Anda di halaman 1dari 4

Responsi Ekonomi Politik (EKO 427)

Kelompok 10

Anggota Kelompok:
1. Siti Magfirotul Laelia H14160079
2. Rachma Dwi Juniasari H14160084
3. Hespi Maryana H14160085

Hasil Diskusi
”Keamanan Lingkungan Sebagai Barang Publik”

1. Penanya 1 Elly Listyorini (H14160043)


Pertanyaan 1:
Pernah tidak dilokasi tersebut terjadi kemalingan sedangkan masyarakat dan
mahasiswa sudah membayar iuran?
Jawaban:
Pemungutan iuran dan sistem ronda ini baru berlangsung sekitar 2 tahun terakhir.
Dan menurut penuturan Ibu Nurhayati selaku Ketua RT 04 sejauh ini belum ada
kasus kemalingan dan diharapkan tidak akan terjadi. Namun sebelum diadakannya
ronda malam dengan sistem ini, beberapa kali terjadi kemalingan di wilayah tersebut.
Dengan sistem ronda yang baru, pihak yang melakukan jaga malam (ronda) akan
berkeliling dan memastikan setiap pagar rumah tertutup atau terkunci. Saat
berkeliling, pihak jaga akan memukul pagar sebagai tanda bahwa mereka sedang
bertugas. Hal ini diharapkan akan memperkecil kesempatan terjadinya pencurian,
serta membuat siapapun yang memiliki niat tidak baik tersebut untuk
mengurungkannya. Karena pencurian tidak hanya timbul karena adanya niat,
melainkan juga adanya kesempatan.
Pertanyaan 2:
Iuran yang dibayarkan oleh warga dan mahasiswa dihitung per-kartu keluarga atau
per-kepala?
Jawab:
Iuran keamanan dan kebersihan RT 4 dibayarkan per-KK sebesar Rp.5000. Sehingga
setiap mahasiswa membayar sebesar Rp.5000. Apabila dalam satu kontrakan terdapat
10 mahasiswa dengan 10 KK yang berbeda, maka total iuran Rp.50000. Kecuali
mahasiswa memang tinggal di RT 4 bersama keluarga, maka iuran Rp.5000 sudah
mencakup satu keluarga (KK).

2. Penanya 2 Mayang Indi G. (H141600)


Pertanyaan 1:
Iuran yang dibayarkan disetorkan kemana? Masing-masing orang membayar atau
sistem pembayaran dikumpulkan di salah satu orang yang kemudian akan di setorkan
ke pihak RT?
Jawaban:
Iuran dibayarkan kepada ketua RT. Adapun sistemnya, setiap tanggal 1 di setiap
bulan, Ibu RT bersama orang yang bertugas memungut iuran akan berkeliling untuk
menagih iuran tersebut. Khusus untuk kontrakan atau kost, karena belum tentu semua
penghuni berada di tempat saat ditagih, maka sistem pembayarannya secara kolektif
pada satu anak. Jadi siapapun yang berada di kontrakan/kost saat ditagih, akan
menalangi pembayaran iuran tersebut.
Sedangkan apabila kontrakan/kost kosong, maka hari berikutnya Ibu RT akan datang
untuk menagih kembali.

3. Penanya 3 Prima Dita Ardiandari (H14160059)


Pertanyaan 1:
Orang yang melakukan ronda adalah volunteer yang melakukan ronda secara sukarela
ataukah ditunjuk oleh ketua RT untuk melakukan ronda?
Jawaban:
Karena terbatasnya warga laki-laki di RT 4 yang mampu dan bersedia melakukan
ronda, maka orang yang bertugas ronda hanya 2-3 orang yang memang bersedia,
dengan diberi insentif yang berasal dari iuran warga RT 4.
Pertanyaan 2:
Dana yang dikumpulkan dari setiap warga dan mahasiswa di peruntukan untuk apa
saja?
Jawaban:
Dana yang dikumpulkan dari iuran keamanan dan kebersihan diperuntukan untuk
membayar (upah) petugas ronda dan petugas kebersihan. Adapun jumlah petugas
ronda yaitu 2-3 orang, dan petugas kebersihan 1 orang.
Untuk sistem kebersihan, setiap pagi petugas kebersihan akan mengangkut sampah
dari tiap rumah dan kontrakan/kost.

4. Penanya 4 Hotsawadi (H14160009)


Pertanyaan 1:
Untuk uang kebersihan sebenarnya pemerintah memberikan dana desa bagi setiap
desa maupun kelurahan. Apakah kalian melakukan balancing antara RT maupun
kelurahan untuk melihat apakah ada dana desa yang sebenarnya bisa digunakan untuk
mengatasi kegagalan pasar tersebut, sehingga tidak perlu memungut iuran dari
masyarakat?
Jawaban:
Kelompok 10 belum melakukan balancing atau pembandingan anatra sistem
keamanan dan kebersihan tingkat Desa dan RT 4 sendiri. Untuk sistem ronda yang
langsung diatur pihak RT dan hanya membayar 2-3 orang untuk bertugas dan
pengangkutan sampah, hanya diberlakukan di RT 4. Hal ini didasari alasan sedikitnya
jumlah warga laki-laki dewasa yang mampu dan bersedia ronda. Adapun RT lain di
Desa Babakan memiliki kebijakan masing-masing, beberapa masih melakukan ronda
secara bergilir oleh warga laki-laki.
Dengan fakta diadakannya sistem ronda serta pemungutan iuran keamanan dan
kebersihan di RT 4, serta tidak seragamnya kebijakan keamanan lingkungan dan
kebersihan di Desa Babakan, dapat disimpulkan bahwa pihak desa menyerahkan
kewenangan dalam mengatur keamanan lingkungan dan kebersihan pada masing-
masing RT. Desa juga tidak memberikan dana kebersihan lingkungan ke RT. Karena
lingkup daerah otonomi yang paling kecil merupakan Desa, kemungkinan Dana Desa
terkait kebersihan tersebut dialokasikan untuk program kebersihan yang dikelola
langsung oleh pihak desa, yaitu program yang harus melibatkan kontribusi seluruh
RT/RW.

Tambahan
Alasan kelompok 10 mengambil topik ”Keamanan Lingkungan” adalah karena
masalah keamanan lingkungan merupakan masalah atau kebijakan yang paling
dekat/berdampak terhadap kehidupan sehari-hari sebagai mahasiswa maupun warga
secara umum. Selain itu, kasus terkait keamnan lingkungan ini juga relevan dengan
teori yang ada dalam ekonomi politik dan perlu dipahami lebih dalam melalui studi
kasus dari lingkungan sekitar.

Anda mungkin juga menyukai