Anda di halaman 1dari 17

KEBIJAKAN EKONOMI DALAM KONTEKS GLOBAL

DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

DISUSUN OLEH :

1.Insan Andalusia (2201101010095)

2.Shilfa Syafira (2201102010051)

3.Elsa Afrina (2201102010050)

4.Naiza Aprilia (2201101010168)

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNI

1
BANDA ACEH 2023

DAFTAR ISI

BAB 1…………………………………………………………………………………………….3

PENDAHULUAN………………………………………………………………………………..3

I.1 Latar Belakang………………………………………………………………………………..3

I.2 Rumusan Masalah………………………………………………….……………………..…..6

I.3 Tujuan…………………………………………………………………………………..…….6

BAB II…………………………………………………………………………………………....7

II.1 Pembahasan………………………………………………………………………………....7

II.1 Menjelaskan mengenai kebijakan Ekonomi dalam konteks Global Dan unsur-unsur yang
terkait didalamnya ……………………………………………………………………………….7

 Kebijakan Substitisi Impor


 Kebijakan Promosi Ekspor
 Kebijakan Proteksi
 Kebijakan Entreporte

BAB III…………………………………………………………………………………………..12

III.1. Menjelaskan mengenai pembanguna berkelanjutan dan unsur unsur terkait


didalamnya……………………………………………………………………………………….12

 Konsep Pembangunan Berkelanjutan


 Prinsip Pembangunan Yang Berkelanjutan

2
 Strategi Pembangunan Berkelanjutan

BAB IV. ………………………………………………………………………………................15

IV.1 Penutup……………………………………………………………………………………..15

IV.2 Kesimpulan…………………………………………………………………………………15

IV.3 Saran………………………………………………………………………………………..15

DAFTAR PUSAKA…………………………………………………………………………......16

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia sebagai negara berkembang merupakan negara agraris, yang biasanya berusaha
menemukan keseimbangan antara sektor pertanian dengan berbagai subsektornya dan sektoe
industri. Dengan keadaan demikian, kebijakan stategi dan rencana pembanguanannya merupakan
usaha untuk menjamin bahwa kedua sektor tersebut saking mendukung. Istilah industrialisasi
digunakan dengan berbagai cara yang berbeda dengan literatur ekonomi. Industrialisasi
digunakan untuk menunjukkan pertumbuhan output industri yang bersama-sama membentuk
sektor industri Banyak negara berkembang memandang sektor industri merupakan sarana pokok
kebijakan dan salah satu cara yang paling efektif untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Oleh karena itu sektor industri sering dijadikan sebagai objek pembangunan dan dianggap perlu
sehingga dapat menopang pertumbuhan ekonomi, menciptakan kesempatan kerja lebih luas,
memenuhi kebutuhan pokok serta mengarah ke modernisasi perekonomian negara. Pembagunan
sektor industri merupakan satu jalur kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dalam rangka
meningkatkan taraf hidup yang lebih maju dan lebih bermutu. Dengan kata lain, pembangunan
industri merupakan suatu fungsi dan tujuan pokok kesejahteraan masyarakat, bukan merupakan
kegiatan mandiri untuk sekedar mencapai tujuan fisik saja (Arsyad. L., 1997). Dalam pelaahan
peranan sektor industri dalam suatu perekonomian, maka tolak ukur terpenting adalah
sumbangan sektor industri terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB), jumlah tenaga kerja
3
yang terserap di sektor industri dan sumbangan komoditi terhadap ekspor barang dan jasa
(Arsyad L., 1997).

Di sisi lain, sektor perdagangan juga memegang peranan yang tak kalah penting dalam
perekonomian suatu negara. Pada posisi inilah mutu produk suatu negara akan diuji

negeri, ataukah hanya untuk konsumsi dalam negeri saja. Dengan demikian sektor
industri dan perdagangan diyakini akan mampu menopang pertumbuhan ekonomi yang mantap
karena kontribusinya yang lebih besar dibandingkan sektor pertanian terhadap pendapatan
nasional. atas dasar peranan sektor perdagangan dan sektor industri yang begitu besar dalam
menopang pertumbuhan ekonomi negara serta keterkaitannya kedua sektor tersebut, maka

4
suatu negara dalam menentukan kebijakan ekonomi global harus mempertimbangkan
peranan kedua sektor tersebut.

