M. I. R. Afandi
NIM F14070108
ABSTRAK
MUHAMMAD IMAN ROCHMAT AFANDI. Pengaruh Bahan Pengisi Kemasan
Terhadap Kerusakan Mekanis Buah Markisa Kuning (Passiflora flavicarpa)
Selama Transportasi. Dibimbing oleh LILIK PUJANTORO.
Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan nilai kerusakan mekanis buah
markisa kuning di setiap perlakuan setelah simulasi transportasi, menentukan
pengaruh bahan pengisi kemasan terhadap kerusakan mekanis pada buah markisa
kuning selama transportasi, dan menentukan bahan pengisi yang terbaik dari
berbagai bahan pengisi kemasan yang digunakan selama transportasi buah
markisa kuning. Ada lima perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini, yang
terdiri dari empat perlakuan untuk dengan bahan pengisi dan satu perlakuan untuk
control (tanpa bahan pengisi). Keempat perlakuan adalah: pengisi potongan kertas,
pembungkus kertas, jerami, dan daun pisang kering. Semua perlakuan dilakukan
simulasi transportasi (frekuensi 3.38 Hz , amplitudo 4.04 cm, selama 154 menit).
Dapat disimpulkan bahwa buah markisa kuning yang dikemas dengan bahan
pengisi kertas pembungkus memiliki kerusakan mekanis terendah, sehingga bahan
pengisi tersebut merupakan bahan pengisi terbaik untuk transportasi buah markisa
kuning dalam kemasan karton .
Kata kunci: bahan pengisi kemasan, buah markisa kuning, kerusakan mekanis,
pengemasan
ABSTRACT
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Teknologi Pertanian
pada
Departemen Teknik Mesin dan Biosistem
Disetujui oleh
Diketahui oleh
Tanggal Lulus:
Judul Skripsi: Pengaruh Bahan Pengisi Kemasan Terhadap Kerusakan Mekanis
Pada Buah Markisa Kuning (Passifloraflavicarpa) Selama
Transportasi
Nama : Muhammad hnan Rochmat Afandi
NIM : F14070108
Disetujui oleh
Pembimbing
M. I. R. Afandi
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vii
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 2
Tujuan Penelitian 2
TINJAUAN PUSTAKA 2
Markisa 2
Pengemasan 3
Bahan Pengisi Kemasan 4
Simulasi Transportasi 4
Peti Karton Bergelombang 5
Kerusakan Mekanis 6
Pengemasan Buah Markisa Kuning 6
METODE PENELITIAN 7
Lokasi dan Waktu Penelitian 7
Alat 7
Bahan 8
Prosedur Penelitian 8
Pengamatan 9
Rancangan Percobaan 10
HASIL DAN PEMBAHASAN 11
Kesetaraan Waktu Simulasi Transportasi 11
Kerusakan Mekanis 12
Susut Bobot 14
Total Padatan Terlarut 15
SIMPULAN DAN SARAN 17
DAFTAR PUSTAKA 18
LAMPIRAN 20
RIWAYAT HIDUP 31
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
1 Penampang irisan buah markisa 1
2 Penggolongan karton gelombang 5
3 Kemasan karton tipe double flute ukuran 35x30x25 cm 6
4 Kardus tanpa bahan pengisi 7
5 Bahan pengisi cacahan kertas 7
6 Bahan pengisis kertas pembungkus 7
7 Bahan pengisi daun pisang kering 7
8 Bahan pengisi jerami 7
9 Ilustrasi gerakan simulasi transportasi buah markisa kuning 9
10 Timbangan Mettler 10
11 Hand Refractometer 10
12 Kerusakan mekanis pada buah markisa 12
13 Grafik pengaruh perlakuan bahan pengisi kemasan terhadap kerusakan
mekanis buah markisa selama penyimpanan 13
14 Grafik pengaruh perlakuan bahan pengisi kemasan terhadap perubahan susut
bobot buah markisa selama penyimpanan 14
15 Grafik pengaruh perlakuan bahan pengisi kemasan terhadap total padatan
terlarut buah markisa selama penyimpanan 16
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Markisa
Kerajaan : Plantae
Divisi : Spermathopyta
Ordo : Malpighiales
Famili : Passifloraceae
Genus : Passiflora
Spesies : Passiflora flavicarpa
Buah ini banyak dikonsumsi oleh masyarakat dalam keadaan segar maupun
dalam bentuk olahan lainnya, karena markisa banyak mengandung vitamin dan
nutrisi lainnya yang sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh manusia. Menurut
(Pantastico, 1986) markisa kaya akan vitamin B yang menenangkan dan
potassium yang merilekskan sistem saraf. Tetapi, setelah dilakukan penelitian
lebih mendalam pada buah markisa bahwa vitamin C lebih kaya dibandingkan
dengan vitamin B. Markisa memiliki vitamin C dosis tinggi, hal ini berdasarkan
data yang dikeluarkan oleh USDA. Data ini juga diperkuat oleh penelitian lain
3
Perlakuan pasca panen buah markisa yang akan dijual sebagai buah segar
atau sari buah berbeda. Isi buah markisa banyak mengandung zat-zat yang penting
bagi tubuh manusia, oleh karena itu bijinya langsung dapat dimakan. Kandungan
biji markisa dapat dilihat pada tabel 3.
