NILAI
Pembahasan
Warna merupakan suatu atribut kualitas yang penting dalam industri
pangan karena memengaruhi pilihan dan preferensi konsumen. Warna pada
bahan pangan dipengaruhi oleh perubahan kimia, biokimia, mikrobiologis,
serta fisik yang terjadi selama proses pertumbuhan, pematangan, serta
penanganan dan proses pasca panen. Pengukuran warna pada produk pangan
digunakan untuk mengukur kualitas secara tidak langsung seperti flavor dan
kandungan pigmen karena metode ini sangat sederhana, cepat, dan berkolerasi
terhadap parameter tersebut (Pathare et al 2013).
Lovibond merupakan seorang pembuat bir berkebangsaan Inggris.
Awalnya ia mengamati flavor bir dan menemukan hubungan antara kualitas
bir dengan warnanya. Alat yang ia temukan, tintometer, bekerja dengan prinsip
mengukur tiga warna primer yaitu merah, kuning, dan biru. Selanjutnya, ia
menyadari pentingnya standar agar tintometer semakin ilmiah. Akhirnya ia
membuat standar untuk warna merah, kuning, dan biru dengan intensitas yang
berbeda. Ia pun membuat warna netral yang didefinisikan sebagai cahaya putih
seperti ”kabut laut” yang jauh dari pengaruh perkotaan (Martin 2016).
Simpulan
Analisis warna pada bahan pangan sangat penting dilakukan mengingat
warna berkaitan dengan parameter yang menentukan kualitas. Instrumen yang
dapat digunakan adalah tintometer Lovibond dan chromameter. Hasil analisis
sari pare dengan tintometer Lovibond menunjukkan sampel berwarna gelap
didominasi warna biru lalu disusul warna kuning. Hasil analisis sampel jagung
manis dengan chromameter menunjukkan sampel berwarna cerah didominasi
warna hijau dibandingkan merah dan kuning dibandingkan biru.
Daftar Pustaka
Martin E. 2016. The tintometer, antrophology and the science of color.
Antrophology Now. 8(2):14-24.
Pathare BP, Opara UL, Al-Said FA. 2013. Colour mesurement and analysis in
fresh and processed foods: a review. Food and Bioprocess Technology.
6(2013): 36-60.
Tarlak F, Ozdemir M, Melikoglu M. 2016. Computer vision system approach in
colour measurements of foods: Part II. Validation of methodology with
real food. Food Science and Technology. 36(3): 499-504.
Kekurangan:
Pengoperasian masih manual
Masih memanfaatkan indera manusia (kesalahan paralaks)
Waktu operasi relatif lama
Kekurangan:
Perlu dilakukan standardisasi warna terlebih dahulu
Fluktuasi terhadap tegangan listrik
Sensitif terhadap degradasi warna