Anda di halaman 1dari 42

RESUM MATERI

PERDAGANGAN GLOBAL DAN LINGKUNGAN INVESTASI

Disusun Oleh:
Iksan Yuliyanto (170211100114)
Abdy Mahesa Putra (170211100115)
Nur Hayatul Hasanah (170211100116)
Mufarrohah (170211100117)
Nur Ainy (170211100118)
Septian Eko Prasetyo (170211100119)
Eva Lutfiana Dina Safira (170211100120)
Aviana Putri Iswanti (170211100121)
Mega Fortuna Ariani (170211100122)
Diniyatus Shalihah (170211100123)
Binti Mubasysiroh (170211100124)
Abdul Mu’is (170211100125)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.....................................................................................................................i
1. Bagaimana Politik Dapat Mempengaruhi Perdagangan Internasional?.............1
2. Instrumen Kebijakan Perdagangan Internasional................................................4
a) Tarif.......................................................................................................................4
b) Subsidi....................................................................................................................5
c) Kuota impor dan pembatasan lainnya.....................................................................5
d) Larangan ekspor.....................................................................................................6
e) Persyaratan konten lokal........................................................................................6
f) Kebijakan administratif..........................................................................................7
3. Contoh Kasus Perdagangan Bebas.........................................................................7
a. Pembalasan dan Perang Perdagangan Bebas..........................................................7
b. Kebijakan Dalam Negeri Tentang Perdagangan Bebas...........................................9
4. Sejarah terbentuknya perdagangan dunia...........................................................11
a) Periode Smith Sampai Great Depression..............................................................12
b) Periode GATT, Liberalisasi dan Pertumbuhan Ekonomi......................................18
c) Periode 1980 – 1993 : Tren Proteksionis..............................................................22
d) Putaran Uruguay dan Perdagangan Bebas............................................................24
e) WHO : Perdagangan Bebas Saat Ini.....................................................................26
f) Masa depan dari WTO : masalah yang belum terselesaikan dan putaran DOHA. 29
5. Perkiraan Apa yang Terjadi kepada Indonesia dengan Melihat Kondisi Saat Ini
Dalam Perdagangan Bebas?..........................................................................................34
KESIMPULAN...............................................................................................................37

i
1. Bagaimana Politik Dapat Mempengaruhi Perdagangan Internasional?
a. POLITIK

Pembahasan pertama akan dimulai dari pengertian politik.


Politik diambil dari Bahasa Yunani ‘polis’ yang bermakna city
state atau kota dengan status negara. Jika didefinisikan berdasarkan
asal katanya, politik dapat bermakna kegiatan yang berada dalam
sebuah sistem negara yang berkaitan dengan penentuan tujuan atas
sistem tersebut serta cara-cara untuk mencapainya.

Para ahli juga mendefinisikan politik dengan makna yang


beragam. Seperti pengertian yang diberikan oleh Miriam Budiardjo
yang menyebutkan bahwa politik merupakan kegiatan yang
dilakukan oleh sebuah sistem politik, dalam hal ini adalah negara,
yang berkaitan dengan proses untuk menentukan tujuan-tujuan dari
sistem negara dan melaksanakannya. Max Weber mendefinisikan
politik sebagai sebuah sarana perjuangan untuk melaksanakan
politik secara bersama-sama. Ia juga mendefinisikannya sebagai
perjuangan yang akan mempengaruhi distribusi kekuasaan baik
diantara hukum sebuah negara maupun antara negara-negara itu
sendiri. Hans Kelsen bahkan mendefinisikan politik dalam dua
definisi. Pertama adalah sebagai etik yang berkaitan dengan tujuan
manusia untuk tetap hidup sempurna. Kedua adalah sebagai teknik
yang berkaitan dengan cara manusia untuk mencapai tujuan yang
diinginkannya.

b. Perdagangan Internasional

Perdagangan internasional adalah suatu perdagangan antara


negara dengan negara yang meliputi proses ekspor maupun impor
yang sangat berpengaruh bagi pendapatan negara. Perdagangan
internasional melibatkan mata uang sebagai transaksi jual beli antar

1
negara dan hukum yang digunakan sesuai hukum internasional.
Perdagangan internasional bisa melibatkan dua negara atau lebih
dengan pertukaran barang atau jasa. Kegiatan kedua negara
tersebut, dinamakan ekspor dan impor. Impor adalah kegiatan
memasukkan atau membeli barang atau jasa dari luar negeri.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, impor merupakan
pemasukan barang dan sebagainya dari luar negeri ke dalam
negeri. Barang yang dimaksud adalah barang dalam bentuk fisik
dan juga jasa.

Kondisi politik suatu negara dapat mempengaruhi


perdagangan internasional karena politik suatu negara
mempengaruhi kebijakan pemerintah, dan kebijakan pemerintah
sangat erat kaitannya dengan kondisi perekonomian suatu negara,
oleh sebab itu, kondisi politik dapat mempengaruhi perdagangan
internasional. Jika kondisi politik suatu negara sedang kacau, maka
perekonomian negara tersebut ikut kacau, dan para eksportir dan
importir akan menghindari negara yang tidak stabil dalam
perekonomian dan kondisi politik untuk bekerjasama dalam bidang
perdagangan. Kerja sama internasional merupakan suatu kerja
sama yang dilakukan oleh suatu negara dengan negara lainnya
untuk memperkuat segala bidang seperti perdagangan, pendidikan,
serta menjauhkan dari kemiskinan.

Dapat kita lihat bagaimana cara negara-negara di zaman


modern ini berperang, mereka berkonflik dan berperang secara
ekonomi, seperti yang dilakukan oleh Amerika dan China beberapa
waktu lalu, perang dagang yang dilakukan oleh China dan Amerika
bisa berdampak global, karena mata uang Dolar Amerika yang
sering digunakan banyak negara untuk bertransaksi. Oleh sebab itu
kekuatan ekonomi dan politik suatu negara akan mempengaruhi
perdagangan internasional.

2
Faktor Pendorong Terjadinya Perdagangan Internasional:

a) Penguasaan Ilmu Pengetahuan & Teknologi


Negara-negara dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang tinggi akan mampu memproduksi barang dan jasa yang lebih
banyak, berkualitas, dan tentunya efisien dibandingkan dengan
negara yang lambat akan IPTEK-nya. Hal ini bisa terjadi karena
pemanfaatan teknologi sangat menghemat biaya produksi dan
mampu menghasilkan barang yang lebih banyak. Negara dengan
teknologi yang lebih maju cenderung melakukan spesialisasi dalam
memproduksi barang, sedangkan barang yang bukan produk sendiri
akan dibeli dari negara lain.
b) Perbedaan Kekayaan Sumber Daya Alam
Setiap negara memiliki keadaan geografis yang berbeda-beda,
sehingga perbedaan tersebut menjadikan setiap negara memiliki
kekayaan sumber daya alam yang berbeda-beda pula. Pada dasarnya,
sumber daya alam adalah faktor produksi negara. Oleh karena itu,
setiap negara memiliki keanekaragaman kondisi produksi.
c) Perbedaan Selera
Selera ternyata dapat menimbulkan perdagangan Internasional.
Terjadinya perbedaan kebudayaan, sistem politik, pandangan hidup,
dan tatanan sosial menyebabkan terjadinya selera terhadap berbagai
jenis komoditas.
d) Perbedaan Iklim
Perbedaan iklim setiap negara menyebabkan terbatasnya potensi
sumber daya alam. Akibatnya, tidak semua barang untuk memenuhi
kebutuhan dapat dipenuhi sendiri oleh negara tersebut. Oleh karena
itu, negara akan mengimpor dari negara lain.
e) Keinginan Memperluas Pasar & Menambah Keuntungan

3
Ada kalanya para produsen menjalankan produksinya dengan tidak
maksimal karena takut mengakibatkan kelebihan produksi sehingga
menyebabkan kerugian. Namun, beberapa produsen sengaja
melakukan produksi besar-besaran untuk menambah keuntungan
sehingga akan mendorong mereka untuk melakukan perdagangan
Internasional. Hal ini merupakan penyebab timbulnya perdagangan
internasional.
f) Kelebihan atau Kekurangan Produk dalam Suatu Negara
Kelebihan produk pada suatu negara (surplus) dan kekurangan kas
dalam suatu negara (defisit) adalah suatu hal yang terjadi karena
adanya perbedaan sumber daya alam dan kemajuan antara negara
satu dan lainnya. Terjadinya surplus menyebabkan negara yang
bersangkutan akan menjual hasil produknya ke negara lain,
sedangkan negara yang mengalami defisit akan membeli barang dari
luar negeri melalui perdagangan Internasional.

