Tentang
Penyelesaian sengketa bisnis
Penulis
Selena Sev-vin
2006476461
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Penyelesaian
sengketa bisnis ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari
bapak yulius eka agung seputra, SAK, ST, MSI pada bidang studi Akuntansi
Hukum bisnis. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang Penyelesaian sengketa bisnis bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak yulius eka agung seputra, SAK, ST,
MSI selaku dosen pada bidang studi Akuntansi Hukum bisnis, yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai
dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
Selena Sev-vin
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan..................................................................................................................1
BAB II.............................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.............................................................................................................................2
A. Sengketa Bisnis.....................................................................................................................2
B. Penyebab Timbulnya sengketa bisnis...................................................................................3
C. Cara penyelesaian sengketa bisnis........................................................................................3
D. Persidangan bersifat terbuka.................................................................................................4
E. Bentuk upaya penyelesaian sengketa....................................................................................6
BAB III...........................................................................................................................................8
PENUTUP......................................................................................................................................8
A. Kesimpulan...........................................................................................................................9
B. Saran.....................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini aktivitas bisnis berkembang begitu pesatnya dan terus merambah ke berbagai
bidang, baik menyangkut barang maupun jasa. Bisnis merupakan salah satu pilar
penopang dalam upaya mendukung perkembangan ekonomi dan pembangunan. Dalam
melakukan bisnis tidak mungkin pelaku bisnis terlepas dari hukum karena hukum sangat
berperan dalam berbisnis agar bisnis bisa berjalan dengan lancar, tertib, dan aman,
sehingga tidak ada pihak-pihak yang dirugikan akibat adanya kegiatan bisnis tersebut,
maka dari itu penting untuk kita mengetahui dari mana saja sumber hukum bisnis itu, apa
saja ruang lingkup hukum itu serta aspeknya dan bagaimana cara kita menjadi seorang
yang menggeluti dunia bisnis sesuai dengan hukum bisnis, dan apa saja fungsi hukum
bisnis.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sengketa Bisnis
1. Pengertian
A. Sengketa perniagaan
B. Sengketa perbankan
C. Sengketa keuangan
D. Sengketa penanaman modal
E. Sengketa perindustrian
F. Sengketa HKI
G. Sengketa konsumen
H. Sengketa kontrak
I. Sengketa pekerjaan
J. Sengketa perburuhan
K. Sengketa perusahaan
L. Sengketa hak
M. Sengketa property
N. Sengketa pembangunan konstruksi.
2
B. Penyebab Timbulnya sengketa bisnis
A. Litigasi
1. Pengadilan umum
3
B. Kuputusan dibuat oleh pihak ketiga yang ditunjuk oleh negara (hakim)
C. Para pihak tidak terlibat dalam pembuatan keputusan
D. Sifat keputusan memaksa dan mengikut
2. Pengadilan Niaga
Non litigasi
Selain itu, banyak cara menyelesaikan suatu pertikaian diantaranya yaitu dengan
Arbitrase, Negoisasi, Mediasi, dan Konsiliasi. Ketiga cara penyelesaian ini bisa
digunakan agar pertikaian dapat segera teratasi bermula dari penyelesaian dengan
membicarakan baik-baik diantara kedua pihak yang bertikai, berlanjut bila pertikaian
tidak dapat diselesaikan diantara mereka maka dibutuhkan pihak ketiga yaitu sebagai
mediasi, selanjutnya jika tidak dapat melalui mediasi maka dibutuhkan pihak yang
tegas untuk menyelesaikan permasalahan yang ada. Jika tidak dapat diselesaikan juga
maka membutuhkan badan hukum seperti pengadilan untuk menyelesaikan masalah
tersebut, cara ini disebut dengan Litigasi. Secara keseluruhan cara-cara tersebut dapat
digunakan sehingga pertikaian dapat terselesaikan.
4
Lembaga penyelesaian Non Litigasi melalui mekanisme:
Arbitrase
Istilah Arbitrase berasal dari kata “Arbitrare” (bahasa Latin) yang berarti kekuasaan
untuk menyelesaikan sesuatu perkara menurut kebijaksanaan.
Putusan Arbitrase bersifat mandiri, final dan mengikat (seperti putusan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap) sehingga ketua pengadilan tidak diperkenankan
memeriksa alasan atau pertimbangan dari putusan Arbitrase nasional tersebut
Negosiasi
Negoisasi dalah proses yang melibatkan upaya seseorang untuk mengubah (atau tak
mengubah) sikap dan perilaku orang lain. Tujuannya untuk mencapai kesepakatan
yang menyangkut kepentingan timbal balik dari pihak-pihak tertentu dengan sikap,
sudut pandang, dan kepentingan-kepentingan yang berbeda satu dengan yang lain.
Negoisasi termasuk suatu bentuk pertemuan antara dua pihak dimana kedua belah
pihak bersama-sama mencari hasil yang baik, demi kepentingan kedua pihak.
Mediasi
Konsiliasi
5
Konsiliasi adalah usaha mempertemukan keinginan pihak yang berselisih untuk
mencapai persetujuan dan penyelesaian. Namun. UU Nomor 30 tahun 1999 tidak
memberikan suatu rumusan yang eksplisit atas pengertian dari konsiliasi. Akan
tetapi, rumusan itu dapat ditemukan dalam Pasal 1 angka 10 dan alinea 9 penjelasan
umum, yakni konsiliasi merupakan salah satu lembaga untuk menyelesaikan
sengketa.
1. Upaya administratif
Upaya administratif adalah seperti yang disebutkan dalam penjelasan Pasal 48 ayat 1,
yaitu suatu prosedur yang dapat ditempuh oleh seseorang atatu badan hukum perdata
apabila ia tidak puas terhadap suatu Keputusan Tata Usaha Negara. Dalam
kepustakaan hukum Tata Usaha Negara ditemukan beberapa istilah yang lazim
digunakan untuk menyebut istilah upaya administratif, antara lain administratif
beroep, quasi rechtspraak atau peradilan administrasi semu.
Dari penjelasan Pasal 48 ayat 1 dapat diketahui bahwa bentuk dari upaya
administratif dapat berupa:
A. Keberatan, yaitu prosedur yang dapat ditempuh oleh seseorang atau badan hukum
perdata yang tidak puas terhadap Keputusan Tata Usaha Negara, yang penyelesaian
sengketa TataUsaha Negara sebagai akibat dikeluarkannya Keputusan Tata Usaha
Negara yang dimaksud.
B. Banding Administratif, yaitu prosedur yang dapat ditempuh oleh seseorang atau
badan hukum perdata yang tidak puas terhadap Keputusan Tata Usaha Negara, yang
penyelesaian sengketa Tata Usaha Negara sebagai akibat dikeluarkannya Keputusan
Tata Usaha Negara tersebut, dilakukan oleh atasan dari Badan atau Pejabat Tata
Usaha Negara yang mengeluarkan Keputusan Tata Usaha Negara atau instansi lain
dari Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang mengeluarkan Keputusan Tata
Usaha Negara.
2. Upaya Gugatan
6
Dengan adanya ketentuan tentang penyelesaian sengketa TUN melalui upaya
administratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 48 ayat 1 dan 2.
Syarat-syarat gugatan untuk sengketa Tata Usaha Negara sebagaimana dalam pasal
56 ayat 1 diatas, untuk perkara perdata di dalam HIR atau RBG tidak ada
ketentuannya, sehingga terpaksa syarat-syarat gugatan untuk perkara perdata
berpedoman pada ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 angka 3.
Dari ketentuan yang terdapat dalam Pasal 56 ayat 1 dapat diketahui bahwa
syaratsyarat yang harus dimuat dalam surat gugatan adalah sebagai berikut:
3. Perdamaian
Gugatan untuk penyelesaian sengketa Tata Usaha Negara adalah gugatan tentang sah
atau tidak sahnya Keputusan Tata Usaha Negara yang menimbulkan terjadinya
sengketa Tata Usaha Negara. Mengingat gugatan untuk penyelesaian sengketa
menyangkut tentang sah atau tidak sahnya keputusan, maka sebenarnya untuk
penyelesaian sengketa tidak dikenal adanya perdamaian, yang terbukti dalam UU
Nomor 5 Tahun 1986 sendiri, tidak ada ketentuan tentang perdamaian seperti yang
terdapat dalam penyelesaian perkara perdata.
Oleh karena itu, sudah tepat jika Mahkamah Agung memberikan petunjuk bahwa
kemungkinan adanya perdamaian antara para pihak-pihak hanya terjadi diluar
persidangan. Jika antara para pihak dalam sengketa di luar pemeriksaan sidang
7
Pengadilan sampai terjadi perdamaian, Surat Edaran Mahkamah Agung RI tersebut
memberikan petunjuk lebih lanjut sebagai berikut:
A. Penggugat mencabut gugatannya secara resmi dalam sidang terbuka untuk umum
dengan menyebutkan alasan pencabutannya.
Yang menarik pehatian dari petunjuk Mahkamah Agung tersebut adalah pencabutan
gugatan oleh penggugat dalam sidang terbuka untuk umum tersebut harus mendapat
persetujuan dari pengadilan, maksudnya agar pengadilan dapat mengadakan penelitian
apakah dalam pencabutan gugatan oleh penggugat ini terdapat unsur paksaan,
mengelirukan atau tipuan yang dilakukan oleh tergugat. Jika sampai ternyata dijumpai
adanya unsur tersebut, dengan sendirinya pengadilan tidak akan mengabulkan pencabutan
gugatan yang akan dilakukan oleh penggugat. Petunjuk dari Mahkamah Agung RI
tersebut dapat dimengerti, karena dalam penyelesaian sengketa, kedudukan tergugat lebih
dominan jika dibandingkan dengan kedudukan penggugat.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sengketa bisnis adalah perilaku pertentangan antara kedua orang tua lembaga atau
lebih
yang menimbulkan suatu akibat hukum dan karenanya dapat diberikan sanksi hukum
bagi salah satu diantara keduanya yang melakukan bisnis atau kerjasama. Cara
menyelesaikan sengketa bisnis tersebut bisa dilalui dengan cara Adjukatif,
Konsensual/Kompromi, Quasi Adjukatif, Litigasi, Non Litigasi. Bentuk upaya
menyelesaikan sengketa bisnis terdiri dari Upaya Administratif, Upaya Gugatan,
Perdamaian.
B. Saran
Demikianlah makalah yang saya buat ini, semoga bermanfaat dan menambah
pengetahuan para pembaca. Saya mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam
penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas. Karena saya hanyalah manusia biasa
yang tak luput dari kesalahan, dan saya juga sangat mengharapkan saran dan kritik
dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Sekian penutup dari saya semoga
dapat diterima di hati dan saya ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya.
9
DAFTAR PUSTAKA
10