Kebijakan ekonomi global meliputi di antaranya kebijakan perdagangan. Kebijakan perdagangan


yang dianut suatu negara dapat berdampak besar terhadap pola dan langkah pembangunan
industri. Berbagai peraturan perdagangan yang diterapkan oleh negara berkembang sering
mengubah-unah kebijakan perdagangannya. Perbedaan kebijakan perdagangan ini selanjutnya
dapat dikaitkan dengan hasil yang dicapai dari perdagangan dan industri yang sangat berbeda-
beda.

Kebijakan perdagangan dapat didefinisikan sebagai kebijakan yang dapat menopang


percepatan laju pembangunan ekonomi dengan:

1. Memungkinkan indonesia sebagai negara berkembang memperoleh bagian besar dari


mamfaat perdagangan.
2. Meningkatkan laju pembentukan modal
3. Meningkatkan industrialisasi
4. Menjaga keseimbangan neraca pembayaran.

Menurut Haberler, bahwa perdagangan internasional telah memberikan sumbangan luar biasa
dan merupakan kebijkan yang terbaik bagi pembangunan ekonomi negara berkembang di abad
19 dan 20 yang dapat diharapkan sumbangan tersebut di masa yang akan datang.

5
1.2 Rumusan masalah

1. Menjelaskan mengenai kebijakan Ekonomi dalam konteks Global Dan unsur-unsur


yang terkait di dalamnya.
2. Menjelaskan mengenai pembangunan berkelanjutan di Indonesia beserta aspek-
aspeknya

1.3 Tujuan

1. Dapat mengetahui secara terperinci mengenai kebijakan Ekonomi dalam konteks


Global dan unsur-unsur yang terkait di dalamnya
2. Dapat mengetahui mengenai pembangunan berkelanjutan di indonesia beserta aspek-
aspeknya

6
BAB II. PEMBAHASAN

II.I Apa kebijakan Ekonomi dalam Konteks Global

1. Kebijakan Perdagangan Internasional

Melalui kebijakan perdagangan Internasional, Pemerintah suatu negara berupaya


mengoptimalkan manfaatnya hubungan dagang agar kinerja makro yaitu pertumbuhan,
distribusi, pendapatan dan stabilitas hingga makin baik sebelum dilakukan perdagangan.Dalam
memperbaiki hubungan distribusi manfaat perdagangan Internasional dan memberikan
perlindungan sementara Industri yang dibangun, pemerintah di NSB melakukan kebijakan yang 
bersifat melindungi industri atau produk domestik. Biasanya negara yang protektif cenderung
berorientasi pada pengelolaan pasar domestik (inward looking).

Kebijakan protektif juga dilakukan oleh negara maju tujuannya adalah untuk
mempertahankan surplus perdagangan dan kondisi perekonomian internal mereka. Sebab untuk
produk-produk tertentu terutama berasal dari sektor industri padat karya atau berbasis
SDA.Negara maju memandang pasar internasional selain dapat memperluan pasar produk
domestik, juga untuk melatih diri agar menjadi lebih efisien dan produktif karena terus bersaing,
hal ini yang mendorong banyak negara untuk berorientasi ekspor (outward looking).

Kebijakan perdagangan internasional yang biasa ditempuh

 Kebijakan substitusi impor (impori subtitusion policy)

Kebijakan subtitusi import adalah kebijakan memproduksi didalam negeri-negeri terhadap


barang-barang yang tadinya import pemerintah pembangunan atau memberikan kesempatan
kepada sektor swasta untuk mendirikan industri-industri yang dapat memproduksi barang-barang
yang tadinya import.