2. Instrumen Kebijakan Perdagangan Internasional


a) Tarif
Tarif adalah suatu pajak yang dikenakan kepada semua barang
yang telah terlewati batas suatu negara. Tarif atau bea masuk bertujuan
untuk melindungi atau memberi proteksi terhadap industry – industry
dalam negeri. Selain itu, tarif bertujuan untuk menambah devisa
negara. Penetapan tarif yang cukup tinggi terhadap suatu barang
impor, menjadikan harga barang impor di pasar dalam negeri menjadi
lebih tinggi. Sehingga, produk dalam negeri menjadi lebih bisa
bersaing karena cenderung lebih murah. Adapun jenis tarif atau bea
masuk, antara lain:
 Bea ekspor
Merupakan pajak yang dikenakan kepada barang yang diangkut
menuju negara lain.
 Bea impor

4
Merupakan pajak yang dikenakan kepada barang yang masuk ke
dalam suatu negara
 Bea transito
Merupakan pajak yang dikenakan kepada barang yang melalui
batas suatu negara dengan tujuan akhir barang tersebut ke negara
lain.

b) Subsidi
Subsidi merupakan kebijakan pemerintah untuk membantu
mengurangi biaya produksi dalam negeri. Sehingga, produsen dalam
negeri bisa memasarkan barangnya lebih murah dan dapat bersaing
dengan barang impor. Subsidi yang diberikan dapat berupa tenaga ahli,
mesin, peralatan, pajak, dll. Subsidi biasanya diberikan untuk barang –
barang kebutuhan pokok masyarakat, bersifat transparan dan dapat
dikontrol oleh masyarakat. Adapun tujuan subsidi antara lain:
1. Menambah produksi dalam negeri
2. Mempertahankan jumlah konsumsi dalam negeri
3. Menjual dengan harga yang lebih murah daripada produk impor

c) Kuota impor dan pembatasan lainnya


Kuota adalah pembatasan terhadap jumlah fisik impor barang
tertentu selama waktu tertentu. Maka, jumlah barang impor yang
masuk dapat dikontrol. Tujuannya adalah membatasi jumlah barang
impor yang akan beredar di pasar dalam negeri. Jika barang impor
berlebihan, maka dapat menjatuhkan harga barang sejenis produk
dalam negeri. Menurut GATT/WTO, sistem kuota hanya dapat
digunakan sebagai berikut:
1. Untuk melindungi hasil pertanian
2. Untuk menjaga keseimbangan neraca pembayaran internasional
3. Untuk melindungi kepentingan ekonomi nasional

5
Macam – macam kuota impor antara lain:
1. Absolute/unilateral kuota
Sistem kuota yang ditetapkan secara sepihak.
2. Negotiated/bilateral kuota
Sistem kuota yang ditetapkan atas kesepakatan atau menurut
perjanjian.
3. Tarif kuota
Pembatasan impor yang dilakukan dengan mengkombinasikan
sistem tarif dan kuota.

d) Larangan ekspor
Larangan ekspor adalah kebijakan suatu negara untuk melarang
ekspor barang – barang tertentu keluar negeri. Larangan ekspor
dimaksudkan untuk melindungi konsumen di dalam negeri, terutama
jika kebutuhan di dalam negeri belum tercukupi. Larangan ekspor
dilakukan untuk menghindari kelangkaan barang yang akan berakibat
pada tingginya harga barang.

e) Persyaratan konten lokal


Persyaratan konten lokal adalah kebijakan pemerintah yang
meminta agar pada bagian tertentu dari produk dibuat di dalam negeri.
Pembatasannya dapat berupa persemtase dari produk itu sendiri atau
persentase dari nilai barang yang diproduksi. Persyaratan konten lokal
merupakan persyaratan bahwa beberapa komponen dari produk yang
diimpor harus dapat diproduksi di dalam negeri. Persyaratan konten
lokal adalah ketentuan di suatu negara bahwa suatu produk hanya
dapat dikatakan sebagai produk hasil dalam negeri apabila produk
tersebut diproduksi dengan menggunakan sebagian besar bahan –
bahan dalam negeri dibandingkan komponen yang didatangkan dari
luar negeri. Persyaratan konten lokal mensyaratkan perusahaan

6
multinasional untuk menggunakan prosentase tertentu dari bahan dan
komponen – komponen tertentu yang diproduksi dalam negeri
sehingga dapat meningkatkan kegiatan indsutri domestiknya.
Persyaratan konten lokal menjadi pondasi utama dalam menahan
derasnya arus masuk barang luar negeri yang tentu berdampak pada
kinerja produktivitas industry dalam negeri.

f) Kebijakan administratif
Kebijakan administrarif merupakan aturan yang dibuat untuk
mempersulit masuknya barang impor. Kebijakan ini meliputi kebijakan
tata niaga impor, kebijakan pemanfaatan tempat penimbunan
sementara, dan lain sebagainya.

3. Contoh Kasus Perdagangan Bebas


a. Pembalasan dan Perang Perdagangan Bebas

Perdagangan bebas adalah kebijakan dimana pemerintah tidak


melakukan diskriminasi terhadap impor atua ekspor. Sedangkan untuk
pengertian perang dagang adalah konflik ekonomi yang terjadi ketika
suatu negara memberlakukan atau meningkatkan tarif atau hambatan
perdagangan lainnya sebagai balasan terhadap hambatan perdagangan
yang ditetapkan oleh pihak yang lain. Perang dagang diakibatkan oleh
kebijakan proteksionisme, yang biasanya diberlakukan oleh suatu
negara untuk melindungi produsen lokal, untuk mengembalikan
lapangan pekerjaan dari luar negeri, atau akibat persepsi bahwa
praktik dagang negara lain itu tidak adil dan perlu diseimbangi dengan
tarif. Salah satu contoh kasus pembalasan dan perang perdagangan
bebas yaitu perang dagang Amerika Serikat denga China.

Perang dagang Amerika Serikat dengan China bermulai


setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan pada
22 Maret 2018, berkehendak mengenakan bea masuk sebesar US$50

7
miliar untuk barang-barang Tiongkok di bawah Pasal 301 Undang-
Undang Amerika Serikat Tahun 1974 tentang Perdagangan, dengan
menyebut adanya "praktik perdagangan tidak adil" dan
pencurian kekeyaan intelektual. Presiden Donald Trump merasa
bahwa globalisasi saat ini merugikan Amerika Serikat. Praktek
perdagangan internasional yang dilakukan Tiongkok dengan mitra
dagang lainnya pun dianggap tidak adil. Hal ini dikarenakan Tiongkok
terus menerus surplus dan meraup keuntungan yang paling besar
Sebagai pembalasan, pemerintah Tiongkok juga menerapkan bea
masuk untuk lebih dari 128 produk AS, termasuk kedelai, ekspor
utama AS ke Tiongkok. Berikut kebijakan yang telah di buat oleh
Amerika Serikat untuk menekan defisit akibat ketegangan ini:

1. Pengenaan bea masuk impor 25% untuk baja dan 10% untuk
aluminum.

2. Mengenakan tarif tambahan 25% untuk produk teknologi


Tiongkok.

3. Menaikkan target tarif impor bagi Tiongkok sebesar US$ 100


Miliar.

Pada 6 Juli 2018 Presiden AS Donal Trump memberlakukan


bea masuk terhadap barang-barang Tiongkok senilai $34 miliar, yang
kemudian menyebabkan Tiongkok membalas dengan tarif yang
serupa terhadap produk-produk AS. Trump mengatakan bahwa bea
tersebut diperlukan untuk melindungi keamanan nasional dan
kekayaan intelektual bisnis AS, dan untuk membantu mengurangi
defisit perdagangan AS dengan Tiongkok. Trump pada bulan Agustus
2017 telah membuka penyelidikan resmi mengenai serangan terhadap
kekayaan intelektual Amerika dan sekutu-sekutunya, pencurian yang
telah merugikan Amerika sendiri sekitar $600 miliar per tahun.

8
Presiden AS Donal Trump menandatangani sebuah
memorandum pada 22 Maret 2018 menurut Pasal 301 Undang-
Undang Perdagangan 1974, serta memerintahkan Kantor Perwakilan
Dagang Amerika Serikat (USTR) untuk menerapkan bea masuk
sebesar US$50 miliar terhadap barang-barang Tiongkok. Dalam
sebuah pernyataan resmi, seperti yang disyaratkan oleh seksi tersebut,
Trump mengatakan bahwa bea yang diusulkan adalah "respons
terhadap praktik perdagangan Tiongkok yang tidak adil selama
bertahun-tahun", termasuk pencurian kekayaan intelektual AS.

Pada 2 April, Kementerian Perdagangan


Tiongkok mengenakan bea terhadap 128 produk AS termasuk
potongan aluminium, pesawat terbang, mobil, produk daging babi,
dan kedelai (yang memiliki tarif 25%), serta buah-buahan, kacang-
kacangan, dan pipa baja (15%). Keesokan harinya, USTR
menerbitkan daftar lebih dari 1.300 kategori barang-barang impor
Tiongkok senilai $50 miliar yang rencananya akan dikenakan bea,
termasuk suku cadang pesawat, baterai, televisi layar datar, peralatan
medis, satelit, dan senjata. Sebagai pembalasan atas pengumuman itu,
Tiongkok memberlakukan tambahan tarif 25% untuk pesawat, mobil,
dan kedelai, yang merupakan ekspor pertanian utama AS ke
Tiongkok. Pada 5 April 2018, Trump menginstruksikan USTR untuk
mempertimbangkan tambahan pengenaan bea sebesar $100 miliar.

b. Kebijakan Dalam Negeri Tentang Perdagangan Bebas

Pengertian kebijakan perdagangan bebas adalah kebijakan


perdagangan yang mengadakan kebebasan dalam hal perdagangan dan
menghilangkan seluruh rintangan yang bisa menghalangi jalannya
produk dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Seiring dengan
adanya arus globalisasi yang menjadikan antar negara satu dan lainnya
semakin terbuka, maka kebijakan-kebijakan perdagangan ini akan

9
berkembang, sehingga ada lagi batasan-batasan negara. Kebijakan
perdagangan bebas di dalam negeri tercantu pada Instruksi Presiden
(Inpres) Nomor 13 Tahun 2015 tentang Kebijakan Fasilitas
Perdagangan Bebas di Dalam Negeri. Khusus kepada Menteri
Keuangan, Presiden Jokowi menginstruksikan untuk menyusun aturan
mengenai:

1. Penangguhan bea masuk yang dikenakan atas impor bahan baku,


komponen, dan barang penolong yang digunakan untuk membuat
barang dalam kegiatan usaha pada kawasan atau tempat atau
industri tertentu yang mendapatkan fasilitas perdagangan bebas di
dalam negeri (Inland Free Trade Arrangement)

2. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) tidak dipungut bagi penyerahan


dalam negeri atas bahan baku, komponen, dan barang penolong
yang berasal dari produksi dalam negeri maupun antar kawasan
atau tempat atau industri tertentu yang mendapatkan fasilitas
perdagangan bebas di dalam negeri (Inland Free Trade
Arrangement); dan

3. Pengenaan bea masuk 0% (nol perseratus) atas impor barang yang


dimaksud pada butir 1, yang telah digunakan untuk memproduksi
barang hasil produksi pada kawasan atau tempat atau industri
tertentu yang mendapatkan fasilitas perdagangan bebas di dalam
negeri (Inland Free Trade Arrangement) yang dijual ke pasar
dalam negeri dengan pengenaan bea masuk 0% (nol perseratus)
selama barang hasil produksi tersebut memiliki tingkat
kandungan dalam negeri sedikitnya 40%.

