1
KATA PENGANTAR
ini guna memenuhi tugas Kelompok untuk mata kuliah etika dan hukum bisnis
Tidak lupa saya ucapkan terimakasih kepada Bapak Ir. John Tomy, M.Si, selaku
dosen pengampu etika dan hukum bisnis yang membimbing kami dalam pengajaran
tugas makalah ini. kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh
dari kata sempurna maka dari itu kami memohon saran dan kritik dari teman-teman,
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata
Oleh karena itu, kami selaku kelompok tiga mengharapkan segala bentuk saran serta
masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak dan kami berharap
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pihak yang membacanya.
Kelompok 03 AGB 01
2
DAFTAR ISI
Perjanjian atau kontrak diatur Pasal 1313 KUH Perdata. Pasal 1313 KUH
Perdata berbunyi: “perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu pihak atau
lebih mengikat dirinya terhadapsatu orang atau lebih.” Menurut teori baru yang
3
dikemukakan oleh Van Dunne, yang diartikan dengan perjanjian, adalah “ suatu
hubungan hukum antara dua pihak atau lebih berdasarkan kata sepakat untuk
menimbulkan akibat hukum.” Menurut Salim H.S., S.H., M.S., perjanjian atau
kontark merupakan hubungan hukum antara subjekhukum yang satu dengan dengan
subjek hukum yang lain dalam bidang harta kekayaan, dimanasubjek hukum ang satu
berhak atas prestasi dan begitu juga subjek hukum yang lain berkewajiban untuk
suatu perjanjian adalah suatu peristiwa dimana seorang berjanji kepada seoranglain
atau dimana dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan satu hal. Dari peristiwa
ini, timbullahsuatu hubungan antara dua orang tersebut yang dinamakan perikatan.
perikatan yang lahir dariperjanjian dan ada perikatan yang lahir dari undang-undang,
(Safitri,2020)
pengertian yang sama, dapat disimak dari judul Buku III titel kedua tentang
4
“Perikatanperikatan yang lahir dari Kontrak atau Perjanjian” yang dalam bahasa
worden”. Pengertian ini juga didukung oleh pendapat banyak sarjana, Hofmann dan J.
pengertian, subyek, obyek, asas, syarat sah, hukum, kontrak,prestasi dan wanprestasi
serta berakhirnya perjanjian atau kontrak. Dengan permasalahan diatas maka penulis
1.3. Tujuan
Adapaun tujuan penulisan makalah ini selain memenuhi tugas dari dosen,
sesuai dengan rumusan masalah diatas penulisan makalah ini mempunyai tujuan
sebgai berikut :
5
1. Mengetahui apa pengertian perjanjian (kontrak).
2. Mengetahui syarat sahnya perjanjian (kontrak).
3. Mengetahui apasaja asas dalam perjanjian (kontrak).
4. Mengetahui sumber hukum perjanjian (kontrak).
5. Mengetahui apasubyek dan obyek perjanjian (kontrak).
6. Mengetahui prestasi dan wanprestasi dalam perjanjian (kontrak).
7. Mengetahui bagaimana berakhirnya perjanjian (kontrak).
BAB II PEMBAHASAN
Menurut Pasal 1313 KUH Perdata Perjanjian adalah sebagai suatu persetujuan
dengan mana dua orang atau lebih saling mengikatkan diri untuk melaksanakan suatu
6
hal mengenai hartakekayaan. Perjanjian yang dibuat tersebut dapat berbentuk kata-
Kontrak merupakan tindakan yangdilakukan oleh dua atau lebih pihak yang
mana masing-masing pihak dituntut untuk melakukan suatu prestasi. Sedangkan arti
dimaksud kontrak bisnis adalah suatu perjanjian berbentuk tertulis dimana isi atau
substansinya disepakati oleh para pihakyang terikat di dalamnya, serta memiliki nilai
komersial,(Ery,2018).
hubungan hukum. Dalam prakteknya suatu kontrak tidak selalu terlaksana maksud
dan tujuannya. Hal tersebut dapat mengakibatkan adanya wanprestasi, baik yang
dilakukan oleh pihak kreditur maupun debitur. Selain itu dapat juga karena
majeur.Tidak tercapainya maksud dan tujuan suatu kontrak yang disebabkan karena
Hukum kontrak adalah bagian dari hukum privat. Hukum ini memusatkan
perhatian pada kewajiban untuk melaksanakan kewajiban sendiri. Suatu kontrak atau
perjanjian menjadi sah dan mengikat secara hukum bagi para pihak yang
membuatnya.
7
Syarat sahnya perjanjian diatur dalam Pasal 1320 (Novi, 2017).
