Disusun Oleh:
Iksan Yuliyanto (170211100114)
Abdy Mahesa Putra (170211100115)
Nur Hayatul Hasanah (170211100116)
Mufarrohah (170211100117)
Nur Ainy (170211100118)
Septian Eko Prasetyo (170211100119)
Eva Lutfiana Dina Safira (170211100120)
Aviana Putri Iswanti (170211100121)
Mega Fortuna Ariani (170211100122)
Diniyatus Shalihah (170211100123)
Binti Mubasysiroh (170211100124)
Abdul Mu’is (170211100125)
DAFTAR ISI.....................................................................................................................i
1. Bagaimana Politik Dapat Mempengaruhi Perdagangan Internasional?.............1
2. Instrumen Kebijakan Perdagangan Internasional................................................4
a) Tarif.......................................................................................................................4
b) Subsidi....................................................................................................................5
c) Kuota impor dan pembatasan lainnya.....................................................................5
d) Larangan ekspor.....................................................................................................6
e) Persyaratan konten lokal........................................................................................6
f) Kebijakan administratif..........................................................................................7
3. Contoh Kasus Perdagangan Bebas.........................................................................7
a. Pembalasan dan Perang Perdagangan Bebas..........................................................7
b. Kebijakan Dalam Negeri Tentang Perdagangan Bebas...........................................9
4. Sejarah terbentuknya perdagangan dunia...........................................................11
a) Periode Smith Sampai Great Depression..............................................................12
b) Periode GATT, Liberalisasi dan Pertumbuhan Ekonomi......................................18
c) Periode 1980 – 1993 : Tren Proteksionis..............................................................22
d) Putaran Uruguay dan Perdagangan Bebas............................................................24
e) WHO : Perdagangan Bebas Saat Ini.....................................................................26
f) Masa depan dari WTO : masalah yang belum terselesaikan dan putaran DOHA. 29
5. Perkiraan Apa yang Terjadi kepada Indonesia dengan Melihat Kondisi Saat Ini
Dalam Perdagangan Bebas?..........................................................................................34
KESIMPULAN...............................................................................................................37
i
1. Bagaimana Politik Dapat Mempengaruhi Perdagangan Internasional?
a. POLITIK
b. Perdagangan Internasional
1
negara dan hukum yang digunakan sesuai hukum internasional.
Perdagangan internasional bisa melibatkan dua negara atau lebih
dengan pertukaran barang atau jasa. Kegiatan kedua negara
tersebut, dinamakan ekspor dan impor. Impor adalah kegiatan
memasukkan atau membeli barang atau jasa dari luar negeri.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, impor merupakan
pemasukan barang dan sebagainya dari luar negeri ke dalam
negeri. Barang yang dimaksud adalah barang dalam bentuk fisik
dan juga jasa.
2
Faktor Pendorong Terjadinya Perdagangan Internasional:
3
Ada kalanya para produsen menjalankan produksinya dengan tidak
maksimal karena takut mengakibatkan kelebihan produksi sehingga
menyebabkan kerugian. Namun, beberapa produsen sengaja
melakukan produksi besar-besaran untuk menambah keuntungan
sehingga akan mendorong mereka untuk melakukan perdagangan
Internasional. Hal ini merupakan penyebab timbulnya perdagangan
internasional.
f) Kelebihan atau Kekurangan Produk dalam Suatu Negara
Kelebihan produk pada suatu negara (surplus) dan kekurangan kas
dalam suatu negara (defisit) adalah suatu hal yang terjadi karena
adanya perbedaan sumber daya alam dan kemajuan antara negara
satu dan lainnya. Terjadinya surplus menyebabkan negara yang
bersangkutan akan menjual hasil produknya ke negara lain,
sedangkan negara yang mengalami defisit akan membeli barang dari
luar negeri melalui perdagangan Internasional.
4
Merupakan pajak yang dikenakan kepada barang yang masuk ke
dalam suatu negara
Bea transito
Merupakan pajak yang dikenakan kepada barang yang melalui
batas suatu negara dengan tujuan akhir barang tersebut ke negara
lain.
b) Subsidi
Subsidi merupakan kebijakan pemerintah untuk membantu
mengurangi biaya produksi dalam negeri. Sehingga, produsen dalam
negeri bisa memasarkan barangnya lebih murah dan dapat bersaing
dengan barang impor. Subsidi yang diberikan dapat berupa tenaga ahli,
mesin, peralatan, pajak, dll. Subsidi biasanya diberikan untuk barang –
barang kebutuhan pokok masyarakat, bersifat transparan dan dapat
dikontrol oleh masyarakat. Adapun tujuan subsidi antara lain:
1. Menambah produksi dalam negeri
2. Mempertahankan jumlah konsumsi dalam negeri
3. Menjual dengan harga yang lebih murah daripada produk impor
5
Macam – macam kuota impor antara lain:
1. Absolute/unilateral kuota
Sistem kuota yang ditetapkan secara sepihak.