7
Ada beberapa manfaat positif yang diperoleh dari kebijakan substitusi impor (SI)   :

1)      Mengurangi Ketergantungan Pada Import

Terutama untuk barang-barang kebutuhan pokok atau yang menghasilkan produk. Dalam
konteks Indonesia, industri-industri yang dibangun berkaitan dengan penyediaan barang
kebutuhan

misalnya pengolahan makanan, tekstile, dan obat-obatan. Sedangkan yang menghasilkan produk
antara, misalnya industri pupuk dan pengilangan minyak.

2)      Memperkuat Sektor Industri

Pengembangan sektor industri diperlakukan untuk memperkuat perekonomian. Salah satu jalan
untuk mempercepat bangunan industri adalah SI. Dimana pemerintah memberikan fasilitas yang
memperbesar minat dan kemampuan swasta untuk berinvestasi.

3)    Memperluas Kesempatan Kerja

Bertumbuhnya sektor industri juga dapat memperluas kesempatan kerja dengan demikian tenaga
kerja yang melimpah di sektor pertanian akan diserap untuk sektor industri tanpa mengurangi
output sektor pertanian.

4)      Menghemat Devisa

Memperbaiki neraca pembangunan memberikan efek multiplikasi perekonomian domestik,


sekaligus memperbaiki posisi perekonomian dunia yang umumnya dilihat dari surplus neraca
perdagangan atau menurunnya defisit neraca perdagangan atau dari pasar modal.

Keterbatasan-keterbatasan SI :

1)      Menguntungkan perusahaan asing

Perusahaan asing yang menanamkan modal di sektor industri substitusi impor, karena
memperoleh proteksi di balik benteng tarif dan memperoleh fasilias keringanan pajak, serta
intensif penanaman modal.

2)      Pasar domestik cepat penuh


8
Rendahnya pendapatan per kapita penduduk NSB menyebabkan permintaan domestik akan
produk-produknya amat kecil sehingga cepat jenuh.

3)      Memunculkan atau memperkuat gejala monopoli dan atau oligopoli

Struktur pasar monopoli dan oligopoli cenderung mengurangi kesejahteraan konsumen karena
jumlah output lebih sedikit, sedangkan harga jual menjadi lebih mahal.

4)      Ketergantungan yang makin besar terhadap impor

Karena ketidaktersedianya indust pendukung, misalnya yang dapat menyediakan mesin dan
bahan baku. Akibatnya kebijakan SI menimbulkan ketergantungan baru terhadap impor.

 Kebijakan promosi ekspor (eksport promotion policy)

Promosi eksport (PE) adalah salah satu alternatif untuk mengatasi cepat jenuhnya pasar domestik
karena pasar luar negeri jauh lebih besar dari pada pasar domestik.

Terdapat empat faktor yang menjelaskan bahwa kebijakan PE mampu mendorong pertumbuhan
ekonomi dibandingkan kebijakan SI:

1)      Kaitan sektor pertanian dengan sektor industri

2)      Skala ekonomi(economies of scale) dapat dicapai karena permintaan ekspor yang skalanya
cukup besar, sehingga dapat diproduksi secara manufaktur/masai.

3)      Meningkatnya persaingan atas prestasi perusahaan karena kuatnya persaingan pada pasar
dunia.

4)      Dampak kekurangan devisa atas pertumbuhan ekonomi dapat diatasi.

Masalah kebibajakn promosi ekspor (PE) :

1)      Cepat jenuhnya pasar internasional

Dari sisi permintaan yang diekspor oleh NSB umumnya barang kebutuhan pokok yang elastis
permintaannya (elastisitas harga dan elastisitas pendapatan) sangat rendah, sehingga pasarnya
9
relatif tetap. Sementara pertumbuhan penawaran relatif cepat, sebab NSB banyak melakukan
ekspor yang berasal dari sektor industri padat karya atau yang berteknilogi sederhana.