Dalam Pasal 1320 tersebut menentukan empat syarat sahnya perjanjian, yaitu :
2. Adanya perizinan sebagai kata sepakat secara sukarela dari mereka yang
membuat perjanjian(toestemming).
ditetapkan oleh undang-undang. Perjanjian yang sah diakui dan diberi konsekuensi
pokok untuk menguji keabsahan perjanjian yang dibuat para pihak (Novi, 2017).
Menurut pasal 1338 KUH Pdt menyatakan bahwa perjanjian yang dibuat
secara sah berlaku sebagai undang undang bagi mereka yang membuatnya.
A. Asas Konsesualisme
Asas konsesualisme adalah perjanjian akan terjadi jika telah ada kesepakatan
antara pihak yang mengadakan kontrak. Berdasarkan pada ketentuan Pasal 1320 KUH
Perdata ayat 1, pada dasarnya perjanjian dan perikatan yang timbul sudah dilahirkan
8
sepakat dari salah satu pihak yang membuat perjanjian, maka perjanjian yang dibuat
dapat dibatalkan,(Siti,2019).
bebas melakukan apa yang diperjanjikan, bebas pula menentukan bentuk kontak yang
akan dilakukan.Asas kebebasan berkontrak dasar hukumnya pada rumusan Pasal 1320
ayat 4 KUH Perdata yang berbunyi “suatu sebab yang tidak terlarang”.Dengan asas
kebebasan berkontrak ini, para pihak yang membuat dan mengadakan perjanjian
melahirkan kewajiban apa saja, selama dan sepanjang prestasi yang wajib dilakukan
tersebut bukanlah sesuatu sebab yang terlarang, ketentuan Pasal 1337 KUH Perdata
yang menyatakan bahwa : “Suatu sebab adalah terlarang, apabila dilarang oleh
merupakan titik tolaknya adalah kepentingan individu pula. dapat dipahami bahwa
(Christiana,2009).
Asas Pacta sunt servanda adalah kontak merupakan undang undang bagi orang yang
membuatnya (mengikat).Asas yang diatur dalam Pasal 1338 KUH Perdata, ialah
semua perjanjian yang dibuat secara sah, berlaku sebagai Undang-undang bagi
9
mereka yang membuatnya. Merupakan konsekuensi logis dari ketentuan Pasal 1233
KUH Perdata, yang menyatakan bahwa setiap perikatan dapat lahir karena undang-
undang maupun karena perjanjian Sebagai perikatan yang dibuat dengan sengaja, atas
kehendak para pihak secara sukarela, maka segala sesuatu yang telah disepakati,
disetujui oleh para pihak harus dilaksanakan oleh para pihak sebagaimana telah
dikehendaki oleh mereka. Dalam hal salah satu pihak dalam perjanjian tidak
D. Asas Kepribadian
Asas yang menentukan bahwa seseorang yang akan melakukan atau membuat
kontrak hanya untuk kepentingan perorangaan. Yang mana dapat dilihat dalam pasal
1315 dan pasal 1340 KUH perdata. Pasal 1315 KUH perdata berbunyi pada umumnya
seseorang tidak dapat mengadakan perikatan atau perjanjian selain untuk dirinya
sendiri. Pasal 1340 KUH perdata berbunyi: perjanjian hanya berlaku antara pihak
yang membuatnya.. berarti bahwa perjanjian yang dibuat oleh para pihak hanya
berlaku bagi mereka yang membuatnya. Dalam pasal 1317KUH perdata yang
berbunyi : dapat pula perjanjian diadakan untuk kepentingan pihak ketiga, bila suatu
perjanjian dibuat untuk diri sendiri. Sedan dalam pasal 1318 KUH perdata tidak
hanya mengatur perjanjian untuk diri sendiri, tetapi juga untuk kepentingan ahli
10
E. Asas Itikad Baik
Asas ini disimpulkan dari pasal 1338 ayat (3) KUHP perdata pasal 1338 ayat
(3) KUH perdata berbunyi :perjanjian harus dilaksanakan dengan etikad baik. Asas
itikadmerupakan asas bahwa para pihak yaitu pihak kreditur dan debitur harus
dan kemauan baik dari para pihak. Asas itikad baik dibagi menjadi dua macam , yaitu