2. Negotiated/bilateral kuota
Sistem kuota yang ditetapkan atas kesepakatan atau menurut
perjanjian.
3. Tarif kuota
Pembatasan impor yang dilakukan dengan mengkombinasikan
sistem tarif dan kuota.
d) Larangan ekspor
Larangan ekspor adalah kebijakan suatu negara untuk melarang
ekspor barang – barang tertentu keluar negeri. Larangan ekspor
dimaksudkan untuk melindungi konsumen di dalam negeri, terutama
jika kebutuhan di dalam negeri belum tercukupi. Larangan ekspor
dilakukan untuk menghindari kelangkaan barang yang akan berakibat
pada tingginya harga barang.
6
multinasional untuk menggunakan prosentase tertentu dari bahan dan
komponen – komponen tertentu yang diproduksi dalam negeri
sehingga dapat meningkatkan kegiatan indsutri domestiknya.
Persyaratan konten lokal menjadi pondasi utama dalam menahan
derasnya arus masuk barang luar negeri yang tentu berdampak pada
kinerja produktivitas industry dalam negeri.
f) Kebijakan administratif
Kebijakan administrarif merupakan aturan yang dibuat untuk
mempersulit masuknya barang impor. Kebijakan ini meliputi kebijakan
tata niaga impor, kebijakan pemanfaatan tempat penimbunan
sementara, dan lain sebagainya.
7
miliar untuk barang-barang Tiongkok di bawah Pasal 301 Undang-
Undang Amerika Serikat Tahun 1974 tentang Perdagangan, dengan
menyebut adanya "praktik perdagangan tidak adil" dan
pencurian kekeyaan intelektual. Presiden Donald Trump merasa
bahwa globalisasi saat ini merugikan Amerika Serikat. Praktek
perdagangan internasional yang dilakukan Tiongkok dengan mitra
dagang lainnya pun dianggap tidak adil. Hal ini dikarenakan Tiongkok
terus menerus surplus dan meraup keuntungan yang paling besar
Sebagai pembalasan, pemerintah Tiongkok juga menerapkan bea
masuk untuk lebih dari 128 produk AS, termasuk kedelai, ekspor
utama AS ke Tiongkok. Berikut kebijakan yang telah di buat oleh
Amerika Serikat untuk menekan defisit akibat ketegangan ini:
1. Pengenaan bea masuk impor 25% untuk baja dan 10% untuk
aluminum.
8
Presiden AS Donal Trump menandatangani sebuah
memorandum pada 22 Maret 2018 menurut Pasal 301 Undang-
Undang Perdagangan 1974, serta memerintahkan Kantor Perwakilan
Dagang Amerika Serikat (USTR) untuk menerapkan bea masuk
sebesar US$50 miliar terhadap barang-barang Tiongkok. Dalam
sebuah pernyataan resmi, seperti yang disyaratkan oleh seksi tersebut,
Trump mengatakan bahwa bea yang diusulkan adalah "respons
terhadap praktik perdagangan Tiongkok yang tidak adil selama
bertahun-tahun", termasuk pencurian kekayaan intelektual AS.
9
berkembang, sehingga ada lagi batasan-batasan negara. Kebijakan
perdagangan bebas di dalam negeri tercantu pada Instruksi Presiden
(Inpres) Nomor 13 Tahun 2015 tentang Kebijakan Fasilitas
Perdagangan Bebas di Dalam Negeri. Khusus kepada Menteri
Keuangan, Presiden Jokowi menginstruksikan untuk menyusun aturan
mengenai:
10
2. Pengembalian pajak atau pengenaan pejak ekspor untuk barang-
barang tertentu, misalnya pajak ekspor atas cpo (crude palm oil);
3. Fasilitas kredit perbankan untuk mendorong peningkatan ekspor
barang-barang tertentu;
4. Pelaksanaan tata lakasana ekspor yang relatif mudah atau tidak
berbelit-belit;
5. Pemberian subsidi ekspor, seperti pemberian sertifikat ekspor;
6. Pembentukan asosiasi ekspor;
7. Pembentukan kelembagaan seperti pelabuhan bebas dan lain-
lain;
8. Larangan atau pembatasan ekspor, misalnya larangan ekspor cpo
oleh pemerintah, karena cpo merupakan bahan mentah untuk
industri minyak goreng yang sangat dibutuhkan di dalam negeri.