2)      Makin kuatnya kebijakan proteksi oleh negara-negara maju

Sekalipun negara maju memiliki keunggulan yang komparatif dalam produksi teknologi padat
modal dan ilmu pengetahuan, mereka tetap melakukan proteksi terhadap industri yang
berteknologi sederhana.

 Kebijakan proteksi (protection policy)


Dengan proteksi industri domestik dilindungi dari sisi harga produk dan skala produksi, sehingga
dapat menjalani tahap pembelajaran (learning process).

1)      Tarif (tariff)

Tarif adalah pajak untuk komoditas impor. Tarif berlaku apabila harga pasar internasional lebih
rendah daripada harga domestik. Dengan tarif harga impor menjadi lebih mahal, sehingga dapat
menimbulkan daya saing harga.

a)       Tarif nominal (nomilal tarif)

Tarif nominal adalah tarif yang dihitung berdasarkan perbedaan harga domestik dengan harga
internasional.

Keuntungan tarif diatas adalah :

1. Keuntungan bagi produsen domestik

Dengan harga yang lebih tinggi, kemampuan penawaran menjadi lebih tinggi, yang artinya
pangsa pasar domestik makin dikuasai sehingga pendapatan meningkat.

2. Keuntungan bagi tenaga kerja dan atau pemasok domestik

10
Sebab meningkatnya output berarti meningkatkan kesempatan kerja dan pasar faktor produksi
dan atau input lainnya.

3. Keuntungan bagi pemerintah


Bentuk manfaat yang dinikmati pemerintah adalah pendapatan pajak sebesar jumlah impor
dikalikan pajak per unit impor. Dalam diagram, besarnya penerimaan pajak pemerintah adalah
seluas bidang arsiran, yaitu banyaknya barang yang dimpor (D d2 – Sd) dikalikan pajak per unit
(Pt –  Pw).

b)       Tarif efektif (effective tariff)

Tarif yang mengalami perubahan nilai tambah karena proteksi atau biasa yang disebut sebagai
tarif perlindungan efektif (effective rate of protection).

2)      Kuota (Quota)

Kebijakan kuota adalah kebijakan pembatasan jumlah barang impor yang boleh masuk kepasar
domestik. Pengaruh kuota terhadap permintaan dan penawaran domestik adalah sama dengan
pengaruh tarif. Perbedaannya, dengan kuota pemerintah tidak memperoleh penerimaan pajak.

Karena itu menganalisis pengaruh kuota dapatmenggunakan diagram untuk analisis pengaruh
tarif nominal dengan arah yang berbeda. Artinya, bila dalam kebijakan tarif pemerintah
memengaruhi harga sehingga memengaruhi jumlah permintaan dan penawaran, maka dengan
kebijakan kuota pemerintah menetapkan terlebih dahulu jumlah impor, yang dapat memengaruhi
harga jual dpmestik, sehingga akhirnya memengaruhi permintaan dan penawaran domestik.

 Kebijakan entreporte

Kebijakan ini dilakukan oleh Hongkong dan Singapura yang mengupayakan pengadaan dan
buruh kasar dari negara-negara jajahan kolonial dalam mengembangkan sektor jasa pelayanan
komersial yang luas sejalan dengan dengan fungsinya sebagai penghubung antara suatu
11
kawasan/regional dengan ekonomi dunia. Di indonesia mengembangkan model ini dengan
Entrepo Produksi untuk Tujuan Ekspor (EPTE) yang tidak semua sama dengan entreporte.

EPTE adalah suatu tempat atau bangunan dari suatu perusahaan industri dengan batas-batas
tertentu yang didalamnya diberlakukan dengan ketentuan khusus dibidang pabean perpajakan
dan tata niaga impor yang diperuntukan bagi pengolahan bahan yang hasilnya untuk tujuan
ekspor yang terdapat kombinasi antara PE dan entreporte.

BAB III. Pembangunan berkelanjutan

III.1Pengertian

Sesuai dengan Undang-Undang No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan


Pengelolaan Lingkungan Hidup, Pembangunan berkelanjutan adalah adalah upaya sadar
dan terencana yang memadukan aspek lingkungan hidup, sosial, dan ekonomi ke dalam strategi
pembangunan untuk menjamin keutuhan lingkungan hidup serta keselamatan, kemampuan,
kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan.