Pengemasan
Pengemasan buah adalah meletakkan buah-buahan ke dalam suatu wadah
yang cocok dan baik sehingga komoditi tersebut terlindungi dari kerusakan
4
mekanis, fisiologis, kimiawi, dan biologis (Satuhu 2004). Kegitan pengemasan ini
sering juga disebut pengepakan atau packaging. Buah-buahan yang akan
ditransportasikan harus disusun secara rapi ke dalam kemasan supaya kedudukan
menjadi lebih kompak dan stabil selama pengangkutan. Hal tersebut akan
mengurangi kerusakan mekanis yang terjadi akibat guncangan dan getaran.
Menurut Satuhu (2004), bahan dan bentuk kemasan secara umum dapat dibagi
menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Kemasan langsung
Yakni kemasan utama yang langsung berhubungan dengan buah
yang dikemas. Bahan pengemas utama ini dapat berupa karung, plastik,
kertas, atau daun.
2. Kemasan tidak langsung
Merupakan kemasan kedua dari buah yang tidak bersentuhan
langsung. Wadah kedua dimaksudkan untuk melindungi bahan dari
kerusakan fisik dan mekanis terutama untuk memudahkan pengaturan
dalam gudang penyimpanan, dan distribusi serta memudahkan pengaturan
dalam alat angkut. Bahan pengemas ini dapat dibuat dari peti kayu, peti
karton, dan keranjang bambu.
Simulasi Transportasi
Alat simulasi ini telah disesuaikan dengan jalan yang terdapat di dalam dan
di luar kota. Dasar yang membedakan antara jalan dalam kota dan luar kota adalah
besarnya amplitudo yang terukur. Jalan dalam kota memiliki amplitudo yang lebih
rendah dibandingkan jalan luar kota, jalan buruk, dan jalan berbatu. Pada simulasi
pengangkutan dengan menggunakan truk, guncangan yang dominan adalah
guncangan pada arah vertikal. Sedangkan guncangan pada kereta api adalah
guncangan arah horizontal, guncangan lain berupa puntiran dan bantingan
diabaikan karena jumlah frekuensinya kecil sekali (Soedibyo 1992). Berikut
5
adalah data guncangan truk pada kondisi jalan berbeda yang telah diteliti oleh
Lembaga Uji Konstruksi BPPT.
Karton gelombang adalah karton yang dibuat dari satu atau beberapa lapisan
kertas medium bergelombang dengan kertas liner sebagai penyekat dan
pelapisnya. Karton gelombang terdiri dari kertas liner dan kertas medium. Kertas
medium adalah kertas yang digunakan sebagai lapisan bergelombang pada karton
gelombang. Sedangkan kertas liner adalah kertas yang digunakan untuk lapisan
datar, baik pada bagian luar maupun bagian dalam karton gelombang (Haryadi
1994).
Keterangan: (a) single face dengan single flute (c) double wall
(b) double face dengan single flute (d) triple wall
Gambar 2. Penggolongan karton gelombang
Terdapat dua lapisan pada paperboard, yaitu lapisan utama (primary layer)
dan lapisan pendukung (secondary layer). Primary layer terdiri dari serat kasar
yang kuat sedangkan secondary layer tersusun dari serat yang telah diperlakukan
6
Kerusakan Mekanis
pendistribusian buah markisa, sehingga akan lebih ekonomis dan bahan pengisi
kemasan yang digunakan ini merupakan bahan yang mudah didapat serta
memanfaatkan kembali fungsi limbah yang ada (recycle).