11
untuk menyelesaikan sengketa dagang yang terjadi di antara beberapa
aktor, namun seiring dengan semakin kompleksnya permasalahan yang
ada, hukum Romawi tidak memiliki posisi yang cukup kuat untuk
menyelesaikan kasus sengketa yang ada. Oleh karena itu, pada abad ke 16
dan abad ke 17, Perancis merupakan sebuah negara pertama pelopor
diadakannya pengadilan istimewa yang berfungsi untuk menyelesaikan
berbagai macam perkara di bidang perdagangan. Sejak saat itulah maka
setiap negara mulai memiliki hukum dagang masing-masing untuk
mengatur masalah doestik perdagangan yang ada. Meskipun sudah
terdapat hukum-hukum dagang di masing-masing negara, namun hukum
dagang yang ada belum terintegrasi, sehingga seringkali masih terdapat
beberapa sengketa sebagai akibat dari perbedaan hukum yang ada di
masing-masing negara.
Seiring dengan berjalannya waktu, kebutuhan masyarakat di
berbagai negara mulai bertambah variasinya, ditambah lagi terbatasnya
kemampuan negara dalam memproduksi barang yang dibutuhkan, maka
perdagangan antar negara pun mulai dilakukan. Ketika hubungan
perdagangan antar negara mulai erat, maka dibutuhkan adanya integrasi
hukum untuk memuat aturan-aturan dagang dan hukum-hukum yang
mampu menyelesaikan sengketa dagang lintas batas negara. sehingga pada
abad ke 17, Perancis melakukan kodifikasi hukum perdagangan yang
kemudian dilanjutkan oleh Menteri Keuangan Perancis dari Raja Louis
XIV (1643-1751) dengan membuat suatu peraturan yang
dinamakan Ordonance du Commerce berisi tentang hukum golongan
tertentu kemudian disusul dengan peraturan lainnya yakni Ordonnance de
la Marine yakni hukum yang mengatur perdagangan laut (Anon t,t). Pada
tahun 1807, kedua peraturan ini kemudian disatukan sebagai satu hukum
perdagangan yang utuh yang dinamakan Code de Commerce.
12
1) Periode Smith
13
1. Hukum alam
Ekonomi klasik Adam Smith ini memercayai
doktrin yang menyebutkan terdapat hukum alam pada
dahulu kala terkait dengan permasalahan ekonomi.
Adapun asumsi terkait teori ini adalah setiap orang berhak
dan bebas memenuhi kebutuhan untuk keuntungan
individu. Sementara itu, dalam memenuhi kebutuhan
tersebut, teori didukung oleh konsep “The Invisible Hand”
atau yang bisa disebut dengan tangan tak terlihat yang
akan membantu pelaku ekonomi mencapai kesejahteraan
secara maksimum. Adam Smith juga menuturkan
mengenai mekanisme pasar yang akan berjalan dan teratur
dengan sendirinya.
2. Pembagian kerja
Dalam pembagian pekerjaan, ekonomi klasik
Adam Smith menyebutkan hal ini menjadi sebuah awalan
dari pertumbuhan ekonomi. Adapun dalam teori ini
mencakup peningkatan tenaga kerja yang tentunya akan
dihubungkan dengan peningkatan keterampilan tenaga
kerja. Hal ini tentunya akan mencakup penghematan
waktu dalam produksi barang, serta penemuan mesin yang
berfungsi melakukan efisensi tenaga. Adapun tentunya
pembagian kerja akan bertambah seiring dengan pasar
yang luas dan dengan bertambahnya jumlah penduduk dan
juga fasilitas transportasi yang mendukung terjadinya
pembagian kerja yang semakin besar pula.
3. Proses menambah modal
Dalam teori ekonomi klasik Adam Smith juga
menekankan penambahan modal daripada pembagian
pekerjaan. Adam Smith mengatakan, modal usaha adalah
sebuah syarat mutlak dalam membangun ekonomi.
14
Dengan begitu, maka permasalahan dalam pembangunan
ekonomi tentunya akan terjadi secara luas. Selain itu,
kemampuan individu dan juga manusia untuk lebih
banyak dalam menanamkan modalnya. Dalam teori
dijelaskan pula mengenai pentingnya menabung yang
selanjutnya bisa dimanfaatkan sebagai modal.