Konsep Pembangunan Berkelanjutan


Pembangunan berkelanjutan ( Emil Salim 1990) bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi manusia. Pembangunan yang berkelanjutan
pada hakekatnya ditujukan untuk mencari pemerataan pembangunan antar generasi pada masa
kini maupun masa mendatang. Menurut KLH(1990) pembangunan (yang pada dasarnya lebih
berorientasi ekonomi) dapat diukur keberlanjutannya berdasarkan tiga kriteria yaitu:

 Tidak ada pemborosan penggunaan sumber daya alam atau depletion of natural resources
 Tidak ada polusi dan dampak lingkungan lainnya
 Kegiatannya harus dapat meningkatkan useable resources ataupun replaceable.

12
Senada dengan konsep diatas, Sutamihardja(2004), berkelanjutan mencakup pada upaya untuk
memuwudkan terjadinya:

a. Pemerataan mamfaat hasil-hasil pembangunan antar generasi(intergeneration


equity) yang berarti bahwa pemamfaatan sumberdaya alam untuk kepentingan
pertumbuhan perlu memperhatikan batas-batas yang wajar dalam kendali
ekosistem atau sistem lingkungan serta diarahkan pada sumberdaya alam yang
replaceable dan menekankan serendah mungkin esksploitasi sumber daya alam
yang unreplaceable

b. Safeguarding atau pengamanan terhadap kelestarian sumber daya alam dan


lingkungan hidup yangada dan pencegahan terjadi gangguan ekosistem dalam
rangka menjamin kualitas kehidupan yangtetap baik bagi generasi yang
akandatang.
c. Pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya alam semata untukkepentingan
mengejar pertumbuhan ekonomi demi kepentingan pemerataan pemanfaatan
sumberdaya alam yang berkelanjutan antar generasi.
d. Mempertahankan kesejahteraanrakyat (masyarakat) yangberkelanjutan baik masa
kini maupun masa yang mendatang(inter temporal).
e. Mempertahankan manfaat pembangunan ataupun pengelolaan sumberdaya alam
dan lingkungan yang mempunyai dampak manfaat jangka panjang ataupun
lestariantar generasi.
f. Menjaga mutu ataupun kualitas kehidupan manusia antar generasi sesuai dengan
habitatnya.

prinsip pembangunan yang berkelanjutan

1. Ekonomi

13
Prinsip pembangunan berkelanjutan dari segi ekonomi mampu memberikan peningkatan
keterampilan pekerja yang lebih meningkatkan daya saing. Dengan peningkatan daya saing,
diharapkan masyakarat bisa mendapatkan pekerjaan layak dan bisa mendapatkan pendapatan
yang lebih baik. Selain itu, mampu menunjang pembuatan infrastruktur dasar seperti properti,
sistem air dan sejenisnya pada infrastruktur informasi.
2. Energi

Pemakaian energi harus dilakukan lebih hemat demi pembangunan berkelanjutan. Ada
beberapa metode yang bisa Anda lakukan untuk menghemat energi seperti berikut ini:
 Menggunakan energi yang bisa diperbarui lebih maksimal.
 Hemat penggunaan sumber energi yang tersedia.
 Memprioritaskan pembangunan transportasi massal.

