Anda di halaman 1dari 3

ESSAY MENJAGA KEBERSIHAN DAN PENGENDALIAN

BAHAYA PADA TEMPAT KERJA


(ERNAWATI-202001040)

Kebersihan dan keselamatan kerja merupakan hal penting yang harus


diterapkan di semua tempat kerja, baik pada sektor formal maupun sektor informal.
Terlebih bagi tempat kerja yang memiliki risiko atau bahaya yang tinggi, serta dapat
menimbulkan bahaya baik berupa kecelakaan kerja maupun penyakit akibat kerja.
Kebersihan dan keselamatankerja seharusnya diterapkan pada semua pihak yang
terlibat dalam proses kerja, tidak hanya itu lingkungan serta fasilitas pendukung pun
harus diperhatikan dalam hal ini. Terlebih lagi, dalam situasi pandemi Covid-19,
pelayanan pada optik harus tetap berjalan dengan mengedepankan langkah-langkah
pencegahan. Sehingga perlu mengikuti pedoman berdasarkan Kementerian Kesehatan
RI yang telah menerbitkan Keputusan Menteri Kesehatan nomor
HK.01.07/MENKES/328/2020 tentang Panduan Pencegahan dan Pengendalian Covid-
19 di Tempat Kerja Perkantoran dan Industri dalam Mendukung Keberlangsungan
Usaha pada Situasi Pandemi. Adapun kebijakan-kebijakan yang diterapkan pada
tempat kerja saya di Klinik Mata dr.Sunaryo.,Sp.M tentang menjaga kebersihan dan
penanganan bahaya, diantaraya:

1. Penyediaan Air (Air Minum Dan Air Bersih) Di Tempat Kerja


Standar Baku Mutu kecukupan air minum dan air untuk keperluan higiene
dan sanitasi berpedoman pada Permenkes 70 tahun 2016 Standar dan Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Kerja Industri. Tidak haya itu, Kecukupan air minum untuk
lingkungan kerja industri dihitung berdasarkan jenis pekerjaan dan lamanya jam
kerja setiap pekerja untuk setiap hari.
Fasilitas yang diberikan pada tempat kerja terkait penyediaan air diantaranya:
tersedianya air minum di ruangan atas dan bawah. Akan tetapi, selama pandemi
diberlakukan setiap karyawan diwajibkan membawa botol minum pribadi dalam
upaya pencegahan terkait Covid-19. Sedangkan, air yang digunakan dalam proses
dan pemadam kebakaran mengunakan air PDAM yang pastinya tidak baik untuk
dikonsumsi.

2. Standar Baku Mutu (SBM) Sarana Dan Bangunan

Standar baku mutu (SBM) sarana dan bangunan meliputi 3 aspek, yaitu:
Ruang Kerja,.Sarana Higiene Dan Sanitasi, Sarana Pembuangan Limbah Cair.
Untuk ruang Kerja minimal volume ruang kerja =11 m3 /orang. Hal tersebut sesuai
dengan bangunan tempat kerja di Klinik Mata tempat kerja saya berupa RUKO
dengan Tinggi: 9 m; Lebar: 2 m; dan Panjang: 7m.Selanjutnya sarana hygiene dan
sanitasi yang berupa fasilitas toilet. Fasilitas toilet pada Klinik Mata tempat saya
bekerja terdapat 3 toilet.

a. Toilet Khusus Pasien; Kamar mandi/Wc pasien sudah di lengkapi dengan


sabun. Untuk tempat cuci Tangan tersedia 2 tempat berada di luar dalam
ruangan.Tempat sampah selalu tertutup dan Kebersihan lantai selalu
dijaga sehingga tidak licin dan aman bagi pasien. Air selalu mengalir, akan
tetapi di kamar mandi/Wc tidak terdapat jendela.
b. Toilet Khusus Karyawan; kamar mandi/Wc dan cuci tangan terdapat pada
Ruangan Perawat d an juga sudah di lengkapi oleh sabun, tissue, tempat
sampah yang tertutup. Air Mengalir dengan aman dan lantaipun sangat
dijaga kebersihannya. Akan tetapi pada toilet inipun tidak terdapat jendela.
c. Toilet Khusus Dokter : Kamar mandi/Wc dokter terdapat pada bangunan
atas berdekatan dengan Kamar Dokter karena tempat ini berupa RUKO.

Aspek yang terakhir adalah Sarana Pembuangan Limbah Cair. Pada sarana
pembungan limbah cair yang berasal dari air limbah domestik pada tempat kerja
dijadikan satu pada septic tank yang sudah diatur oleh penyedia RUKO. Pada
sarana dan bangunan pada tempat saya kerja juga terdapat ruangan istirahat,
ruangan makan, ruangan sholat, dan pastinya tempat mencuci tangan/ Washtafel
yang di Era Pandemi sangat diharuskan terdapat diseluruh sektor pelayanan
masyarakat.

3. Good Housekeeping ( Penataan Area Kerja yang Baik )


Keuntungan menerapkan ‘good housekeeping’ di tempat kerja:
a. Mengurangi - menghilangkan potensi bahaya yang menjadi penyebab umum
terjadinya kecelakaan, seperti terpeleset, tersandung, dan terjatuh serta
kebakaran dan ledakan.
b. Mengurangi kontaminasi bahan berbahaya di area kerja penyebab timbulnya
masalah kesehatan, seperti menghirup debu atau uap.
c. Meningkatkan produktivitas kerja. Dengan penataan material dan peralatan
kerja yang baik, karyawan pun bisa bekerja lebih efektif dan efisien.
d. Membuat area kerja menjadi rapi, nyaman, dan menyenangkan. Barang-
barang yang tertata baik dan bersih tidak lagi menghambat pergerakan para
karyawan dan kecelakaan kerja pun dapat diminimalkan.

Kebijakan dalam hal Good Housekeeping merapikan dan membersihkan


setiap ruangan serta untuk penyimpanan barang/material yang di gunakan di simpan
di masing-masing ruangan dan di beri tanda label akan tetapi barang/material yang
tidak digunakan biasanya di buang/dibakar. Adapun kebijakan baru saat Era
Pandemi yaitu seluruh pasien/karyawan dalam area tempat kerja wajib
menggunakan masker dan harus di cek suhu terlebih dahulu untuk saling menjaga
dan mengikuti protokol kesehatan yang berlaku untuk saat ini. Tidak hanya itu aspek
Good Housekeeping juga diperhatikan dalam hal ruang tunggu pasien yang harus
berjarak ( physical distancing ) serta area parker sehingga pasien/masyarakat sekitar
tidak terganggu selama pelayanan dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai