DISUSUN OLEH :
1
BANDA ACEH 2023
DAFTAR ISI
BAB 1…………………………………………………………………………………………….3
PENDAHULUAN………………………………………………………………………………..3
I.3 Tujuan…………………………………………………………………………………..…….6
BAB II…………………………………………………………………………………………....7
II.1 Pembahasan………………………………………………………………………………....7
II.1 Menjelaskan mengenai kebijakan Ekonomi dalam konteks Global Dan unsur-unsur yang
terkait didalamnya ……………………………………………………………………………….7
BAB III…………………………………………………………………………………………..12
2
Strategi Pembangunan Berkelanjutan
IV.1 Penutup……………………………………………………………………………………..15
IV.2 Kesimpulan…………………………………………………………………………………15
IV.3 Saran………………………………………………………………………………………..15
DAFTAR PUSAKA…………………………………………………………………………......16
BAB 1
PENDAHULUAN
Indonesia sebagai negara berkembang merupakan negara agraris, yang biasanya berusaha
menemukan keseimbangan antara sektor pertanian dengan berbagai subsektornya dan sektoe
industri. Dengan keadaan demikian, kebijakan stategi dan rencana pembanguanannya merupakan
usaha untuk menjamin bahwa kedua sektor tersebut saking mendukung. Istilah industrialisasi
digunakan dengan berbagai cara yang berbeda dengan literatur ekonomi. Industrialisasi
digunakan untuk menunjukkan pertumbuhan output industri yang bersama-sama membentuk
sektor industri Banyak negara berkembang memandang sektor industri merupakan sarana pokok
kebijakan dan salah satu cara yang paling efektif untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Oleh karena itu sektor industri sering dijadikan sebagai objek pembangunan dan dianggap perlu
sehingga dapat menopang pertumbuhan ekonomi, menciptakan kesempatan kerja lebih luas,
memenuhi kebutuhan pokok serta mengarah ke modernisasi perekonomian negara. Pembagunan
sektor industri merupakan satu jalur kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dalam rangka
meningkatkan taraf hidup yang lebih maju dan lebih bermutu. Dengan kata lain, pembangunan
industri merupakan suatu fungsi dan tujuan pokok kesejahteraan masyarakat, bukan merupakan
kegiatan mandiri untuk sekedar mencapai tujuan fisik saja (Arsyad. L., 1997). Dalam pelaahan
peranan sektor industri dalam suatu perekonomian, maka tolak ukur terpenting adalah
sumbangan sektor industri terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB), jumlah tenaga kerja
3
yang terserap di sektor industri dan sumbangan komoditi terhadap ekspor barang dan jasa
(Arsyad L., 1997).
Di sisi lain, sektor perdagangan juga memegang peranan yang tak kalah penting dalam
perekonomian suatu negara. Pada posisi inilah mutu produk suatu negara akan diuji
negeri, ataukah hanya untuk konsumsi dalam negeri saja. Dengan demikian sektor
industri dan perdagangan diyakini akan mampu menopang pertumbuhan ekonomi yang mantap
karena kontribusinya yang lebih besar dibandingkan sektor pertanian terhadap pendapatan
nasional. atas dasar peranan sektor perdagangan dan sektor industri yang begitu besar dalam
menopang pertumbuhan ekonomi negara serta keterkaitannya kedua sektor tersebut, maka
4
suatu negara dalam menentukan kebijakan ekonomi global harus mempertimbangkan
peranan kedua sektor tersebut.
Menurut Haberler, bahwa perdagangan internasional telah memberikan sumbangan luar biasa
dan merupakan kebijkan yang terbaik bagi pembangunan ekonomi negara berkembang di abad
19 dan 20 yang dapat diharapkan sumbangan tersebut di masa yang akan datang.
5
1.2 Rumusan masalah
1.3 Tujuan
6
BAB II. PEMBAHASAN
Kebijakan protektif juga dilakukan oleh negara maju tujuannya adalah untuk
mempertahankan surplus perdagangan dan kondisi perekonomian internal mereka. Sebab untuk
produk-produk tertentu terutama berasal dari sektor industri padat karya atau berbasis
SDA.Negara maju memandang pasar internasional selain dapat memperluan pasar produk
domestik, juga untuk melatih diri agar menjadi lebih efisien dan produktif karena terus bersaing,
hal ini yang mendorong banyak negara untuk berorientasi ekspor (outward looking).
7
Ada beberapa manfaat positif yang diperoleh dari kebijakan substitusi impor (SI) :
Terutama untuk barang-barang kebutuhan pokok atau yang menghasilkan produk. Dalam
konteks Indonesia, industri-industri yang dibangun berkaitan dengan penyediaan barang
kebutuhan
misalnya pengolahan makanan, tekstile, dan obat-obatan. Sedangkan yang menghasilkan produk
antara, misalnya industri pupuk dan pengilangan minyak.
Pengembangan sektor industri diperlakukan untuk memperkuat perekonomian. Salah satu jalan
untuk mempercepat bangunan industri adalah SI. Dimana pemerintah memberikan fasilitas yang
memperbesar minat dan kemampuan swasta untuk berinvestasi.
