Anda di halaman 1dari 24

Fungsi

- fungsi : awal pencernaan dan menyimpan makanan


- dilapisi kutikula
- bagiannya mulai dari daerah mulut, selanjutnya ke
1 foregut esophagus, crop dan proventriculus.

- mencerna makanan dan absorbsi nutrient ke dalam


tubuh 
- Bagian akhir midgut terdapat tubulus malphigi (organ
2 midgut eksresi).

- hindgut tersusun atas ileum yang sempit yang diikuti


oleh rectum, berakhir di anus, dilapisi kutikula.
- makanan yang tidak dicerna dari midgut dan hasil
3 hindgut
ekskresi tubulus malphigi masuk ke hindgut untuk
diabsorpsi kembali dalam hemolimph (bila ada yang
masih berguna).
Organ Pencernaan dan Ekskresi Serangga

Lintasan makanan :
- Setelah saliva disekresi dan makanan masuk ke dalam mulut, selanjutnya dibawa ke hypopharinks
dan pharinks. Dari pharinks, dengan bantuan kontraksi otot, makanan menuju esophagus sampai
mencapai crop (crop berperan sebagai ‘pre-stomach’ yang menyimpan makanan). Bila tidak
disimpan dalam crop, makanan menuju ke midgut untuk diabsorpsi. Sisanya akan masuk ke dalam
hindgut untuk diproses kembali (re-absorpsi) dan menuju rektum untuk dikeluarkan sebagai feces.
http://www.ento.vt.edu/Courses/Undergraduate/IHS/distance/lecture_files/Anatomy
Enzim pencernaan

 Enzim pencernaan tidak hanya disekresi oleh kelenjar saliva tetapi juga
oleh sel-sel midgut dan diverticulanya yang bervariasi berdasarkan jenis

makanan serangga.
 Enzim yang dihasilkan oleh kelenjar saliva adalah amilase, sedangkan
yang dihasilkan oleh midgut adalah protease, lipase, amilase, dan
invertase.
 Saliva : berfungsi membasahi makanan sehingga mudah dikunyah dan
ditelan, mengandung enzim amilase yang membantu
memecahkan makanan.
 Contoh : pada serangga hematophage, salivanya mengandung senyawa
kimia untuk mencegah pembekuan darah; pada ulat kupu, kel.
salivanya memproduksi sutra; pada serangga predator (lalat
perampok/Asilidae dan kepik assassin/Reduviidae), ludahnya
mengandung toksin yang dapat melumpuhkan mangsanya.
o Organ yang berperan dalam sistem ekskresi adalah tubulus malphigi
dan rektum (lihat gambar pada sistem pencernaan).

o Setelah nutrisi diambil dan proses metabolisme selesai, sejumlah


produk sisa akan dihasilkan dan harus dikeluarkan dari tubuh karena
produk ini tidak berguna bahkan bersifat racun bagi serangga. Zat ini
dikeluarkan dari tubuh melalui proses yang dikenal sebagai proses
ekskresi.
o Sistem ekskresi berperan penting dalam menjaga dan mengendalikan
keseimbangan garam-garam mineral dan air pada cairan tubuh. Proses ini
penting bagi serangga untuk dapat hidup pada lingkungan yang kering.
o Eskresi terjadi ketika aliran darah melewati tubulus malphigi dan senyawa
yang dikandungnya berdifusi atau pindah secara aktif ke dalam tubulus.
Kebanyakan nitrogen diambil oleh tubulus dalam bentuk garam asam urat,
yang terbentuk pada badan lemak dan pindah ke darah sebelum dibuang.
Substansi lain : asam amino, berbagai ion, dan air. Aliran urin di dalam tubulus
malphigi disebabkan terjadinya perbedaan konsentrasi ion natrium. Urin
kemudian dibuang dari tubulus malphigi menuju ke usus belakang, dimana
akan melewati rektum.
o Pada rektum, terjadi proses reabsorbsi air, menghasilkan feses yang relatif
kering pada kebanyakan serangga. Rektum juga berperan dalam mengambil
ion anorganik dan asam amino yang dibutuhkan dari urin dan
mengembalikannya ke dalam darah dalam jumlah yang dikendalikan yang
selanjutnya berperan dalam menjaga keseimbangan ion di dalam tubuh.
o Urin, dihasilkan oleh tubulus malphigi, merupakan cairan bening, seperti cairan
yang dikeluarkan oleh serangga pemakan darah setelah makan, atau suatu
suspensi yang sangat kental, seperti “meconium” yang dihasilkan oleh
Lepidoptera dewasa yang baru keluar dari kepompong.
Senyawa yang dibuang oleh sistem ekskresi terdiri dari :

