NPM : 11181187
KELAS : 4FA4
4. Peralatan
Peralatan pembuatan obat harus ditempatkan dan dikualifikasi dengan tepat agar
mutu obat yang dihasilkan dapat terjamin dan seragam dari bets ke bets. Selain itu,
penggunaan peralatan harus memerhatikan kebersihan agar dapat mencegah
kontaminasi silang, penumpukan debu atau kotoran dan, hal-hal yang umumnya
berdampak buruk pada mutu produk.
5. Produksi
Industri farmasi memproduksi obat dengan mengikuti prosedur yang telah
ditetapkan dan memenuhi ketentuan CPOB. Dengan mengikuti pedoman CPOB dalam
produksinya akan menghasilkan produk yang memenuhi persyaratan mutu serta
memenuhi ketentuan izin pembuatan dan izin edar.
7. Pengawasan Mutu
Pengawasan mutu merupakan salah satu aspek yang paling esensial dari CPOB.
Pengawasan mutu ini akan memberikan kepastian bahwa produk secara konsisten
dimonitoring untuk menjaga mutu produk yang sesuai dengan tujuan pemakaiannya.
8. Inspeksi Diri, Audit Mutu dan Audit & Persetujuan Pemasok (Supplier)
Inspeksi diri dilaksanakan secara independen dan diverifikasi oleh petugas yang
kompeten dari perusahaan yang dapat mengevaluasi penerapan CPOB secara obyektif.
10. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan bagian dari sistem informasi manajemen untuk
Pemastian Mutu. Tujuan dilakukannya dokumentasi adalah untuk memastikan setiap
personil akan menerima uraian tugas yang relevan secara jelas dan rinci. Dengan
dokumentasi yang jelas akan mampu memperkecil risiko terjadinya kekeliruan atau
salah tafsir yang biasanya timbul karena hanya mengandalkan komunikasi lisan, tidak
didukung dengan pesan yang tertulis atau dikirim secara elektronik.
8. Jelaskan deskripsi pakaian kerja untuk tiap kelas dalam ruang bersih!
JAWAB:
Pada penggunaan pakaian kerja steril (disterilkan atau disanitasi dengan memadai)
harus disediakan untuk tiap sesi kerja. Contohnya sarung tangan yang secara rutin
harus di disinfeksi selama bekerja. Masker dan sarung tangan juga wajib diganti paling
sedikit pada setiap sesi kerja. Deskripsi yang dipersyaratkan untuk setiap kelas, sebagai
berikut :
- Kelas D : Rambut - dan jika relevan – janggut hendaklah ditutup. Pakaian
pelindung reguler, sepatu yang sesuai atau penutup sepatu hendaklah dikenakan.
Perlu diambil tindakan pencegahan yang sesuai untuk menghindarkan kontaminasi
yang berasal dari bagian luar area bersih
- Kelas C : Rambut dan – jika relevan – janggut dan kumis hendaklah ditutup.
Pakaian model terusan atau model celana-baju, yang bagian pergelangan tangannya
dapat diikat, memiliki leher tinggi dan sepatu atau penutup sepatu yang sesuai
hendaklah dikenakan. Pakaian kerja ini hendaklah tidak melepaskan serat atau
bahan partikulat.
- Kelas A dan B : Penutup kepala hendaklah menutup seluruh rambut serta – jika
relevan – janggut dan kumis;penutup kepala hendaklah diselipkan ke dalam leher
baju; penutup muka hendaklah dipakai untuk mencegah penyebaran percikan.
Model terusan atau model celana-baju, yang bagian pergelangan tangannya dapat
diikat dan memiliki leher tinggi, hendaklah dikenakan. Hendaklah dipakai sarung
tangan plastik atau karet steril yang bebas serbuk dan penutup kaki steril atau
didisinfeksi. Ujung celana hendaklah diselipkan ke dalam penutup kaki dan ujung
lengan baju diselipkan ke dalam sarung tangan. Pakaian pelindung ini hendaklah
tidak melepaskan serat atau bahan partikulat dan mampu menahan partikel yang
dilepaskan dari tubuh.
