Anda di halaman 1dari 7

Praktik Mediasi Di luar Pengadilan

Tugas Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Arbitrase Dan Alternative Penyelesaian Sengketa
Yang Di Ampuh Oleh :
Bhismoadi Tri Wahyu Faizal, M.H.

Disusun Oleh :
Ryan Ivan Bahtiar (20382041105)
Sofry Habibullah (20382041156)
Lizamah (20382 )
Taufik Hidayat (2038 )

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI MADURA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT.Yang telah melimpahkan karunianya sehingga kami
diberi kesehatan dan dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan benar.Shalawat serta
salam tetap tercurah limpahkan kepada junjungan kita Nabi besar Nabi Muhammad SAW,yang
telah membawa kita dari zaman kebodohan ke zaman yang canggih seperti sekarang
ini,sehingga kami bisa mencari refrensi dengan lancar dalam menyelesaikan makalah ini.
Pembuatan penyusunan makalah dengan materi “Praktik Mediasi Di luar Pengadilan” kami
berharap agar makalah ini berguna bagi para pembaca,agar lebih meningkatkan kesadaran
untuk menghargai hasil karya cipta seseorang dan benar-benar menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak
kesalahan.Oleh sebab itu,kritik dan saran yang membangun sangat kami butuhkan agar di masa
yang akan datang kami bisa lebih baik lagi.
Kami ucapkan terimakasih kami kepada orang-orang yang telah membantu dalam
menyelesaikan pembuatan makalah ini. Kami haturkan terima kasih kepada kedua orangtua kami
yang telah memfasilitasi kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dan kami juga
haturkan terimakasih kepada yang terhormat bapak Bhismoadi Tri Wahyu Faizal, M.H.yang
telah membimbing kami atas saran dan masukannya sehingga makalah ini dapat di selesaikan
dengan baik .

September 2022
penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2

BAB 1..............................................................................................................................................4

PENDAHULUAN...........................................................................................................................4

A. Latar Belakang....................................................................................................................4

B. Rumusan Masalah..............................................................................................................4

C. Tujuan Penulisan...............................................................................................................4

BAB ll..............................................................................................................................................4

PEMBAHASAN..............................................................................................................................4

A. Mediasi sengketa perburuhan...........................................................................................5

B. Mediasi sengketa hak kekayaan intelektual.....................................................................5

C. Mediasi sengketa konsumen..............................................................................................6

D. Mediasi sengketa pasar modal...........................................................................................6

BAB llI.............................................................................................................................................6

PENUTUP.......................................................................................................................................6

A. Kesimpulan..........................................................................................................................6

B. Saran....................................................................................................................................6

Daftar Pustaka..................................................................................................................................6
BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan mediasi sengketa perburuhan)?
2. Apa yang diamksud dengan mediasi sengketa hak kekayaan intelektual ?
3. Apa yang dimaksud dengan mediasi sengketa konsumen?
4. Apa yang dimaksud dengan mediasi sengketa pasar modal?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan mediasi sengketa perburuhan?
2. Untuk mengetahui apa yang diamksud dengan mediasi sengketa hak kekayaan intelektual ?
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan mediasi sengketa konsumen?
4. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan mediasi sengketa pasar modal?

BAB ll

PEMBAHASAN
A. Mediasi sengketa perburuhan
Penyelesaian sengketa perburuhan melalui arbitrase sebagaimana yang di atur dalam
undang-undang ini, memang terbatas hanyalah untuk perselisihan kepentingan dan perselisihan
antar serikat pekerja. Dalam Pasal 1 angka 1 Undang-undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang
Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial (UUPPHI), yang dimaksud dengan Perselisihan
Hubungan Industrial adalah perbedaan pendapat yang mengakibatkan pertentangan antara
pengusaha atau gabungan pengusaha dengan pekerja atau serikat pekerja karena adanya
perselisihan mengenai hak, perselisihan kepentingan, perselisihan pemutusan hubungan kerja
dan perselisihan antar serikat pekeija dalam satu perusahaan.
Arbitrase adalah salah satu mekanisme yang disediakan baik oleh Undang-undang Nomor 22
Tahun 1957 tentang Penyelesaian Perselisihan Perburuhan (UU PPP), maupun oleh UU
PPHI. Arbitrase menyediakan suatu prosedur yang damai atau mekanisme non-litigasi
(di luar pengadilan). Hal ini berarti bahwa mekanisme arbitrase dilakukan melalui arbiter/tim
arbiter di luar lembaga pengadilan dan menggunakan penyelesaian win-win solution, yaitu
kedua belah pihak sama-sama menang atau diuntungkan. Melalui prosedur arbitrase, para
pihak dapat mencapai suatu penyelesaian yang sederhana, cepat dan murah, dibandingkan
dengan prosedur pengadilan yang dilakukan dalam pengadilan hubungan industrial. Jadi,
arbitrase adalah mekanisme damai yang dapat membawa para pihak ke dalam situasi yang
damai dan menjaga hubungan mereka tetap berlangsung. Walaupun arbitrase memiliki
prosedur damai yang cocok untuk menyelesaikan suatu perselisihan ketenagakerjaan, namun
kenyataannya sejak arbitrase diatur dalam UU PPP dan sekarang digantikan dengan UU PPHI,
arbitrase belum pernah digunakan oleh para pihak untuk menyelesaikan perselisihan mereka1
Sebagaimana diketahui bahwa berdasarkan Pasal 1 angka 14 UUPPHI, disebutkan bahwa
penyelesaian melalui jalan Arbitrase ini hanyalah dibatasi untuk perselisihan kepentingan dan
perselisihan antar serikat pekerja/serikat buruh dalam satu perusahaan. Penyelesaian di luar
pengadilan hubungan industrial melalui arbitrase ini haruslah terlebih dahulu di sepakati oleh
para pihak yang berselisih. Para pihak yang berselisih terlebih dahulu membuat kesepakatan
secara tertulis dengan menyatakan bahwa penyelesaian atas perselisihan yang terjadi sepakat
untuk diserahkan kepada arbiter untuk memberikan putusannya. Oleh karena itu para pihak yang

1
Rai Mantili, ‘Konsep Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial Antara Serikat Pekerja Dengan Perusahaan
Melalui Combined Process ( Med-Arbitrase ) Jurnal Bina Mulia Hukum Volume 6, Nomor 1, (September 2021),
49.
berselisih harus benar-benar yakin dan percaya bahwa penyelesaian sengketa yang terjadi akan
lebih baik apabila diselesaikan melalui arbiter, mengingat putusannya mengikat para pihak dan
bersifat final.
Dengan demikian arbitrase dapat digunakan sebagai alternatif ( Alternative Dispute
Resolution) dalam penyelesaian perselisihan hubungan industrial yang teijadi. Pengaturan
Arbitrase yang ada dalam UUPPHI ini, dimaksudkan agar para pihak yang berselisih tidak hanya
menyelesaikan perselisihan yang terjadi melalui jalur pengadilan (Pengadilan Hubungan
Industrial/PHI), akan tetapi juga dapat memilih untuk menyelesaikan perselisihan di luar
pengadilan melalui win-win solusion. Sebagaimana diketahui, apabila perselisihan yang terjadi
diselesaikan melalui pengadilan, maka akan berakhir dimana ada pihak yang dimenangkan dan
ada pihak yang dikalahkan. Selain dari itu, apabila perselisihan yang terjadi diselesaikan di luar
pengadilan, maka setidaknya dapat menekan jumlah perkara yang harus diselesaikan oleh
lembaga peradilan yakni Pengadilan Hubungan Industrial.2

B. Mediasi sengketa hak kekayaan intelektual

C. Mediasi sengketa konsumen

D. Mediasi sengketa pasar modal

BAB llI

PENUTUP
A. Kesimpulan

2
Adnan Hamid, ‘Arbitrase Sebagai Alternatif Dalam Penyelesaian Sengketa Perburuhan (Arbitration as an
Alternative Dispute Resolution on Industrial Relations)’, Jurnal Legal Reasoning, 3.2 (2021), 121.
B. Saran

Daftar Pustaka

Hamid, Adnan, Jln Srengseng Sawah, and Jakarta Selatan, ‘ARBITRASE SEBAGAI
ALTERNATIF DALAM PENYELESAIAN SENGKETA PERBURUHAN (Arbitration as
an Alternative Dispute Resolution on Industrial Relations)’, Jurnal Legal Reasoning, 3.2
(2021), 121
Mantili, Rai, ‘KONSEP PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL
ANTARA SERIKAT PEKERJA DENGAN PERUSAHAAN MELALUI COMBINED
PROCESS ( MED-ARBITRASE ) Dalam Suatu Wadah Serikat Pekerja . Melalui Serikat
Pekerja Maka Diharapkan Aspirasi Pekerja Dapat Kepada Pengusaha Se’, 6.1 (2021), 49

Anda mungkin juga menyukai