DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1 :
1. LIKA AMBU
2. NELSON ALEXANDER RAGA
3. DILA LANDUTANA
4. REYCHI KILAT UMBU KERKEN
5. ERWIN HARU MBAHA
6. PANDA JESI RAMBU LUBU
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa karena anugrahnya kami
dapat menyelsaikan makalah ini, kami juga sampaikan terimakasih kepada dosen pengampu
matakuliah Dasar Perlindungan Tanaman dan pada pihak tempat kami ambil refrensi
Makalah ini membahas tentang mekanisme infeksi atau menyerang dari bakteri xanthomonas
dan tanaman yang di sebabkannya. Oleh karena itu kami berharap makalah ini dapat
bermanfaat kepada masyarakat luas dan bagi pelajar untuk menambah pengetahuan dan
referensi. Dalam pembahasan makalah ini penulis menyadari bahwa masih banyak
kekurangan, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritikan dan saran untuk
penyempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………1
KATA PENGANTAR………………………………………………………………..2
DAFTAR ISI………………………………………………………………………….3
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………….4
1.1. Latar
Belakang…………………………………………………………………....4
1.2. Rumusan Permasalahan
………………………………………………………….5
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………..6
2.1.Mekanisme infeksi dari bakteri…………………………………………………..6
2.2.Penyakit tanaman yang di sebabkan oleh bakteri………………………………...7
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….11
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Menginfeksi tanaman dengan cara masuk kedalam jaringan tanaman melalui luka,
hidatoda, stomata, atau benih yang terkontaminasi. Penyebarannya pada wilayah
persawahan melalui perantara air irigasi. Gejala yang ditimbulkan oleh bakteri ini
tergolong khas, yaitu mulai dari terbentuknya garis basah pada helaian daun yang akan
berubah menjadi kuning kemudian putih. Gejala ini umum dijumpai pada stadium
anakan,berbunga, dan pemasakan. Serangan penyakit pada tanaman yang masih muda
dinamakan kresek, yang dapat menyebabkan daun berubah menjadi kuning pucat, layu,
dan kemudian mati. Kresek merupakan bentuk gejala yang paling merusak. Upaya
pengendalian HDB di dunia terkendala oleh kemampuan patogen untuk membentuk strain
baru yang lebih virulen sehingga teknologi pencarian varietas yang tahan terhadap HDB
menjadi kurang efektif. Sementara itu, penggunaan pestisida berupa bahan kimia
antibakteri diketahui dapat menyebabkan gangguan pada kesehatan manusia dan
lingkungan karena meninggalkan residu. Oleh karena itu, penggunaan agens biokontrol
yang tepat dapat menjadi solus alternatif untuk mengendalikan penyakit HDB. Bakteri
isogenik yang nonpatogen diketahui dapat digunakan sebagai agens biokontrol karena
dapat berkompetisi dengan bakteri patogen. Bakteri isogenik yang nonpatogen tersebut
dapat dihasilkan melalui mutagenesis menggunakan transposon. Transposon merupakan
fragmen DNA yang dapat berpindah dari satu ruas DNA ke ruas DNA lain dalam replikon
yang sama atau antar replikon yang berbeda. Transposon akan menyisip ke dalam genom
dan terutama sekuen DNA yang berperan dalam regulasi suatu proses fisiologis tertentu
seperti sifat virulen, sehingga dapat menyebabkan perubahan ekspresi gen. Transposon
mini-Tn5Km1 digunakan untuk mengkonstruksi mutan Xanthomonas yang tidak
menginduksi reaksi hipersensitivitas sehingga kehilangan atau berkurang sifat virulennya.
Pemanfaatan mutan bakteri yang berkurang atau hilang sifat virulennya diharapkan
mampu membantu mengurangi kerugian produksi padi akibat penyakit HDB.
Hawar Daun Bakteri penyakit ini disebabkan oleh bakteri Xanthomonas campestris pv.
Oryzae dan dapat menurunkan hasil sampai 30%. Penyakit ini banyak terjadi pada musim
hujan atau kemarau yang basah terutama pada lahan sawah yang selalu tergenang, dan
dipupuk N tinggi (≥ 250 kg Urea / ha).
