Anda di halaman 1dari 11

FALSAFAH DAN HIKMAH JINAYAH

Qorunia Algamar (10200120169)


Wahyuni (10200120165)
M.Saldy (10200120140)
Hendra Kurnianto (10200120143)
Kurniati
Hukum Tata Negara, Fakultas Syariah Dan Hukum,
Universitas Islam Negeri Makassar
Email : qorunia31@gmail.com
w7717276@gmail.com
Mhmmadsaldy140@gmail.com
Hendrakurniantoh777@gmail.com
Kurniati@uin-alauddin.ac.ida

Abstrak
filsafat hukum islam adalah filsafat yang menganalisis hukum islam secara metodis dan
sistematis sehingga mendapatkan keterangan yang mendasar, atau menganalisis hukum islam
secara ilmiah dengan filsafat sebagai alatnya. Dewasa ini filsafat dapat di artikan sebagai ilmu
yang menyelidiki tentang dunia logika, etika, metafisika, serta teori ilmu pengetahun
(epistemology). Jinayah juga bermaknakan sanksi-sanksi yang dijatuhkan atas penganiyaan atas
badan. Dengan demikian tindak penganiyaan itu sendiri dan sanksi yang dijatuhkan atas
penganiyaan badan disebut dengan jinayah. Hukum jinayah di sebut juga dengan hukum pidana
islam. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apa itu filsafat dan hikmah jinayah
membantu pengetahuan ke islaman dan mengetahui bahwa jinayah itu juga termasuk dalam
hukum pidana islam. Karena selain membahas tentang hukum pidana, juga materi ini juga
membahas hukum islam.
Kata kunci : filsafat, hukum, jinayah
Abstrak
Islamic legal philosophy is a philosophy that analyzes Islamic law methodically and
systematically so as to obtain basic information, or analyzes Islamic law scientifically with
philosophy as a tool. Today philosophy can be interpreted as a science that studies the world of
logic, ethics, metaphysics, and science (epistemology). Jinayah also has the meaning of sanctions
that will be applied on top of the persecution of the body. Thus, the act of abuse itself and the
sanctions that will be imposed on the abuse of the body are called jinayah. Jinayah law is also
known as Islamic criminal law. The purpose of this study is to find out what philosophy and
wisdom of jinayah help Islamic knowledge and to know that jinayah is also included in Islamic
criminal law. Because apart from discussing criminal law, this material also discusses Islamic law.
Keywords: philosophy, law, jinayah

PENDAHULUAN
Istilah filsafat berasal dari bahasa yunani yaitu philosopia. Kata dasarnya adalah philein/philia
dan shopia. Philein atau / philia artinya cinta atau mencintai dan sophia artinya kearifan secara
etimologi istilah filsafat ini mengalami perkembangan yang pesat dalam perjalanannya dikenal
diberbagai negara. Filsafat hukum islam adalah pola yang lengkap dan yang mencakup semua
perintah sosial yang jangkauannya bersifat universal. Ia membahas semua aspek kehidupan dan
memberikan arah bagi kehidupan. Jadi, ini merupakan kesatuan organik yang masing-masing
bagiannya tidak dapat dipisahkan.

jinayah yang di gunakan para fuqaha adalah sama dengan istilah “jarimah” yang di defenisikan
sebagai larangan-laranagn hukum yang di berikan Allah yang pelanggarnya di kenakan hukum
baik berupa hal atau ta’zir. Para ahli hukum islam, jinayah adalah sinonim dengan kejahatan.
Namun di mesir istilah ini memiliki konotasi yang berbeda. Ia di terapkan oleh kejahatan yang di
ancam hukuman mati, kerja paksa seumur hidup atau penjara. Dengan kata lain hanya di tujukan
bagi kejahatan-kejahatan berat. Sementara syariah memerlukana setiap kejahatan sebagai
jinayah. Adapun pengertian jarimah dalam kamus arab-indonesia menurut bahasa adalah dosa
atau durhaka. Sedangkan jinayah menurut bahasa mengandung arti kesalahan, dosa, atau
criminal.