itikad baik nisbi dan itikad baik mutlak. Pada itikad baik nisbi , orang memperhatikan
sikap dan tingkah laku yang nyata dari subjek. penilainya terletak pada akal sehat dan
keadilan , dibuat ukuran yang objektif untuk menilai keadaan (penilaiian tidak
A. Asas Kepercayaan
C. Asas Keseimbangan
D. Asas Moral
E. Asas Kepatutan
F. Asas Kebiasaan
Artinya,keputusan itu haruslah dari penguasa yang berwenang untuk itu. Sumber
11
hukum dalamarti sebagai asalnya hukum, membawa kepada suatu penyelidikan
peraturan dapat pula berupa ketetapan. Sumber hukum dalam pengertiannya sebagai
jenisjenis dan bentuk-bentuk dari peraturan dan ketetapan. Selain itu pengertian
hukumnya entah dari penguasa atau rakyatnya, dan juga teori-teori, pendapat-
persamaan persepsi tentang sumber hukum itu sendiri. Untuk itu penulis ingin
2. perundang-undangan
3. kebiasaan
4. presiden. Selain itu jugapenulis juga akan menjelaskan pengertian dan macam-
sumbersumber hukum formil dan sumber hukum materiil serta sumber tertib
12
2.5 Subjek dan Objek Hukum Kontrak
suatu kondisi tertentu agar dapat mengikat para pihak yang membuatnya. Jika subjek
hukumnya adalah “orang” , orang tersebut harus sudah dewasa. Namun, jika
subjeknya
Kedua jenis subjek hukum tersebut memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam
melakukan kontrak. Oleh karena itu, dalam hukum perjanjian, yang dapat menjadi
subjek hukumnya adalah individu dengan individu atau pribadi dengan pribadi, badan
disebutkan bahwa benda dapat dibagi menjadi 2, yakni benda yang bersifat kebendaan
sifatnya dapat dilihat, diraba, dirasakan dengan panca indera, terdiri dari benda
berubah atau berwujud, meliputi Benda bergerak/tidak tetap karena sifatnya adalah
benda yang dapat dipindahkan, misalnya meja, kursi, dan yang dapat berpindah
sendiri contohnya ternak..Dan benda tidak bergerak karena sifatnya, yakni tanah dan
segala sesuatu yang melekat diatasnya, misalnya pohon, tumbuh-tumbuhan, area, dan
patung.Benda tidak bergerak karena tujuannya yakni mesin alat-alat yang dipakai
dalam pabrik.
13
B. Benda Yang Bersifat Tidak Kebendaan (Immateriekegoderen).
yang dirasakan oleh panca indera saja (tidak dapat dilihat) dan kemudian dapat
harta kekayaan debitur. Dalam pasal 1131 dan 1132 KUH Perdata dinyatakan bahwa
harta kekayaan debitur baik yang bergerak maupun tidak bergerak, menjadi jaminan
memberi dan menerima secara riil dalam bentuk tindakan nyata, pihak yang satu
menyatakan memberi sesuatu kepada dan menerima sesuatu dari pihak lain, dan pihak
lain juga menyatakan memberi sesuatu kepada dan menerima secara riil yang
wenang berbuat menurut hukum yang ditentukan oleh undang-undang sebagai berikut
14
b. Walaupun belum dewasa, tetapi sudahpernah menikah;
Prestasi adalah objek perikatan. Supaya objek perikatan itu dapat di penuhi
Sifat ini memungkinkan debitur memenuhi perikatan. Jika prestasi itu tidak
Artinya, prestasi itu dapat dipenuhi oleh debitur secara wajar dengan segala
ketertiban umum, dan tidak bertentangan dengan kesusilaan masyarakat. Jika prestasi
Jika prestasi berupa satu kali perbuatan dilakukan lebih dari satu kali, dapat
15
mengakhiri perikatan, sedangkan lebih dari satu kali perbuatan maksudnya
kewajiban sebagaimana yang ditentukan dalam perjanjian yang dibuat kreditur dan
debitur dan mempunyai hubungan erat dengan somasi. Artinya, seorang debitur baru
dikatakan wanprestasi apabila ia telah diberikan somasi oleh kreditur atau juru sita.