Kebijaksanaan ekspor di dalam negeri diantaranya adalah adalah:

1. Kebijaksanaan perpajakan dalam bentuk keringanan,

10
2. Pengembalian pajak atau pengenaan pejak ekspor untuk barang-
barang tertentu, misalnya pajak ekspor atas cpo (crude palm oil);
3. Fasilitas kredit perbankan untuk mendorong  peningkatan ekspor
barang-barang tertentu;
4. Pelaksanaan tata lakasana ekspor yang relatif mudah atau tidak
berbelit-belit;
5. Pemberian subsidi ekspor, seperti pemberian sertifikat ekspor;
6. Pembentukan asosiasi ekspor;
7. Pembentukan kelembagaan seperti  pelabuhan bebas dan lain-
lain;
8. Larangan atau pembatasan ekspor, misalnya larangan ekspor cpo
oleh pemerintah, karena cpo merupakan bahan mentah untuk
industri minyak goreng yang sangat dibutuhkan di dalam negeri.

Sedangkan kebijakan ekspor di luar negeri diantaranya adalah berupa:

1. pembentukan International Trade Promotion Centre di berbagai


negara, seperti di Jepang, Eropa dan Amerika Serikat ;
2. pemanfaatan fasilitas GSP (General System of Preferency), yaitu
fasilitas keringanan bea masuk yang diberikan negara-negara
industri untuk barang manufakturing yang  berasal dari negara
berkembang seperti Indonesia;
3. menjadi anggota asosiasi produser seperti OPEC, dan lain-lain.

4. Sejarah terbentuknya perdagangan dunia


Perkembangan dagang internasional dimulai sejak tahun 1000-
1500. Pada tahun-tahun ini beberapa kota perdagangan mulai terbentuk di
kawasan Eropa Barat, kota-kota tersebut di antaranya adalah Italia dan
Perancis Selatan yang kemudian disusul dengan kota-kota lainnya seperti
Genoa, Florence, Venesia, Marseille, Barcelona dan masih banyak yang
lainnya. Pada masa ini telah terdapat hukum Romawi yang digunakan

11
untuk menyelesaikan sengketa dagang yang terjadi di antara beberapa
aktor, namun seiring dengan semakin kompleksnya permasalahan yang
ada, hukum Romawi tidak memiliki posisi yang cukup kuat untuk
menyelesaikan kasus sengketa yang ada. Oleh karena itu, pada abad ke 16
dan abad ke 17, Perancis merupakan sebuah negara pertama pelopor
diadakannya pengadilan istimewa yang berfungsi untuk menyelesaikan
berbagai macam perkara di bidang perdagangan. Sejak saat itulah maka
setiap negara mulai memiliki hukum dagang masing-masing untuk
mengatur masalah doestik perdagangan yang ada. Meskipun sudah
terdapat hukum-hukum dagang di masing-masing negara, namun hukum
dagang yang ada belum terintegrasi, sehingga seringkali masih terdapat
beberapa sengketa sebagai akibat dari perbedaan hukum yang ada di
masing-masing negara.
Seiring dengan berjalannya waktu, kebutuhan masyarakat di
berbagai negara mulai bertambah variasinya, ditambah lagi terbatasnya
kemampuan negara dalam memproduksi barang yang dibutuhkan, maka
perdagangan antar negara pun mulai dilakukan. Ketika hubungan
perdagangan antar negara mulai erat, maka dibutuhkan adanya integrasi
hukum untuk memuat aturan-aturan dagang dan hukum-hukum yang
mampu menyelesaikan sengketa dagang lintas batas negara. sehingga pada
abad ke 17, Perancis melakukan kodifikasi hukum perdagangan yang
kemudian dilanjutkan oleh Menteri Keuangan Perancis dari Raja Louis
XIV (1643-1751) dengan membuat suatu peraturan yang
dinamakan Ordonance du Commerce berisi tentang hukum golongan
tertentu kemudian disusul dengan peraturan lainnya yakni Ordonnance de
la Marine yakni hukum yang mengatur perdagangan laut (Anon t,t). Pada
tahun 1807, kedua peraturan ini kemudian disatukan sebagai satu hukum
perdagangan yang utuh yang dinamakan Code de Commerce.

a) Periode Smith Sampai Great Depression

12
1) Periode Smith

Adam Smith, seorang penemu teori ekonomi klasik yang


cukup terkenal di masanya. Adam Smith dikenal dari dua bukunya,
yakni An Inquiry Into the Nature and Causes of the Wealth of
Nations yang terbit pada tahun 1776, dikenal dengan The Wealth
of Nations mengenai ekonomi modern, dan The Theory of Moral
Sentiments (1759).

Ekonomi klasik menyatakan bahwa pasar bebas akan


mengatur dirinya sendiri jika tidak ada campur tangan dari pihak
apapun. Adam Smith menyebutnya dengan metafora "tangan tak
terlihat", yang akan menggerakkan pasar menuju keseimbangan
alami mereka tanpa adanya campur tangan dari luar.
Tidak seperti ekonomi Keynesian, ekonomi klasik
menekankan pada penerapan harga fleksibel, baik dari segi upah
ataupun barang. Penekanan lainnya terdapat pada Hukum Say:
penawaran menciptakan permintaan sendiri – artinya, produksi
agregat akan menghasilkan pendapatan yang cukup untuk
membiayai semua pengeluaran yang dihasilkan. Berbeda dengan
Keynes, yang menyatakan bahwa harus ada penghematan,
pengeluaran uang, atau pemakaian instrumen pembiayaan lainnya
untuk membiayai pengeluaran dan menutupi biaya produksi.
Postulat lainnya yang ditekankan oleh ekonomi klasik adalah
keseimbangan antara tabungan dan investasi, dengan asumsi bahwa
suku bunga fleksibel akan selalu menjaga ekuilibrium.
Untuk lebih jelasnya, simak uraian berikut ini:
b) Teori pembangunan ekonomi
Dalam sebuah teori pembangungan ekonomi, Adam Smith
mengklasifikasikan pemikirannya ke dalam tiga hal, antara lain
hukum alam, pembagian pekerjaan dan proses pemupukan
modal. Untuk lebih jelasnya simak penjelasan berikut ini.

13
1. Hukum alam
Ekonomi klasik Adam Smith ini memercayai
doktrin yang menyebutkan terdapat hukum alam pada
dahulu kala terkait dengan permasalahan ekonomi.
Adapun asumsi terkait teori ini adalah setiap orang berhak
dan bebas memenuhi kebutuhan untuk keuntungan
individu. Sementara itu, dalam memenuhi kebutuhan
tersebut, teori didukung oleh konsep “The Invisible Hand”
atau yang bisa disebut dengan tangan tak terlihat yang
akan membantu pelaku ekonomi mencapai kesejahteraan
secara maksimum. Adam Smith juga menuturkan
mengenai mekanisme pasar yang akan berjalan dan teratur
dengan sendirinya.
2. Pembagian kerja
Dalam pembagian pekerjaan, ekonomi klasik
Adam Smith menyebutkan hal ini menjadi sebuah awalan
dari pertumbuhan ekonomi. Adapun dalam teori ini
mencakup peningkatan tenaga kerja yang tentunya akan
dihubungkan dengan peningkatan keterampilan tenaga
kerja. Hal ini tentunya akan mencakup penghematan
waktu dalam produksi barang, serta penemuan mesin yang
berfungsi melakukan efisensi tenaga. Adapun tentunya
pembagian kerja akan bertambah seiring dengan pasar
yang luas dan dengan bertambahnya jumlah penduduk dan
juga fasilitas transportasi yang mendukung terjadinya
pembagian kerja yang semakin besar pula.
3. Proses menambah modal
Dalam teori ekonomi klasik Adam Smith juga
menekankan penambahan modal daripada pembagian
pekerjaan. Adam Smith mengatakan, modal usaha adalah
sebuah syarat mutlak dalam membangun ekonomi.

14
Dengan begitu, maka permasalahan dalam pembangunan
ekonomi tentunya akan terjadi secara luas. Selain itu,
kemampuan individu dan juga manusia untuk lebih
banyak dalam menanamkan modalnya. Dalam teori
dijelaskan pula mengenai pentingnya menabung yang
selanjutnya bisa dimanfaatkan sebagai modal.

b) Teori pertumbuhan ekonomi


Teori ekonomi klasik Adam Smith selanjutnya adalah
teori mengenai pertumbuhan ekonomi yang akan mendorong
perkembangan penduduk dan pembangunan ekonomi. Dua hal
tersebut nantinya akan memperluas pasar, di mana pasar
tersebut bakal menciptakan spesialisasi dalam hal
perekonomian.
Spesialisasi dalam hal perekonomian juga pada
akhirnya akan membuat kegiatan ekonomi bakalan semakin
meningkat. Adam Smith menyebutkan dalam pembangunan
yang berlangsung, maka proses pembangunan akan
berlangsung secara konsisten dan stabil. Dalam teori ekonomi
klasik Adam Smith, jumlah tenaga kerja pada akhirnya juga
akan mengalami pengurangan. Ini karena pengusaha mulai
mengonversi teknologi untuk lebih efisien dan berstandar.