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan dalam pembuatan jurnal ini adalah tentang penelitian
mengkaji data tentang masalah hikmah jinayah baik negara maupun kehidupan sehari-hari,
menunjukkan sikap patuh terhadap hukuman Allah Oleh karena itulah, mengidentifikasi
permasalahan terkait topik yang sedang di kaji dengan membuat rumusan masalah sesuai
dengan permasalahan yang di kaji.
Tahapan mengumpulkan data dan materi terkait fokus permasalahan mendukung masyarakat
supaya mengetahui apa itu hikamah jinayah dan hubungannya dengan hukum. penelitian ini
mengarahkan penulis untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat apa hukumnya dalam
Islam maupun kehidupan bersosial,menjaga dan menyelamatkan kelangsungan hidup manusia
dan menempatkan kedudukan manusia sebagai makhluk yang mulia.
Metode penulisan yang di terapkan dalam jurnal ini adalah metode deskriptif dengan
pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Penyelesaian masalah falsafah dan hikmah jinayah dengan
cara penjelasan, pemahaman kepada masyarakat awam.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. PENGERTIAN FILSAFAT HUKUM ISLAM
Istilah filsafat berasal dari bahasa Yunani yaitu philosophia yang kata dasarnya adalah philein
artinya mencintai atau philia, cinta dan sophia artinya kearifan yang pada akhirnya melahirkan
kata Inggris philosophy yang biasanya diterjemahkan dalam pengertian “cinta kearifan 1
pengertian filsafat ini pertama sekali dipergunakan oleh Pytagoras (572-497 SM). Ia membagai
kedalam dua kata “philos” (cinta), sophie (pengetahuan). Hal ini dapat dilihat dari pertanyaan
seseorang yang bernama Leon kepada Pytagoras tentang pekerjaannya. Maka Pytagoras
menjawab bahwa pekerjaannya adalah ia sebagai seorang filosof (pencinta pengetahuan). “a
lover of wisdom”2.

Secara Terminologis, filsafat memiliki arti yang bermacam-macam, sebanyak orang yang
memberikan pengertian atau batasan. Beliau memaparkan definisi filsafat sebagai berikut:

a. Menurut Plato (347 SM - 427 SM),filsafat adalah pengetahuan tentang sesuatu yang ada, ilmu
yang berminat mencapai kebenaran yang asli.
b. Menurut Aristoteles (322 SM- 381 SM),filsafat adalah ilmu yang meliputi kebenaran, yang
terkandung di dalamnya ilmu-ilmu, metafisika, logika, etika, ekonomi, politik, dan estetika.
c. MenurutAl Farabi ( wafat 950 M),filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang alam maujud yang
bertujuan menyelidiki hakikat yang sebenarnya3.

1
The Liang Gie, Suatu Konsepsi Bidang Filsafat, h. 5.
2
Ahmad Hanafi, Pengantar Filsafat Islam (Cet.VI; Jakarta: Bulan Bintang, 1996), h. 5
3
Hasbi Ash-Shidieqie, Filsafat Hukum Islam. (Jakarta: Bulan Bintang, 1993), h. 27.
Filsafat hukum islam terkandung dalam arti hikmah, falsafah asrar bahkan illat hukum.
Walaupun tidak sempurna tapi semua itu saling terkait, apalagi dihubungkan dengan tinjauan
kajian-kajian filasafat saat ini4. Pengertian hukum islam sendiri dalam khasanah literatur
intelektual muslim, terutama yang dipahami masyarakat muslim tidak jarang memiliki perbedaan
antara pengertian syari’ah dan fiqh5.

Untuk membantu pemahaman beberapa aspek yang tercakup dalam pengertian hukum,
dapat dibedakan dalam lima unsure dan karakternya6

1. Peraturan tentang tingkah laku manusia dalam pergaulan masyarakat.


2. Peraturan itu diadakan oleh badan-badan resmi yang berwajib.
3. Peraturan yang bersifat memaksa.
4. Sangsi terhadap pelanggaran peraturan tersebut adalah tegas.
5. Ada proses dan lembaga yang melakukan bagaimana hukum bekerja.

Tujuan dari hukum islam tersebut merupakan manifestasi dari sifat Rahman dan Rahim
(maha pengasih dan maha penyayang) Allah kepada semua makhlukNya. Rahmatan lil la-lamin
adalah inti syari’ah atau hukum islam. Dengan adanya syari’ah tersebut dapat ditegakan
perdamaiaan dimuka bumi dengan pengaturan masyarakat yang memberikan keadilan kepada
semua orang. keadilan sangat mulia dimata kholik, dan sifat adil merupakan jalan takwa setelah
iman kepada Allah.

