FAHRI ARIZA
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RS USU MEDAN NIM : 140100001
PAPER
STREAK RETINOSCOPY
Disusun oleh:
M. FAHRI ARIZA
140100001
Pembimbing:
dr. Fithria Aldy, M.Ked(Oph), Sp.M (K)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan paper ini dengan
judul “STREAK RETINOSCOPY “ Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan
terima kasih kepada dokter pembimbing penulis, dr. Fithria Aldy, M.Ked(Oph),
Sp.M (K) yang telah meluangkan waktunya dan memberikan bimbingan serta
masukan dalam penyusunan paper ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan paper ini masih jauh dari
kesempurnaan baik isi maupun susunan bahasanya, untuk itu penulis
mengharapkan saran dan kritik dari pembaca sebagai masukan dalam penulisan
paper selanjutnya.
Paper ini diharapkan bermanfaat bagi yang membaca dan dapat menjadi
referensi dalam pengembangan wawasan di bidang medis.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Tujuan...........................................................................................................1
1.3 Manfaat.........................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................3
2.1 Retinoskopi...................................................................................................3
2.2 Retinoskopi Statis.........................................................................................4
2.3 Tipe Retinoskop...........................................................................................4
2.4 Pemeriksaan refraksi secara objektif dengan streak retinoskopi.................7
2.4.1 Streak Retinoskopi Pada Keadaan Kelainan Sferis.............8
2.4.2 Streak Retinoskopi Pada Astigmatisma.............................11
2.4.3 Aberasi Dari Reflek Retinoskop........................................12
BAB III KESIMPULAN......................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................14
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Bagian-bagian retinoskop dan trial lens...............................................8
Gambar 2. Pergerakan reflek retina........................................................................9
Gambar 3. Mendapatkan keadaan netral................................................................10
Gambar 4. Break dan skew pada pemeriksaan astigmatisma dengan retinoskop. .11
PAPER NAMA : M. FAHRI ARIZA
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RS USU MEDAN NIM : 140100001
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk menguraikan teori-teori
tentang Streak Retinoscopy. Penyusunan makalah ini sekaligus untuk memenuhi
persyaratan pelakasanaan kegiatan Program Pendidikan Profesi Dokter (P3D) di
Departemen Ilmu Kesehatan Mata, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera
Utara.
1
PAPER NAMA : M. FAHRI ARIZA
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RS USU MEDAN NIM : 140100001
1.3 Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat mengembangkan kemampuan dan
pemahaman penulis serta pembaca khususnya peserta P3D untuk lebih memahami
tentang Streak Retinoscopy, dan mampu melaksanakan diagnosis serta
penatalaksanaan terhadap gangguan ini sesuai dengan Standar Kompetensi Dokter
Indonesia.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Retinoskopi
Pemeriksaan refraksi dapat dilakukan secara subjektif maupun secara
objektif. Pemeriksaan secara objektif merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk
menentukan keadaan refraksi tanpa memerlukan input dari pasien. Hal ini penting
terutama pada pasien yang respon subjektifnya terbatas, seperti pada anak anak, pada
pasien dengan keterbatasan fisik dan bahasa, maupun pada pasien dimana respon
subjektifnya meragukan. Pemeriksaan refraki secara objektif yang umum dilakukan
adalah retinoskopi dan autorefraksi 1,2
Retinoskopi disebut juga skiaskopi atau shadow test merupakan suatu metode
objektif untuk mengetahui suatu kelainan refraksi dengan metode netralisasi.
Retinoskopi didasarkan pada adanya cahaya yang direfleksikan dari suatu cermin ke
mata, secara langsung cahaya akan melewati pupil dan hasil yang didapat tergantung
pada kondisi refraksi mata. 3,14
Retinoskop merupakan instrumen hand-held yang menggunakan prinsip
cahaya. Alat ini terdiri dari lensa, sumber cahaya, dan cermin. Dengan mengarahkan
cahaya retinoskop ke pupil, kita dapat menilai pantulan cahaya pada retina, dan
kemudian status refraksi dapat diukur dengan menggunakan lensa yang diletakkan di
depan mata pasien hingga cahaya dapat tepat fokus pada retina dengan pantulan
netral.1,5
Teknik retinoskopi pertama kali diperkenalkan pada tahun 1873 oleh Cuignet
(ahli mata dari Perancis), yang kemudian dibawa ke Paris oleh muridnya Mengin
tahun 1878. Pada waktu yang tidak terlalu lama berselang, Parent (1880)
memperkenalkan istilah ‘retinoscopie’ yang waktu itu ia percaya bahwa refleks
berasal dari retinal pigment layer. Dalam kepustakaan lain disebutkan bahwa
Retinoskop diciptakan oleh seorang ahli mata bernama Jack Copeland. Retinoskop
spot awal ciptaannya kini telah disempurnakan menjadi retinoskop streak modern.12