2) Great Depression
Great Depression, atau kondisi jatuhnya perekonomian
yang terburuk dalam sejarah amerika serikat. Hal ini terjadi karena
stock market atau pasar saham mengalami keruntuhan saat itu,
sehingga membuat banyak orang menjual sahamnya. Namun,
karena kondisi pasar saham yang saaat itu sedang mengalami
resessi, bahkan menjadi depresi karena keadaan yang tidak
kunjung membaik, para pelaku saham yang menjual sahamnya

15
menjadi sia-sia karena hanya sedikit yang mau membeli, sehingga
saat itu harga saham sangat jatuh dan membuat pasar menjadi
hancur. Peristiwa itu terjadi pada 29 oktober 1929 dan di kenal
dengan peristiwa selasa kelam (Black Tuesday). Depresi besar
yang dialami amerika ini berdampak kepada seluruh perekonomian
amerika, seperti banyak bank-bank yang pailit sehingga banyak
orang di amerika kehilangan uangnya. Di tahun 1933 lebih dari
US$140 M tabungan hilang, GNP turun hingga 40% dan
pengangguran meningkat, mencapat 25%. Banyaknya
pengangguran membuat mereka tidak mampu untuk membeli
makan, karena banyak yang tidak bisa membeli makan saat itu,
menyebabkan harga makanan jatuh dan membuat banyak petani
mennjadi menderita karena tidak mendapatkan penghasilan dan
tidak mampu membayar pinjaman. Pada saat itu, amerika
merupakan sumber utama untuk modal di Amerika Latin, sehingga
depresi besar ekonomi yang terjadi di amerika saat itu
menyebabkan hal yang sama terjadi pula di Amerika Latin.
Ekonomi Amerika Latin saat itu mengikuti model
pembangunan ekspor yang sangat bergantung pada perdagangan.
Hampir semua pendapatan yang diperoleh amerika latin didapat
dari ekspor produk primer dan sekitar 70% dari perdagangan luar
negeri yang dilakukan oleh 4 negara yaitu, USA, UK, France, dan
Germany. Sebelumnya, Amerika Latin telah medapat ramalan
ekonomi bahwa akan terjadi depresi besar yang akan menimpa, hal
itu didasari dengan jumlah produksi yang melebihi permintaan
sehingga membuat harga dan pendapatan menjadi turun. Banyak
permintaan dari produk primer yang di ekspor dari Amerika Latin
berkurang karena ledakan depresi di pasar saham amerika (wall
street) yang di selingi oleh kelebihan permitaan kredit, kenaikan
suku bunga dunia, dan peningkatan biaya tabungan. Antara tahun

16
1928 dan 1932 nilai satuan ekspor turun lebih dari 50% di sebagian
besar negara di amerika latin.
Respon awal Amerika Latin tentang runtuhnya pasar saham
pada 1929 adalah reaksi ortodoks di bawah standar sistem emas.
Permintaan barang di Amerika Latin yang berkurang menyebabkan
emas mengalir keluar dengan cepat, deflasi internal menambah
dampak runtuhnya ekspor yang menyebabkan terjadi pertambahan
pengangguran. Berasal dari periode aturan standar emas yang ketat,
telah memberi efek kuat pada krisis utang luar negeri Amerika
Latin. Ketika Amerika Latin mulai mencoba meninggalkan aturan
standar sistem emas tersebut malah menyebabkan serangkaian
kredit macet di seluruh wilayah di Amerika Latin. Depresi nilai
tukar membuat beban utang pada anggaran tidak tertahankan. Pada
tahun 1934, hanya Argentina, Honduras, Haiti, Venezuela, dan
Republik Dominika yang berhasil mengatasi keadaan ini.
Kembali fokus ke Amerika Serikat, runtuhnya lantai bursa
yang menyabakan banyak bank gulung tikar ini telah memberi efek
domino pada kebangkrutan banyak perusahaan. Pemerintah
amerika saat itu kemudian mengeluarkan kebijakan proteksionis,
the smooth-hawley tariff act pada bulan juli 1930, yakni dengan
menaikan tarif hingga 50% dengan tujuan kebijakan ini mampu
untuk meningkatkan permintaan terhadap produk domesti dan
mningkatkan pendapatan dan tarif. Namun, apa yang di harapkan
saat itu di luar ekspektasi. Kebijakan tersebut justru memperparah
keadaan, membuat jumlah impor turun derastis sehingga
menciptakan pengangguran di negara-negara eksportir. Respon
yang sama juga di berikan oleh negara-negara lain yang saat itu
menerapkan kebijakan proteksionis, sehingga membuat ekspor
amerika terganggu. Perdagangan internasional pun turun menjadi
33% pada tahun 1933 dan melambungkan jumlah pengangguran
menjadi lebih tinggi saat itu.

17
Masuk kembali ke dalam pasar saham amerika serikat, pada
saat terjadi kehancuran tersebut kota New York sedang bertumbuh
menjadi ibukota finansial yang utama dan metroplis. New york
stock exchange (NYSE) yang saat itu menjadi bursa afek terbesar
di dunia, dengan keuntungan  besar dan pasar yang bergairah
(bullish) saat itu berakhir seketika pada hari itu (Kamis, 24
Oktober 1929) atau yang di kenal dengan kamis kelam, harga-
harga saham pada saat itu di NYSE menjadi nilai terendah yang
belum pernah terjadi sebelumnya. Setelah keruntuhan tersebut,
Dow Jones Industrial Average (DJIA) pulih lebih awal pada tahun
1930 dan lalu kembali jatuh pada 1932. Hingga pada tahun 1954,
pasar bursa tidak pernah kembali seperti pada saat sebelum tahun
1929.

b) Periode GATT, Liberalisasi dan Pertumbuhan Ekonomi

1. GATT
Fase Pembuahan

 Mulai  akhir  abad  1700-an  sampai  akhir  abad  1800-an,


sistem  perdagangan bebas bertahan hingga seabad lamanya.

 Di awal abad ke-19, sistem perdagangan bebas terhenti


lantaran kala itu banyak negara Eropa di masa Perang Dunia I
melakukan isolasi dengan kebijakan proteksionisme. Situasi
proteksionisme itu berlangsung hingga akhir Perang Dunia II.

 Sejak awal 1950-an, sistem


perdagangan bebas kembali marak dan mendominasi
perdagangan dunia. Keadaan ini tidak lepas dari pengaruh AS
yang kala itu tampil sebagai kekuatan hegemoni dunia. AS

18
terus mendorong pemberlakuan sistem perdagangan bebas.
Saat itulah lahir GATT.

Fase Perumusan

 1945-1947: Keberadaan GATT berawal dari perjanjian yang


dokumennya disiapkan oleh AS. GATT pada mulanya
dibentuk sebagai instrumen pendukung ITO (International
Trade Organization).

 1947-1948: ITO diupayakan pembentukannya. Akhirnya, ITO


tidak berhasil dibentuk. Sebab, kongres AS sebagai inisiator
ITO tidak mencapai kesepakatan soal bentuk organisasi dan
sistem operasi ITO.

 Meski ITO gagal: GATT tetap berjalan di bawah otoritas


Presiden AS. GATT berfungsi sebagai kesepakatan sementara
di antara beberapa negara industri Barat dalam masalah
perdagangan sebelum pembentukan ITO.

 Januari 1948: karena ITO gagal maka akhirnya GATT


berfungsi sebagai sebuah mekanisme pengaturan perdagangan
internasional sejak 1940-an hingga 1990-an.

 GATT: General Agreement on Tariffs and Trades

 Mengandung peraturan pemberlakuan tarif, berkedudukan


di Jenewa

 Hakikatnya forum perundingan untuk mengurangi
hambatan perdagangan baik tarif maupun nontarif supaya
perdagangan dunia dapat lebih ramai.

19
 Awalnya beranggotakan sebagian besar negara-negara
industri maju.

 Sesuai cara pandang kaum liberal tentang pentingnya


penerapan prinsip perdagangan bebas di dunia makin
dibenarkan.

 Bertujuan menciptakan kelancaran perdagangan dunia


dengan cara menurunkan tarif impor secara bertahap.

 Naskah Perjanjian GATT:

 Bagian Pertama: fokus pada pemberlakuan prinsip


nondiskriminasi (Most Favoured Nation / MFN) yang
mewajibkan negara anggotanya untuk mereduksi tarif
impornya bagi semua pihak secara nondiskriminatif.

 Bagian Kedua: fokus pada pengaturan prinsip NTBs yang


mewajibkan anggota untuk sedapat mungkin
mengeliminasi hambatan nontarif, seperti sistem lisensi
impor, subsidi, pajak antidumping, dll.

 Bagian Ketiga: fokus pada prosedur pengaturan


perdagangan termasuk mekanisme penyelesaian konflik
perdagangan. Pada tahun 1964 penambahan perjanjian
baru yang mengatur cara pembebasan dari ketentuan
nondiskriminasi  di  dalam pelbagai negosiasi bilateral
antara negara maju dan negara berkembang untuk
memberi kesempatan negara berkembang yang sedang
melakukan  industrialisasi dalam menjalin hubungan
perdagangan bilateral dengan negara-negara maju.