Untuk biasa menegakan itu semua, hukum islam harus siap menghadapi kejadian baru yang
timbul karena perkembangan masyarakat dan perubahan suasana. Untuk itu pengkajian ilmu
filsafat hukum islam mutlak diperlukan. Dengan tegak dan berhasilnya filsafat hukum islam,
dapat dibuktikan bahwa hukum islam mampu memberikan jawaban terhadap tangtangan zaman
dan merupakan hukum terbaik sepanjang zaman bagi semesta alam. Para ahli Ushul Fiqh,

4
Miftahul Huda, Filsafat Hukum Islam: Pengertian Filsafat Hukum Islam, (Yogyakarta: Sukses grafia ,agustus 2006),
h. 3
5
Miftahul Huda, Filsafat Hukum Islam: Pengertian Filsafat Hukum Islam, h. 3
6
Miftahul Huda, Filsafat Hukum Islam: Pengertian Filsafat Hukum Islam, h. 3
sebagaimana ahli filsafat hukum islam, membagi filsafat hukum islam kepada dua rumusan, yaiti
Falsafah Tasyri dan Falsyafah Syariah.

Falsafah tasyri: Fasafah yang memancarkan hukum islam atau menguatkannya dan
memeliharanya. Filsafat ini bertigas membicarakan hakikat dan tujuan hukum islam.7 Filsafat
tasyri terbagi kepada :

a. Da’aim al- Ahkam (Dasar-Dasar Hukum Islam)


b. Mabadi al-Ahkam (Prinsip-Prinsip Hukum Islam)
c. Ushul al-Ahkam (Pokok-Pokok Hukum Islam) atau Masadir al-Ahkam (Sumber-Sumber
Hukum Islam)
d. Maqasid al-Ahkam (Tujuan Tujuan Hukum Islam)
e. Qowa’id al-Ahkam (Kaidah-Kaidah Hukum Islam) Falsafat syari’ah: Filsafat yang di ungkapkan
dari materi-materi hukum Islam, seperti Ibadah, muamalah, jinayah, uqubah dan sebagainya.

Filsafat ini bertugas membicarakan hakikat dan rahasia hukum Islam. Termasuk dalam
pembagian Falsafat Syari’ah adalah:
a. Asrar al-Ahkam (Rahasia-Rahasia Hukum Islam)
b. Khasha al- Ahkam (Ciri-Ciri Khas Hukum Islam)
c. Mahasin al-Ahkam atau Majaya al-Ahkam (Keutamaan-Keutamaan Hukum Islam)
d. Tawabi al-Ahkam (Karakteristik Hukum Islam)

B. HUBUNGAN FILSAFAT DAN ILMU LAINNYA


Hubungan Ilmu dengan Filsafat pada mulanya ilmu yang pertama kali muncul adalah filsafat
dan ilmu-ilmu khusus menjadi bagian dari filsafat. Dan filsafat merupakan induk dari segala ilmu
karena berbicara tentang abstraksi/sebuah yang ideal.
Filsafat tidak terbatas, sedangkan ilmu terbatas sehingga ilmu menarik bagian filsafat agar
bisa dimengerti oleh manusia.

7
Fuad Hasbi Ash Shiddieqy, Falsafah Hukum Islam, (Cet.I; Semarang:Pustaka Rizki Putra, 2001), h.25
Filsafat berusaha untuk mengatur hasil-hasil dari berbagai ilmu-ilmu khusus ke dalam suatu
pandangan hidup dan pandangan dunia yang terstu padukan, komprehensip (tidak ada sesuatu
bidang yang berada di luar bidang filsafat) dan konsisten 9uraian kefilsafatan tidak menyusun
pendapat-pendapat yang saling berkontardiksi).
Pada hakikatnya filsafat dan ilmu saling terkait satu sama lain, keduanya tumbuh dari sikap
refleksi, ingin tahu, dan dilandasi kecintaan pada kebenaran. Filsafat dengan metodenya mampu
mempertanyakan keabsahan dan kebenaran ilmu, sedangkan ilmu tidak mampu
mempertanyakan asumsi, kebenaran, metode, dan keabsahannya sendiri.
Ilmu merupakan masalah yang hidup bagi filsafat dan membekali filsafat dengan bahan-bahan
deskriptif dan faktual yang sangat perlu untuk membangun filsafat. Filsafat dapat memperlancarr
integrasi antara ilmu-ilmu yang dibutuhkan. Filsafat adalah meta ilmu, refleksinya mendorong
peninjauan kembali ide-ide dan interpretasi baik dari ilmu maupun bidang-bidang lain. Ilmu
filsafat adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji seluruh fenomena yang dihadapi manusia secara
kritis refleksi, integral, radikal, logis, sistematis, dan universal (kesemestaan).

