Anda di halaman 1dari 3

Learn From Home #dirumahaja #jagakesehatan Sistem Ekskresi

#melawancovid19 Hewan
Lembar Kerja Peserta Didik

SISTEM EKSKRESI PADA HEWAN

Mata Pelajaran : Biologi


Kelas : XI IPA 2
Nama : SHAQI SATYAGRAHA
Materi Pokok : Sistem Ekskresi
Sub Bab Materi : Sistem Ekskresi Pada Hewan
Alokasi waktu : 2 JP

Mengidentifikasi organ pada Sistem Ekskresi pada Hewan

Jelaskan Struktur Sistem Ekskresi Pada Hewan berdasarkan Video dan Artikel yang
kalian simak!

a. Cacing pipih (Plathyhelmintes)


b. Cacing Tanah (Annelida)
c. Serangga (Insecta)
d. Ikan (Pisces)

#tetapjagakesehatan #dirumahaja

Jawaban :

a. Organ ekskresi pada cacing pipih adalah protonefridium. Protonefridium ini berupa
kumpulan jaringan mirip pipa yang bercabang-cabang. Jaringan mirip pipa tersebut dinamakan
nefridiofor. Ujung dari nefridiofor disebut sel api atau flame cell.
Proses ekskresi pada cacing pipih diawali dengan gerakan silia yang mengakibatkan cairan
tubuh seperti air, ion Na, K, N, dan urea masuk melalui celah sel api. Cairan tubuh tersebut
kemudian disaring di sel api, kemudian masuk ke dalam tubulus, tempat sel api melekat.
Pada tubulus, terjadi proses penyerapan cairan tubuh dan zat sisa metabolisme seperti air
dan NH4. Cairan tubuh seperti ion Na, K, N, dan air akan diedarkan kembali bersama hemolimfa,
sedangkan zat sisa metabolisme dikeluarkan melalui nefridiofor.
Pada tempat tertentu, saluran bercabang menjadi pembuluh ekskresi yang terbuka sebagai
lubang di permukaan tubuh (nefridiofora). Air dikeluarkan lewat lubang nefridiofora ini.
Sebagian besar sisa nitrogen tidak masuk dalam saluran ekskresi. Sisa nitrogen lewat dari sel ke
sistem pencernaan dan diekskresikan lewat mulut. Beberapa zat sisa berdifusi secara langsung
dari sel ke air.

BIOLOGI LEVEL XI Rully Novida, S.Pd


Learn From Home #dirumahaja #jagakesehatan Sistem Ekskresi
#melawancovid19 Hewan
b. Cacing tanah memiliki organ ekskresi berupa nefridium. Fungsi nefridium mirip seperti
ginjal vertebrata, yaitu mengeluarkan zat sisa metabolisme dari tubuh.
Proses ekskresi cacing pipih diawali dengan diserapnya cairan tubuh seperti ion Na, Cl, K,
N dan air ke nefrostom oleh gerakan silia dan otot. Saat cairan mengalir melalui tubulus nefrik,
terjadilah proses penyerapan air, ion Na, Cl, dan K. Zat tersebut akan menembus kapiler darah
dan disirkulasikan kembali. Sementara itu, zat yang tidak dibutuhkan, seperti sampah nitrogen
dan air akan ditampung di kandung kemih, sebelum diekskresikan keluar melalui nefridiofor.
Zat sisa ada dua bentuk, yaitu amonia dan zat lain yang kurang toksik, yaitu ureum. Oleh
karena itu cacing tanah hidup di dalam tanah dalam lingkungan yang lembab, anelida
mendifusikan sisa amonianya di dalam tanah tetapi ureum diekskresikan lewat sistem ekskresi..

c. Alat ekskresi pada belalang adalah pembuluh Malpighi, yaitu alat pengeluaran
yang.berfungsi seperti ginjal pada vertebrata. Pembuluh Malphigi berupa kumpulan benang
halus yang berwarna putih kekuningan dan pangkalnya melekat pada pangkal dinding usus. Di
samping pembuluh Malphigi, serangga juga memiliki sistem trakea untuk mengeluarkan zat sisa
hasil oksidasi yang berupa CO2.
Belalang tidak dapat mengekskresikan amonia dan harus memelihara konsentrasi air di
dalam tubuhnya. Amonia yang diproduksinya diubah menjadi bahan yang kurang toksik yang
disebut asam urat. Asam urat berbentuk kristal yang tidak larut.
Pembuluh Malpighi terletak di antara usus tengah dan usus belakang. Darah mengalir
lewat pembuluh Malpighi. Saat cairan bergerak lewat bagian proksimal pembuluh Malpighi,
bahan yang mengandung nitrogen diendapkan sebagai asam urat, sedangkan air dan berbagai
garam diserap kembali biasanya secara osmosis dan transpor aktif. Asam urat dan sisa air
masuk ke usus halus, dan sisa air akan diserap lagi. Kristal asam urat dapat diekskresikan lewat
anus bersama dengan feses.