20
2. Liberalisasi dan pertumbuhan ekonomi

Secara kumulatif, liberalisasi menjadi revolusi kebijakan di


negara-negara berkembang dan negara yang mengalami transisi.
Sebelum 1980-an, 80% dari populasi dunia di luar Barat tinggal di
negara-negara berkembang akibat sangat tingginya tingkat proteksi
eksternal, selain besarnya intervensi pemerintah. Pada pertengahan
1990-an, sebagian besar orang-orang ini menikmati
sistem ekonomi yang lebih terbuka, baik secara domestic maupun
internasional. Rata-rata tarif yang diterapkan di negara-negara
berkembang menurun dari hanya di bawah 30% pada tahun 1985
menjadi hanya di bawah 11% pada tahun 2005.

Liberalisasi dimulai di Jepang, dan kemudian Korea Selatan


dan Taiwan, pada 1950-an, pada saat sebagian besar negara
berkembang lain memberlakukan rezim substitusi impor dan
intervensi negara. Negara-negara ini mengalami perkembangan
ekonomi tinggi dengan mempertinggi ekspor melalui liberalisasi
selektif, sembari mempertahankan perlindungan impor dan
pembatasan investasi. Kemudian, mereka secara bertahap
meliberalisasi impor dan FDI. Hong Kong kembali
memberlakukan perdagangan bebas dan keterbukaan investasi
setelah Perang Dunia Kedua. Singapore mengikuti dalam waktu
kemudian, meskipun sempat terjebak dalam proteksi (ketika
menjadi bagian dari Federasi Malaysia). Negara-negara di kawasan
Asia Tenggara lainnya (Malaysia, Thailand, Indonesia dan
Filipina) melakukan  liberalisasi perdagangan dan penanaman
modal asing secara signifikan sejak tahun 1970-an. Negara-negara
di kawasan Indocina mulai menerima pasar bebas secara bertahap
pada 1980-an. Vietnam mempercepat liberalisasi perdagangan dan
investasi asing dalam rangka persyaratan keanggotaan WTO pada
2006.

21
Tiongkok sebenarnya mulai menunjukkan minat liberalisasi
pada 1978, namun secara signifikan perubahan kebijakan baru
nyata sejak awal 1990-an. Semenjak itu Tiongkok berputar halauan
dari sistem ekonomi yang tertutup menuju liberalisasi
perdagangan, bahkan menggunakan formula yang begitu liberal
untuk ukuran negara sedang berkembang. Sistem tarif ditekan
hingga 5% dan secara keseluruhan, tarif telah turun rata-rata
menjadi 42% pada tahun 1992 dan menjadi 5% pada saat diterima
menjadi anggota WTO.

Titik puncak reformasi Tiongkok adalah aksesi WTO pada


tahun 2001. Komitmennya terhadap WTO jauh lebih kuat
dibandingkan negara berkembang lain. Hal ini berlaku atas
penataan tarif barang (termasuk pertanian); pengurangan hambatan
tarif jasa dan perdagangan (seperti jasa keuangan, telekomunikasi,
ritel, transportasi dan sejumlah layanan profesional yang dibuka
untuk persaingan asing); penetapan segala macam aturan untuk
meningkatkan transparansi dan mempromosikan kompetisi, dan
meninjau prosedur administratif dan yudisial untuk memastikan
bahwa komitmen WTO dilaksanakan di dalam negeri.

Di Asia Selatan, Sri Lanka merintis liberalisasi


perdagangan pada akhir 1970. Negara ini menghapus sistem
perencanaan ekonomi bergaya Soviet dan menghapus hambatan
tarif. Pada tahun 1991, tarif telah diturunkan hingga 16% dari
besaran 125%.

Di Amerika Latin, Chile mempelopori perdagangan bebas


secara radikal pada akhir 1970-an. Meksiko mengikuti pada 1980-
an, dan kemudian Brazil, Argentina, dan Peru pada dekade 1990-
an.

22
Afrika tertatih-tatih melaksanakan liberalisasi perdagangan
pada 1980an akan tetapi kemudian tumbuh cepat pada 1990-an.
Afrika Selatan mempelopori kebijakan yang besar semenjak dan
setelah berakhirnya apartheid. Negara-negara Eropa Timur dan
semenanjung Balkan mengalami dentuman besar setelah
menghapus sistem ekonomi komando menjadi sistem ekonomi
pasar sejak 1989, yang diikuti perubahan kebijakan secara massif
dalam sektor perdagangan dan arus modal asing. Namun
liberalisasi perdagangan tersendat-sendat justru terjadi di Rusia,
sekalipun beberapa negara bekas Soviet seperti Rumania, Bulgaria,
dan Georgia, serta bekas Yugoslavia telah mempercepat kebijakan
liberalisasi perdagangan.

Akhirnya, liberalisasi perdagangan dan investasi di negara-


negara OECD telah terjadi dalam langkah-langkah kecil sejak
1980-an’ sesuatu yang tidak mengejutkan, karena sebagian besar
telah melakukan liberalisasi dilakukan sejak 1950-an dan 1960-an.
Pengecualian adalah Australia dan Selandia Baru. Setelah lebih
dari satu abad mempertahankan proteskionisme, keduanya secara
tegas menggabungkan diri ke perekonomian dunia pada 1980-an.

c) Periode 1980 – 1993 : Tren Proteksionis

Kebijakan proteksionis adalah kebijakan yang memberikan


keuntungan yang tidak adil bagi industri rumahan versus persaingan
internasional. Praktik ini memiliki sejarah panjang dalam bidang
ekonomi. Mercantilisme - di mana negara-negara menambah kekuatan
mereka melalui peraturan yang lebih menyukai ekonomi mereka
sendiri - lazim sampai abad 18. Tapi, dengan perdagangan sebagai
salah satu mesin pertumbuhan ekonomi di abad 19th dan 20th,

23
perdagangan bebas untuk semua menjadi tolok ukur dan tujuannya.
Dan AS berada di garis terdepan membentuk badan untuk
mempromosikan dan mengatur perdagangan internasional seperti
GATT dan penggantinya, Organisasi Perdagangan Dunia.

Namun bentuk proteksionisme masih digunakan oleh


kebanyakan negara saat ini. Uni Eropa mensubsidi petani sendiri dan
melarang impor produk pertanian murah dari luar UE. Mata uang
China secara artifisial rendah, membuat ekspornya lebih murah -
sepanjang sumbernya gesekan antara itu dan AS. Dan Jepang
membantu industri berkembang dengan pinjaman murah, serta
memberlakukan tarif impor yang ketat, yang melarang investor
internasional untuk membeli perusahaan nasional dan bahkan
meluncurkan kampanye lokal untuk meyakinkan penduduknya untuk
membeli produk Jepang, bukan barang impor. Agar adil, Jepang
sekarang telah mengangkat sebagian besar tindakan ini, namun hanya
berhasil saat produknya menjadi sangat kompetitif.

Teori

Teori ekonomi menetapkan bahwa perdagangan bebas


membuat segalanya lebih murah dan meningkatkan kualitas
produk, langsung menguntungkan semua orang. Ini berasal dari fakta
bahwa berbagai negara memiliki kekuatan produksi yang berbeda. Ini
bisa menjadi tenaga kerja murah, keahlian teknologi, geografi atau
sumber daya langka.

Argumennya mengatakan bahwa jika masing-masing negara


fokus dan mengkhususkan pada apa yang mereka lakukan paling baik
atau termurah, mereka akan menghasilkan produk dengan kualitas
lebih baik atau lebih murah. Ini kemudian bisa diperdagangkan antar

24
negara, membuat setiap konsumen lebih bahagia. Ini adalah prinsip
yang sama untuk semua orang yang mengkhususkan diri dalam satu
karir dan kemudian memperdagangkan barang yang kita butuhkan,
daripada mencoba menghasilkan segalanya sendiri.

Perdagangan bebas telah terangkat seluruh negara keluar dari


kemiskinan. Ini bisa mendatangkan banyak pendapatan dari luar
negeri dan dapat mendorong bisnis menuju investasi, usaha keras dan
inovasi yang terus menerus untuk memperluas pangsa pasar
internasional mereka. Ini juga berlaku untuk bisnis yang tidak ekspor,
tapi sekarang perlu menjaga harga tetap rendah dan kualitasnya tinggi
untuk mengalahkan persaingan yang masuk.

Selain itu, perdagangan bebas memperkuat hubungan antar


negara, meningkatkan kerjasama ekonomi dan, argumen tersebut
berlanjut, membuat perang semakin kecil - bagaimanapun juga, tidak
bijaksana untuk menyerang pelanggan dan pemasok Anda. Ini
adalah alasan mendasar untuk penciptaan Komunitas Ekonomi Eropa,
pendahulu Uni Eropa, tak lama setelah Perang Dunia II.

d) Putaran Uruguay dan Perdagangan Bebas

Putaran Uruguay adalah putaran perundingan perdagangan


multilateral kedelapan yang diadakan di bawah kerangka Perjanjian
Umum Tarif dan Perdagangan (GATT). Putaran Uruguay diluncurkan
periama kali pada forum tingkat Menteri di Punta del Este Uruguay
pada tanggal 20 September 1986 hingga 1994 dan melibatkan 123
negara. Putaran yang terakhir dilakukan adalah Putaran Uruguay
(Urguay Round), yang dianggap perundingan paling ambisius karena
melingkupi banyak aspek yang berkaitan dengan tata perdagangan
dunia.