 Substansi, seperti garam mineral atau air, yang berada dalam jumlah
berlebih pada makanan yang dimakan.
 Produk akhir dari metabolisme seperti nitrogen organik, sulfur, dan
fosfor yang biasanya terdapat dalam jumlah yang berlebih dan
merupakan komponen utama dari senyawa yang dibuang oleh sistem
pembuangan.
 Senyawa-senyawa yang kurang maupun lebih kompleks, biasanya
berwarna, yang dihasilkan dari suatu produk sampingan proses
biokimia yang terjadi pada tubuh serangga dan harus dikeluarkan
karena komponen kimiawi dalam tubuh serangga tidak dapat
mengubah senyawa ini yang selanjutnya dapat menimbulkan
kerusakan pada jaringan tubuh serangga.
 Senyawa asam atau basa yang bertujuan untuk menjaga
keseimbangan ionik dan tekanan osmosis di dalam darah. Mekanisme
yang dilakukan dapat berupa pembuangan maupun penyerapan air
atau ion-ion tertentu.
 
 Serangga tidak mempunyai paru-paru, sebagai gantinya
pernafasan pernafasan ‘pasif’ melalui spirakel. Udara masuk ke
dalam tubuh melalui pipa yang disebut trakea, selanjutnya ke
trakeola. Difusi gas-gas berlangsung dalam jarak yang pendek,
ini salah satu sebab mengapa serangga berukuran kecil.
Serangga yang tidak punya spirakel dan trakea (Collembola)
bernafas melalui kulit melalui difusi gas- gas.
 Jumlah spirakel bervariasi antar spesies. Pada Diplura 11 pasang

(4 pasang pada toraks, 7 pasang di abdomen). Pada capung


dan
belalang 2 pasang pada toraks dan 8 pasang pada abdomen .
Syrphidae hanya mempunyai 2 pasang, terletak di toraks. Larva
nyamuk dan kumbang air hanya mempunyai 1 pasang di
abdomen.Kebanyakan serangga mempunyai ‘katup’ pada
spirakel untuk mencegah kehilangan air.
http://www.earthlife.net/c-vitae.html

o Pada kebanyakan serangga, trakea berhubungan dengan serangkaian pipa


longitudinal yang disebut ‘trunks’ dengan jaringan yang lebih kecil.
o Dorsal Longitudinal Trunk terletak pada tubuh bagian atas, atau bagian belakang
tubuh serangga; Lateral Longitudinal Trunk berjalan sepanjang sisi mulai dari spirakel;
Ventral Longitudinal Trunk berjalan di sepanjang belly.
o Pada kebanyakan serangga, utamanya Hymenoptera, trakea dihubungkan dengan
suatu kantong udara yang dapat menyimpan udara. Kebanyakan serangga dapat
menggunakan otot tubuh untuk squeeze trakea dan kantong udara untuk
mengeluarkan udara dan melepas ketegangan otot, menyebarkan udara segar ke
dalam trakea. Contohnya pada capung.
 Darah serangga memenuhi 30% volume rongga tubuhnya (manusia
hanya 8% volume rongga tubuh terisi oleh darah).
 Warna darah biasanya kehijauan atau kekuningan, tetapi dapat pula
tidak berwarna. Massa jenisnya mendekati massa jenis air yaitu
sebesar 1,03 (larva Celerio, Lepidoptera) - 1,045 (larva Apis). Biasanya
agak asam, tetapi pH darah bervariasi tergantung kepada spesies,
instar, umur dan jenis kelamin.
 Pada tubuh serangga hanya terdapat satu jaringan tubuh yang bersifat
cair, darah atau haemolymph, memiliki beberapa kesamaan dengan
darah pada mamalia.
 Sistem peredaran darah terbuka dimana darah mengalir melalui rongga
tubuh (haemocoel). Darah dipisahkan dengan jaringan lain dari tubuh
dengan sebuah lapisan basal lamina yang tipis dan panjang. Dengan
sedikit pengecualian, hanya ada satu saluran darah, yang membentang
sepanjang bagian tengah tubuh dari belakang tubuh.
Kandungan hemolymph (darah serangga) :