METODE PENELITIAN
Alat
Peralatan yang digunakan, antara lain: jangka sorong, meja getar, timbangan
mettler untuk mengukur susut bobot, dan hand refractometer untuk mengukur
total padatan terlarut, serta alat-alat lainnya yang menunjang terlaksananya
penelitian ini.
8
Bahan
Prosedur Penelitian
Dibungkus Dengan bahan pengisi Tanpa bahan Dengan bahan Dengan bahan pengisi
menggunakan kertas potongan kertas pengisi (Kontrol) pengisi jerami daun pisang kering
Pengamatan
1. Kerusakan Mekanis
Uji kerusakan mekanis dilakukan secara visual pada kulit buah markisa
setelah simulasi transportasi di atas meja getar. Kriteria rusak didasarkan
pada terdapatnya luka gores pada kulit, memar, retak, hingga pecah. Lembar
pengujian adalah seperti pada tabel berikut:
2. Susut Bobot
Susut bobot buah markisa diukur menggunakan timbangan mettler dengan
ketelitian pengukuran hingga 0.1 gram.
( )
Rancangan Percobaan
Yij = μ + άi + ε ik
Kerusakan Mekanis
4,5
4,0
3,5
3,0 A
% Rusak
2,5 B
2,0 C
1,5
D
1,0
0,5 E
0,0
0 2 4 6 8
Hari ke-
Keterangan :
A : Kemasan tanpa bahan pengisi
B : Kemasan menggunakan bahan pengisi kertas pembungkus
C : Kemasan menggunakan bahan pengisi cacahan kertas
D : Kemasan menggunakan bahan pengisi daun pisang kering
E : Kemasan menggunakan bahan pengisi jerami
Gambar 13. Grafik pengaruh perlakuan bahan pengisi kemasan terhadap kerusakan
mekanis buah markisa selama penyimpanan (setelah simulasi transportasi)
Susut Bobot
14,0
12,0 A
10,0 B
8,0 C
6,0
D
4,0
2,0 E
0,0
2 4 6 8
Hari ke-
Keterangan :
A : Kemasan tanpa bahan pengisi
B : Kemasan menggunakan bahan pengisi kertas pembungkus
C : Kemasan menggunakan bahan pengisi cacahan kertas
D : Kemasan menggunakan bahan pengisi daun pisang kering
E : Kemasan menggunakan bahan pengisi jerami
Gambar 14. Grafik pengaruh perlakuan bahan pengisi kemasan terhadap perubahan susut bobot
buah markisa selama penyimpanan (setelah simulasi transportasi)
15
Pada Gambar 14. pengukuran susut bobot pada buah markisa (5 sampel tiap
perlakuan) dilakukan setiap 2 hari sekali dengan skala gram. Berdasarkan hasil
perhitungan yang dirata-ratakan pada buah markisa (lampiran 13, hal 29)
didapatkan nilai tertinggi susut bobot buah markisa perlakuan tanpa menggunakan
bahan pengisi kemasan (A) yaitu 17.56%, kemudian nilai susut bobot terendah
yaitu 10.53% untuk markisa dengan bahan pengisi kemasan menggunakan kertas
pembungkus (B). Hasil penelitian menunjukkan bahwa buah markisa dengan
perlakuan tanpa menggunakan bahan pengisi kemasan (A) memiliki persentase
susut bobot paling besar. Hal ini dapat disebabkan karena guncangan yang terjadi
dalam perlakuan A lebih besar dibandingkan dengan perlakuan lainnya sehingga
buah markisa dalam perlakuan tersebut mengalami penurunan kadar air lebih
cepat dan penurunan kadar air dapat mempengaruhi susut bobot buah markisa.
Menurut hasil dari pengolahan data ke dalam bentuk data statistik (lampiran 2, hal
22), diperoleh nilai P-value ≥ 5% yaitu sebesar 0.8622 yang menyatakan bahwa
perbedaan bahan pengisi kemasan (perlakuan) yang digunakan pada simulasi
transportasi buah markisa tidak berpengaruh nyata terhadap susut bobot buah
markisa.