2) Great Depression
Great Depression, atau kondisi jatuhnya perekonomian
yang terburuk dalam sejarah amerika serikat. Hal ini terjadi karena
stock market atau pasar saham mengalami keruntuhan saat itu,
sehingga membuat banyak orang menjual sahamnya. Namun,
karena kondisi pasar saham yang saaat itu sedang mengalami
resessi, bahkan menjadi depresi karena keadaan yang tidak
kunjung membaik, para pelaku saham yang menjual sahamnya
15
menjadi sia-sia karena hanya sedikit yang mau membeli, sehingga
saat itu harga saham sangat jatuh dan membuat pasar menjadi
hancur. Peristiwa itu terjadi pada 29 oktober 1929 dan di kenal
dengan peristiwa selasa kelam (Black Tuesday). Depresi besar
yang dialami amerika ini berdampak kepada seluruh perekonomian
amerika, seperti banyak bank-bank yang pailit sehingga banyak
orang di amerika kehilangan uangnya. Di tahun 1933 lebih dari
US$140 M tabungan hilang, GNP turun hingga 40% dan
pengangguran meningkat, mencapat 25%. Banyaknya
pengangguran membuat mereka tidak mampu untuk membeli
makan, karena banyak yang tidak bisa membeli makan saat itu,
menyebabkan harga makanan jatuh dan membuat banyak petani
mennjadi menderita karena tidak mendapatkan penghasilan dan
tidak mampu membayar pinjaman. Pada saat itu, amerika
merupakan sumber utama untuk modal di Amerika Latin, sehingga
depresi besar ekonomi yang terjadi di amerika saat itu
menyebabkan hal yang sama terjadi pula di Amerika Latin.
Ekonomi Amerika Latin saat itu mengikuti model
pembangunan ekspor yang sangat bergantung pada perdagangan.
Hampir semua pendapatan yang diperoleh amerika latin didapat
dari ekspor produk primer dan sekitar 70% dari perdagangan luar
negeri yang dilakukan oleh 4 negara yaitu, USA, UK, France, dan
Germany. Sebelumnya, Amerika Latin telah medapat ramalan
ekonomi bahwa akan terjadi depresi besar yang akan menimpa, hal
itu didasari dengan jumlah produksi yang melebihi permintaan
sehingga membuat harga dan pendapatan menjadi turun. Banyak
permintaan dari produk primer yang di ekspor dari Amerika Latin
berkurang karena ledakan depresi di pasar saham amerika (wall
street) yang di selingi oleh kelebihan permitaan kredit, kenaikan
suku bunga dunia, dan peningkatan biaya tabungan. Antara tahun
16
1928 dan 1932 nilai satuan ekspor turun lebih dari 50% di sebagian
besar negara di amerika latin.
Respon awal Amerika Latin tentang runtuhnya pasar saham
pada 1929 adalah reaksi ortodoks di bawah standar sistem emas.
Permintaan barang di Amerika Latin yang berkurang menyebabkan
emas mengalir keluar dengan cepat, deflasi internal menambah
dampak runtuhnya ekspor yang menyebabkan terjadi pertambahan
pengangguran. Berasal dari periode aturan standar emas yang ketat,
telah memberi efek kuat pada krisis utang luar negeri Amerika
Latin. Ketika Amerika Latin mulai mencoba meninggalkan aturan
standar sistem emas tersebut malah menyebabkan serangkaian
kredit macet di seluruh wilayah di Amerika Latin. Depresi nilai
tukar membuat beban utang pada anggaran tidak tertahankan. Pada
tahun 1934, hanya Argentina, Honduras, Haiti, Venezuela, dan
Republik Dominika yang berhasil mengatasi keadaan ini.
Kembali fokus ke Amerika Serikat, runtuhnya lantai bursa
yang menyabakan banyak bank gulung tikar ini telah memberi efek
domino pada kebangkrutan banyak perusahaan. Pemerintah
amerika saat itu kemudian mengeluarkan kebijakan proteksionis,
the smooth-hawley tariff act pada bulan juli 1930, yakni dengan
menaikan tarif hingga 50% dengan tujuan kebijakan ini mampu
untuk meningkatkan permintaan terhadap produk domesti dan
mningkatkan pendapatan dan tarif. Namun, apa yang di harapkan
saat itu di luar ekspektasi. Kebijakan tersebut justru memperparah
keadaan, membuat jumlah impor turun derastis sehingga
menciptakan pengangguran di negara-negara eksportir. Respon
yang sama juga di berikan oleh negara-negara lain yang saat itu
menerapkan kebijakan proteksionis, sehingga membuat ekspor
amerika terganggu. Perdagangan internasional pun turun menjadi
33% pada tahun 1933 dan melambungkan jumlah pengangguran
menjadi lebih tinggi saat itu.