Apabila somasi itu tidak diindahkannya, maka kreditur berhak membawa persoalan
itu ke pengadilan, dan pengadilanlah yang akan memutuskan, apakah debitur wan
kemungkinan alasan,yaitu :
dari suatu perjanjian atau karena kontrak sudah di fasakh oleh salah satu pihak yang
disebabkan karena keadaan tertentu. Suatu kontak selalu menimbulkan hak dan
kewajiban yang harus ditunaikan oleh para pihak.Kontrak dapat pula dilaksanakan
dalam jangka waktu tertentu yang ditunaikan menurut hukum Islam dan hukum
perdata. Kontrak dalam perspektif hukum Islam disebut juga sebagai perjanjian yang
16
berlandasakan ketentuan syariat, sementara kontrak dalam perspektif hukum perdata
diperlukan mengingat perkembangan bisnis yang semakin pesat dan kontrak yang
terjadi semakin modern. Dengan demikian dapat memberi wawasan bagi pelaku
Dalam hukum perjanjian, meskipun ada persamaan tentang sebab sebab yang
dapat mengakhirkan kontak, namun realitas tetap dijumpai beberapa perbedaan yang
terkait dengan sebab sebab berakhirnya suatu akad. Menurut Burhanuddin, suatu
kontrak dikatakan berakhir apabila hubungan hukum diantara para pihak telah
terputus. dengan putusnya hubungan tersebut maka keterkaitan para pihak terhadap
ketentuan syara’ yang terkait dengan akad untuk melaksanakan hak dan kewajiban
(al-haqq wa iltizam) sebagai syarat penyerta hasil kesepakatan para pihak sudah tidak
berlaku. Menurutnya, terdapat dua faktor utama yang menyebabkan syarat syarat akad
tidak lagi berlaku bagi para pihak ialah karena adanya pembatalan (fasakh) dan
dengan adanya fasakh dan infisakh. Dibawah ini adalah penjelasan dari berakhirnya
Maksud akad tidak lazim adalah akad yang memungkinkan pihak pihak akad
untuk membatalkan akad walaupun tanpa persetujuan pihak akad yang lain selama
17
tidak terkait hak orang lain. tetapi jika pembatalan ini merugikan hak orang lain dan
2. Pembatalan Akad Salah Satu Pihak Berlakunya Hak Khiyar Dalam Akad
membatalkan akad. Hak khiyar ialah hak untuk membatalkan atau meneruskan akad.
Hak khiyar bisa berlaku baik sebelum atau sesudah kesempatan (ijab qabul).
Pembatalan melalui hak khiyar setelah terjadi ijab qabul hanya boleh terhadap akad
lazim yang menerima upaya pembatalan (fasakh). Pembatalan itupun boleh berlaku
selama masih berada dalam batasan waktu yang dipersyaratkan selama akad
berlangsung. Pembatalan melalui khiyar merupakan hak salah satu pihak, karena itu
menjadi kewajiban pihak lain untuk memenuhinya. Tanpa adanya hak khiyar atau
hukumnya.Namun syarat berlakunya hak khiyar ialah selama ada sebab yang terbukti
dapat merugikan salah satu pihak sehingga merusak keridhaan (’uyub al ridha).
dibenarkan syara’, merupakan perbuatan pelanggaran hukum dan dapat dikenai sanksi
sesuai dengan kerugian yang ditimbulkan. Termasuk di dalam hal yang perlu
dikenakan sanksi adalah pihak yang tidak menjalankan kewajiban akad (wanprestasi)
namun, apabila pembatalan akad disebabkan oleh faktor eksternal seperti, bencana
18
yang seolah olah tidak terjadi akad. Dalam kondisi demikian para pihak tidak
3.1 Kesimpulan
Kontrak adalah peristiwa dua orang atau lebih untuk saling berjanji dalam
melakukan atau tidak melakukan suatu perbuatan tertentu, biasanya diadakan secara
tertulis. Para pihak yang melakukan kesepakatan wajib untuk mentaati dan
sebut perikatan. Kemudian syarat sahnya perjanjian atau kontrak menurut pasal 1320
KUHP adalah adanya kata sepakat antara pihak dalam perjanjian, adanya kecakapan
berkontrak, AsasPacta Sunt Servanda, Asas Kepribadian, Asas Itikad Baik disampin
g itu beberapa asas lain dalam standar kontak. Suatu kontrak akan berhenti atau
pembayaran tunai di ikuti oleh penyimpanan produk yang hendak dibayarkan itu di
19
Jadi, dalam suatu perjanjian atau kontrak itu ada syarat yang harus dipenuhi
untuk mengikat suatu perjanjian dan ada suatu hokum yang mengikatnya serta adanya
berakir jika terjadi hal yang membuat kontrak itu harus berakir.
3.2 Saran
Adapun saran yang dapat kami sampaikan untuk dalam pembuatan makalah
ini diharapkan mendapat pengapresiasi dan masukan baik mengenai materi dalam isi
makalah maupun dalam berbagai sumber pembuatan makalah. Serta lebih teliti dan
cermat dalam penulisan maupun pengutipan baik dari buku maupun sumber
terpercaya. Dan yang terakhir kami mengharapkan semoga selalu semangat dalam
menghadapi kesulitan dan menjadikan tugas makalah ini menjadi tugas yang Pertama
di semester 3 ini dan semoga menjadi awal yang baik untuk tugas-tugas berikutnya.
20
DAFTAR PUSTAKA
21