Tujuan Putaran Uruguay antara lain adalah:

25
1) Menciptakan perdagangan yang bebas yang diharapkan dapat
memberikan manfaat bagi semua negara, khususnya negara
berkembang.
2) Meningkatkan peran GATT dan memperbaiki sistem perdagangan
multi lateral berdasarkan prinsip-prinsip dan ketentuan-ketentuan
GATT serta ihemperluas cakupan produk perdagangan dunia
3) Meningkatkan ketanggapan sistem GATT terhadap perkembarigan
situasi perekonomian dengan memperlancar penyesuaian struktural,
mempercepat hubungan GATT dengan. organisasi intemasional
yang relevan denganmengingatprospek perdagangandi masa dating
4) Mengembangkan suatu bentuk keijasama pada tingkat nasional dan
intemasional untuk mengaitkan hubungan antara kebijaksanaan
perdagangan dengan kebijaksanaan ekonomi lain melalui usaha
untuk mempeibaikisistem moneterintemasional (Sukardi. 1994)

Setelah berjalan berlanit-larut dan berkali-kali pula terancam


gagal, forum perundingan anggota GATT untuk membahas rencana
konkret tentang pelaksanaan perdagangan dunia yang bebas, adil dan
terbuka tersebut, akhimya disepakati, tanggal 15 Desember 1993.
Dengan hasil akhir Putaran Uruguay ini, dan telah pula diratifikasi
padabulan April 1994 di Marakesh, negara-negara anggota (contracting
parties) GATT harus pula secara bertahap melaksanakan berbagai
ketentuan yang disepakati itu. Bagi yang tidak konsisten dengan
kesepakatan tersebut, akan mempunyai konsekuensi dapat dikucilkan
dari tata perdagangan dunia atau multilateral.

Hasil putaran ini adalah pendirian Organisasi Perdagangan


Dunia (WTO) dan GATT tetap menjadi bagian dari perjanjian-
perjanjian WTO yang tak terpisahkan. Mandat putaran ini adalah untuk
memperluas cakupan aturan dagang GATT untuk bidang yang
sebelumnya tidak termasuk karena dianggap terlalu sulit untuk
diliberalisasi seperti agrikultur dan tekstil serta mengatur bidang yang

26
sebelumnya tidak termasuk jasa, kekayaan intelektual, dan kebijakan
investasi. Perjanjian hasil Putaran Uruguay yang berakhir di Marakesh,
Maroko pada April 1994 itu terdiri dari 60 perjanjian, lampiran, dan
berbagai keputusan. Perjanjian yang dikenal dengan Marakesh
Agreement tersebut terbagi atas enam bagian, perjanjian payung
(kesepakatan mengenai pendirian WTO), penjanjian perdagangan
barang (goods), jasa (services), dan hak atas kekayaan intelektual,
penyelesaian sengketa, serta kajian ulang atas kebijakan dagang
negara-negara anggota (Trade Policy Reviews). Perjanjian dalam sektor
perdagangan barang memiliki tiga pilar utama, yaitu akses pasar,
pengurangan dukungan domestik, dan pengurangan subsidi.
Implementasi kesepakatan tersebut akan ditinjau dalam waktu enam
tahun bagi negara maju dan 10 tahun untuk negara berkembang.

Dengan perdagangan yang lebih bebas dari hasil Putaran


Uruguay, diperkirakan akan memberikan beberapa dampak positif bagi
perekonomian dunia. Dampak tersebut antara lain.

1) Adanya kenaikan ekstra produk domestic bruto US$230 miliar


pada tahun 2005.
2) Kenaikan ekstra perdagangan barang sebesar 12% atau US$745
miliar (dengan dollar tahun 19.92)
3) Keunggulankomparatifekonomi akan berubah, gelombang baru
relokasi industri mendapat dorongan.
4) Dampak lainnya yang bersifat kualitatif seperti tarifikasi dan
penguatan disiplin

e) WHO : Perdagangan Bebas Saat Ini

World Trade Organization atau WTO dihasilkan dari Putaran


Uruguay GATT (1986-1994). Organisasi ini memiliki kedudukan yang
unik karena ia berdiri sendiri dan terlepas dari badan kekhususan PBB.
Pembentukan WTO ini merupakan realisasi dari cita-cita lama

27
negaranegara pada waktu merundingkan GATT pertama kali (1947).
Yakni hendak mendirikan suatu organisasi perdagangan internasional
(yang dulu namanya adalah International Trade Organization atau
ITO). 16 Dengan terbentuknya WTO mulai januari 1994 maka
persolan tentang apakh GATT sebuah organisasi internasional atau
bukan, kini telah berakhir. GATT 1947 kini dintergrasikan ke dalam
salah satu perjanjian yang merupakan annex perjanjian WTO yakni
Multilateral Agreement Ontrade In Goods. WTO dapat dipandang
sebagai organisasi internasional yang paling penting bila dibandingkan
dengan organisasi internasional lainnya karena mempunyai misi yang
sangat jelas dan tindakan serta aturan yang dikeluarkannya berlaku
sama untuk semua anggotanya. 

WTO memiliki beberapa tujuan penting, yaitu pertama,


mendorong arus perdagangan antarnegara, dengan mengurangi dan
menghapus berbagai hambatan yang dapat mengganggu kelancaran
arus perdagangan barang dan jasa. Kedua, memfasilitasi perundingan
dengan menyediakan forum negosiasi yang lebih permanen. Hal ini
mengingat bahwa perundingan perdagangan internasional di masa lalu
prosesnya sangat kompleks dan memakan waktu. Tujuan penting
lainnya adalah untuk penyelesaian sengketa, mengingat hubungan
dagang sering menimbulkan konflik – konflik kepentingan. Fungsi
utama dari organisasi perdagangan dunia ini adalah untuk memastikan
bahwa perdagangan antarnegara anggota dapat dilakukan dengan lacar,
dapat dipercaya, dan sebebas mungkin. Dengan demikian
kesejahteraan yang dicita-citakan dapat tercapai dengan baik.

Lima puluh tahun terakhir menampakkan suatu perkembangan


yang luar biasa di bidang perdagangan di dunia. Transaksi
perdagangan merchandise bertumbuh pada kisaran 6% per tahun. Total
perdagangan pada tahun 2000 telah lebih maju 22 kali dari
perdagangan yang dilakukan pada tahun 1950. Tak dapat disangkal

28
bahwa WTO telah memberikan kontribusi yang sangat besar bagi
kemajuan ini

WTO merupakan organisasi perdagangan dunia yang


berkedudukan di Genewa, Swiss. Organisasi ini dibentuk pada tanggal
1 Januari 1995 sebagai hasil perundingan putaran Uruguay/Uruguay
Round (1986-1994) dan pada saat ini telah beranggotakan 150 negara.
Terkait dengan perdagangan antar negara, WTO memiliki sejumlah
fungsi, antara lain.

1) Mengatur perjanjian perdagangan WTO (administering WTO trade


agreement).
2) Sebagai forum negosiasi perdagangan (forum for trade
negotiations).
3) Menyelesaikan sengketa perdagangan (handling trade dispute).
4) Memonitor kebijakan perdagangan suatu negara (monitoring
national trade policies).
5) Memberikan bantuan teknis dan pelatihan bagi negara-negara
berkembang (technical assistance and training for development
countries).
6) Bekerjasama dengan organisasi internasional lainnya (cooperation
with other international organizations).

WTO mengambil alih peranan GATT yang bertujuan untuk


memelihara sistem perdagangan internasional yang terbuka dan bebas.
WTO bertanggung jawab atas implementasi ketentuan multilateral
tentang perdagangan internasional yang terdiri atas tiga perangkat
hukum yang utama dan mekanisme penyelesaian sengketa. Berikut ini
adalah pemaparan lebih lanjut dari keempat hal dimaksud. World
Trade Organisation (WTO) merupakan salah satu organisasi
internasional yang berperan untuk mengatur transaksi perdagangan
yang dilakukan oleh negara-negara anggotanya. Sekalipun belum lama
terbentuk (1995), WTO sebenarnya sudah memiliki dasarnya pada

29
General Agreement on Tariffs and Trade (GATT) pada tahun 1947.
WTO mengatur beberapa hal mengenai perdagangan barang (goods),
jasa (service) dan kekayaan intelektual (property rights). 

Untuk mengatur lancarnya perdagangan WTO menganut


sejumlah prinsip umum sebagai pegangan, yaitu non-diskriminatif,
mengurangi trade barriers, persaingan yang sehat, berorientasi pada
kemajuan, dan mendorong pembangunan dan pembaharuan ekonomi.
Untuk menyelesaikan sengketa perdagangan di antara negara-negara
anggota WTO, WTO sendirin menyiapkan mekanisme penyelesaian
sengketa yang ditangani oleh Dispute Settlement Body (DSB). Tujuan
WTO untuk memajukan anggotanya tidak selalu mudah untuk
dipenuh, khususnya oleh negara-negara yang sedang berkembang.
Keterbatasan sumber daya alam, sumber daya manusia, dan
infrastruktur yang mendukung pembangunan selalu menjadi
penghambat bagi negara berkembang, termasuk Indonesia, untuk
bersaing dengan negara maju. Sejak pembentukannya, WTO tetap
berada di garis depan dalam upaya untuk mempromosikan perdagangan
bebas global. WTO berperan serta sebagai Polisi Global dan
memperluas kesepakatan perdagangan.WTO sebagai Polisi Global.
WTO menunjukkan bahwa mekanisme penertiban dan penegakan
hukum memiliki efek positif. Faktabahwa Negara yang menggunakan
WTO merupakan hal yang penting dalam prosedur penyelesaian
sengketa organisasi.

f) Masa depan dari WTO : masalah yang belum terselesaikan dan putaran
DOHA

Masih banyak yang harus dilakukan dalam menghadapi


perdagangan internasional. Empat isi utama agenda WTO saat ini adalah
peningkatan kebijakan antidumping. Dalam TFA disebutkan negara
anggota WTO sepakat melancarkan arus perdagangan dengan

30
melakukan reformasi kepabeanan dan mengikis habis praktik suap
menyuap. Ancaman India memblok TFA jelas bukan tanpa alasan.
India tidak menentang TFA. Namun, Perdana Menteri India Narendra
Modi, berkeras tetap ingin menerapkan subsidi bagi petani lokal
sebagai bagian dari program pengadaan pangan murah bagi warga
miskin India. Pengurangan subsidi inilah yang ditolak India sembari
menegaskan siap memblok implementasi TFA pada Juli 2014.