17
Masuk kembali ke dalam pasar saham amerika serikat, pada
saat terjadi kehancuran tersebut kota New York sedang bertumbuh
menjadi ibukota finansial yang utama dan metroplis. New york
stock exchange (NYSE) yang saat itu menjadi bursa afek terbesar
di dunia, dengan keuntungan besar dan pasar yang bergairah
(bullish) saat itu berakhir seketika pada hari itu (Kamis, 24
Oktober 1929) atau yang di kenal dengan kamis kelam, harga-
harga saham pada saat itu di NYSE menjadi nilai terendah yang
belum pernah terjadi sebelumnya. Setelah keruntuhan tersebut,
Dow Jones Industrial Average (DJIA) pulih lebih awal pada tahun
1930 dan lalu kembali jatuh pada 1932. Hingga pada tahun 1954,
pasar bursa tidak pernah kembali seperti pada saat sebelum tahun
1929.
1. GATT
Fase Pembuahan
18
terus mendorong pemberlakuan sistem perdagangan bebas.
Saat itulah lahir GATT.
Fase Perumusan
Hakikatnya forum perundingan untuk mengurangi
hambatan perdagangan baik tarif maupun nontarif supaya
perdagangan dunia dapat lebih ramai.
19
Awalnya beranggotakan sebagian besar negara-negara
industri maju.
20
2. Liberalisasi dan pertumbuhan ekonomi
21
Tiongkok sebenarnya mulai menunjukkan minat liberalisasi
pada 1978, namun secara signifikan perubahan kebijakan baru
nyata sejak awal 1990-an. Semenjak itu Tiongkok berputar halauan
dari sistem ekonomi yang tertutup menuju liberalisasi
perdagangan, bahkan menggunakan formula yang begitu liberal
untuk ukuran negara sedang berkembang. Sistem tarif ditekan
hingga 5% dan secara keseluruhan, tarif telah turun rata-rata
menjadi 42% pada tahun 1992 dan menjadi 5% pada saat diterima
menjadi anggota WTO.
22
Afrika tertatih-tatih melaksanakan liberalisasi perdagangan
pada 1980an akan tetapi kemudian tumbuh cepat pada 1990-an.
Afrika Selatan mempelopori kebijakan yang besar semenjak dan
setelah berakhirnya apartheid. Negara-negara Eropa Timur dan
semenanjung Balkan mengalami dentuman besar setelah
menghapus sistem ekonomi komando menjadi sistem ekonomi
pasar sejak 1989, yang diikuti perubahan kebijakan secara massif
dalam sektor perdagangan dan arus modal asing. Namun
liberalisasi perdagangan tersendat-sendat justru terjadi di Rusia,
sekalipun beberapa negara bekas Soviet seperti Rumania, Bulgaria,
dan Georgia, serta bekas Yugoslavia telah mempercepat kebijakan
liberalisasi perdagangan.
23
perdagangan bebas untuk semua menjadi tolok ukur dan tujuannya.
Dan AS berada di garis terdepan membentuk badan untuk
mempromosikan dan mengatur perdagangan internasional seperti
GATT dan penggantinya, Organisasi Perdagangan Dunia.
Teori
24
negara, membuat setiap konsumen lebih bahagia. Ini adalah prinsip
yang sama untuk semua orang yang mengkhususkan diri dalam satu
karir dan kemudian memperdagangkan barang yang kita butuhkan,
daripada mencoba menghasilkan segalanya sendiri.
25
1) Menciptakan perdagangan yang bebas yang diharapkan dapat
memberikan manfaat bagi semua negara, khususnya negara
berkembang.
