Anda di halaman 1dari 16

HUKUM KONTRAK/HUKUM PERJANJIAN/AKAD

MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas hukum bisnis syariah
Dosen Pengampu: Dianidza Arodha, M.E

Disusun Oleh :

Intan Zurullah (0192021019)


Wildatul Jannah (0222021038)

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL-UTSMANI
JAMBESARI BONDOWOSO
2022-2023
DAFTAR ISI

COVER.........................................................................................................................i

DAFTAR ISI................................................................................................................ii

KATA PENGANTAR................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................2
C. Tujuan Penelitian..............................................................................................2
D. Manfaat Penelitian............................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN

A. Hukum Kontrak................................................................................................4

B. Sistem Terbuka..................................................................................................5

C. Asas-Asas Kontrak...........................................................................................6

D. Unsur-Unsur Perjanjian/Kontrak......................................................................7

E. Syarat Sah Kontrak...........................................................................................9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan......................................................................................................11
B. Saran................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA

ii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu.
Makalah ini memuat tentang ”Hukum Kontrak/Hukum Perjanjian/Akad” dan
berbagai penjelasan-Nya. Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu
tentang hukum bisnis syariah yang kami sajikan berdasarkan dari berbagai sumber.

Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada berbagi pihak yang telah


membantu terselesaikan-Nya makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan
wawasan yang lebih luas kepada pembaca, khusus-Nya kepada penyusun sendiri.
Segala saran dan kritik yang membangun masih kami harapkan agar makalah ini
tersusun dengan baik.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Bondowoso, 21 September 2022

Penulis

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berbicara mengenai hukum kontrak, artinya berbicara mengenai dua hal,


yaitu teori yang mendasari pembentukan dalam suatu kontrak dan teori tentang isi
dari kontrak tersebut. Sumber utama dari suatu kontrak/perjanjian adalah asas
konsensualisme, yang mana dalam KUH Perdata disebut kan dalam Pasal 1338
ayat (1) “semua perjanjian yang dibuat secara sah, berlaku sebagai undang-
undang bagi mereka yang membuatnya.”
Hukum kontrak merupakan bagian dari hukum perikatan karena setiap
orang yang membuat kontrak terikat untuk memenuhi kontrak tersebut.
Ketentuan-ketentuan yang diatur dalam hukum kontrak, termasuk asas-asas yang
ada di dalamnya, diciptakan untuk menghindari kemungkinan terjadinya
permasalahan antara para pihak yang terikat dalam kontrak. Salah satu contohnya
adalah adanya asas iktikad baik.
Menurut Azhar Susanto menyatakan bahwa sistem adalah kumpulan atau
grup dari sub sistem/bagian/komponen atau apapun baik fisik ataupun non fisik
yang saling berhubungan satu sama lain dan dapat bekerja sama untuk mencapai
satu tujuan tertentu. Menurut Sutarman menjelaskan bahwa sistem adalah
kumpulan elemen yang saling berinteraksi dalam kesatuan untuk menjalankan
suatu proses pencapaian suatu tujuan utama. Sedangkan Menurut Jogiyanto
menyatakan bahwa sistem dapat juga didefinisikan dengan pendekatan prosedur
dan komponen.
Adapun asas-asas yang terdapat dalam suatu perjanjian adalah Asas
Kebebasan Berkontrak (Contractvrijheid Beginselen), Asas Konsensualisme,
Asas Pacta Sunt Servanda, Asas Itikat Baik (Goede Trouw), Asas Itikat Baik
(Goede Trouw) dan Asas Kepribadian (Personalitas). Dan adapun unsur-unsur

1
yang terkandung dalam suatu perjanjian adalah 1). Unsur Esensialia, 2). Unsur
Naturalia, dan 3). Unsur Aksidentalia.
Syarat-syarat mengenai sahnya suatu perjanjian atau kontrak seperti yang
tercantum dalam Pasal 1320 KUH Perdata yaitu syarat subyektif dan syarat
objektif.
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis dapat membahas makalah sesuai
mata kuliah hukum bisnis syariah yang berjudul “Hukum Kontrak/Hukum
Perjanjian/Akad”.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu hukum kontrak?