Bertumbuhnya sektor industri juga dapat memperluas kesempatan kerja dengan demikian tenaga
kerja yang melimpah di sektor pertanian akan diserap untuk sektor industri tanpa mengurangi
output sektor pertanian.
Keterbatasan-keterbatasan SI :
Perusahaan asing yang menanamkan modal di sektor industri substitusi impor, karena
memperoleh proteksi di balik benteng tarif dan memperoleh fasilias keringanan pajak, serta
intensif penanaman modal.
Struktur pasar monopoli dan oligopoli cenderung mengurangi kesejahteraan konsumen karena
jumlah output lebih sedikit, sedangkan harga jual menjadi lebih mahal.
Karena ketidaktersedianya indust pendukung, misalnya yang dapat menyediakan mesin dan
bahan baku. Akibatnya kebijakan SI menimbulkan ketergantungan baru terhadap impor.
Promosi eksport (PE) adalah salah satu alternatif untuk mengatasi cepat jenuhnya pasar domestik
karena pasar luar negeri jauh lebih besar dari pada pasar domestik.
Terdapat empat faktor yang menjelaskan bahwa kebijakan PE mampu mendorong pertumbuhan
ekonomi dibandingkan kebijakan SI:
2) Skala ekonomi(economies of scale) dapat dicapai karena permintaan ekspor yang skalanya
cukup besar, sehingga dapat diproduksi secara manufaktur/masai.
3) Meningkatnya persaingan atas prestasi perusahaan karena kuatnya persaingan pada pasar
dunia.
Dari sisi permintaan yang diekspor oleh NSB umumnya barang kebutuhan pokok yang elastis
permintaannya (elastisitas harga dan elastisitas pendapatan) sangat rendah, sehingga pasarnya
9
relatif tetap. Sementara pertumbuhan penawaran relatif cepat, sebab NSB banyak melakukan
ekspor yang berasal dari sektor industri padat karya atau yang berteknilogi sederhana.
Sekalipun negara maju memiliki keunggulan yang komparatif dalam produksi teknologi padat
modal dan ilmu pengetahuan, mereka tetap melakukan proteksi terhadap industri yang
berteknologi sederhana.
Tarif adalah pajak untuk komoditas impor. Tarif berlaku apabila harga pasar internasional lebih
rendah daripada harga domestik. Dengan tarif harga impor menjadi lebih mahal, sehingga dapat
menimbulkan daya saing harga.
Tarif nominal adalah tarif yang dihitung berdasarkan perbedaan harga domestik dengan harga
internasional.
Dengan harga yang lebih tinggi, kemampuan penawaran menjadi lebih tinggi, yang artinya
pangsa pasar domestik makin dikuasai sehingga pendapatan meningkat.
10
Sebab meningkatnya output berarti meningkatkan kesempatan kerja dan pasar faktor produksi
dan atau input lainnya.
Tarif yang mengalami perubahan nilai tambah karena proteksi atau biasa yang disebut sebagai
tarif perlindungan efektif (effective rate of protection).
Kebijakan kuota adalah kebijakan pembatasan jumlah barang impor yang boleh masuk kepasar
domestik. Pengaruh kuota terhadap permintaan dan penawaran domestik adalah sama dengan
pengaruh tarif. Perbedaannya, dengan kuota pemerintah tidak memperoleh penerimaan pajak.
Karena itu menganalisis pengaruh kuota dapatmenggunakan diagram untuk analisis pengaruh
tarif nominal dengan arah yang berbeda. Artinya, bila dalam kebijakan tarif pemerintah
memengaruhi harga sehingga memengaruhi jumlah permintaan dan penawaran, maka dengan
kebijakan kuota pemerintah menetapkan terlebih dahulu jumlah impor, yang dapat memengaruhi
harga jual dpmestik, sehingga akhirnya memengaruhi permintaan dan penawaran domestik.
Kebijakan entreporte
Kebijakan ini dilakukan oleh Hongkong dan Singapura yang mengupayakan pengadaan dan
buruh kasar dari negara-negara jajahan kolonial dalam mengembangkan sektor jasa pelayanan
komersial yang luas sejalan dengan dengan fungsinya sebagai penghubung antara suatu
11
kawasan/regional dengan ekonomi dunia. Di indonesia mengembangkan model ini dengan
Entrepo Produksi untuk Tujuan Ekspor (EPTE) yang tidak semua sama dengan entreporte.
EPTE adalah suatu tempat atau bangunan dari suatu perusahaan industri dengan batas-batas
tertentu yang didalamnya diberlakukan dengan ketentuan khusus dibidang pabean perpajakan
dan tata niaga impor yang diperuntukan bagi pengolahan bahan yang hasilnya untuk tujuan
ekspor yang terdapat kombinasi antara PE dan entreporte.
III.1Pengertian
Tidak ada pemborosan penggunaan sumber daya alam atau depletion of natural resources
Tidak ada polusi dan dampak lingkungan lainnya
Kegiatannya harus dapat meningkatkan useable resources ataupun replaceable.