2) Meningkatkan peran GATT dan memperbaiki sistem perdagangan
multi lateral berdasarkan prinsip-prinsip dan ketentuan-ketentuan
GATT serta ihemperluas cakupan produk perdagangan dunia
3) Meningkatkan ketanggapan sistem GATT terhadap perkembarigan
situasi perekonomian dengan memperlancar penyesuaian struktural,
mempercepat hubungan GATT dengan. organisasi intemasional
yang relevan denganmengingatprospek perdagangandi masa dating
4) Mengembangkan suatu bentuk keijasama pada tingkat nasional dan
intemasional untuk mengaitkan hubungan antara kebijaksanaan
perdagangan dengan kebijaksanaan ekonomi lain melalui usaha
untuk mempeibaikisistem moneterintemasional (Sukardi. 1994)
26
sebelumnya tidak termasuk jasa, kekayaan intelektual, dan kebijakan
investasi. Perjanjian hasil Putaran Uruguay yang berakhir di Marakesh,
Maroko pada April 1994 itu terdiri dari 60 perjanjian, lampiran, dan
berbagai keputusan. Perjanjian yang dikenal dengan Marakesh
Agreement tersebut terbagi atas enam bagian, perjanjian payung
(kesepakatan mengenai pendirian WTO), penjanjian perdagangan
barang (goods), jasa (services), dan hak atas kekayaan intelektual,
penyelesaian sengketa, serta kajian ulang atas kebijakan dagang
negara-negara anggota (Trade Policy Reviews). Perjanjian dalam sektor
perdagangan barang memiliki tiga pilar utama, yaitu akses pasar,
pengurangan dukungan domestik, dan pengurangan subsidi.
Implementasi kesepakatan tersebut akan ditinjau dalam waktu enam
tahun bagi negara maju dan 10 tahun untuk negara berkembang.
27
negaranegara pada waktu merundingkan GATT pertama kali (1947).
Yakni hendak mendirikan suatu organisasi perdagangan internasional
(yang dulu namanya adalah International Trade Organization atau
ITO). 16 Dengan terbentuknya WTO mulai januari 1994 maka
persolan tentang apakh GATT sebuah organisasi internasional atau
bukan, kini telah berakhir. GATT 1947 kini dintergrasikan ke dalam
salah satu perjanjian yang merupakan annex perjanjian WTO yakni
Multilateral Agreement Ontrade In Goods. WTO dapat dipandang
sebagai organisasi internasional yang paling penting bila dibandingkan
dengan organisasi internasional lainnya karena mempunyai misi yang
sangat jelas dan tindakan serta aturan yang dikeluarkannya berlaku
sama untuk semua anggotanya.
28
bahwa WTO telah memberikan kontribusi yang sangat besar bagi
kemajuan ini
29
General Agreement on Tariffs and Trade (GATT) pada tahun 1947.
WTO mengatur beberapa hal mengenai perdagangan barang (goods),
jasa (service) dan kekayaan intelektual (property rights).
f) Masa depan dari WTO : masalah yang belum terselesaikan dan putaran
DOHA
30
melakukan reformasi kepabeanan dan mengikis habis praktik suap
menyuap. Ancaman India memblok TFA jelas bukan tanpa alasan.
India tidak menentang TFA. Namun, Perdana Menteri India Narendra
Modi, berkeras tetap ingin menerapkan subsidi bagi petani lokal
sebagai bagian dari program pengadaan pangan murah bagi warga
miskin India. Pengurangan subsidi inilah yang ditolak India sembari
menegaskan siap memblok implementasi TFA pada Juli 2014.
31
Namun, sejak 2008, negosiasi dan pembicaraan negara anggota
terkait pencapaian Doha Round mandeg. Sejumlah perbedaan
kepentingan negara anggota mencuat seperti soal pertanian, tarif
industri, hambatan nontarif, serta perdagangan jasa. Perbedaan men
colok terjadi antara negara maju khu susnya Uni Eropa, Amerika
Serikat, dan Je pang, dengan negara berkembang yang kerap
direpresentasikan India, Brasil, Cina, dan Afrika Selatan. Ditambah
lagi dengan perbedaan tajam antar negara maju sendiri, terutama
Amerika Serikat dan Uni Eropa terkait subsidi pertanian. Semakin
rumit ketika negosiasi antara Amerika Serikat, Cina, dan India di akhir
2008 juga gagal membuahkan hasil.
32
menegaskan setidaknya seluruh anggota WTO sudah sepakat
menghapus hambatan birok rasi, termasuk suap menyuap, sehingga
mam pu membuat arus barang di seluruh du nia lebih lancar.
Kesepakatan ini diharapkan berujung pada penurunan tarif. Azevedo
menambahkan saat ini juga proses negosiasi untuk perdagangan
barang-barang berteknologi tinggi sudah memasuki tahap akhir.