Metode refraksi ini diperkenalkan di USA oleh Jackson. Nama-nama seperti
umbraskopi, skiaskopi, dan skiametri sering dipakai sebagai nama lain dari
retinoskopi. Istilah skiaskopi dan skiametri dipakai secara luas di USA, dan istilah
retinoskopi dipakai diInggris dan beberapa Negara lain. Saat ini tehnik retinoskopi
telah berkembang yang dapat berupa retinoskopi statis, dinamis, radikal dan tehnik
lainnya.1,5
C. Retinoskop Streak
Merupakan retinoskop modern yang berbeda dengan spot retinoskop pada
dua aspek: 1. Menggabungkan lensa konkaf (sinar konvergen) dengan
lensa plano dan 2. Sumber cahaya yang dibentuk oleh streak lebih besar dari
spot.Efek lensa konkaf adalah menempatkan dengan efektif sumber cahaya dari
depan daripada dibelakang plane mirror, sehingga jika instrument ini digerakkan,
iluminasi pada pada retina akan bergerak berlawanan dengan retinoskop, hasil ini
disebut ‘against’ movement atau searah dengan gerakan retinoskop (streak)
disebut ‘with’ movement. Keuntungan dari lensa konkaf ini adalah penguji dapat
mengkonfirmasi tipe movement yang ada dengan melakukan switching lensa dari
posisi satu ke posisi yang lain. Sebagai contoh, jika seorang pemeriksa
menggunakan lensa plano dan terlihat ‘with’ movement, kita dapat
mengkonfirmasi dengan lensa konkaf dan akan didapatkan ‘against’
movement.15,12
Retinoskop yang digunakan secara luas adalah Copeland dan Welch
Allen. Keduanya terdiri dari Head (kepala), Sleeve (leher) dan Battery handle
(tempat baterei). Bagian optik kepala memancarkan sinar berbentuk slit yang
disebut dengan streak pada salah satu sisi kepala dan di sisi lain kepala terdapat
lubang pengintip. Sleeve yang terdapat pada retinoskop dapat membuat sinar
streak berkonvergensi (memipih) atau berdivergen (melebar) dengan cara
menggeser sleeve retinoskop keatas atau ke bawah. Sleeve retinoskop juga
digunakan untuk memutar arah dari sinar streak. 12,13, 19
Lampu dari retinoskop streak dibuat sedemikian rupa sehingga
membentuk suatu cahaya berbentuk streak yang lebih besar dari pada bentuk spot.
Instrument dibuat dengan suatu mekanisme (biasanya suatu knurled ring) yang
memungkinkan untuk rotasi pada suatu meridian yang diinginkan. Orientasi dari
streak akan melewati wajah pasien selalu pada sudut kanan terhadap meridian
dari mata yang akan diperiksa. Jika yang diperiksa adalah meridian vertikal,
pemeriksa menggerakkan instrument ke vertikal, dengan streak di orientasikan
secara horizontal. Jika yang diperiksa meridian horizontal, instrument digerakkan
secara horizontal dan streak diorintasikan secara vertikal.12,13 16
Sebagai tambahan untuk mekanisme rotasi streak, retinoscop streak juga
mempunyai mekanisme yang bervariasi dalam hal luasnya streak. Mekanisme ini
memudahkan pemeriksa dengan cepat mengubah lensa dari lensa plano ke lensa
konkaf dan sebaliknya. Ketika streak yang digunakan adalah yang paling luas,
inisama dengan waktu menggunakan retinoskop spot. Pada lebar yang
dipersempit, akan memudahkan pemeriksa untuk menemukan letak dari dua
principal meridians.20,12
Metode retinoskopi yang akan dipaparkan berikut menggunakan apa yang
disebut posisi sleeve up dan sleeve down. Penting untuk diketahui, bahwa kedua
alat retinoskop di Copeland dan Welch Allen tidak berfungsi dengan cara yang
sama. Retinoskop Copeland membuat efek sleeve up dengan cara menggeser
leher retinoskop ke posisi paling atas, namun retinoskop Welch Allen
menimbulkan efek sleeve up dengan menggeser leher retinoskop ke posisi paling
bawah. Demikian pula sebaliknya retinoskop Copeland membuat efek sleeve
down dengan cara menggeser retinoskop ke posisi paling bawah dan sebaliknya
pada retinoskop Welc Allen digeser ke posisi paling atas. Pada posisi sleeve up
dari retinoskop Copeland dan sleeve down pada Welch Allen digunakan untuk
mendapatkan plano position. Dan posisi sebaliknya untuk mendapatkan konkaf
position .17
2.4 Pemeriksaan Refraksi Secara Objektif Dengan Streak Retinoskopi
Pemeriksaan streak retinoskopi merupakan salah satu cara pemeriksaaan
refraksi secara objektif yang sangat penting untuk dikuasai oleh seorang
oftalmologis. Pemeriksaan dengan streak retinoskopi dapan mendeteksi kelainan
sferis dan silinder pada pasien secara objektif, dan juga dapat membantu pemeriksa
untuk mengetahui adanya aberasi optikal, irregularitas, dan opasitas. Pemeriksaan
streak retinoskopi saat ini merupakan adaptasi dari sistem yang dikembangkan oleh
Copeland yang dipatenkan pada tahun 1927. 5, 6, 8, 9
Sinar hanya dapat masuk dan keluar sebuah mata melalui pupil. Untuk
menilai keadaan suatu sistem optik yang tertutup, suatu sinar harus melewati sumbu
optikal tersebut dua kali, dan harus terdapat suatu bangunan yang dapat
memantulkan arah siner tersebut. Retina merupakan struktur yang dapat
memantulkan sinar yang masuk kedalam mata agar mata dapat dinilai keadaan
refraksinya. Pantulan cahaya dari retina ini disebut reflek retina. Pemeriksa akan
menilai beberapa karakteristik dari reflek retina untuk menentukan keadaan refraksi
seseorang. Mata yang emetrop akan memantulkan cahaya yang sejajar dari retina.
cahaya akan menjadi konvergen pada mata miopik. Mata hyperopia akan
memantulkan sinar yang divergen. 5, 6, 8