2. Apa itu sistem terbuka?

3. Apa saja asas-asas kontrak?

4. Apa saja unsur-unsur perjanjian/kontrak?

5. Apa saja syarat sah kontrak?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk Mengetahui Hukum Kontrak

2. Untuk Mengetahui Sistem Terbuka

3. Untuk Mengetahui Asas-Asas Kontrak

4. Untuk Mengetahui Unsur-Unsur Perjanjian/Kontrak

5. Untuk Mengetahui Syarat Sah Kontrak

2
D. Manfaat Penelitian

1. Dapat Mengetahui Hukum Kontrak

2. Dapat Mengetahui Sistem Terbuka

3. Dapat Mengetahui Asas-Asas Kontrak

4. Dapat Mengetahui Unsur-Unsur Perjanjian/Kontrak

5. Dapat Mengetahui Syarat Sah Kontrak

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hukum Kontrak
Berbicara mengenai hukum kontrak, artinya berbicara mengenai dua hal,
yaitu teori yang mendasari pembentukan dalam suatu kontrak dan teori tentang isi
dari kontrak tersebut. Sumber utama dari suatu kontrak/perjanjian adalah asas
konsensualisme, yang mana dalam KUH Perdata disebut kan dalam Pasal 1338
ayat (1) “semua perjanjian yang dibuat secara sah, berlaku sebagai undang-
undang bagi mereka yang membuatnya”.
Hukum kontrak merupakan bagian dari hukum perikatan karena setiap
orang yang membuat kontrak terikat untuk memenuhi kontrak tersebut.
Ketentuan-ketentuan yang diatur dalam hukum kontrak, termasuk asas-asas yang
ada di dalamnya, diciptakan untuk menghindari kemungkinan terjadinya
permasalahan antara para pihak yang terikat dalam kontrak. Salah satu contohnya
adalah adanya asas iktikad baik.
Dengan adanya iktikad baik, kepentingan pihak yang satu dapat
diperhatikan oleh pihak lainnya. Hal ini semakin penting untuk diperhatikan
bahkan sebelum perjanjian tersebut dibuat karena dalam banyak kasus, pihak
yang memiliki kedudukan yang lebih kuat sering kali menyalahgunakan keadaan
tersebut sehingga merugikan pihak lain. Jika para pihak yang terikat dalam
kontrak memahami dan menjalankan ketentuan-ketentuan dan asas-asas yang
diatur dalam hukum kontrak, kemungkinan terjadinya dispute antara para pihak
tersebut bisa ditiadakan.1
Dari beberapa pendapat menurut para ahli diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa hukum kontrak adalah bagian dari hukum perikatan dan ketentuan-
ketentuan yang diatur dalam hukum kontrak, termasuk asas-asas yang ada di

1
Ahmadi Miru, Hukum Kontrak & Perancangan Kontrak, (Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada,
2008), 2.

4
dalamnya, dan diciptakan untuk menghindari kemungkinan terjadinya suatu
permasalahan antara para pihak yang terikat dalam kontrak.

B. Sistem Terbuka
Menurut Azhar Susanto menyatakan bahwa sistem adalah kumpulan atau
grup dari sub sistem/bagian/komponen atau apapun baik fisik ataupun non fisik
yang saling berhubungan satu sama lain dan dapat bekerja sama untuk mencapai
satu tujuan tertentu.2 Menurut Sutarman menjelaskan bahwa sistem adalah
kumpulan elemen yang saling berinteraksi dalam kesatuan untuk menjalankan
suatu proses pencapaian suatu tujuan utama. 3 Sedangkan Menurut Jogiyanto
menyatakan bahwa sistem dapat juga didefinisikan dengan pendekatan prosedur
dan komponen.4
Sistem dan prosedur merupakan suatu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan
satu dengan yang lain. Suatu sistem baru dapat terbentuk jika di dalamnya ada
beberapa prosedur yang mengikutinya.” dalam buku Akuntansi, menjelaskan
bahwa sistem merupakan jaringan prosedur yang dibuat atau pola yang terpadu
untuk melakukan kegiatan utama dari perusahaan atau organisasi.
Sistem terbuka (open system) yaitu sistem yang berhubungan dengan
lingkungan dari luar dan dipengaruhi oleh keadaan dari luar. Sistem terbuka juga
menerima masukan dari subsistem lain untuk kemudian menghasilkan keluaran
untuk subsistem lain. Sistem ini mempunyai kemampuan dalam beradaptasi dan
mempunyai sistem pengendalian yang baik karena lingkungan luar yang bersifat
merugikan dapat mengganggu jalannya proses di dalam sistem tersebut”.
Dari beberapa pendapat menurut para ahli diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa Sistem terbuka (open system) adalah sistem yang berhubungan dengan
lingkungan dari luar dan sangat dipengaruhi oleh keadaan dari luar.