1. Air (80%-90%). Pada beberapa serangga dapat hanya mengandung 50% air.
2. Ion-ion organik (klorida, fosfat, kalsium, magnesium, natrium dan kalium
3. Sejumlah kecil logam
4. Sisa metabolisme nitrogen yang terdiri dari asam urat (uric acid), urea, allantonin, dan
amonia (pada serangga- serangga perairan).
5.Asam-asam organik, terutama yang terlibat pada siklus Krebs seperti suksinat , malat , dan
laktat.
6.Karbohidrat seperti Trehalose (dengan konsentrasi dapat mencapai 5% dalam cairan
tubuh), Glycoprotein ID tags, Polyhidric alcohols glycerol, dan sorbitol. Pada lebah madu dan
beberapa serangga lain gula utama di dalam tubuh dalam glukosa.
7.Lemak
8. Asam amino yang hampir 15% dari total senyawa nitrogen yang terdapat pada tubuh
serangga.
9.Protein (dengan jumlah yang sama dengan jumlah protein pada plasma dari mamalia yaitu
6% dari volume tubuh) yang bersirkulasi pada hemocoel yang terdiri dari : cadangan
protein, inhibitor protease, protein transport, enzim, protein sel telur, pigmen, protein anti-
bakteri dan anti-jamur, “ice nucleator”, lectin, dan protein untuk kejutan temperatur
(temperature shock).
10. Pigmen tambahan seperti zat warna dari tumbuhan dan haemoglobin (sangat jarang).
11.Gas dalam konsentrasi rendah
12. Monosakarida dalam konsentrasi rendah
Fungsi darah :
• Transportasi bahan makanan dan produk akhir metabolisme.
• Respirasi.
• Perlindungan, dilakukan oleh sel hematocyt yang terdapat pada
darah.
• Fungsi Hidrolik. Seluruh volume darah terdapat di dalam rongga
tubuh dan membentuk suatu sistem hidrolik tertutup yang memiliki
kemampuan untuk memindahkan tekanan dari satu bagian tubuh
menuju kepada bagian tubuh yang lain. Ini merupakan suatu
sensor mekanik yang memiliki banyak kegunaan di dalam tubuh
serangga.
• Berperan dalam pembentukan jaringan penghubung.
• Berperan dalam proses metabolisme.
• Berperan dalam pembekuan darah.
Proses peredaran darah
 Peredaran darah pada serangga dimulai pengambilan darah oleh jantung yang akan
memompakan darah menuju ke arah depan dengan menggunakan gerakan
peristaltik. Darah dibawa ke arah kepala, mengalir menuju ke otak, dan berputar
kembali ke belakang menuju ke jantung untuk diambil dan digunakan kembali.
Sebuah membran longitudinal, atau septa, pada tonjolan di beberapa serangga
membantu dalam proses aliran darah pada bagian tersebut. Pada beberapa
serangga, thoracic pulsating organ membantu dalam mengedarkan darah pada
daerah sayap.

