Anda di halaman 1dari 9

Tugas 1

Gambar serangga beserta organ-organnya dan jelaskan fungsinya!

 Fungsi organ serangga

1. Struktur Eksternal Tubuh Serangga Beserta Fungsinya

 Kepala
Kepala terdiri 6 segmen, yang sudah tumbuh menjadi satu. Kepala merupakan pusat panca
indra dan makan. Kepala dilengkapi dengan :

 Mulut : itu merupakan bagian serangga yang paling penting, kalau kita mempelajari hama
tanaman, karena dengan mulut serangga merusak tanaman. Ada beberapa bentuk mulut :
a) bentuk untuk menggigit : dua pasang rahang, yang atas (mandibulum) yang paling kuat,
yang bawah (maxilla) dilengkapi dengan alat peraba (palp)
b) bentuk untuk menghisap : suatu jarum (stilet) yang dapat dimasukkan ke dalam jaringan
tanaman, dalam stilet tersebut ada dua saluran : satu untuk menghisap air tanaman satu untuk
mengeluarkan ludah masuk tanaman.
c) bentuk untuk menjilat : rahang tidak berfungsi, tetapi serangga menjilat dengan lidah,
dengan demikian tanaman tidak rusak dan serangga yang menjilat tidak merupakan hama
sendiri (tetapi larvanya bisa mempunyai mulut untuk menggigit).

 Antena : tiap serangga mempunyai dua antena, yang dipakai sebagai alat untuk mencium bau
dan untuk meraba. Bentuknya sangat berbeda – beda, ada yang pendek dan ada yang
panjharyonojsiburianang, ada yang sederhana, ada yang majemuk, seringkali yang pejantan
mempunyai antena yang lebih besar daripada yang betina. Mata : serangga yang dewasa
biasanya mempunyai dua macam mata :
a) mata majemuk : dua mata yang besar, yang terdiri atas ribuan lensa kecil, mata tersebut
cocok sekali untuk melihat gerakan – gerakan disekitarnya, tetapi gambar tidak begitu jelas.
b) ocellus : mata yang sederhana, gambar sangat kabur tidak melihat warna, hanya intensitas
cahaya mungkin sedikit gerakan – gerakan, jumlah ocelli 3 biji, letaknya di dahi dalam
susunan persegi tiga. Larva dengan metamorfosa sempurna tidak mempunyai mata majemuk,
tetapi seringkali mempunyai ocelli : letaknya disebelah kiri dan kanan kepala, jumlahnya
tidak tentu, bisa 1 – 7 biji tiap sebelah. Larva dengan metamorfosa yang tidak sempurna
biasanya mempunyai mata majemuk dan ocelli.
 Thorax
Thorax atau dada terdiri atas 3 segmen. Thorax merupakan pusat gerakan serangga. Thorax
dilengkapi dengan :
- Kaki : 3 pasang, tiap segmen satu pasang. Fungsi utama untuk berjalan, tetapi seringkali
kaki disesuaikan dengan fungsi yang lain : melompat, menggali, memegang mangsa dsb.
- Sayap : kebanyakkan serangga dewasa mempunyai sayap, tidak pernah lebih dari dua
pasang pada segmen yang ketiga. Larva belum mempunyai sayap. Fungsi untuk terbang,
tetapi kalau keras juga untuk melindungi tubuh serangga. Abdomen Abdomen atau perut
terdiri dari 11 segmen, abdomen merupakan pusat pencernaan dan reproduksi.
 Abdomen

Abdomen merupakan bagian posterior tubuh serangga. Abdomen serangga secara umum terdiri atas
sebelas ruas yang agak sama (uniform) dengan ruas-ruas yang paling akhir membentuk alat-alat
tubuh. Pada serangga baik jantan maupun betina ruas abdomen yang paling akhir akan berubah
bentuknya menjadi alat genetalia. Pada beberapa spesies serangga jenis kelaminnya dapat dibedakan
berdasarkan struktur genetalia luar