Gejala Serangan
Kresek
Gejala terjadi pada tanaman yang berumur < 30 hari (pada saat persemaian atau tanaman baru
dipindah). Daun-daun berwarna hijau kelabu, melipat dan menggulung. Dalam keadaan parah
seluruh daun menggulung, layu, dan mati. Gejala mirip tanaman yang terserang penggerek
batang.
Hawar
Gejala terjadi pada tanaman yang telah mencapai fase tumbuh anakan sampai fase
pemasakan. Tanaman mula-mula timbul bercak abu-abu kekuningan umumnya pada tepi
daun, gejala akan meluas, membentuk hawar dan akhirnya daun mengering. Dalam keadaan
lembab (terutama diwaktu pagi), kelompok bakteri berupa butiran berwarna kuning keemasan
dapat dengan mudah ditemukan pada daun-daun yang menunjukkan gejala hawar. Dengan
bantuan angin, gesekan antar daun, dan percikan air hujan massa bakteri ini berfungsi sebagai
alat penyebar penyakit HDB.
Cara Mengendalikan
Menanam varietas tahan. Untuk daerah endemis varietas Code dan Angke Bibit padi yang
ditanam tidak dipotong pada bagian ujungnya. Jarak tanam jangan terlalu rapat, disarankan
dengan cara tanam jejer legowo. Pengairan berselang (intermiten), hindari penggenangan
yang terus-menerus pemupukan berimbang, jangan terlalu banyak pupuk N Jika intensitas
penyakit melebihi 20%, semprot dengan bakterisida.
Penyakit kanker yang disebabkan oleh patogen Xanthomonas axonopodis pv. citri,
merupakan penyakit utama yang disebabkan oleh bakteri pada jeruk di dunia (Davies et al
2003). Beberapa jenis jeruk yang rentan di Indonesia adalah jeruk purut (Citrus histryx),
jeruk nipis (C. aurantifolia) dan pamelo (C. maxima Merr.) terutama yang tumbuh pada suhu
20-35°C atau pada agroklimat yang agak panas (Triwiratno 2003).
Gejala awal berupa bercak putih pada sisi bawah daun yang selanjutnya warna hijau gelap,
kadang-kadang berwarna kuning di sepanjang tepinya. Bagian tengah terbentuk gabus warna
coklat. Luka terjadi pada bagian atas dan bawah daun. Pada buah ditandai dengan gejala
serupa dengan di daun tetapi bagian tepi tidak berwarna kuning.
Jeruk komersial jenis siam (Citrus suhuiensis Tan.) di kebun petani Jawa Timur yang
menggunakan pagar dari jenis jeruk purut akan terjadi serangan oleh bakteri ini, karena
sangat berdekatan dengan sumber patogen. Gejala yang ditimbulkan oleh patogen bakteri X.
axonopodis pv. citri, menyebabkan penyakit burik kusam pada buah jeruk komersial
(Triwiratno et al. 2007).
Kanker jeruk dapat dikendalikan dengan fungisida berbahan aktif Copper, dan Antibiotika
seperti Streptomisin dan Kloromisetin. Pengendalian secara kultur teknis dilakukan dengan
cara tidak menanam jenis yang rentan disekitar jenis komersial. Penyemprotan hanya perlu
dilakukan pada musim hujan sebelum terdapat serangan berat.
Bakteri berbentuk batang pendek 1,6 x 0,6 mikrometer. Bersifat gram negatif, bergerak
dengan satu bulu cambuk(flagellum) diujung, tidak membentuk kapsula, dan tidak
membentuk spora.
Bakteri bersifat aerob, dapat tumbuh cepat, tidak membentuk pigmen pada alas makanan
yang mengandung gula
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas kami dapat menyimpulkan bahwa bakteri xanthomonas adalah
penyakit hawar daun dan kanker, gejala ini umum dijumpai pada stadium anakan,berbunga,
dan pemasakan dengan cara menginfeksi tanaman dengan cara masuk kedalam jaringan
tanaman melalui luka, hidatoda, stomata, atau benih yang terkontaminasi. Oleh karena itu,
penggunaan agens biokontrol yang tepat dapat menjadi solus alternatif untuk mengendalikan
penyakit HDB
DAFTAR PUSTAKA