Hanya saja, tanpa kemajuan berarti pada dua isu utama; subsidi
agrikultural domestik dan keterbukaan pasar bagi barang industri,
Azevedo menegaskan kecil peluang untuk mengklaim kemajuan Doha
Round. Salah satu penyumbang utama kebuntuan (deadlock) terhadap
Doha Round adalah benturan kepentingan antara Amerika Serikat dan
Cina soal bagaimana subsidi pertanian di negara-negara berkembang
diterapkan. Amerika Serikat menilai Cina tidak seharusnya
diperlakukan sebagai sebuah negara maju, bukan negara berkembang.
Alasannya, sejak Doha Round dicapai pada 2001, pertumbuhan
ekonomi Cina maju sangat pesat. Sebaliknya, Cina yang resmi menjadi
ang gota WTO pada Desember 2001, sampai saat ini masih dianggap
sebagai negara berkembang. Selain dengan Cina, perseteruan ke
pentingan Amerika Serikat dengan India terkait subsidi pertanian,
kemungkinan masih akan berlanjut di Nairobi.
33
Putaran Pembangunan Doha atau Agenda Pembangunan
Doha sendiri adalah putaran perundingan perdagangan multilateral
yang paling terkini di bawah naungan Organisasi Perdagangan Dunia
(WTO). Putaran ini dimulai oleh pertemuan para menteri di Doha,
Qatar, pada November 2001 di bawah kepemimpinan Direktur
Jenderal Mike Moore. Tujuannya adalah untuk mengurangi hamabatan
perdagangan di seluruh dunia dan memajukan perdagangan global.
Pada bulan November 2001, sewaktu Ministerial Conference di Doha
diselenggarakan, negara–negara anggota WTO sepakat untuk
menegosiasikan kembali guna meningkatkan dan mengklarifikasi
Perjanjian Penyelesaian Sengketa WTO (Dispute Settlement
Understanding). Negara – negara pada peserta perundingan waktu ini
menyatakan bahwa perundingan baru harus dilakukan sampai batas
waktu bulan Mei 2003.
34
Dalam Ministerial Conference di Doha 2001, para peserta
menyepakati suatu deklarasi yaitu the DOHA WTO Ministerial 2001:
Ministerial Declaration yang disahkan pada tanggal 14 November
2001. Salah satunya Deklarasi ini juga menyatakan bahwa negosiasi
mengenai Dispute Settlement Understanding tidak akan menjadi
bagian dari satu paket (the single undertaking), yaitu Dispute
Settlement Understanding tidak akan dikaitkan dengan keberhasilan
atau kegagalan negosiasi–negosiasi lainnya yang juga menjadi mandat
yang dinyatakan dalam Deklarasi. Untuk memperlancar perundingan,
Komisi Negosiasi Perdagangan (Trade Negotiating Committee) pada
tanggal 1 Februari 2002, Sekilas WTO (World Trade Organization) ini
melaksanakan pertemuan resmi hingga sebanyak 13 kali guna
menyempurnakan dan mengklarifikasi aturan – aturan Dispute
Settlement Understanding sesuai dengan Deklarasi Miniterial Doha.
Pada tanggal 24 Juli 2003, Dispute Settlement Body melihat bahwa
sidang khusus untuk membahas masalah ini masih memerlukan
perpanjangan waktu. Karena itu, disepakati bahwa perundingan
diperpanjang hingga Mei 2004. Perundingan masih bertumpu pada
usulan – usulan (proposal) yang dikemukakan oleh negara – negara
anggota. Hingga Juni 2003, usulan tersebut berjumlah 42 usulan.
35
eksternal yang dijalankan oleh kerjasama dua atau lebih negara dengan
tujuan meningkatkan kualitas perekonomian antar negara yang
bersangkutan.
Salah satu contoh perekonomian eksternal yang ada di Indonesia
adalah perdagangan bebas atau FTA. FTA merupakan sebuah kebijakan
yang biasanya dilakukan oleh dua negara atau lebih dimana perdagangan
dan jasa bisa melewati batas negara tanpa dikenai tarif atau ongkos sama
sekali. Perjanjian tersebut sifatnya terbuka dan semua pihak berhak untuk
memberikan penjelasan masing-masing. Seperti hubungan perdagangan
bebas antara Indonesia dan Cina yang termasuk ke dalam jenis
perdagangan bebas ACFTA. Hubungan kerja sama bidang ekonomi antara
ASEAN dan Cina semakin berkembang dengan dibentuknya ASEAN-
Cina Free Trade Area (ACFTA) pada 4 November 2002. ACFTA adalah
sebuah kesepakatan bangsa-bangsa Asia Tenggara dengan Cina dalam
penurunan tarif dalam perdagangan bebas di area yang telah disepakati.
