Anda di halaman 1dari 9

ISTIHSAN DAN MASLAHAH

MURSALAH
PEMBAHASAN
• Pengertian Istihsan
• Macam-macam Istihsan
• Kekuatan Istihsan dalam Ijtihad
• Relevansi Istihsan dimasa kini dan Mendatang
• Defenisi Maslahah Mursalah
• Jenis Maslahah Mursalah
• Relevansi Maslahah dimasa kini dan
mendatang
Pengertian Istihsan
Isitihsan menurut bahasa adalah menganggap baik terhadap sesuatu,
sedangkan menurut istilah ulam ushul fiqh, istihsan adalah berpalingnya
seorang mujtahid dari tuntunan qiyas yang jali (nyata) kepada tuntunan qiyas
yang khafi (samar), atau dari hukum kulli (umum) kepada hukum istitsnai
(pengecualian), kerana terdapat dalil yang mementingkan perpindahan.
Apabila ada kejadian yang tidak terdapat nash hukumnya, maka untuk
menganalisisnya dapat menggyunakan dua aspek yang berbeda yaitu :
• Pertama : Aspek nyata ( Zhahir) yang menghendaki suatu hukum tertentu.
• Kedua : Aspek tersembunyi (Khafi) yang menghendaki hukum lain.
Dalam hal ini, apabila dalam diri mujtahid terdapat dalil yang mengunggulkan
segi analisis yang nyata, maka ini disebut dengan istihsan, menurut istilah
syara’. Demikian pula apabila ada hukum yang bersifat kulli (umum) namun
pada diri mujtahid terdapat dalil yang menghendaki pengecualian juz’iyyah
dari hukum kulli ( umum) tersebut, dan mujtahid tersebut menghendaki
hukum juz’iyyah dengan hukum yang lain, maka hal teresebut menurut syara’
juga disebut dengan istihsan.
Macam-Macam Istihsan
1. Istihsan Qiyasi
2. Istihsan Istishna’i
– Istihsan bi an-Nashsh
– Istihsan Bi al-Ijma’
– Istihsan bi al-Urf
– Istihsan bi ad-Dharurah
– Istihsan bi al- Mashlahah Mursalah
Kekuatan Istihsan dalam Ijtihad
• Ada bentuk istihsan yang diterima semua pihak
sehingga memiliki kekuatan ijtihad yaitu istihsan yang
diartikan dengan “mengamalkan yang terkuat di antara
2 dalil atau beralih dari qiyas ke qiyas yang lebih kuat”.
Argumen Ulama yg Menerima Istihsan
• Adapun istihsan dalam arti beralih dari qiyas jalli ke
qiyas khafi atau beralih dari dalil ke adat, merupakan
masalah yang kontroversial sehingga menjadi kurang
kekuatannya sebagai dalil. Imam Syafii menolak
istihsan ini. Argumen Ulama yang Menolak Istihsan :
Relevansi Istihsan dimasa kini dan
mendatang
istihsan sebagai sumber hukum islam akan
selalu relevan dengan perkembangan zaman.
Baik sekarang maupun yang akan datang
istihsan dan sumber hukum islam yang lain akan
digunakan untuk memberikan jawaban dari
permasalahan umat.
Defenisi Maslahah Mursalah
Kata mashlahah memiliki dua arti, yaitu: maslahah berarti manfa’at baik secara timbangan kata
yaitu sebagai masdar, maupun secara makna dan Maslahah fi’il (kata kerja) yang mengandung
ash-Shalah yang bermakna an-naf’u. Dengan demikian, mashlahah jika melihat arti ini
merupakan lawan kata dari mafsadah. Maslahat kadang-kadang disebut pula dengan yang
berarti mencari yang baik.
Menurut istilah ulama ushul ada bermacam-macam ta`rif yang diberikan di antaranya: Imam Ar-
Razi mendefinisikan mashlahah yaitu perbuatan yang bermanfaat yang telah ditujukan oleh
syari’ (Allah) kepada hamba-Nya demi memelihara dan menjaga agamanya, jiwanya, akalnya,
keturunannya dan harta bendanya. Imam Al-Ghazali mendefinisikan sebagai berikut: Maslahah
pada dasarnya ialah meraih manfaat dan menolak madarat. Selanjutnya is menegaskan maksud
dari statemen di atas bahwa maksudnya adalah menjaga maqasid as-syari’ah yang lima, yaitu
agama, jiwa, akal, nasab, dan harta. Selanjutnya ia menegaskan, setiap perkara yang ada salah
satu unsur dari maqashid as-syari’ah maka ia disebut mashlahah. Sebaliknya jika tidak ada salah
satu unsur dari maqashid as-syari’ah, maka ia merupakan mafsadat, sedang mencegahnya
adalah mashlahah.
Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka dapat ditarik kesimpuan bahwa mashlahah
mursalah merupakan suatu metode ijtihad dalam rangka menggali hukum (istinbath) Islam,
namun tidak berdasarkan pada nash tertentu, namun berdasarkan kepada pendekatan maksud
diturunkannya hukum syara’ (maqashid as-syari’ah). Kemaslahatan yang menjadi tujuan syara’
bukan kemaslahatan yang semata-mata berdasarkan keinginan dan hawa nafsu saja.
Jenis Maslahah Mursalah
• Maslahat dari segi tingkatannya
– Maslahat daruriyat
– Maslahat hajiyat
– Maslahat tahsiniyah
• Maslahat dilihatdari segi eksistensinya
– Maslahat mu’tabarah
– Maslahat mulghah
– Maslahat mursalah
Relevansi Maslahah Mursalah dimasa
kini dan mendatang
Dalam kondisi demikian, kita akan berhadapan dengan
beberapa kasus (masalah) yang secara rasional (‘aqliyah)
dapat dinilai baik buruknya untuk menetapkan
hukumnya, tetapi tidak (sulit) menemukan dukungan
hukumnya dari nash. Dalam upaya untuk mencari solusi
agar seluruh tindak tanduk umat islam dapat ditempatkan
dalam tatanan hukum agama, maslahah mursalah itu
dapat dijadikan salah satu alternatif sebagai dasar dalam
berijtihad. Untuk mengeliminasi (mengurangi) atau
menghilangkan kekhawatiran akan tergelincir pada sikap
semaunya dan sekehendak nafsu, maka dalam berijtihad
dengan menggunakan mashlahah mursalah itu sebaiknya
dilakukan secara bersama-sama

Anda mungkin juga menyukai