Anda di halaman 1dari 7

NAMA : YESSY MAXELLA

KELAS : 11 IPA 2
NO.ABS : 43

1.Sistem ekskresi pada beberapa filum


a. Filum porifera (Bunga Karang)

Sistem ekskresi pada porifera dikeluarkan melalui proses difusi sel-sel penyusun
dinding spongosol. Dari sel tubuh ke epidermis lalu dari epidermis kelingkungan hidup
berairnya. Porifera mempunyai sistem saluran air yang berfungsi untuk memasukkan dan
mengeluarkan ir yang mengandung zat makanan, oksigen, dan metabolism tubuh

b. Filum coelenterate (cnidaria)

Coelenterate tidak memiliki alat eksresi khusus, pembuangan dan pertukaran zaf dibuang
secara difusi, sisa makanan hasil metabolisme tubuh dikeluarkan melalui ostium (mulut)
karena mereka tidak memiliki anus. Berekskresi dengan cara difusi dari sel epidermis
kemudian keluar tubuh. Pada cnidarian laut, tekanan osmotik tubuhnya seimbang dengan
air laut. Memiliki permukaan tubuh yang permeable terhadap air laut sehingga tekanan
osmotic cairan tubuh naik trun tergantung perubahan kadar garam laut

c. Filum Echinodermata (Bintang Laut)

Tidak memiliki ekskretori khusus. Sisa metabolik dan sampah hasil ekskretori akan
diambil atau diangkut oleh sel ameobosit dalam cairan selom dan secara difusi akan
dibuaang ke luar tubuh melalui dermal brancia. Pada usus terdapat dua percabangan yang
berwarna coklat yang mensekresikan cairan berwarna kecoklatan

d. Filum mollusca (Bekicot)

Sistem ekskresi Mollusca yaitu berupa Nefridia yang berperan mirip dengan ginjal,
Nefridia juga mengeluarkan sisa metabolisme dalam bentuk cairan.
e. Filum annelida (Cacing Tanah)

Annelida sudah mempunyai alat ekskresi khusus, yaitu berupa nefridia yang


terdapat pada setiap segmen tubuh. Pada setiap segmen terdapat sepasang nefridia.
Nefridia ini dilengkapi dengan corong terbuka dan bersilia yang disebut nefrostom
yang terdapat pada setiap sekat pemisah segmen. Nefrostom berfungsi menarik dan
mengambil cairan tubuh. Pada saat cairan melalui nefridia, zat-zat yang berguna
diserap darah dan zat sisa, seperti air, senyawa nitrogen, dan garam-garam yang
tidak diperlukan oleh tubuh ditampung dalam kantong kemih. Zat sisa tersebut
kemudian dikeluarkan melalui nefridiofor (lubang nefridium).

f. Filum platyminthes ( cacing pipih)

dengan diserapnya cairan tubuh seperti ion Na, Cl, K, N dan air ke nefrostom oleh
gerakan silia dan otot. Saat cairan mengalir melalui tubulus nefrik, terjadilah proses
penyerapan air, ion Na, Cl, dan K. Zat tersebut akan menembus kapiler darah dan
disirkulasikan kembali. Cacing pipih mengeluarkan zat sisa nitrogen (amonia) melalui
difusi dari permukaan tubuh, dan sisa metabolisme lain berdifusi ke dalam “usus” dan
dikeluarkan melalui mulut.
g. Filum arthropoda (udang)

Organ dalam suatu ekskretoris utama dari arthropoda adalah kelenjar hijau, sering
disebut sebagai tubulus Malpighi. Hasil buangan berupa ammonia dan sedikit urea
serta asam urat selai itu terdapat banyak amina organ ekskresinya tertdiri atas sebuah
kantong ujung dan saluran ekskresi yang berhubungan dengan bladder. Kelenjar antenna
dan kelenjar maksilla juga saluran pembuangan sisa metabolisme pada bagian ini
memegang peran penting dalam memjaga keseimbangan kadar garam dalam tubuh

h. Filum nematoda (Cacing Gilig)

Alat ekskresi nematoda bukan protonephridia, melainkan suatu sistemsel kelenjar,


dengan atau tanpa saluran yang terletak pada anterior. Pseudecoelom terisi hemolimpha
yang mengandung berbagai substansi yang terlarut didalamnya, mungkin juga hasil-hasil
ekskresi. Hasil ekkresi itu antara lain nitrogen sebagai ammonia, asam urat, ureum, yang
akan dikeluarkan dari tubuh melalui porus ekskretorius. Pada spesies laut biasanya
terdapat satu atau dua sel kelenjar yang besar, tanpa saluran, terletak dekat pharinx dan
mempunyai sebuah lubang ekskresi, disebut kelenjar renette. Jenis lain mempunyai
sistem kelenjar dengan saluran, seperti bentuk huruf H.
i. Filum chordata (burung)