2. Struktur Internal Tubuh Serangga Beserta Fungsinya

 Sistem pencernaan

Pencernaan dan absorbsi makanan terjadi dalam saluran pencernaan. Saluran pencernaan memanjang
dari mulut sampai ke anus, saluran pencernaan serangga dibedakan menjadi 3 daerah yang berbeda,
yaitu usus depan (fore gut), usus tegah (mid gut) dan usus belakang (hind gut). Usus depan dibagi
menjadi beberapa bagian yaitu faring, esophagus, crop, proventrikulus dan klep usus depan. Usus
tengah terdiri atas gastrik caeca dan ventrikulus. Usus belakang terdiri atas tubulus Malpighi, usus
besar, usus kecil dan rectum. usus depan merupakan organ penyimpanan, pelumatan, dan
pencampuran bahan makanan. Pada bagian ventrikulus makanan akan dicerna dan diabsorbsi
selanjutnya makanan yang telah dicerna dan diabsorbsi akan dialirkan keusus kecil lalu keusus besar.

Selanjutnya makanan akan masuk kedalam rectum yang bekerja sebagai pengumpul dan pengepres
sisa-sisa makanan yang nantinya akan dikeluarkan melalui anus berupa butiran-butiran yang disebut
frass. Didalam rectum juga terdapat fungsi penting lainnya yaitu reabsorbsi air, asam-asam amino
dan garam-garam mineral. pada bagian usus belakang beberapa jenis serangga seperti rayap dan kecoa
terdapat simbion yang berupa protozoa dan bakteri yang kompleks yang sangat penting untuk
pencernaan makanan terutama untuk mencerna selulosa.

 Sistem peredaran darah

Sistem peredaran darah pada serangga disebut dengan sistem peredaran darah terbuka. Sistem
peredaran darah pada serangga hanya terdiri dari dua organ utama yaitu jantung dan aorta dorsal.
Darah masuk kedalam jantung melalui lubang seperti celah dan selanjutnya dipompa kedepan melalui
aorta dorsal ke kepala, selanjutnya darah bergerak secara bebas dan perlahan-lahan melalui kepala,
thorax, dan abdomen mengaliri dan melumasi keseluruh anggota tubuh serangga.

Pemompaan darah dari jantung ke kepala dikarenakan oleh adanya gerakan peristaltik jantung
(gerakan ini tidak dikendalikan oleh syaraf). Fungsi utama darah adalah untuk mengangkut sisa-sisa
makanan dan hormon dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh yang lain. Selain darah terdapat zat lain
yang dialirkan dalam tubuh serangga yaitu lemak tubuh, lemak tubuh didistribusikan di dalam darah
serangga tergantung pada spesiesnya. Lemak tubuh berfungsi sebagai tendon atau gudang makanan
yang berupa bahan-bahan seperti lemak, protein, dan merupakan bagian yang penting pada
metabolisme intermedier. Cadangan makanan dalam jumlah besar dikumpulkan dalam sel lemak
tubuh selama masa serangga masih dalam bentuk nimfa atau instar-instar larva (terutama pada
serangga dengan metamorfosis sempurna)

 Sistem respirasi
Kebutuhan oksigen transportasi dan perpindahan CO2 pada serangga dikerjakan oleh spirakulum
(stigma) dan trakea. Spirakulum merupakan lubang luar pada sistem respirasi yang terletak pada
masing-masing sisi ruas tubuh serangga yang dihubungkan dengan sebuah trakea atau tabung udara
yang terletak memanjang kedalam eksoskleton. Cabang-cabang terminal trakea yang sangat lembut
disebut trakeolus. Pada beberapa jenis serangga trakea samping akan membesar membentuk kantong
udara yang besar, kantong-kantong udara tersebut bentindak sebagai gudang udara untuk membantu
dalam proses respirasi.

 Sistem ekskresi
Organ-organ ekskresi utama pada sebagian besar serangga adalah tubulus Malpighi. Bahan-bahan sisa
metabolisme terutama garam-garam natrium, kalium, dan asam-asam urea akan diabsorbsi dari darah
ke tubulus ini. selanjutnya sisa metabolisme akan ditransportasikan melalui usus belakang dan anus.
Fungsi utama sistem ekskresi pada serangga adalah untuk memelihara lingkungan internal yang
konstan melalui eliminasi bahan-bahan sisa dan darah melalui pengaturan garam dan keseimbangan
air.