C. Formula
12. Jelaskan satu contoh formula sediaan SVP (injeksi) dan jelaskan masing2
fungsi bahannya!
JAWAB :
Asam Askorbat 50 mg (Zat aktif)
Na. Bikarbonat 24 mg (Pendapar)
Thiocarbamidum 6 mg (Pengawet)
API ad 1 mL (Pelarut)
D. Tonisitas
14. Formula Injeksi fenobarbital:
Na fenobarbital 100 g
Aqua pro injeksi ad 100 mL
Diketahui:
Na fenobarbital: E = 0,24, ∆tb1% = 0,14
Hitunglah:
a. Berapa gram NaCl yang ditambahkan supaya sediaan isotonis dengan perhitungan
metode PTB/krioskopik?
Jawab:
Konsentrasi Na fenobarbital 5 g/100ml
=5%
0,52−(∆𝑡𝑏 𝑥 𝐶)
W= 0,576
0,52−(0,14 𝑥 𝐶)
W= 0,576
0,52−(0,14 𝑥 5)
W= 0,576
0,52−0,7
W= 0,576
W= - 0,3125%
Kesimpulan :
Larutan hipertonis sehingga tidak perlu ditambahkan NaCl
b. Dengan metode ekivalensi NaCl, hitunglah berapa NaCl yang ditambahkan agar
injeksi fenobarbital menjadi isotonis?
Jawaban:
Jumlah NaCl seharusnya agar istonis pada
sediaan 100 ml adalah = 0,9 gram (0,9%)
Na Fenobarbital = 5 x 0,24 = 1,2 gram
Jadi NaCl yang dibutuhkan
= 0,9 – 1,2 gram = -0,3 gram
Kesimpulan :
Larutan Hipertonis sehingga tidak perlu ditambahkan NaCl
c. Berapa mililiter larutan NaCl 0,9% yang ditambahkan? DAN berapa mililiter aqua
pro injeksi yang ditambahkan supaya sediaan menjadi isotonis? (Hitung dengan
metode white Vincent dan Sprowls)
Jawaban:
V = W x E x 111,1
V = 5 g x 0,24 x 111,1
V = 133,32 mL
Kesimpulan :
Larutan Hipertonis sehingga tidak perlu ditambahkan NaCl
Hitunglah:
a. Berapa gram NaCl yang ditambahkan supaya sediaan isotonis, dengan
perhitungan metode PTB/krioskopik?
0,52−(0,102 𝑥 2)
W= 0,576
= 0,548 gram/100 mL
b. Dengan metode ekivalensi NaCl, hitunglah berapa NaCl yang ditambahkan agar
sediaan injeksi tersebut menjadi isotonis?
JAWAB:
Kesetaraan Penisilin G Potasium = 2 g x 0,18
= 0,36 gram
Untuk memperoleh larutan isotonis diperlukan 0,9 gram NaCl Maka NaCl yang
ditambahkan = 0,9 gram- 0,36 gram
=0,54 gram
c. Berapa mililiter larutan NaCl 0,9% yang ditambahkan? DAN berapa mililiter aqua
pro injeksi yang ditambahkan supaya sediaan menjadi isotonis? (Hitung dengan
metode white Vincent dan Sprowls)
JAWABAN:
V = (W x E) x 111,1
= (2% x 0,18) x 111,1
= 39, 996 mL
100 mL – 39, 996 mL = 60,004 mL ~ 60 mL mL
NaCl 0,9% = 60,004 mL
mL aqua pro injeksi = 39,996 mL
Diketahui:
∆tb1% Ranitidin HCl 0,1
∆tb1% Na2HPO4 anhidrat 0,24
∆tb1% KH2PO4 0,25
Hitunglah Berapa gram NaCl yang ditambahkan supaya sediaan menjadi isotonis,
dengan perhitungan metode PTB/krioskopik?
JAWABAN:
0,56−((0,1 𝑥 2,79)+(0,24 𝑋 0,098)+(0,025 𝑋 0,15))
W= 0,576
= 0,312 g/100 ml
= 0,9 - 0-312 = 0,588 (Hipotonis)
NaCl yang ditambahkan
NaCl : 0,9 – 0,588
: 0,312 g/100 mL