Sebagai fenomena ilmu filsafat dapat dilihat dari tema besarnya, yaitu, ontologi (Definisi,
pengertian, konsep, mengkaji keberadaan sesuatu, membahas tentang ada, yang dapat dipahami
baik secara konkret, faktual, transendental, atau pun metafisis), epistemologi (Substansi,
membahas pengetahuan yang akan dimiliki manusia apabila manusia itu membutuhkannya), dan
aksiologi (manfaat, membahas kaidah norma dan nilai yang ada pada manusia).

a) Hubungan Filsafat dengan Ilmu Administrasi

Ilmu administrasi negara disebut juga ilmu administrasi publik yaitu ilmu yang mempelajari
seluruh aspek-aspek yang berjalan dalam setiap kegiatan birokrasi di negara ini.
Hubungannya dengan filsafat adalah dalam menjalankan kegiatan negara diperlukan nilai-
nilai pengambilan keputusan publik yang realistis (filsafat) yaitu menurut kenyataan,
kebenaran dan sesuatu yang pasti sehingga dapat mencapai tujuan yang di inginkan.
b) Hubungan Filsafat dengan Ilmu Sosial

Hubungan ilmu filsafat dengan ilmu sosial sangat erat kaitannya karena ilmu sosial menelaah
atau mempelajari masalah-masalah sosial yang timbul dan berkembang dalam masyarakat.
Oleh karena itu, Dalam menelaah masalah-masalah tersebut kita harus mempunyai
pengetahuan tentang segala yang ada dan merupakan kebenaran yang asli (Plato).
c) Hubungan Filsafat dengan Ilmu Pengetahuan Alam

Hubungan ilmu filsafat dengan Ilmu Pengetahuan Alam yaitu saling melengkapi karena sama-
sama merupakan ilmu pengetahuan yaitu sama-sama melakukan penyelidikan dalam rangka
mencari penjelasan (realitas) tentang gejala-gejala alam melalui ilmu pengetahuan. Ilmu
Pengetahuan Alam mengisi filsafat dengan sejumlah besar materi yang aktual (benar-benar
terjadi/ada) dan deskriptif yang sangat perlu dalam pembinaan suatu filsafat. Dalam
melakukan penyelidikan harus ada kebenaran yang didalamnya terkandung ilmu metafisika,
logika, retorika, etika dan estetika (Aristoteles). Dengan kata lain fungsi filsafat dalam Ilmu
Pengetahuan Alam adalah mengembangkan pengertian tentang strategi dan taktik Ilmu
Pengetahuan Alam.Mamfaat Mempelajari Filsafat. 8

C. JINAYAH DAN HIKMAHNYA


istilah Jinayah yang juga berasal dari bahasa arab dari kata – ‫ جنى ية وجنا – جنيا – ينجي‬yang berarti
melakukan dosa, itulah arti kata jinayah secara etimonologis. Sedangkan secara terminologis
jinayah didefinisikan dengan semua perbuatan yang dilarang dan mengandung kemadaratan
terhadap jiwa atau terhadap 31 selain jiwa, dan wajib dijatuhi hukum qishash atau membayar
denda. Jadi fiqih jinayah adalah segala ketentuan hukum mengenai tindak pidana atau perbuatan
criminal yang dilakukan oleh orang-orang mukalaf sebagai hasil dari pemahaman atas dalil-dalil
hukum yang terperinci dari Alqur’an dan hadist.9
Jinayat secara garis besar dibedakan menjadi dua kategori, yaitu sebagai berikut:
a. Jinayat terhadapa jiwa, yaitu pelanggaran terhadap seseorang dengan menghilangkan
nyawa, baik sengaja maupun tidak sengaja.
b. Jinayat terhadap organ tubuh, yaitu pelanggaran terhadap seseorang dengan merusak
salah satu organ tubuhnya, atau melukai salah satu badannya, baik sengaja maupun tidak
sengaja10