 Sistem syaraf
Secara umum sistem syaraf pada serangga terdiri atas sebuah otak yang terletak pada bagian dorsal
didalam kepala yang dihubungkan oleh ganglion-ganglion membentuk tali syaraf ventral. Syaraf-
syaraf meluas dari otak dan tali-tali syaraf ventral ke berbagai bagian tubuh. Syaraf-syaraf ini
bertindak dalam mengirimkan informasi dari organ-organ perasa yang terletak pada eksoskeleton ke
ganglion-ganglion sehingga menciptakan suatu impuls gerak yang mengalir ke otot-otot tertentu.

 Sistem reproduksi
Sebagian besar serangga berkembang biak dengan cara seksual, namun ada beberapa serangga yang
berkembang biak dengan cara parthenogenesis (telur berkembang tanpa pembuahan). Sistem
reproduksi serangga jantan terletak di bagian abdomen posterior terakhir dan biasanya terdiri atas
sepasang testis, sejumlah tabung, dan kelenjar seksual lainnya. Fungsi dari sistem reproduksi jantan
serangga adalah memproduksi, menyimpan, dan mengejakulasi sperma. Sistem reproduksi betina
serangga juga terletak pada bagian abdomen posterior terakhir dan terdiri atas sepasang ovrium,
sejumlah tabung, dan vagina. Fungsi utama dari sistem reproduksi betina adalah untuk memproduksi
telur, menyimpan telur, dan sebagai tempat untuk ovivosisi telur yang telah dibuahi.

 Sistem endokrin
 Hormon
Hormon merupakan substansi kimia yang disekresikan oleh organ khusus ke dalam darah serangga.
Hormon-hormon ini diangkut oleh darah ke seluruh bagian tubuh serangga. Hormon-hormon
tersebut mempengaruhi/mengaktifkan organ-organ yang bekerja dalam tubuh serangga dan berperan
dalam proses fisiologis serangga. Ada tiga macam hormon pada serangga, yaitu hormon otak, hormon
ganti kulit, dan hormon juvenil.
Hormon otak dihasilkan oleh sel-sel neuro sekretori dalam otak dan disimpan dalam corpus cardiaca,
hormon otak berperan dalam pengaktifan glandula prothoraxis. Setelah glandula prothoraxis aktif,
glandula prothoraxis akan mensekresikan hormone ganti kulit (ecdy sone). Ecdy sone bersama-sama
dengan hormon juvenil berperan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan serangga. Hormone
juvenil juga berperan dalam proses perkembangan telur dalam tubuh serangga betina.

 Feromon
Feromon merupakan substansi kimia yang disekresikan ke luar tubuh serangga (ke lingkungan) yang
dapat mempengaruhi individu lain pada spesies yang sama. Feromon berperan besar dalam
mempengaruhi perilaku serangga, seperti perilaku seksual, ovivosisi, perilaku peringatan pertahanan,
membentuk agregasi, dan komunikasi pada serangga-serangga sosial. Feromon dihasilkan oleh suatu
glandula khusus dalam sistem reproduksi serangga dan dipancarkan keluar tubuh serangga guna
mendapatkan respon perilaku dari individu-individu lainnya.

TUGAS 2
Sebutkan 4 binatang entomologi dan jelaskan tentang siklus hidup, habitat kebiasaan serta
reproduksinya!

1. Lalat

 Siklus hidup
Siklus hidup lalat dimulai dengan tahap telur. Telur lalat berukuran sangat kecil, sekecil butiran beras
(1.2 mm), berwarna putih dan hanya butuh 1 hari untuk menetas ke tahap pertama atau tahap larva
berkembang menjadi pupa, selanjutnya pupa berubah menjadi lalat dewasa yang kemudian kawin dan
menghasilkan lalat generasi yang baru dengan siklus sama yang akan berulang kembali.