Susut bobot merupakan kehilangan kandungan air pada produk yang
mempengaruhi kenampakan, tekstur seperti kelunakan atau kelembekan,
berkurangnya kandungan gizi, dan menyebabkan kerusakan lain seperti kelayuan
dan pengerutan dari buah tersebut. Susut pada saat setelah simulasi transportasi
lebih banyak disebabkan faktor metabolisme buah markisa kuning yaitu respirasi,
transpirasi, dan proses hidrolisis pati menjadi komponen-komponen yang
sederhana seperti glukosa dan akan terurai menjadi karbohidrat dan air bereaksi
dengan oksigen. Kandungan air pada buah markisa akan berkurang segera setelah
buah dipetik yang disebabkan proses transpirasi. Transpirasi dapat diartikan
sebagai proses kehilangan air dalam bentuk uap dari jaringan tumbuhan.
Transpirasi terjadi pada saat tumbuhan membuka stomatanya untuk mengambil
karbon dioksida dari udara untuk berfotosintesis. Menurut Wijandi (1981),
penurunan bobot pada komoditi setelah panen disebabkan oleh hilangnya air dari
jaringan-jaringan hidup selama proses transpirasi. Susut bobot juga disebabkan
oleh terurainya glukosa menjadi CO2 dan air selama proses respirasi, walaupun
dalam jumlah yang kecil.
lainnya yang bagian dalamnya berupa daging buah. Disamping itu, diperolehnya
hasil pengukuran kekerasan buah markisa yang fluktuatif disebabkan juga oleh
belum adanya ketentuan tersendiri untuk pengaturan alat dalam mengukur
kekerasan buah markisa (Surianta, 2011).
Tingginya nilai kerusakan mekanis memacu laju pembusukan lebih tinggi.
Laju pembusukan membutuhkan energi yang didapatkan dari perombakan zat-zat
gula melalui proses oksidasi sehingga mengakibatkan tingginya nilai total padatan
terlarut. Berdasarkan analisa statistik (lampiran 4, hal 22), diperoleh nilai P-value
≥ 5% yaitu sebesar 0.2664 yang menyatakan bahwa penggunaan bahan pengisi
kemasan (perlakuan) yang digunakan pada simulasi transportasi buah markisa
tidak berpengaruh nyata terhadap nilai total padatan terlarut pada buah.
Penggunaan bahan pengisi kemasan tidak memberikan dampak yang signifikan
terhadap total padatan terlarut buah markisa.
14,0
Total Padatan Terlarut (oBrix)
12,0
10,0
A
8,0
B
6,0
C
4,0
D
2,0 E
0,0
0 2 4 6 8
Hari ke-
Keterangan :
A : Kemasan tanpa bahan pengisi
B : Kemasan menggunakan bahan pengisi kertas pembungkus
C : Kemasan menggunakan bahan pengisi cacahan kertas
D : Kemasan menggunakan bahan pengisi daun pisang kering
E : Kemasan menggunakan bahan pengisi jerami
Gambar 15. Grafik pengaruh perlakuan bahan pengisi kemasan terhadap perubahan total
padatan terlarut dalam buah markisa selama penyimpanan (setelah simulasi
transportasi)
Surianta 2011), yang menyatakan bahwa pada buah markisa (klimakterik), justru
terjadi sedikit penurunan selama proses pematangan. Perbedaan nilai total padatan
terlarut antara buah markisa dengan buah klimakterik lain dapat dikarenakan
adanya kandungan kimia pada buah markisa yang tidak terdapat pada buah
klimakterik lainnya.
Simpulan
Saran
1. Perlu analisa lebih lanjut tentang pengukuran luasan buah markisa dan area
kerusakan mekanis pada permukaan buah markisa.
2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai teknik pengemasan buah markisa
dengan menggunakan peti kayu agar pendistribusian buah markisa dapat
dilakukan dengan jarak yang lebih jauh (ekspor).
18
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, RS. 2005. Dampak Kemasan dan Suhu Penyimpanan Terhadap Perubahan
Sifat Fisik dan Masa Simpan Brokoli Setelah Transportasi. Skripsi.
Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Aspihani, Hilalliyah. 2006. Kajian Pengaruh Tipe Kemasan, Bahan Kemasan, dan
Penggunaan Ventilasi Terhadap Kekuatan Kemasan Peti Karton Untuk
Distribusi. Fakultas Teknologi Pertanian, IPB. Bogor.
Anonim. 2010. Markisa (Passiflora spp). (www.wannura.com) [7 Februari 2011].
Badan Pusat Statistik. 2009. Produksi Tanaman Sayuran di Indonesia 2009.
Jakarta. Badan Pusat Statistik.
[BPS] Biro Pusat Statistik. 2012. Produktivitas Buah-Buahan di Indonesia. BPS –
Jakarta.