8
http://rindiifayatifilsafat.blogspot.com/2017/01/hubungan-filsafat-dengan-ilmu-ilmu-lain.html
9
Zainuddin Ali, Hukum Pidana Islam ,(Jakarta:Sinar Grafika, 2007), hal 1
10
Asadulloh al faruk. Hukum pidana dalam sistem hukum islam,( Bogor Ghalia Indonesia, 2009), hal. 45
Dalam ilmu fikih persoalan-persoalan mengenai perbuatan kejahatan dan sanksi hukum yang
dikenakan terhadap pelakunya dibicarakan dalam perubuatan jarimah atau uqubah. Jarimah
menjangkau dua kelompok pembahasan yaitu jinayah dan hudud. Jinayah yaitu pembahasan
mengenai tindak kejahatan pembunuhan dan penganiayaan serta sanksi hukumnya seperti qishas,
diyat dan kaffarah.
1. Pembunuhan
Pembunuhan dalam bahasa arab di sebut al-qatlu. Pembunuhnya disebut al-qaatilu dan yang
terbunuh disebut al-maqtul. Secara istilah pembunuhan adalah tindakan seseorang melenyapkan
nyawa, atau lenyapnya jiwa seseorang akibat perbuatan orang lain. Perbuatan membunuh
adalah merupakan karakter dari hewan buas yang tak mengenal prikemanusiaan dan seharusnya
di hindari oleh umat manusia. Penyebab orang melakukan ini cukup beragam ada yang karena
dendam, iri, dengki, perebutan wanita, dan lain-lain. Ambisi ingin menguasai sesuatu inilah yang
terkadang menjadikan orang gelap mata sehingga ia melakukan pembunuhan.
Dalam hukum islam pembunuhan tersebut di golongkan dalam hukum jinayat yang meliputi
membunuh, melukai, memotong anggota tubuh dan menghilangkan manfaat anggota badan.
Seseorang haram menghilangkan nyawa maupun merusak anggota badan dan menimpakan
gangguan pada apapun di tubuhnya karena setelah kekafiran tidak ada dosa yang lebih besar dari
pada pembunuhan terhadap orang mukmin11.

2. Macam-macam Pembunuhan
a) Pembunuhan yang disengaja yaitu pembunuhan yang telah direncanakan dengan
menggunakan alat yang mematikan, baik yang melukai atau memberatkan (mutsaqal).
b) Pembunuhan seperti sengaja yaitu pembunuhan yang dilakukan seseorang tanpa niat
membunuh dan menggunakan alat yang biasanya tidak mematikan, namun menyebabkan
hilangnya nyawa seseorang.
c) Pembunuhan tersalah / tidak disengaja yaitu pembunuhan yang terjadi karena salah satu dari
tiga kemungkinan. Pertama; perbuatan tanpa maksud melakukan kejahatan tetapi
mengakibatkan kematian seseorang., kedua; perbuatan yang mempunyai niat membunuh,

11
https://imroatunnafiahblog.wordpress.com/2016/05/21/bab-1-jinayah-dan-hikmahnya/
namun ternyata orang tersebut tidak boleh dibunuh, ketiga; perbuatan yang pelakunya tidak
bermaksud jahat, tetapi akibat kelalaiannya dapat menyebabkan kematian seseorang 12.
3. Dasar Hukum Larangan Membunuh

َ َٰ ‫س ْل‬
َ‫طنًا فَ ََل يُس ِْرف فِى ْٱلقَتْ ِل ۖ إِنَّهُۥ َكان‬ ُ ‫ظلُو ًما فَقَدْ َجعَ ْلنَا ِل َو ِليِ ِهۦ‬
ْ ‫ق ۗ َو َمن قُتِ َل َم‬
ِ ‫ٱَّللُ إِ ََّل بِ ْٱل َح‬
َّ ‫س ٱلَّتِى َح َّر َم‬ ۟ ُ‫َو ََل ت َ ْقتُل‬
َ ‫وا ٱلنَّ ْف‬
‫ورا‬
ً ‫ص‬ُ ‫َمن‬

Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya), melainkan
dengan suatu (alasan) yang benar. Dan barangsiapa dibunuh secara zalim, maka sesungguhnya
Kami telah memberi kekuasaan kepada ahli warisnya, tetapi janganlah ahli waris itu melampaui
batas dalam membunuh. Sesungguhnya ia adalah orang yang mendapat pertolongan ( QS. Al –
Isra ayat 33 )13.