 Habitat dan kebiasaan


umumnya hidup terestrial, meskipun habitat pradewasa berbeda dengan tahap dewasa. Tahap
pradewasa memilih habitat yang cukup banyak bahan organik yang sedang mengalami dekomposisi,
misalnya sampah organik dan basah.
Tahap dewasa juga menyukai sampah organik, hanya daerah jelajahnya yang luas. Sehingga dapat
memasuki rumah atau di mana manusia beraktifitas. Kedua perbedaan habitat ini menyebabkan
kehidupan tahap pradewasa tidak bersaing dengan kehidupan tahap dewasa. Karena tanpa persaingan,
maka lalat dapat berkembang dengan optimal.
Tahap pradewasa lalat lebih banyak mengganggu dibandingkan nyamuk. Manusia lebih menghindari
larva lalat daripada nyamuk, meskipun keduanya tidak dikehendaki oleh manusia. Dari sudut pandang
positif, larva lalat sebenarnya diperlukan oleh alam, karena bersifat sebagai dekomposer.
Suhu lingkungan, kelembaban udara dan curah hujan adalah komponen cuaca yang mempengaruhi
kualitas dan kuantitas makhluk hidup di alam. Siklus hidup serangga dan khususnya lalat sangat
dipengaruhi oleh cuaca. Meskipun lalat lebih banyak hidup di daerah permukiman, tahap hidup
pradewasa lebih banyak hidup bebas di alam. Larva lalat amat rentan terhadap kelembaban udara,
suhu udara yang menyimpang, dan curah hujan yang berlebihan.

 Reproduksi
Periode embrionik adalah fase dimana lalat melakukan fertilisasi dan kemudian menghasikan telur
yang kemudian menetas menjadi larva muda hanya dalam kurun waktu 24 jam saja. Penetasan larva
ini terjadi di dalam tempat sang induk meletakkan telur. Larva lalat ini kadang disebut juga dengan
belatung

2. Nyamuk Aedes Aeypti

 Siklus hidup
Aedes aegypti disebut serangga holometabolous atau serangga yang siklus hidupnya melalui
metamorfosis lengkap mulai dari telur, larva, pupa, dan tahap dewasa. Rentang hidup nyamuk dewasa
dapat berkisar dari dua minggu sampai satu bulan tergantung pada kondisi lingkungan. Siklus hidup
nyamuk Aedes aegypti dapat diselesaikan dalam waktu satu setengah minggu sampai tiga minggu.
Nyamuk merupakan salah satu serangga yang memiliki siklus metamorfosis sempurna. Dari berupa
telur menjadi jentik kemudian kepompong dan menjadi nyamuk. Pada saat nyamuk masih berupa
telur→jentik→kepompong, masa hidupnya berada di dalam air. Telur yang diletakan dalam air oleh
nyamuk dewasa biasanya akan menetas setelah kurang lebih 2 hari menjadi jentik nyamuk. Masa
nyamuk menjadi jentik sekitar 6 hari hingga 8 hari, kemudian jentik-jentik ini akan berubah lagi
menjadi kepompong selama 2 hari hingga 4 hari. Dari sini kita sudah bisa menghitung masa
pertumbuhan dari nyamuk mulai dari telur hingga dewasa dimana rata-rata membutuhkan waktu
hanya sekitar 9 hari hingga 10 hari.

 Habitat dan kebiasaan


Aedes aegypti sangat menyukai tempat-tempat yang lembab dan berair. Kebiasaan nyamu ini akan
tinggal di genangan air seperti pada tangki reservoir, bak mandi, drum, juga pada ember. Jika kita
perhatikan habitat yang disukai nyamuk ini 70% adalah tempat-tempat yang merupakan lingkungan
buatan manusia.
Jangkauan terbang nyamuk belang aedes aegypti biasanya hanya mencapai 100 meter hingga 400
meter dari tempat mereka bertelur. Kebiasaan lain aedes aegypti yaitu saat menggigit atau menghisap
darah. Umumnya nyamuk betina memiliki 2 waktu dalam sehari yang menjadi kebiasaannya
menggigit. Yaitu di pagi hari serta di sore hari sebelum menjelang gelap. Aedes aegypti betina
biasanya akan mencari korban lain untuk dihisap darahnya jika saat menghisap mereka terganggu.
Kebiasaan betina inilah yang mampu menambah efektifitas penularan dari DBD.
Saat beristirahat, nyamuk jenis aedes aegypti menyukai tempat-tempat gelap dan lembab untuk
bersembunyi. Seperti pada baju-baju yang digantung di ruangan, pada bagian kolong tempat tidur,
atau bisa juga pada helm yang tergeletak. Rata-rata saat beristirahat ini nyamuk sembari menunggu
proses pematangan dari telurnya, dan juga biasanya tempat beristirahat nyamuk ini tidak jauh dari
sumber-sumber genangan air sebagai tempat berkembang biak mereka, sebagai contoh toilet

 Reproduksi
Setelah mengisap darah, nyamuk Aedes aegypti betina menghasilkan rata-rata 100 sampai 200 telur
per fase. Selama hidupnya, nyamuk betina bisa memiliki hingga lima fase bertelur. Jumlah telur
tergantung pada banyaknya darah yang diisap.
Telur diletakkan pada permukaan yang basah atau air tergenang, misalnya lubang pohon dan
kontainer buatan manusia seperti tong, ember, vas bunga, pot tanaman, tangki, botol bekas, kaleng,
ban, pendingin air , dan lain sebagainya. Induk nyamuk Aedes aegypti bertelur secara terpisah, tidak
seperti kebanyakan spesies nyamuk lainnya. Yang dimaksud terpisah di sini, tidak semua telur
diletakkan sekaligus, tetapi dapat tersebar di lebih dari satu tempat dan prosesnya bisa berjam-jam
atau berhari-hari. Telur Aedes aegypti, ukurannya sangat kecil sekitar satu milimeter, berbentuk
lonjong memanjang. Ketika pertama kali diletakkan, telur tampak putih, tapi dalam beberapa menit
berubah jadi hitam mengilap. Di iklim hangat, telur dapat berkembang dalam waktu dua hari,
sedangkan di daerah beriklim dingin, dapat memakan waktu hingga seminggu.

3. Belalang

 Siklus hidup
 Fase telur
Telur diproduksi dari hasil perkawinan antara sperma jantan dengan sel telur betina. Telur – telur
tersebut, diletakkan oleh induk betina diberbagai tempat, umumnya berada di dalam tanah, batang
tanaman maupun di daun.Dalam sekali bertelur, induk betina sanggup memproduksi 10 sampai 300
telur serta memiliki bentuk, seperti butiran beras. Apabila habitat belalang ada di wilayah subtropis,
induk betina akan meletakkan telurnya dibawah tanah, dengan kedalaman sampai 4 cm.Hal tersebut
dikarenakan untuk lebih menjaga suhu telur dalam kondisi tetap hangat dan tidak rusak ketika
berlangsungnya pergantian musim.Untuk durasi dalam penetasan telur, biasanya beragam,
disesuaikan pada kondisi lingkungan sekitar. Apabila berada diwilayah tropis, maka telur belalang
akan lebih cepat menetas, sementara akan lama menetas apabila berada diwilayah subtropis.
 Fase nimfa
Nimfa merupakan Belalang Kecil yang belum mempunyai sayap dan alat Reproduksi, Nimfa ini
muncul sesudah telur belalang menetas. Nimfa biasanya berwarna Putih, dan kemudian akan berubah
warna menjadi Hijau atau Cokelat sesudah terkena Sinar Matahari dalam beberapa saat.
Fase Nimfa pada tahap Metamorfosis Belalang sendiri, umumnya terjadi 25 – 40 hari. Selama dalam
bentuk Fase ini, Nimfa akan memakan Daun-daun muda, mengalami Pertumbuhan, dan mengalami
ganti kulit (Instar) sebanyak 4 – 6 kali, tergantung pada Suhu dan Kelembaban lingkungannya.

 Belalang dewasa
Daur hidup belalang yang paling akhir ialah menjadi dewasa dan siap untuk bereproduksi. Sesudah 25
– 30 hari sesudah menetas, belalang akan mengembangkan sayap sepenuhnya dan nimfa muda sudah
bermetamorfosis menjadi belalang dewasa. Dengan begitu, proses daur hidup belalang dari peletakan
telur sampai menjadi dewasa memakan waktu sekitar 11-12 bulan. Pada saat dewasa, belalang
kemampuan reproduksi belalang akan matang dalam waktu 15 hari dan bertahan sampai jangka waktu
30 hari. Berbeda dengan nimfa yang tidak mempunyai sayap, belalang dewasa menjadi jauh lebih
aktif dan sering berpindah tempat untuk mencari makanan dan bertahan dari serangan predator.

 Habitat dan kebiasaan


Belalang paling aktif di siang hari, tetapi juga terkadang mencari makan di malam hari. Diketahui
belalang tidak memiliki sarang atau wilayah dan beberapa spesies melakukan migrasi panjang untuk
menemukan pasokan makanan baru. Sebagian besar spesies soliter dan hanya berkumpul bersama
untuk kawin, tetapi spesies yang bermigrasi terkadang berkumpul dalam kelompok besar jutaan atau
bahkan milyaran individu.
Kebanyakan ekosistem belalang lebih menyukai habitat terbuka yang kering dengan banyak rumput
serta tanaman rendah lainnya, meskipun beberapa spesies lainnya hidup di hutan ataupun hutan
blantara. Banyak spesies belalang yang hidup di padang rumput sering menyerang ladang petani
sekitar. Populasi belalang yang berlebih akan sangat merugikan petani jika menyerang tanaman di
perkebunan.

 Reproduksi
Pertama belalang melakukan reproduksi secara generatif atau melalui proses perkawinan. Belalang
jantan yang mempunyai tubuh lebih kecil akan berada di atas punggung belalang betina, selanjutnya
terjadi proses kopulasi dan penyaluran sperma ke dalam tubuh betina. Belalang berkembang biak
secara bertelur (Ovipar). Sesudah berlangsung pembuahan lalu bertelur, telur-telur belalang ditaruh di
dalam tanah atau di bawah tumpukan daun-daun yang telah gugur. Belalang sanggup memproduksi 10
sampai 300 buah telur. Proses bertelur dilakukan selama 3-4 hari.
Telur Belalang berbentuk butiran-butiran kecil tetapi teksturnya keras. Telur-telur Belalang lalu
menetas menjadi Nimfa, yaitu Belalang muda yang belum memiliki sayap. Jadi ia hanya akan berjalan
dan meloncat di atas rumput atau pada daun-daun pada saat mencari makan. Nimfa Belalang
umumnya memiliki warna putih atau hijau Seiring berjalannya waktu warna tubuh nimfa belalang
akan berubah menjadi coklat atau hijau dengan corak hitam atau kuning seperti Belalang dewasa.
Pergantian warna tubuh pada Nimfa Belalang akan berlangsung bersamaan dengan proses instar atau
pergantian kulit yang terjadi sebanyak 5 – 6 kali sebelum menjadi Belalang dewasa. Saat mencapai
usia dewasa, Belalang sudah matang secara seksual dan siap berkembang biak lagi. Belalang dewasa
sudah mempunyai sayap dan struktur tubuh yang lengkap.

4. Kupu-kupu
 Siklus hidup kupu-kupu
Daur hidup dari kupu-kupu atau metamorfosis dapat diuraikan menjadi 4 tahapan yakni telur, ulat atau
larva, kepompong atau pupa dan kupu-kupu. Sehingga kupu-kupu termasuk hewan yang mengalami
metamorfosis sempurna. Metamorfosis kupu-kupu dapat berlangsung hingga kurun waktu bulanan.