2
Azhar Susanto, Sistem Informasi Akuntansi, (Struktur Pengendalian Resiko Pengembangan,
Edisi Perdana, (Bandung: Lingga Jaya, 2013), 22.
3
Sutarman, Pengantar teknologi Informasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), 5.
4
Jogiyanto, Sistem Teknologi Informasi, (Yogyakarta: Andi Offset, 2009), 34.

5
C. Asas-Asas Kontrak
Adapun asas-asas yang terdapat dalam suatu perjanjian adalah sebagai
berikut:
1. Asas Kebebasan Berkontrak (Contractvrijheid Beginselen)
Sebagaimana hasil analisis Pasal 13 38 ayat (1) KUH Perdata, yang
berbunyi: “Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang
undang bagi mereka yang membuatnya”. Asas Kebebasan Berkontrak ini
memberikan kebebasan kepada para pihak untuk:
a. membuat atau tidak membuat perjanjian
b. mengadakan perjanjian dengan siapapun
c. menentukan isi perjanjian dengan siapapun
d. menentukan bentuknya perjanjian, yaitu tertulis atau lisan.
2. Asas Konsensualisme
Sebagaimana dalam Pasal 1320 ayat (1) KUH Perdata. Dalam pasal ini
ditentukan bahwa salah satu syarat sahnya perjanjian, yaitu adanya
kesepakatan kedua belah pihak. Asas konsensualisme pada umumnya tidak
diadakan secara formal, tetapi cukup dengan adanya ke sepakatan kedua belah
pihak. Disini kesepakatan merupakan persesuaian antara kehendak dan
pernyataan yang dibuat oleh kedua belah pihak.
3. Asas Pacta Sunt Servanda
Asas ini merupakan asas kepastian hukum sebagai akibat perjanjian.
Asas ini dapat disimpulkan dari Pasal 1338 ayat (1) KUH Perdata yang
berbunyi: “Perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-
undang” Selain itu pada asas ini juga dikatakan bahwa pihak lain (hakim atau
pihak ketiga) harus menghormati dan tidak boleh mengintervensi substansi
kontrak yang dibuat para pihak, sebagaimana layaknya sebuah undang-
undang.
4. Asas Itikat Baik (Goede Trouw)
Asas ini dapat disimpulkan dalam Pasal 1338 ayat (3) KUH Perdata
yang berbunyi: “Perjanjian harus dilaksanak an dengan itikat baik”. Asas

6
itikat baik ini merupakan asas para pihak, yaitu pihak kreditur dan debitur
harus melaksanakan substansi kontrak berdasarkan kepercayaan atau
keyakinan yang teguh atau kemauan yang baik dari para pihak. Asas itikat
baik ini dibagi 2 (dua): itikat baik nisbi, dimana orang memperhatikan tingkah
laku nyata orang atau subjek. Sedangkan itikat baik mutlak, penilaiannnya
terletak pada akal sehat dan keadilan, dan penilaian keadaan yang dibuat
dengan ukuran objektif (penilaian yang tidak memihak) menurut norma-
norma yang objektif.
5. Asas Kepribadian (Personalitas)
Asas ini merupakan asas yang menentukan bahwa seseorang akan
melakukan dan atau membuat kontrak hanya untuk kepe ntingan perseorangan
saja, sebagaimana dalam Pasal 1315 KUH Perdata yang berbunyi: “Pada
umumnya seseorang tidak dapat mengadakan perikatan atau perjanjian
selain untuk dirinya sendiri”, dan Pasal 1340 KUH Perdata yang menyatakan
bahwa: “Perjanjian hanya berlaku antara pihak yang membuatnya”. Namun
ketentuan ini ada pengecualiannya sebagaimana yang diintrodusir dalam Pasal
1317 KUH Perdata, yang menyatakan: “Dapat pula perjanjian diadakan
untuk kepentingan pihak ketiga, bila suatu perjanjian yang dibuat untuk diri
sendiri, atau suatu pemberian kepada orang lain, mengandung suatu syarat
semacam itu”.5