Http://insects.free.fr/Physiology/Circulation/circulatory_system.htm
o Sistem syaraf serangga terdiri dari sebuah otak (hasil penyatuan 3 pasang

ganglia) dengan sekelompok neuron atau sel-sel syaraf. Sepasang simpul


(cords) berjalan di setiap sisi otak menuju ujung abdomen yang dikenal
sebagai 'ventral nerve cord'.

o Pada serangga primitif, ada sepasang ganglia per segmen tubuh, kepala
merupakan gabungan 6 segmen tubuh yang mengandung 6 pasang
ganglia yang terkumpul menjadi 2 kelompok. 3 ganglia depan membentuk
otak dan 3 ganglia belakang membentuk ‘subesophageal ganglion'.
Pada kebanyakan serangga, umumnya ada 3 ganglia toraks and 8 ganglia
abdominal, tetapi pada serangga yang lebih tinggi tingkatannya, beberapa
ganglia abdominal sudah hilang atau menyatu dengan ganglia dekat
kepala.

o Ganglia berperan mengkoordinasi aktivitas segmen tubuh.


http://www.earthlife.net/c-vitae.html
 Kebanyakan serangga adalah dioecious, yaitu
terdapat jantan dan betina yang kawin untuk
menghasilkan sebuah zygote.
 Organ reproduksi pada serangga betina dan jantan
memilki kemiripan, dan biasanya terdapat pada bagian
belakang dari rongga perut.
 Organ reproduksi pada serangga terdiri dari alat
kelamin dalam dan alat kelamin luar.
 sekelompok ovarium, sebuah
spermatheca, dan sebuah saluran
yang mengarah ke arah ovipositor
sebagai saluran tempat pengeluaran
telur dari dalam tubuh. Sebuah
ovarium memiliki beberapa sampai
banyak ovariole atau tubulus.
 Oviduct pada kedua sisi akan bersatu

membentuk sebuah oviduct sejati.


Oviduct membuka pada sebuah ruang
penyimpan telur, atau vagina, yang
membuka langsung menuju ke arah
ovipositor yang merupakan alat
kelamin luar, atau sebuah alat lain
lain yang berfungsi untuk
mengeluarkan telur.

http://www.ento.vt.edu/Courses/Undergraduate/IHS/distance/lecture_files/Anatomy
 Sepasang testis, setiap
testis
terdiri dari sekelompok
tabung sperma, sebagai
testis tempat produksi sperma.
Tabung sperma membuka
Kelenjar asesori ke
arah saluran, vas deferens,
Vesikel seminalis menuju vesikel seminalis
yang selanjutnya menuju
Aedeagus (organ kopulasi) saluran ejakulasi
(ejaculatory duct). Saluran
Vas Kelenjar asesori
ini akan membentang ke
deferens arah penis dan berakhir
pada
lubang tempat keluarnya
sperma. Penis biasanya
berasosiasi dengan struktur
testis ductus ejaculatorius reproduksi luar jantan
(aedeagus). Struktur lain
yang berasosiasi dengan
bagian dalam dari saluran
ejakulasi adalah kelenjar
aksesoris yang jumlahnya
dapat tunggal atau
sepasang.
Menurut fungsinya, alat kelamin luar digolongkan ke dalam dua bagian :

1. Alat kopulasi, pada serangga jantan dipergunakan untuk menyalurkan


spermatozoa dari testis ke spermateka serangga betina. Bagian ini
disebut aedeagus. Pada serangga betina bagian yang menerima
spermatozoa disebut spermateka. Di tempat ini sperma dapat hidup
sampai lama dan dikeluarkan sewaktu-waktu untuk pembuahan. Alat
yang berfungsi sama disebut bursa copulatrix.