Alat ekskresi terdiri dari sepasang pronefron atau mesonefron, dilengkapi dengan
kandung kemih. Ginjal dihubungkan oleh ureter ke kloaka, karena burung tidak memiliki
vesika urinaria. Burung memiliki jumlah tabung ginjal yang lebih banyak daripada
mamalia karena kecepatan metabolisme burung sangat tinggi. Sampah nitrogen dibuang
sebagai asam urat yang dikeluarkan melalui kloaka menjadi kristal putih yang bercampur
feses. Pada burung laut, selain mengekskresikan asam urat juga mengekskresikan garam.
Hal ini disebabkan burung laut meminum air garam dan makan ikan laut yang
mengandung garam. Burung laut mempunyai kelenjar yang berguna sebagai ekskresi
pada garam di atas mata. Larutan garam mengalir ke rongga hidung kemudian keluar
melalui nares luar dan akhirnya garam menetes dari ujung paruh.

2. hasil ekskresi ikan air laut dan air tawar (hubungkan dengan mekanisme difusi
osmosis)

Ikan air laut

Ikan air asin memiliki konsentrasi garam yang lebih rendah dari lingkungan
sekitarnya. Ikan air asin mencegah kehilangan air dan penumpukan garam melalui
mekanisme hipo osmosis. Untuk mencegah dehidrasi, tubuh ikan harus menurunkan laju
filtrasi air ke dalam tubulus ginjal. Hal tersebut dikarenakan kebanyakan ikan laut
memiliki ginjal yang kecil dengan glomeruli yang juga kecil. Sehingga urine yang
dihasilkan memiliki jumlah yang sedikit dan memiliki konsentrasi tinggi atau pekat. Hasil
ekskresi yang terbentuk adalah berupa urea serta trimetilamin oksida. Ikan laut yang
memiliki tulang rawan seperti ikan hiu dan ikan pari memiliki osmoregulasi yang
berbeda. Urine yang berada di dalam tubuh ikan hiu diserap kembali oleh tubuh dan
masuk ke dalam aliran darah, ini bertujuan untuk mempertahankan kensentrasi cairan
tubuhnya. Tingginya konsentrasi urea menjadikan cairan di dalam tubuh hiu bersifat
hipertonis dibandingkan lingkungannya. Karena hal tersebut, mengakibatkan air masuk
ke tubuh hiu secara osmosis. Selanjutnya, air keluar sebagai urine hipotonis yang
dibentuk dalam ginjal hiu yang memiliki glomeruli besar. Untuk ion natrium dan ion
klorida diekskresikan keluar tubuh hiu oleh kelenjar pengekresi garam melalui anus.Oleh
karena itu ikan air laut melakukan osmosis yaitu permindahan dari larutan yang remdah
ke tinggi

Ikan air tawar

Ikan air tawar memiliki konsentrasi garam yang lebih tinggi dari lingkungan
sekitarnya. Hal itu menyebabkan ikan harus mempertahankan konsentrasi garam
dalam tubuhnya dengan cara mengeluarkan air melalui mekanisme hiperosmosis. Hal
ini menyebabkan air akan terus menerus masuk ke dalam tubuh ikan melalui kulit serta
sebagian besar melalui membran insang dengan cara difusi. Untuk menjaga konsentrasi
tubuh, ikan air tawar juga harus secara terus menerus mengekresiakan kelebihan air yang
diserap dengan cara menghasilkan urine yang banyak dan encer. Sehingga ikan air tawar
harus mengeluarkan sejumlah besar air dari darah dengan cara meningkatkan laju filtrasi
air ke dalam tubulus ginjal. Hal demikian terjadi karena ikan air tawar memiliki ginjal
yang memiliki banyak badan malphigi dengan ukuran yang besar serta mengandung
banyak glomeruli yang besar juga. Urine yang dihasilkan oleh ikan air tawar ini
mengandung senyawa nitrogen, yaitu amonia, dalam konsentrasi yang sangat rendah.
Urine yang keluar dengan jumlah yang banyak dapat menyebabkan hilangnya sejumlah
besar garam serta bahan-bahan terlarut lainnya. Garam-garam tersebut seperti beberapa
ion natrium dan klorida juga akan hilang melalui membran insang dengan cara difusi.
Beberapa garam yang hilang tersebut akan digantikan oleh ion-ion yang terkandung di
dalam makanan.oleh karena itu ikan tawar melakukan difusi yaitu perpindahan zat pelarut
dari konsentrai tinggi ke rendah

Anda mungkin juga menyukai