Saat itu, bahkan Azevedo sendiri yang melontarkan keraguan


terhadap masa depan WTO. Pertengahan Oktober 2014, Financial Ti
mes melansir pernyataan Azevedo tentang ga galnya anggota WTO
meyakinkan India untuk menghilangkan keberatannya atas TFA Bali
2013. Azevedo malah meminta seluruh anggota WTO menggelar
diskusi penting soal bagaimana WTO bisa menjadi organisasi yang
efektif. Sekitar setahun kemudian, tepatnya akhir September 2015,
beberapa bulan sebelum pertemuan tingkat menteri WTO ke sepuluh
digelar di Nairobi, Kenya, Azevedo kembali optimistis terhadap
organisasi yang dipimpinnya dan bersiap mengatakan krisis di WTO
sudah selesai

Masalah di WTO jelas belum tuntas. Pasalnya, pekerjaan


rumah utama nya justru belum terselesaikan; menuju implementasi
Doha Development Agenda (DDA). Agenda yang juga dikenal dengan
Doha Round ditasbihkan pada November 2001, dengan tujuan
menurunkan hambatan perdagangan di seluruh dunia sehingga mampu
meningkatkan perdagangan global. Doha Round diawali pertemuan
tingkat menteri WTO di Doha, Qatar 2001. Lalu ber lanjut dalam
kurun dua tahunan di Can cun, Meksiko (2003), Hong Kong (2005).
Per temuan terkait juga pernah digelar di Paris, Prancis (2005),
Potsdam, Jerman (2007), dan Geneva, Swiss (2004, 2006, 2008).

31
Namun, sejak 2008, negosiasi dan pembicaraan negara anggota
terkait pencapaian Doha Round mandeg. Sejumlah perbedaan
kepentingan negara anggota mencuat seperti soal pertanian, tarif
industri, hambatan nontarif, serta perdagangan jasa. Perbedaan men
colok terjadi antara negara maju khu susnya Uni Eropa, Amerika
Serikat, dan Je pang, dengan negara berkembang yang kerap
direpresentasikan India, Brasil, Cina, dan Afrika Selatan. Ditambah
lagi dengan perbedaan tajam antar negara maju sendiri, terutama
Amerika Serikat dan Uni Eropa terkait subsidi pertanian. Semakin
rumit ketika negosiasi antara Amerika Serikat, Cina, dan India di akhir
2008 juga gagal membuahkan hasil.

Sampai April 2011, belum ada perkembangan berarti dalam


perjalanan WTO. Bahkan, Pascal Lamy, direktur jenderal WTO saat
itu, sampai meminta seluruh negara anggota untuk mempertimbangkan
posisi masingmasing terkait konsekuensi membuang kesepakatan yang
sudah dicapai sepuluh tahun se belumnya. WTO tetap tak
memperlihatkan per kembangan berarti. Sampai Mei 2012, La my
menyampaikan laporan pada WTO Gene ral Council tentang
minimnya langkah berarti menuju implementasi Doha Round lantaran
banyak perbedaan besar antar negara anggota.

Pada tahun 2013, ketika pertemuan tingkat menteri WTO dige


lardi Bali, Indonesia. Deklarasi Bali untuk mengikis hambatan
birokrasi terha dap perdagangan, merupakan kesepakatan dalam WTO
yang pertama kali sukses, meski sempat diwarnai 'ancaman' India.
Meski Deklarasi Bali dinilai menjadi bagian penting pencapaian
agenda Doha Round, namun sampai Januari 2014, masa depan Doha
Round belum memiliki kepastian.

Azevedo mengakui, kini setelah WTO berusia 14 tahun, Doha


Round pun masih menggantung di awang-awang. Namun, ia

32
menegaskan setidaknya seluruh anggota WTO sudah sepakat
menghapus hambatan birok rasi, termasuk suap menyuap, sehingga
mam pu membuat arus barang di seluruh du nia lebih lancar.
Kesepakatan ini diharapkan berujung pada penurunan tarif. Azevedo
menambahkan saat ini juga proses negosiasi untuk perdagangan
barang-barang berteknologi tinggi sudah memasuki tahap akhir.

Doha Round dalam pertemuan tingkat menteri WTO di


Nairobi, Kenya, Desember mendatang. Sebanyak 161 negara anggota
WTO, menurut Azevedo, saat ini se dang bersiap menghadapi
negosiasi dan pembahasan lanjutan terkait subsidi bagi petani
domestik. Soal ini, katanya, berkembang se macam konsensus soal isu
yang bakal di bahas di Nairobi; subsidi untuk mening kat kan ekspor
agrikultur, transparansi kebijakan negara anggota, dan bantuan untuk
negaranegara miskin anggota WTO. Ketiga isu tersebut, jika
disepakati, memang bisa dikata sangat signifikan bagi kemajuan WTO.

Hanya saja, tanpa kemajuan berarti pada dua isu utama; subsidi
agrikultural domestik dan keterbukaan pasar bagi barang industri,
Azevedo menegaskan kecil peluang untuk mengklaim kemajuan Doha
Round. Salah satu penyumbang utama kebuntuan (deadlock) terhadap
Doha Round adalah benturan kepentingan antara Amerika Serikat dan
Cina soal bagaimana subsidi pertanian di negara-negara berkembang
diterapkan. Amerika Serikat menilai Cina tidak seharusnya
diperlakukan sebagai sebuah negara maju, bukan negara berkembang.
Alasannya, sejak Doha Round dicapai pada 2001, pertumbuhan
ekonomi Cina maju sangat pesat. Sebaliknya, Cina yang resmi menjadi
ang gota WTO pada Desember 2001, sampai saat ini masih dianggap
sebagai negara berkembang. Selain dengan Cina, perseteruan ke
pentingan Amerika Serikat dengan India terkait subsidi pertanian,
kemungkinan masih akan berlanjut di Nairobi.

33
Putaran Pembangunan Doha atau Agenda Pembangunan
Doha sendiri adalah putaran perundingan perdagangan multilateral
yang paling terkini di bawah naungan Organisasi Perdagangan Dunia
(WTO). Putaran ini dimulai oleh pertemuan para menteri di Doha,
Qatar, pada November 2001 di bawah kepemimpinan Direktur
Jenderal Mike Moore. Tujuannya adalah untuk mengurangi hamabatan
perdagangan di seluruh dunia dan memajukan perdagangan global.
Pada bulan November 2001, sewaktu Ministerial Conference di Doha
diselenggarakan, negara–negara anggota WTO sepakat untuk
menegosiasikan kembali guna meningkatkan dan mengklarifikasi
Perjanjian Penyelesaian Sengketa WTO (Dispute Settlement
Understanding). Negara – negara pada peserta perundingan waktu ini
menyatakan bahwa perundingan baru harus dilakukan sampai batas
waktu bulan Mei 2003.

Sejak dicanangkannya Doha Development Agenda (DDA),


perundingan Putaran Doha telah mengalami banyak pasang surut yang
ditandai dengan beberapa kali kemacetan sebagai akibat timbulnya
perbedaan yang tajam antara negara – negara kunci dalam perundingan
isu – isu contentions, khususnya Pertanian, Non Agricultural Market
Access (NAMA) dan jasa. Selain itu, perundingan untuk membahas
penekanan aspek pembangunan sebagaimana dimandatkan dalam
Doha Development Agenda juga sangat lamban dan sering mengalami
berbagai kebuntuan. Kebuntuan ini disebabkan karena besarnya
kepentingan ekonomi negara–negara (baik berkembang maupun maju)
terhadap isu – isu pertanian, NAMA, jasa dan pembangunan. Kondisi
ini merupakan salah satu faktor utama sulitnya negara – negara
anggota, khususnya negara – negara kunci dalam perundingan WTO,
untuk merubah posisi pada keempat isu tersebut secara substansial
yang pada gilirannya berujung pada macetnya perundingan Putaran
Doha.

34
Dalam Ministerial Conference di Doha 2001, para peserta
menyepakati suatu deklarasi yaitu the DOHA WTO Ministerial 2001:
Ministerial Declaration yang disahkan pada tanggal 14 November
2001. Salah satunya Deklarasi ini juga menyatakan bahwa negosiasi
mengenai Dispute Settlement Understanding tidak akan menjadi
bagian dari satu paket (the single undertaking), yaitu Dispute
Settlement Understanding tidak akan dikaitkan dengan keberhasilan
atau kegagalan negosiasi–negosiasi lainnya yang juga menjadi mandat
yang dinyatakan dalam Deklarasi. Untuk memperlancar perundingan,
Komisi Negosiasi Perdagangan (Trade Negotiating Committee) pada
tanggal 1 Februari 2002, Sekilas WTO (World Trade Organization) ini
melaksanakan pertemuan resmi hingga sebanyak 13 kali guna
menyempurnakan dan mengklarifikasi aturan – aturan Dispute
Settlement Understanding sesuai dengan Deklarasi Miniterial Doha.
Pada tanggal 24 Juli 2003, Dispute Settlement Body melihat bahwa
sidang khusus untuk membahas masalah ini masih memerlukan
perpanjangan waktu. Karena itu, disepakati bahwa perundingan
diperpanjang hingga Mei 2004. Perundingan masih bertumpu pada
usulan – usulan (proposal) yang dikemukakan oleh negara – negara
anggota. Hingga Juni 2003, usulan tersebut berjumlah 42 usulan.

5. Perkiraan Apa yang Terjadi kepada Indonesia dengan Melihat


Kondisi Saat Ini Dalam Perdagangan Bebas?
Perekonomian merupakan salah satu aspek penting yang harus
menjadi sorotan utama pemerintahan suatu negara. Baik Indonesia
maupun negara-negara lain, tentunya telah menaruh perhatian penuh atas
pertumbuhan perekonomian yang tengah berlangsung dalam siklus
pemerintahannya.
Aspek ekonomi itu sendiri dibagi menjadi dua, yaitu perekonomian
internal yang terjadi di dalam negara itu sendiri dan perekonomian

35
eksternal yang dijalankan oleh kerjasama dua atau lebih negara dengan
tujuan meningkatkan kualitas perekonomian antar negara yang
bersangkutan.
Salah satu contoh perekonomian eksternal yang ada di Indonesia
adalah perdagangan bebas atau FTA. FTA merupakan sebuah kebijakan
yang biasanya dilakukan oleh dua negara atau lebih dimana perdagangan
dan jasa bisa melewati batas negara tanpa dikenai tarif atau ongkos sama
sekali. Perjanjian tersebut sifatnya terbuka dan semua pihak berhak untuk
memberikan penjelasan masing-masing. Seperti hubungan perdagangan
bebas antara Indonesia dan Cina yang termasuk ke dalam jenis
perdagangan bebas ACFTA. Hubungan kerja sama bidang ekonomi antara
ASEAN dan Cina semakin berkembang dengan dibentuknya ASEAN-
Cina Free Trade Area (ACFTA) pada 4 November 2002. ACFTA adalah
sebuah kesepakatan bangsa-bangsa Asia Tenggara dengan Cina dalam
penurunan tarif dalam perdagangan bebas di area yang telah disepakati.
Kerja sama yang dilakukan oleh negara Indonesia dan Cina sudah
terjalin sejak lama, apalagi jika dilihat banyak sekali berbagai macam
produk, perlatan rumah, elektronik, dan lain lainya yang berlebelkan
produk cina. Maka tidak heran tentu perdagangan bebas antara Indonesia
dan Cina dalam sekala yang besar. Meskipun disisi lain sektor kebutuhan
negara Indonesia akan produk-produk Cina dapat tercukupi namun, disisi
lain hal tersebut juga memicu kurangnya sumber daya manusia yang
berkompeten dalam pengembangan sumber daya alam juga memicu
ketidakstabilan perekonomian Indonesia yang semakin hari semakin
memburuk. Hal ini menjadi salah satu alasan bagi Indonesia untuk
membagun kerja sama dengan negara lain, khususnya Tiongkok/Cina
dalam bidang ekonomi.
Semenjak banyaknya tersebar virus Covid19 apalagi di Cina yang
jumlah korbannya semakin banyak dan mengalami peningkatan diakhir
tahun 2019 sampai awal tahun 2020, menyebabkan banyaknya sektor
ekspor impor menjadi terhenti karena mengantisipasi persebaran yang

36
semakin luas. Sehingga hal tersebut berdampak terhadap perdagangan
bebas yang ada antara Indonesia dan Cina yang mengalami penurunan
hingga minus 6,8 % (Kompas.com, 10 Mei 2020). Hal tersebut salah satu
faktor penyebabnya adalah dengan pembatasan jumlah ekspor impor dan
juga penurunan jumlah pendapatan seperti Indonesia mengirim minyak
sawit ke negara Cina yang mengalami pemerosotan penjualan sehingga
menganggu kondisi pendapatan Indonesia. Namun, seiring dengan
berlalunya waktu sekarang Covid19 sudah mulai bisa dikendalikan dan
kedua negara tersebut sudah mulai bekerja sama kembali seperti Indonesia
yang membeli obat-obatan dan peralatan kesehatan untuk menanggulangi
persebaran dan penanganan Covid19 di Indonesia.
Sedikit demi sedikit perdagangan bebas atau FTA dinegara
Indonesia mulai diperbaiki, Namun untuk jenis impor ekspor masih
dibatasi dan tentunya kedepannya butuh waktu yang lama untuk
memulihkan kondisi FTA negara Indonesia diperkirakan akan selesai
hingga tahun 2021. Karena banyak yang harus dipulihkan kembali sedikit
demi sedikit setelah banyak mengalami pemerosotan tingkat perkonomian.
Oleh sebab itu, kondisi tersebut juga harus didukung oleh banyaknya
jumlah kesembuhan dari masing-masing negara yang terpapar Covid 19,
agar perdagangan bebas atau FTA juga bisa pulih kembali.
Meskipun Indonesia mengalami penurunan ekonomi yang cukup
signifikan. Namun, pemerintah juga menyiapkan strategi terkait
penyelesaian permasalahan tersebut. Salah satunya yakni pengembangan
sektor pariwisata yang ada di Indonesia semakin dikembangkan, apalagi
didaerah daerah terus dioptimalkan agar dapat memperbaiki kembali
perkonomian yang ada di Indonesia. (Kompas.com, 24 Januari 2020)

37
KESIMPULAN

Perdagangan internasional merupakan salah satu bagian dari kegiatan


bisnis yang akhir-akhir ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Perhatian
dunia usaha terhadap kegiatan bisnis internasional juga semakin meningkat, hal
ini terlihat dari semakin berkembangnya arus peredaran barang, jasa, tenaga kerja
maupun, modal dari suatu negara ke negara lain demikian pula sebaliknya.
Kegiatan-kegiatan tersebut dapat terjadi baik melalui kegiatan ekspor impor,
investasi, perdagangan jasa, lisensi dan waralaba (license and franchise), hak atas
kekayaan intelektual, atau kegiatan-kegiatan bisnis lainnya yang terkait dengan
perdagangan internasional, seperti perbankan, asuransi, perpajakan dan
sebagainya. Untuk mengantisipasi liberalisasi perdagangan internasional,
Indonesia telah menentukan arah kebijaksanaan di bidang hukum yang
mendukung kegiatan ekonomi, juga dalam Kondisi politik suatu negara dapat
mempengaruhi perdagangan internasional karena politik suatu negara
mempengaruhi kebijakan pemerintah, dan kebijakan pemerintah sangat erat
kaitannya dengan kondisi perekonomian suatu negara, oleh sebab itu, kondisi
politik dapat mempengaruhi perdagangan internasional. Jika kondisi politik suatu
negara sedang kacau, maka perekonomian negara tersebut ikut kacau, dan para
eksportir dan importir akan menghindari negara yang tidak stabil dalam
perekonomian dan kondisi politik untuk bekerjasama dalam bidang perdagangan.
Kerja sama internasional merupakan suatu kerja sama yang dilakukan oleh suatu
negara dengan negara lainnya untuk memperkuat segala bidang seperti
perdagangan, pendidikan, serta menjauhkan dari kemiskinan.

Dalam perdagangan internasional juga harus menstabilitasi keamanan,


Stabilitas keamanan regional mempunyai pengaruh yang besar terhadap
kelancaran perdagangan luar negeri dalam rangka mewujudkan kesepakatan,
sementara kondisi keamanan regional tersebut masih merupakan persoalan yang
melilit Indonesia, melalui isu geo politik, kebudayaan, ketenagakerjaan dan
sebagainya, Disamping stabilitas regional maka pengaruh keamanan nasional juga

38
mempunyai pengaruh yang tidak bisa disepelekan. Dinamika politik dalam negeri
Indonesia paska reformasi yang masih bergejolak, konflik antar kelompok politik,
persoalan disintegrasi sosial dan disintegrasi teritorial, proses demokratisasi yang
masih muda dan isu-isu primordial kesemuanya berpengaruh negatif terhadap
keamanan nasional.

STUDI KASUS

Menurut kelompok anda apakah setuju dengan seruan ini. sedangkan


para pebisnis tidak secara langsung memiiliki hubungan dengan
pemerintahan prancis. ini hanya pernyataan seorang presiden yang belum
tentu mewakili seluruh masyarakat apalagi produk yang berasal dari sana.
seperti aqua/danone meskipun berasal dari prancis namun semua kegiatan
produksi dilakukan di indonesia. Berikan jawaban kelompok anda yang logis
terhadap pembelajaran dari matakuliah ini?

Menurut kelompok kami tidak sejutu terhadap pemboikotan produk prancis.


Alasannya karena hal tersebut juga akan berpengaruh terhadap perekonomian
Indonesia. Ada sekitar 200 perusahaan Perancis yang ada di Indonesia dengan
ukuran perusahaan besar-kecil. Jadi akan banyak orang yang berdampak jika aksi
boikot terus dilakukan. Perusahan Danone di Indonesia ini memiliki hamper
15.000 karyawan disini perusahaan pasti akan melakukan PHK atau pengurangan
gaji karyawan, atau bahkan perusahaan tersebut di tutup. Dampak terhadap
pemerintah salah satunya yaitu pajak yang diterima pemerintah jauh lebih sedikit.
Jika hal ini terus dilakukan dan semakin banyak negara yg melakukan biokat
maka juga akan berdampak terhadap perekonomian Indonesia, banyak
pengangguran, utang negara meningkatkan karena pajak berkurang.

Jika dilakukan pemboikotan terhadap produk Aqua atau Danone dampaknya


akan dirasakan oleh pedagang kecil dan para penjual eceran yang akan lebih dulu
terkena dampak dan kehilangan pendapatan. Menurut Kementerian Perdagangan

39
saat dihubungi alasan pemerintah untuk tidak ikut aksi boikot adalah karena kasus
ini menyangkut isu "non-trade”. Hal ini berarti dampak aksi pemboikotan kepada
perdagangan tidak akan signifikan dalam jangka pendek. justru produsen-
produsen Perancis yang ada di Indonesia yang lebih terkena imbasnya. Disisi lain
akibat pernyataan dari Presiden Prancis Emmanuel Macron tentang Islam, yang dinilai
tidak ada kaitannya dengan perdagangan.

40

Anda mungkin juga menyukai