2. Alat pelengkap, pada serangga jantan berupa klasper atau alat pemegang.
Klasper berasal dari bagian yang disebut paramer dan bukan dari stilus.
Tetapi pada serangga betina alat yang disebut ovipositor dan dipakai
untuk meletakkan telur, dianggap berasal dari stilus.
o Jumlah telur yang dapat dihasilkan oleh seekor serangga betina,
sepanjang hidupnya, sangat bervariasi tergantung kepada spesiesnya
dari hanya sepuluh sampai beberapa juta telur. Walaupun kemampuan
maksimal dari serangga tersebut sangat tinggi, namun biasanya mereka
hanya meletakkan antara satu atau 200 dan beberapa ribu telur saja
(Hilton, 1981).
o Leschenaultia adusta (Diptera, Tachinidae), parasit pada Estigmene
acrea, dilaporkan memiliki kemampuan untuk meletakkan 4572 telur
(Jackson et. al., 1970). Ceroplasses pseudoceriferons (Hemiptera,
Coccidae), mampu meletakkan sampai 10.000 telur (Sankaran, 1954),
sedangkan Hemiptera Kapala terminalis dan Stilbula cynipiformis
(Eucharitidae) sampai 15.000 telur (Clausen, 1940).
o Fekuditas paling tinggi pada serangga non-sosial ditemukan pada
ngengat Hantu Australia, Trictena atripalpis (Hepialidae) yang mampu
meletakkan 29.100 telur (Tindale, 1932), dan ketika dibedah ditemukan
15.000 telur yang berkembang sempurna pada ovariumnya.
o Fekuditas paling tinggi pada serangga sosial sejati ditemukan pada ratu
rayap, Termites bellicossus (=Macrotermes natalensis) yang meletakkan
sampai 30.000 telur setiap hari dan rata-rata hidup selama 10 tahun
(Fenton, 1952) . Semut tentara, Eciton burchelli, dapat meletakkan
120.000 telur setiap 36 hari (Schneirla,1957). Ratu dari semut pengemudi
dari Afrika, Dorylus wilverthi dapan menghasilkan 3 sampai 4 juta telur
setiap 25 hari (Raigner dan van Boven,1955). Semut pengemudi yang
lain memiliki fekunditas yang mirip, 1-2 juta telur setiap bulan (Holldobler
dan Wilson, 1990). Ratu yang merupakan anggota terbesar dari koloni
semut dapat memiliki sampai 15.000 ovariol. Mereka meletakkan telur
secara kontinu, tetapi dengan kemampuan produksi tertinggi untuk lima
sampai enam hari setiap tiga minggu.
o Seperti halnya hewan lain, serangga juga menghasilkan hormon yang
berfungsi mengatur proses fisiologi dan biokimia.
o Sumber hormon : sistem neuroendockin, corpora allata, kelenjar
prothoraks, kelenjar epitrakea. 
Sel-sel endokrin yang lain ditemukan di berbagai jaringan, misalnya di usus
dan ovarium.
o Sistem neuroendokrin terdiri atas sel-sel syaraf yang mensekresi hormon
yang terletak di ganglia.
Neurohormon merupakan master regulators and mengatur proses fisiologi
dan metabolisme termasuk sekresi hormon yang mengatur proses molting,
metamorphosis dan reproduksi.
o Corpora cardiaca adalah struktur neuroendokrin utama yang menempel
pada otak. Corpora cardiaca berfungsi menyimpan dan mensekresi
neurohormon yang disintesis oleh sel-sel neurosekretori otak. corpora
cardiaca juga mempunyai sel-sel neuroseckretori intrinsik yang mensintesa
dan mensekresi neurohormon.
o Corpora allata mensekresi hormon juvenile yang berfungsi mencegah
larva agar tidak melakukan metamorfosis di setiap tahapan molting,
juga menstimulasi pembentukan telur pada kebanyakan serangga
betina dewasa.
o Kelenjar prothoraks merupakan sekelompok sel-sel berbentuk anggur
yang mengelilingi trakea pada segmen toraks pertama. Kelenjar ini
mensekresi hormon ecdysone yang berperan menstimulasi tahapan
molting. Pada beberapa spesies serangga, misalnya nyamuk, hormon
ecdysone dihasilkan oleh ovarium serangga betina dan menstimulasi
pembentukan telur.
o Sama halnya dengan kelenjar prothoraks, kelenjar epitracheal
merupakan sekelompok sel-sel sekretori yang berasosiasi dengan
trakea yang mensekresi hormon untuk mengatur tingkah laku molting .
o Sel-sel endocrine juga ditemukan ada pada dinding usus dan dapat
mempengaruhi aktivitas makan.

Lebih lengkapnya, silahkan mendownload situs ini


http://entochem.tamu.edu/insect_structure-function/index.html

Anda mungkin juga menyukai