3. Ekologi
Prinsip selanjutnya adalah ekologi. Ekologi merupakan lingkungan yang terus dilestarikan
selama melaksanakan berkelanjutan. Agar pelestarian lingkungan bisa dilakukan secara
maksimal, ada beberapa hal yang bisa dilakukan seperti memastikan ada ruang terbuka hijau,
membuat sistem transportasi dan bangunan bisa terintegrasi dengan baik.
4. Engagement atau Peran Serta
Pembangunan berkelanjutan wajib dilakukan dengan partisipasi masyarakat luas dan
pemerintah harus bisa memberikan fasilitas.  Masyarakat harus berperan aktif dalam proses
pembangunan berkelanjutan. Pemerintah juga bisa menjadi fasilitator pemberdayaan
masyarakat dan mampu menampung aspirasi masyarakat.
5. Equity atau Pemerataan
Pemerataan menjadi target utama dari pembangunan berkelanjutan. Dengan pembangunan
tersebut diharapkan mampu membuat kesenjangan ekonomi mengecil. Selain itu, dengan
memegang prinsip pemerataan, semua anggota masyarakat bisa mendapatkan kesempatan
yang seimbang.

Strategi pembangunan berkelanjutan

14
1. Pembangunan yang menjamin pemerataan dan keadilan sosial.Pembangunan yang
menjamin pemerataan dan keadilan sosial harus dilandasi dengan meratanya
distribusi sumber daya lahan dan faktor produksi, meratanya peran dan
kesempatan perempuan,meratanya ekonomi yang dicapai dengan keseimbangan
distribusi kesejahteraan.
2. Pembangunan yang menggunakan pendekatan integratif dimana mengutamakan
keterkaitan antara manusia dengan alam.Manusia mempengaruhi alam dengan
bermamfaat atau merusak.
3. Pembangunan yang meminta perspektif jangka panjang
Perspektif jangka panjang adalah perspektif pembangunan yang
berkelanjutan.Hingga saat ini kerangka jangka pendek mendominasi pemikiran
para pengambil keputusan ekonomi,oleh karena itu perlu dipertimbangkan.

BAB IV PENUTUP

III.1 Kesimpulan

Kebijakan ekonomi dalam konteks global yang diterapkan indonesia tentu akan
mendorong sistem pembangunan berkelanjutan di indonesia. Dukungan ini tentunya sangat
memerhatikan ketersedian sumber daya alam dengan pengalokasian secara tepat dan efektif.
Kebijakan ekonomi dalam konteks global ini juga merupakan suatu strategi untuk mengurangi
ketergantungan pada barang import, memperkuat sistem industri, dan menghemat devisa negara.
Dengan memperhatikan kebijakan-kebijakan ini pembangunan berkelanjutan yang menjadi visi
misi negara indonesia akan terealisasi dengan sempurna dan diikuti. Optimalisasi para
kinerja/staf tentu menjadi indikator penting dalam pembangunan berkelanjutan.

III.2 Saran.

Pemerintah memiliki peran yang sangat besar dalam keberhasilan atau kegagalan sistem
pembangunan berkelanjutan di indonesia . Oleh sebab itu pemerintah harus memiliki strategi
yang matang yang diwujudkan dalam beberapa kebijakan yang perlu diterapkan demi menunjang

15
tercapainya sebuah tujuan. Maka dari itu sebaiknya pemerintah juga mengoptimalkan kinerja
yang terampil atau memiliki skill yang cocok terhadap bidang terkait sehingga akan membantu
mempercepat jalannya pembangunan berkelanjutan di indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Daly, Herman.1990. “Commentary: toward some operational principles of sustainable


development.” Ecological Economic 2 (1990).

Fauzi.A.2004, Ekonomi Sumber Daya Alam dan lingkungan ,Teori dan Aplikasi, Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta

Griggs, D. 2013. From MDGs to SDGs: Key challenges and opportunities. Jerman: Monash
Sustainability Institute.

Heals,G.1998 Valuing the futere: Economic Theory and Sustainability. Columbia University
Press. New York.

16
Michael Harris, 2000. Human Resouce management. Second edition .USA: Harcont Brace &
Company

Pezzey, John.1992. : “Sustainability: An Interdisciplinary Guide.” Environment Values 1, no 4,


The White Horse Press: Cambridge,UK

Sutamihadja,2004 perubahan lingkungan Global; Program Studi Pengelolaan Sumber Daya


Alam dan Lingkungan Sekolah Pascasarjana;IPB

17

Anda mungkin juga menyukai