4. Hukuman Bagi Pembunuh


Berikut keterangan singkat tentang hukuman bagi pembunuh sesuai dengan macamnya:
a. Pembunuhan sengaja hukumannya qishash yaitu hukuman bunuh kepada sipembunuh. Jika
keluarga korban memaafkan pelaku, maka hukumannya adalah membayar diyat
mughalladzah (denda berat) yang diambilkan dari harta pembunuh dan dibayarkan secara
tunai kepada pihak keluarga. Selain itu pembunuh juga harus menunaikan kaffarah.
b. Pembunuhan seperti sengaja hukumannya tidak di-qishash. Ia dihukum dengan membayar
diyat mughaladzah (denda berat) yang diambilkan dari harta keluarganya dan dapat
dibayarkan secara bertahap selama tiga tahun kepada keluarga korban, setiap tahunnya
sepertiga. Selain itu pembunuh juga harus melaksanakan kaffarah. Pembunuhan tersalah
hukumannya adalah membayar diyat mukhaffafah (denda ringan) yang diambilkan dari harta
keluarga pembunuh dan dapat dibayarkan secara bertahap selama tiga tahun kepada
keluarga korban, Setiap tahunnya sepertiga.

12
http://kumpulantugassekolahdankuliah.blogspot.com/2020/07/jinayat-dan-hikmahnya.html
13
https://tafsirweb.com/4637-surat-al-isra-ayat-33.html
5. Hikmah Larangan Membunuh
 Menjaga dan menyelamatkan kelangsungan hidup manusia
 Menempatkan kedudukan manusia sebagai makhluk yang mulia
 Membatasi kemauan manusia untuk berbuat semena-mena terhadap jiwa manusia
 Menghargai dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan
 Mengangkat dan menolong orang yang teraniaya
 Menunjukkan sikap patuh terhadap hukuman allah
 Menciptakan kehidupan yang damai sepanjang masa

KESIMPULAN
jinayah merupakan semua perbuatan yang dilarang dan mengandung kemadaratan terhadap
jiwa atau terhadap 31 selain jiwa, dan wajib dijatuhi hukum qishash atau membayar denda.
Dalam ilmu fikih persoalan-persoalan mengenai perbuatan kejahatan dan sanksi hukum yang
dikenakan terhadap pelakunya dibicarakan dalam perubuatan jarimah atau uqubah. Jarimah
menjangkau dua kelompok pembahasan yaitu jinayah dan hudud. Jinayah yaitu pembahasan
mengenai tindak kejahatan pembunuhan dan penganiayaan serta sanksi hukumnya seperti
qishas, diyat dan kaffarah.
Hikmah dalam mempelajari jinayah yakni Menjaga dan menyelamatkan kelangsungan hidup
manusia. Menempatkan kedudukan manusia sebagai makhluk yang mulia. Membatasi kemauan
manusia untuk berbuat semena-mena terhadap jiwa manusia. Menghargai dan menjunjung
tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan. Mengangkat dan menolong orang yang teraniaya.
DAFTAR PUSTAKA

Has, Muhammad Hasdin. "Kajian Filsafat Hukum Islam Dalam Al-Quran. Al-'Adl 8.2 (2015): 57-
69.
Has, M. H. (2015). Kajian Filsafat Hukum Islam Dalam Al-Quran. Al-'Adl, 8(2), 57-69.
HAS, Muhammad Hasdin. Kajian Filsafat Hukum Islam Dalam Al-Quran.
Al-'Adl, 2015, 8.2: 57-69.
Gie, The Liang. Suatu Konsepsi Bidang Filsafat, alih bahasa Ali Mudhafir. Yogyakarta: Karya
Kencana, 1977.
Huda, Miftahul. Filsafat Hukum Islam: Pengertian Filsafat Hukum Islam. Yogyakarta: Sukses
grafia ,agustus 2006.
Asadulloh al faruk. Hukum pidana dalam sistem hukum islam,Bogor Ghalia Indonesia, 2009

The Liang Gie, Suatu Konsepsi Bidang Filsafat, h. 5.


Ahmad Hanafi, Pengantar Filsafat Islam (Cet.VI; Jakarta: Bulan Bintang, 1996), h. 5
Hasbi Ash-Shidieqie, Filsafat Hukum Islam. (Jakarta: Bulan Bintang, 1993), h. 27.
Rindi fayati, hubungan filsafat dengan ilmu-ilmu lain, diakeses dari http: // rindi ifayatifilsa fat.bl
ogspot. com /2017/01/hubungan-filsafat-dengan-ilmu-ilmu-lain.html pada tanggal 29
maret 2022

Imroatunnafiahblog, jinayah dan hukmahnya, diakses dari https:/ /imroatu nnafiahblog .wordp
ress.com/2016/05/21/bab-1-jinayah-dan-hikmahnya pada tanggal 29 maret 2022

Anda mungkin juga menyukai