 Telur
Daur hidup serangga cantik ini yang pertama adalah telur. Telur merupakan bagian terkecil dari suatu
proses metamorfosis. Mulanya, kupu-kupu betina dewasa akan meletakkan telur pada bagian bawah
daun tumbuhan. Hal ini dilakukan agar kupu-kupu betina dewasa tersebut dapat dengan mudah
mengawasi tersebut.Telur tersebut akan ditempeli oleh semacam zat lem agar dapat merekat dengan
sempurna pada bagian bawah daun tumbuhan. Lem tersebut sangat kuat dan menjadikan telur kupu-
kupu tidak mudah dimangsa oleh predator. Selain itu, telur kupu-kupu juga dilengkapi dengan kulit
cukup keras sehingga tahan dari berbagai macam cuaca. Tahapan ini akan berlangsung selama
beberapa minggu bahkan bulan.
 Ulat
Mengingat ulat tentu hanya rasa takut yang akan dibayangkan. Namun, untuk menjadi seekor kupu-
kupu cantik maka telur tersebut harus melalui tahapan ini terlebih dahulu. Telur kupu-kupu yang
ditempelkan pada bagian bawah daun oleh indukannya akan menetas dan berubah menjadi ulat atau
larva. Ulat mempunyai warna maupun ukuran yang relatif berbeda bergantung pada indukan kupu-
kupu dewasa. Pada fase ini, ulat akan memangsa dedaunan hijau segar yang memiliki banyak
kandungan nutrisi dan gizi. Hal ini bertujuan agar ulat tidak mudah haus dan lapar. Selain itu, untuk
mengamankan dirinya dari serangan predator, ulat akan menyemburkan racun dari tumbuhan beracun
yang sengaja dimakan.
 Kepompong atau Pupa
Setelah melalui larva, fase berikutnya yang harus dilalui adalah kepompong atau pupa. Larva akan
membuat suatu cangkang menggunakan daun yang telah dililitkan pada dirinya sendiri dengan benang
khusus (sutera). Fase ini akan berlangsung kurang lebih selama 12 hari. Jadi, larva yang telah
membentuk kepompong nantinya akan tidur selama 12 hari untuk menjadi seekor kupu-kupu muda
yang cantik. Pada fase ini, larva akan mencerna tubuhnya sendiri menggunakan sejumlah enzim
hingga menyisakan beberapa bagian terpenting saja. Nantinya bagian tersebut akan membentuk diri
menjadi kupu-kupu muda. Dapat dikatakan bahwa larva akan menyakiti dirinya sendiri agar
memperoleh kehidupan lebih baik pada masa yang akan datang. Saat larva menjadi kupu-kupu muda,
maka hanya akan memiliki sedikit memori ketika masih menjadi larva. Hal menakjubkan ini terjadi
karena saraf neuron tidak dapat dicerna oleh enzim. Otak larva senantiasa akan tetap dapat tersimpan
dengan baik sebelum memasuki otak baru dalam diri kupu-kupu muda. Di samping saraf neuron,
bagian yang tidak bisa dicerna oleh enzim tersebut ialah sel embrio. Sel embrio akan dipakai dalam
proses pembentukan tubuh kupu-kupu muda. Tiap-tiap bagian tubuh kupu-kupu memiliki sel embrio
masing-masing seperti embrio tubuh, embrio sayap, embrio antena dan sebagainya. Biasanya kupu-
kupu muda hanya memiliki berat badan 2 sampai 3 kali lebih ringan dibanding saat menjadi larva.

 Kupu-kupu
Setelah 12 hari berlalu, pupa akan mengeluarkan seekor kupu-kupu muda cantik. Kupu-kupu di dalam
pupa akan memakai cairan tertentu dalam dirinya guna melunakkan sisi cangkang. Kemudian, dengan
cakarnya kupu-kupu tersebut akan membuka cangkang pupa untuk mengeluarkan dirinya. Setelah
berhasil keluar, kemudian kupu-kupu muda akan mengeringkan tubuhnya. Fase keluarnya kupu-kupu
muda dari pupa akan memakan waktu hingga beberapa jam. Waktu tersebut adalah waktu rentan yang
membuat dirinya rentan akan bahaya karena tidak mempunyai daya sehingga gampang dimangsa
predator. Barulah setelah kupu-kupu muda mempunyai kekuatan, maka akan mengepakkan sayap
untuk terbang.

 Habitat dan kebiasaan


Serangga mungil nan cantik ini akan dengan mudah dijumpai pada tempat yang banyak bunga. Kupu-
kupu begitu gemar menghisap sari-sari madu pada tumbuhan bunga. Namun, tidak jarang juga kupu-
kupu yang menghisap sari-sari buah maupun bangkai dari kuntum bunga. Hal ini juga bergantung
dengan jenis kupu-kupu tersebut. Tahukah Anda bahwa serangga kecil ini begitu bermanfaat bagi
keberlangsungan hidup suatu tumbuhan. Kupu-kupu dikenal sebagai hewan yang mampu membantu
penyerbukan tumbuhan. Jadi, ketika kupu-kupu menghisap sari bunga maka ia juga sekaligus akan
menjatuhkan serbuk bunga ke bunga lainnya. Hal ini tentu dapat membuat tumbuhan tersebut
mengalami perkawinan.

 Reproduksi
Masa kehamilan kupu-kupu adalah 4-9 hari. Setelahnya dari telur yang menetas akan keluar 2-6 ulat
mungil. Kupu-kupu dewasa adalah tahap menghasilkan keturunan. Kupu-kupu betina bisa langsung
kawin begitu menetas dari kepompong, sedangkan yang jantan biasanya membutuhkan waktu lebih
dari tiga hari untuk persiapan.

Anda mungkin juga menyukai