Handerberg, R.E. 1975. Dasar-dasar Pengemasan. Didalam E.B. Pantastico (ed).
Fisiologi Pasca Panen, Penanganan, dan Pemanfaatan Buah-buahan dan
Sayur-sayuran Tropika dan Subtropika. Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
Darmawati, E. 1994. Simulasi Komputer untuk Perancangan Kemasan Karton
Bergelombang dalam Pengangkutan Buah-buahan. Tesis. Program Studi
Keteknikan Pertanian, IPB. Bogor.
Direktorat Gizi Dept. Kes. R.I. 1990. Daftar Komposisi Bahan Makanan. Penerbit
Bhratar : Jakarta.
Hanlon, J. F. 1984. Handbook of Package Engineering. McGraw Hill Book Co.,
New York.
Kartasapoetra, A.G. 1994. Teknologi Penanganan Pasca Panen. PT Rieneka Cipta,
Jakarta.
Luketsi, Wendianing Putri. 2011. Pengaruh Perlakuan Bahan Pengisi Kemasan
terhadap Mutu Fisik Buah Pepaya Varietas IPB 9 (Callina) Selama
Transportasi. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian, IPB. Bogor.
Lokasari, Kadek Noni. 2011. Pengkajian Kemasan Dalam dan Pengisi Terhadap
Mutu Tomat (Lycopersicom esculentum) Pada Kemasan Peti Kayu Selama
Transportasi. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian, IPB. Bogor.
Mc. Gregor, B.M. 1989. Tropical Products Transport Handbook. USA. United
States Department of Agriculture.
Pantastico, ER.B. 1989. Fisiologi Pasca Panen, Penanganan, dan Pemanfaatan
Buah-buahan dan Sayur-sayuran Tropika dan Subtropika. Gadjah Mada
Press. Yogyakarta.
19
= ⁄
= 69.9 km/jam
Jarak tempuh aktual yang diinginkan adalah 180 km (Jarak Bandung - Jakarta),
367 km (Jarak Bandung- Semarang), 675 km (Jarak Bandung - Surabaya) maka
lamanya simulasi transportasi di atas simulator adalah:
=
= 2.57 jam
≈ 2 jam 34 menit
22
Lampiran 3. Hasil uji lanjut Duncan pengaruh bahan pengisi kemasan terhadap
susut bobot buah markisa selama delapan hari penyimpanan
susut bobot hari ke-
perlakuan
2 4 6 8
A 0.02748 a 1.8613 a 2.2855 a 3.1689 a
B 0.03116 a 1.7883 a 1.8785 a 2.2400 a
C 0.08481 a 1.5981 a 1.8499 a 2.5727 a
D 0.03001 a 1.3619 a 2.3554 a 3.6429 a
E 0.06104 a 1.7015 a 2.3038 a 3.4638 a
Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada DMRT 5%
Lampiran 5. Hasil uji lanjut Duncan pengaruh bahan pengisi kemasan terhadap
total padatan terlarut buah markisa selama enam hari penyimpanan
total padatan terlarut hari ke-
perlakuan
0 2 4 6
A 6.8417 a 8.3500 a 9.3083 a 9.6417 a
B 7.5917 a 9.0917 a 9.6833 a 9.6333 a
C 7.1667 a 8.6667 a 9.5500 a 9.0750 a
D 6.9500 a 9.2083 a 9.5167 a 9.4167 a
E 7.0292 a 8.7375 a 9.7792 a 9.4958 a
Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada DMRT 5%
23
Lampiran 7. Hasil uji lanjut Duncan pengaruh bahan pengisi kemasan terhadap
kerusakan mekanis buah markisa selama delapan hari penyimpanan
kerusakan mekanis hari ke-
perlakuan
0 2 4 6 8
A 1.5620 bc 2.1240 bc 2.3520 bc 2.6000 bc 2.7440 bc
B 0.9760 c 1.0980 c 1.1780 c 1.2200 c 1.2520 c
C 2.3680 a 2.4020 a 2.4520 a 2.4520 a 2.5480 a
D 1.5960 bc 2.0620 bc 2.6720 bc 3.1740 bc 3.2860 bc
E 2.2380 ab 2.7820 ab 3.4260 ab 3.6160 ab 4.0980 ab
Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada DMRT 5%
24
24
25
25
26
26
27
27
28
28
29
29
30
RIWAYAT HIDUP