Anda di halaman 1dari 3

Mengolah Limbah Kandang Menjadi

Biogas

Limbah kotoran ternak terutama sapi tak jarang menjadi sumber masalah
bagi lingkungan sekitarnya. Limbah ternak tergolong berbahaya tidak
hanya bagi ternak tetapi juga pada kesehatan manusia dan lingkungan.
Pasalnya kotoran ternak menghasilkan hidrogen sulfide, gas metana,
karbon dioksida, dan amonia yang merupakan gas berbau tajam.
Amonia dapat menyebabkan iritasi mata, gangguan saluran pernapasan
dan kerusakan pada paru-paru. Yang mana manusia hanya dapat
mencium amonia ini pada konsentrasi 20-30 ppm.
Untuk mengatasi permasalahan limbah kotoran ternak, peternak perlu
mengetahui bagaimana cara mengelola limbah menjadi sesuatu yang
bermanfaat dan tidak berdampak negatif untuk lingkungan sekitar
bahkan mengubahnya menjadi sesuatu yang bernilai ekonomi tinggi.
Salah satu alternatif pengolahan limbah yang sangat direkomendasikan
yaitu dengan mengolah limbah kotoran ternak menjadi biogas.

Apa biogas itu?


Biogas merupakan suatu gas yang dihasilkan dari bahan-bahan organik
termasuk diantaranya kotoran manusia maupun hewan serta limbah
rumah tangga (domestik) melewati proses fermentasi secara anaerob
(tertutup/ tanpa oksigen). Kandungan utama dalam biogas adalah gas
metan yang memiliki sifat mudah terbakar dan karbondioksida.
Biogas ini memberikan banyak manfaat dan nilai tambah untuk
masyarakat dari limbah organik. Diantaranya dapat digunakan sebagai
bahan bakar kendaraan, pengganti gas LPG, dan pembangkit listrik.
Prinsip instalasi biogas
wadah secara Secara singkat pembuatan biogas merupakan dekomposisi
bahan organik yang ditempatkan dalam anaerobik (tertutup dari udara
bebas). Proses dekomposisi anaerobik dibantu oleh sejumlah
mikroorganisme, terutama bakteri metan.
Bagian terpenting dari instalasi biogas ini adalah digester. Digester
merupakan reaktor biologis untuk menghasilkan gas, disinilah tempat
campuran bahan baku dibiarkan sekitar 1 minggu sehingga bakteri
metanogenik efektif menghasilkan gas metana. Luas ukuran digester
tergantung pada banyaknya jumlah kotoran ternak itu sendiri dan
banyaknya biogas yang ingin dihasilkan.

Bagaimana proses pembuatan biogas?

Adapun langkah-langkah proses pembuatan biogas sebagai berikut: 

 Mencampur bahan baku kotoran ternak dengan air. 


Bahan baku kotoran ternak dimasukkan di ruang mixer atau pada penampungan
sementara bersama air dengan perbandingan 1:1. Keduanya dicampur hingga
berbentuk seperti lumpur.

 Memasukkan  lumpur ke digester. 


Sebaiknya inlet digester didesain dibawah mixer/ penampungan sementara.
Sehingga saat lumatan bahan baku sudah siap tinggal buka saja kran dan lumpur
akan langsung jatuh ke bak digester. Pada pengisian pertama digester harus diisi
sampai penuh.

 Menambahkan starter.
 Starter ini berupa mikroorganisme perombak yang banyak. banyak dijual
dipasaran). Fungsinya untuk membantu mempercepat proses perombakan bahan
organik hingga menjadi biogas. Tambahkan starter sebanyak 1 liter. Apabila
digester telah penuh, tutup kran gas secara rapat agar proses fermentasi aerobik
dapat berlangsung secara maksimal.

 Proses pembentukan gas.


Dalam minggu pertama proses fermentasi hanya akan membentuk gas karbon
dioksida. Kemudian pada hari ke 10 gas metan sudah mulai dihasilkan. Dan
pada minggu ke 2 lah gas yang terbentuk mulai dapat digunakan untuk
menyalakan api pada kompor gas atau kebutuhan lainnya. Perlu diketahui bahwa
pada komposisi CH4 54% dan CO2 27% lah biogas akan menyala dan biogas
tidak akan berbau kotoran sapi. Berikutnya, digester dapat diisi lumpur kotoran
ternak secara berkelanjutan untuk menghasilkan biogas secara optimal.

Cara mengolah limbah kotoran ternak menjadi biogas sangat efektif untuk
mengatasi berbagai permasalahan limbah peternakan. Selain dapat menghasilkan
biogas itu sendiri, proses pengolahan biogas ini nantinya juga akan menyisakan
sebuah lumpur layaknya ampas yang dapat digunakan sebagai pupuk kandang/
pupuk organik baik dalam keadaan basah maupun kering. 

Anda mungkin juga menyukai