Kerja sama yang dilakukan oleh negara Indonesia dan Cina sudah
terjalin sejak lama, apalagi jika dilihat banyak sekali berbagai macam
produk, perlatan rumah, elektronik, dan lain lainya yang berlebelkan
produk cina. Maka tidak heran tentu perdagangan bebas antara Indonesia
dan Cina dalam sekala yang besar. Meskipun disisi lain sektor kebutuhan
negara Indonesia akan produk-produk Cina dapat tercukupi namun, disisi
lain hal tersebut juga memicu kurangnya sumber daya manusia yang
berkompeten dalam pengembangan sumber daya alam juga memicu
ketidakstabilan perekonomian Indonesia yang semakin hari semakin
memburuk. Hal ini menjadi salah satu alasan bagi Indonesia untuk
membagun kerja sama dengan negara lain, khususnya Tiongkok/Cina
dalam bidang ekonomi.
Semenjak banyaknya tersebar virus Covid19 apalagi di Cina yang
jumlah korbannya semakin banyak dan mengalami peningkatan diakhir
tahun 2019 sampai awal tahun 2020, menyebabkan banyaknya sektor
ekspor impor menjadi terhenti karena mengantisipasi persebaran yang
36
semakin luas. Sehingga hal tersebut berdampak terhadap perdagangan
bebas yang ada antara Indonesia dan Cina yang mengalami penurunan
hingga minus 6,8 % (Kompas.com, 10 Mei 2020). Hal tersebut salah satu
faktor penyebabnya adalah dengan pembatasan jumlah ekspor impor dan
juga penurunan jumlah pendapatan seperti Indonesia mengirim minyak
sawit ke negara Cina yang mengalami pemerosotan penjualan sehingga
menganggu kondisi pendapatan Indonesia. Namun, seiring dengan
berlalunya waktu sekarang Covid19 sudah mulai bisa dikendalikan dan
kedua negara tersebut sudah mulai bekerja sama kembali seperti Indonesia
yang membeli obat-obatan dan peralatan kesehatan untuk menanggulangi
persebaran dan penanganan Covid19 di Indonesia.
Sedikit demi sedikit perdagangan bebas atau FTA dinegara
Indonesia mulai diperbaiki, Namun untuk jenis impor ekspor masih
dibatasi dan tentunya kedepannya butuh waktu yang lama untuk
memulihkan kondisi FTA negara Indonesia diperkirakan akan selesai
hingga tahun 2021. Karena banyak yang harus dipulihkan kembali sedikit
demi sedikit setelah banyak mengalami pemerosotan tingkat perkonomian.
Oleh sebab itu, kondisi tersebut juga harus didukung oleh banyaknya
jumlah kesembuhan dari masing-masing negara yang terpapar Covid 19,
agar perdagangan bebas atau FTA juga bisa pulih kembali.
Meskipun Indonesia mengalami penurunan ekonomi yang cukup
signifikan. Namun, pemerintah juga menyiapkan strategi terkait
penyelesaian permasalahan tersebut. Salah satunya yakni pengembangan
sektor pariwisata yang ada di Indonesia semakin dikembangkan, apalagi
didaerah daerah terus dioptimalkan agar dapat memperbaiki kembali
perkonomian yang ada di Indonesia. (Kompas.com, 24 Januari 2020)
37
KESIMPULAN
38
mempunyai pengaruh yang tidak bisa disepelekan. Dinamika politik dalam negeri
Indonesia paska reformasi yang masih bergejolak, konflik antar kelompok politik,
persoalan disintegrasi sosial dan disintegrasi teritorial, proses demokratisasi yang
masih muda dan isu-isu primordial kesemuanya berpengaruh negatif terhadap
keamanan nasional.
STUDI KASUS
39
saat dihubungi alasan pemerintah untuk tidak ikut aksi boikot adalah karena kasus
ini menyangkut isu "non-trade”. Hal ini berarti dampak aksi pemboikotan kepada
perdagangan tidak akan signifikan dalam jangka pendek. justru produsen-
produsen Perancis yang ada di Indonesia yang lebih terkena imbasnya. Disisi lain
akibat pernyataan dari Presiden Prancis Emmanuel Macron tentang Islam, yang dinilai
tidak ada kaitannya dengan perdagangan.
40