9
Setidak-tidaknya apabila diuraikan secara singkat, berikut adalah perbedaan
karakteristik UU APBN dan UU Non-APBN (undang-undang pada umumnya),
yaitu:10
UU APBN
Landasan Hukum
UU Non-APBN
Pasal 5 ayat (1) dan
Pasal 20 ayat (1) UUD
1945
Fungsi DPR
Fungsi anggaran
Fungsi legislasi
Hak DPR
Hak budget
Hak legislatif
Masa berlaku
Satu tahun
Bergantung
kebutuhan
perubahan
Kekuatan mengikat
Pemerintah
Seluruh rakyat
Posisi
pemerintah/Presiden
Pihak
mengusulkan
Posisi DPR
Materi muatan
Penetapan
kebijakan Pengaturan
kebijakan
anggaran Negara
Negara dalam bidang
tertentu
yang Pihak
yang
mengusulkan/pihak
yang menerima usulan
pada
dan
dapat
masa
Ibid.
10
Perbuatan pembentukan
perundang-undangan
Pemerintah mengajukan
RUU
perubahan
berdasarkan
pertimbangan tertentu
12
Ibid.
13
negara
yang
Kemudian diatur lagi dalam Pasal 27 ayat (5) UU No. 17 Tahun 2003 bahwa:
Pemerintah Pusat mengajukan rancangan undang-undang tentang
Perubahan APBN tahun anggaran yang bersangkutan berdasarkan
perubahan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) untuk mendapatkan
persetujuan DPR sebelum tahun anggaran yang bersangkutan berakhir.
Dengan demikian jelaslah terhadap APBN yang bersangkutan (tahun lalu)
dapat diajukan RAPBNP untuk menyesuaikan bilamana terpenuhinya
ketentuan-ketentuan dalam Pasal 27 ayat (3) UU No 17 Tahun 2003 sehingga
APBNP yang bersangkutan dapat dipergunakan sesuai dengan keadaan
tahun akan digunakannya APBNP tersebut (dapat berfungsi secara
implementatif).