d. 1.) IKAN AIR TAWAR


Ikan air tawar memiliki cairan tubuh dengan konsentrasi lebih rendah dibandingkan
dengan lingkungan sekitarnya. Dapat dikatakan juga bahwa darah ikan air tawar memiliki sifat
hipertonis terhadap lingkungan tempat tinggalnya. Hal ini menyebabkan air akan terus
menerus masuk ke dalam tubuh ikan melalui kulit serta sebagian besar melalui membran
insang dengan cara difusi.
Untuk menjaga konsentrasi tubuh, ikan air tawar juga harus secara terus menerus mengekresiakan
kelebihan air yang diserap dengan cara menghasilkan urine yang banyak dan encer. Sehingga ikan air
tawar harus mengeluarkan sejumlah besar air dari darah dengan cara meningkatkan laju filtrasi air ke
dalam tubulus ginjal.
Urine yang dihasilkan oleh ikan air tawar ini mengandung senyawa nitrogen, yaitu amonia, dalam
konsentrasi yang sangat rendah. Urine yang keluar dengan jumlah yang banyak dapat menyebabkan
hilangnya sejumlah besar garam serta bahan-bahan terlarut lainnya. Garam-garam tersebut seperti
beberapa ion natrium dan klorida juga akan hilang melalui membran insang dengan cara difusi.
Beberapa garam yang hilang tersebut akan digantikan oleh ion-ion yang terkandung di dalam makanan.
Hal demikian terjadi karena ikan air tawar memiliki ginjal yang memiliki banyak badan malphigi
dengan ukuran yang besar serta mengandung banyak glomeruli yang besar juga. Urine yang dihasilkan
oleh ikan air tawar ini mengandung senyawa nitrogen, yaitu amonia, dalam konsentrasi yang sangat
rendah.

BIOLOGI LEVEL XI Rully Novida, S.Pd


Learn From Home #dirumahaja #jagakesehatan Sistem Ekskresi
#melawancovid19 Hewan

2.) IKAN AIR LAUT


Ikan air laut memiliki tubuh yang hipotonis terhadap lingkungan sekitarnya. Itu artinya darah ikan
air laut memiliki konsentrasi air yang lebih tinggi dibandingkan air laut di sekelilingnya. Hal ini akan
menyebabkan tubuh ikan laut kehilangan air secara osmosis melalui seluruh permukaan tubuhnya.
Untuk mencegah dehidrasi, tubuh ikan harus menurunkan laju filtrasi air ke dalam tubulus ginjal.
Hal tersebut dikarenakan kebanyakan ikan laut memiliki ginjal yang kecil dengan glomeruli yang
juga kecil. Sehingga urine yang dihasilkan memiliki jumlah yang sedikit dan memiliki konsentrasi tinggi
atau pekat. Hasil ekskresi yang terbentuk adalah berupa urea serta trimetilamin oksida.
Ikan laut yang memiliki tulang rawan seperti ikan hiu dan ikan pari memiliki osmoregulasi yang
berbeda. Urine yang berada di dalam tubuh ikan hiu diserap kembali oleh tubuh dan masuk ke dalam
aliran darah, ini bertujuan untuk mempertahankan kensentrasi cairan tubuhnya. Tingginya konsentrasi
urea menjadikan cairan di dalam tubuh hiu bersifat hipertonis dibandingkan lingkungannya.
Karena hal tersebut, mengakibatkan air masuk ke tubuh hiu secara osmosis. Selanjutnya, air keluar
sebagai urine hipotonis yang dibentuk dalam ginjal hiu yang memiliki glomeruli besar. Untuk ion
natrium dan ion klorida diekskresikan keluar tubuh hiu oleh kelenjar pengekresi garam melalui anus.

PERSAMAAN & PERBEDAAN :


Ikan mempunyai sistem ekskresi berupa ginjal dan suatu lubang pengeluaran yang disebut
urogenital. Lubang urogenital ialah lubang tempat bermuaranya saluran ginjal dan saluran kelamin yang
berada tepat dibelakang anus. Namun ginjal pada ikan yang hidup di air tawar dilengkapi sejumlah
glomelurus yang jumlahnya lebih banyak. Sedangkan ikan yang hidup di air laut memiliki sedikit
glomelurus sehingga penyaringan sisa hasil metabolisme berjalan lambat.

BIOLOGI LEVEL XI Rully Novida, S.Pd

Anda mungkin juga menyukai