12
Senada dengan konsep diatas, Sutamihardja(2004), berkelanjutan mencakup pada upaya untuk
memuwudkan terjadinya:
1. Ekonomi
13
Prinsip pembangunan berkelanjutan dari segi ekonomi mampu memberikan peningkatan
keterampilan pekerja yang lebih meningkatkan daya saing. Dengan peningkatan daya saing,
diharapkan masyakarat bisa mendapatkan pekerjaan layak dan bisa mendapatkan pendapatan
yang lebih baik. Selain itu, mampu menunjang pembuatan infrastruktur dasar seperti properti,
sistem air dan sejenisnya pada infrastruktur informasi.
2. Energi
Pemakaian energi harus dilakukan lebih hemat demi pembangunan berkelanjutan. Ada
beberapa metode yang bisa Anda lakukan untuk menghemat energi seperti berikut ini:
Menggunakan energi yang bisa diperbarui lebih maksimal.
Hemat penggunaan sumber energi yang tersedia.
Memprioritaskan pembangunan transportasi massal.
3. Ekologi
Prinsip selanjutnya adalah ekologi. Ekologi merupakan lingkungan yang terus dilestarikan
selama melaksanakan berkelanjutan. Agar pelestarian lingkungan bisa dilakukan secara
maksimal, ada beberapa hal yang bisa dilakukan seperti memastikan ada ruang terbuka hijau,
membuat sistem transportasi dan bangunan bisa terintegrasi dengan baik.
4. Engagement atau Peran Serta
Pembangunan berkelanjutan wajib dilakukan dengan partisipasi masyarakat luas dan
pemerintah harus bisa memberikan fasilitas. Masyarakat harus berperan aktif dalam proses
pembangunan berkelanjutan. Pemerintah juga bisa menjadi fasilitator pemberdayaan
masyarakat dan mampu menampung aspirasi masyarakat.
5. Equity atau Pemerataan
Pemerataan menjadi target utama dari pembangunan berkelanjutan. Dengan pembangunan
tersebut diharapkan mampu membuat kesenjangan ekonomi mengecil. Selain itu, dengan
memegang prinsip pemerataan, semua anggota masyarakat bisa mendapatkan kesempatan
yang seimbang.
14
1. Pembangunan yang menjamin pemerataan dan keadilan sosial.Pembangunan yang
menjamin pemerataan dan keadilan sosial harus dilandasi dengan meratanya
distribusi sumber daya lahan dan faktor produksi, meratanya peran dan
kesempatan perempuan,meratanya ekonomi yang dicapai dengan keseimbangan
distribusi kesejahteraan.
2. Pembangunan yang menggunakan pendekatan integratif dimana mengutamakan
keterkaitan antara manusia dengan alam.Manusia mempengaruhi alam dengan
bermamfaat atau merusak.
3. Pembangunan yang meminta perspektif jangka panjang
Perspektif jangka panjang adalah perspektif pembangunan yang
berkelanjutan.Hingga saat ini kerangka jangka pendek mendominasi pemikiran
para pengambil keputusan ekonomi,oleh karena itu perlu dipertimbangkan.
BAB IV PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Kebijakan ekonomi dalam konteks global yang diterapkan indonesia tentu akan
mendorong sistem pembangunan berkelanjutan di indonesia. Dukungan ini tentunya sangat
memerhatikan ketersedian sumber daya alam dengan pengalokasian secara tepat dan efektif.
Kebijakan ekonomi dalam konteks global ini juga merupakan suatu strategi untuk mengurangi
ketergantungan pada barang import, memperkuat sistem industri, dan menghemat devisa negara.
Dengan memperhatikan kebijakan-kebijakan ini pembangunan berkelanjutan yang menjadi visi
misi negara indonesia akan terealisasi dengan sempurna dan diikuti. Optimalisasi para
kinerja/staf tentu menjadi indikator penting dalam pembangunan berkelanjutan.
III.2 Saran.
Pemerintah memiliki peran yang sangat besar dalam keberhasilan atau kegagalan sistem
pembangunan berkelanjutan di indonesia . Oleh sebab itu pemerintah harus memiliki strategi
yang matang yang diwujudkan dalam beberapa kebijakan yang perlu diterapkan demi menunjang
15
tercapainya sebuah tujuan. Maka dari itu sebaiknya pemerintah juga mengoptimalkan kinerja
yang terampil atau memiliki skill yang cocok terhadap bidang terkait sehingga akan membantu
mempercepat jalannya pembangunan berkelanjutan di indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Fauzi.A.2004, Ekonomi Sumber Daya Alam dan lingkungan ,Teori dan Aplikasi, Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta
Griggs, D. 2013. From MDGs to SDGs: Key challenges and opportunities. Jerman: Monash
Sustainability Institute.
Heals,G.1998 Valuing the futere: Economic Theory and Sustainability. Columbia University
Press. New York.
16
Michael Harris, 2000. Human Resouce management. Second edition .USA: Harcont Brace &
Company
17