D. Unsur-Unsur Perjanjian/Kontrak
Perjanjian merupakan suatu perbuatan hukum, perbuatan hukum akan
menimbulkan hubungan hukum atau yang lazim disebut dengan istilah perikatan,
sehingga dapat dikatakan bahwa hubungan hukum perikatan muncul karena
adanya perbuatan hukum perjanjian. Pada saat para pihak menandatangani
perjanjian, para pihak sedang melakukan perbuatan hukum sehingga setelah

5
Op.cit., 39-41.

7
perjanjian itu ditandatangani maka para pihak terikat satu sama lain dalam
hubungan hukum perikatan.6
Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam suatu perjanjian adalah sebagai
berikut:
1. Unsur Esensialia
Unsur esensialia adalah unsur yang harus ada danmerupakan hal pokok
dalam suatu perjanjian, sehingga tanpa hal pokok tersebut perjanjian menjadi
tidak sah dan tidak mengikat para pihak yang membuatnya. Sebagai contoh,
unsur esensialia pada perjanjian jual beli adalah adanya barang dan harga.
Contoh dalam perjanjian pinjam meminjam adalah adanya barang yang
dipinjam dan jumlah/ nilai barang yang dipinjam.
2. Unsur Naturalia
Unsur naturalia adalah ketentuan umum yang tidak bersifat wajib.
Artinya, tanpa pencantuman syarat ini pun perjanjian tetap sah dan tidak
mengakibatkan suatu perjanjian menjadi tidak mengikat. Contoh hal-hal
umum yang termasuk unsur naturalia antara lain cara pembayaran, waktu dan
tempat penyerahan serta biaya pengangkutan dan pemasangan dan instalasi.
Misalnya didalam kontrak jual beli kenderaan ternyata tidak diatur mengenai
biaya pengangkutan dan balik nama, maka dalam hal ini akan berlaku
kebiasaan jika biaya pengangkutan dan balik nama kenderaan dilakukan oleh
pihak penjual.
3. Unsur Aksidentalia
Unsur aksidentalia yaitu berbagai hal khusus (particular) yang
dinyatakan dalam perjanjian yang disetujui oleh para pihak. Aksidentalia
artinya bisa ada atau diatur, bisa juga tidak ada, bergantung pada keinginan
para pihak, merasa perlu untuk memuat atau tidak.

6
Frans Satriyo Wicaksono, Panduan Lengkap Membuat Surat-Surat Kontrak, (Jakarta:
Visimedia, 2008), 48.

8
E. Syarat Sah Kontrak
Hukum perjanjian dimana hal tersebut mengatur dan memuat tentang
hokum kekayaan yang mengenai hak-hak dan kewajiban yang berlaku terhadap
orang-orang atau pihak-pihak tertentu.
Sedangkan menurut teori ilmu hukum, hokum perjanjian digolongkan ke
dalam hukum tentang diri seseorang untuk bertindak serta berhubungan dengan
hal-hal yang diatur dalam suatu perjanjian yang dapat berupa sesuatu yang dinilai
dengan uang. Keberadaan suatu perjanjian atau kontrak tidak terlepas dari
terpenuhinya syarat-syarat mengenai sahnya suatu perjanjian atau kontrak seperti
yang tercantum dalam Pasal 1320 KUH Perdata:
1. Syarat Subyektif
a. Kesepakatan mereka yang membuatnya. Kesepakatan disini adalah adanya
rasa ikhlas atau saling memberi dan menerima antara pihak pihak yang
membuat perjanjian. Kesepakatan tidak ada apabila kontrak dibuat atas
dasar paksaan, penipuan dan kekhilafan.
b. Kecakapan untuk membuatnya. Kecakapan disini adalah para pihak yang
membuat kontrak harus orang-orang yang oleh hukum dinyatakan sebagai
subjek hukum. Pada dasarnya semua orang menurut hukum cakap untuk
membuat kontrak. Yang tidak cakap adalah orang-orang yang ditentukan
hukum, yaitu anak-anak, orang dewasa yang ditempatkan dibawah
pengampuan (curatele) dan orang orang sakit jiwa.
2. Syarat Objektif.
a. Suatu hal tertentu, objek yang diatur kontrak tersebut harus jelas atau
dapat ditentukan dan tidak boleh samar-samar. Hal ini penting untuk
memberikan jaminan atau kepastian kepada pihak-pihak yang terkait.
b. Suatu sebab yang halal. Suatu sebab yang halal adalah isi kontrak tidak
boleh bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, ketertiban
umum dan kesusilaan.

9
Apabila 4 (empat) syarat sah perjanjian tersebut terpenuhi, maka suatu
perjanjian tersebut sah dan mengikat secara hukum bagi para pihak yang
membuatnya. Jika dalam perjanjian itu terdapat ketidakbebasan kehendak
(wilsgebrek), maka perjanjian itu dapat dibatalkan. Suatu perjanjian dianggap
tidak ada kebebasan kehendak apabila terjadinya karena:
1. Paksaan (dwang)
2. Kekeliruan (dwaling)
3. Penipuan (bedrog)

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari beberapa penjelasan pada bab-bab sebelumnya penulis dapat


disimpulkan bahwa Hukum kontrak merupakan bagian dari hukum perikatan
karena setiap orang yang membuat kontrak terikat untuk memenuhi kontrak
tersebut. Ketentuan-ketentuan yang diatur dalam hukum kontrak, termasuk asas-
asas yang ada di dalamnya, diciptakan untuk menghindari kemungkinan
terjadinya permasalahan antara para pihak yang terikat dalam kontrak. Salah satu
contohnya adalah adanya asas iktikad baik.
Menurut Azhar Susanto menyatakan bahwa sistem adalah kumpulan atau
grup dari sub sistem/bagian/komponen atau apapun baik fisik ataupun non fisik
yang saling berhubungan satu sama lain dan dapat bekerja sama untuk mencapai
satu tujuan tertentu. Menurut Sutarman menjelaskan bahwa sistem adalah
kumpulan elemen yang saling berinteraksi dalam kesatuan untuk menjalankan
suatu proses pencapaian suatu tujuan utama. Sedangkan Menurut Jogiyanto
menyatakan bahwa sistem dapat juga didefinisikan dengan pendekatan prosedur
dan komponen.
Adapun asas-asas yang terdapat dalam suatu perjanjian adalah Asas
Kebebasan Berkontrak (Contractvrijheid Beginselen), Asas Konsensualisme,
Asas Pacta Sunt Servanda, Asas Itikat Baik (Goede Trouw), Asas Itikat Baik
(Goede Trouw) dan Asas Kepribadian (Personalitas). Dan adapun unsur-unsur
yang terkandung dalam suatu perjanjian adalah 1). Unsur Esensialia, 2). Unsur
Naturalia, dan 3). Unsur Aksidentalia.
Syarat-syarat mengenai sahnya suatu perjanjian atau kontrak seperti yang
tercantum dalam Pasal 1320 KUH Perdata yaitu syarat subyektif dan syarat
objektif.

11
B. Saran

Dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh


karena itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca senantiasa pemakalah
harapkan, yang nantinya dapat djadikan sebagai titian usaha perbaikan lebih
lanjut.

12
DAFTAR PUSTAKA

Jogiyanto. 2009. Sistem Teknologi Informasi. Yogyakarta: Andi Offset.

Miru, Ahmadi. 2008. Hukum Kontrak & Perancangan Kontrak. Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada.

Susanto, Azhar. 2013. Sistem Informasi Akuntansi, (Struktur Pengendalian Resiko


Pengembangan Edisi Perdana). Bandung: Lingga Jaya.

Sutarman. 2009. Pengantar teknologi Informasi. Jakarta: Bumi Aksara.

Wicaksono, Frans Satriyo. 2008. Panduan Lengkap Membuat Surat-Surat Kontrak.


Jakarta: Visimedia.

13

Anda mungkin juga menyukai