DISUSUN OLEH :
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS JEBER
2016
I. TAKSONOMI
Strawberry adalah buah yang umum dan penting dalam diet tinggi Mediterania
karena kandungan memiliki nutrisi penting dan fitokimia yang bermanfaat untuk
kesehatan manusia. Buah ini kaya mangan dengan 144g menyediakan lebih dari 20% dari
asupan yang memadai harian untuk mineral ini. Jumlah yang sama strawberry dapat
menyediakan sekitar 5% dari asupan yang memadai untuk kalium dan telah memenuhi
syarat sebagai sumber yodium, magnesium, tembaga, besi, dan fosfor (Kähkönen et al,
2001).
Selain senyawa gizi, strawberry mengandung berbagai komponen non-gizi
seperti polifenol (flavonoid, asam fenolik, lignan, dan tanin). Senyawa fitokimia yang
paling signifikan yang secara kuantitatif yaitu antosianin dan elagitanin yang merupakan
senyawa antioksidan utama. Kelas utama senyawa fenolik dari flavonoid yaitu paling
banyak antosianin, dengan flavonol dan flavanol memberikan proporsi kecil (Määttä-
Riihinen et al, 2004)
Ordo/Bangsa : Rosales
Fragaria daltoniana
Fragaria iinumae
Fragaria nilgerrensis
Fragaria nipponica
Fragaria nubicola
Fragaria vesca
Fragaria viridis
Fragaria yezoensis
Fragaria moupinensis
Fragaria orientalis
Fragaria moschata
Fragaria x ananassa
Fragaria chiloensis
Fragaria iturupensis
Fragaria virginiana
Fragaria × Potentilla
Fragaria × vescana
Pada biosintesis flavonoid melibatkan produk dari jalur asam malonat. Produk
dari jalur asam malonat ini adalah malonil-CoA. Antara 1 molekul p-koumaril-CoA
dengan 3 molekul malonil-CoA membentuk naringenin kalkon. Naringenin kalkon
diubah menjadi naringenin oleh enzim kalkon isomerase. Naringenin digunakan sebagai
substrat untuk membantu terjadinya reaksi hidroksilasi naringenin membentuk senyawa
dihidrokaemferol. Reaksi lebih lanjut dari dihidrokaemferol akan menghasilkan senyawa
dihidroquersetin,kaemferol, leukopelargonidin,dan dihidromyricetin (Casañal et al,
2013).
b. Uji analisis warna menggunakan Color Quest XE (Skupień and Oszmiański, 2004)
Warna strawberry diukur dengan Color Quest XE (HunterLab). Bubur buah
ditempatkan di sebuah kuvet kaca, dan warna kan direkam menggunakan CIEL *a*b*
100/ D65 dan ruang warna CIEL*C*h 100/D65. L* menunjukkan kecerahan, a* adalah
+a kemerahan, b * adalah + b kekuningan, h adalah sudut hue (h = tan-1b*/a*) dan C*
adalah Kromatisitas [C * = (a * 2 + b * 2) 1/2].
Hasil : Pelargonidin-3-glucoside and cyanidin-3- glucoside mempengaruhi terbesar
dalam memberikan warna merah. Nilai a* berkolerasi dengan Pelargonidin-3-
glucoside dan Pelargonidin.
c. HPLC-MS
Sistem HPLC yang digunakan untuk analisis DAD dari ekstrak adalah Merck-
Hitachi (LaChrom, Tokyo, Jepang) yang terdiri dari pompa L-7100, detektor UV
dioda array L-7455, dan D-7000 chromatointegrator. Spektrum massa dicatat
menggunakan sistem Agilent 1100 LC yang terhubung melalui split ke Esquire 4000
Ion Perangkap sistem LC/ MS. Sekitar 1 mg setiap dari masing-masing ekstrak daun,
rizoma, dan buah yang diperoleh dilarutkan dalam 1 mL MeOH: asam format (99: 1, v
/ v) disaring melalui 0,45 mm filter DAD dan HPLC-MS. Senyawa di scanning pada
254 nm, dan UV spektrum 200-600 nm direkam untuk puncak karakterisasi. Untuk
antosianin, scanning pada 520 nm dan absorbansi diukur antara 200 dan 600 nm.
Analisis HPLC dilakukan dengan menggunakan sistem pelarut gradien linier terdiri
dari 1% asam format (A) dan asetonitril (B): 90- 75% A lebih dari 30 menit; diikuti
oleh 75-40% A 30-45 menit dengan laju 1 mL / menit. Volume yang disuntikkan
adalah 20 mL.
Hasil : Pada buah Beberapa flavonoid yang terkandung antara lain pada
buah(antosianin, kuersetin heksosida), rizoma dan daun ( kuersetin, kaemferol-
koumaroil-heksosida ).
d. Spektrofotometer UV-Vis
Penelitian (Simirgiotis and Schmeda-Hirschmann, 2010) yang
mengidentifikasi pada buah matang, rizoma dan daun dari F. chiloensis ssp. Chiloensis
f. Chiloensis untuk mengukur total kandungan. Larutan ekstrak dalam metanol diukur
dengan spektrofotometer UV/vis Helios R V-3.06. Kuersetin sebagai referensi untuk
kurva kalibrasi pada 415 nm. Pengenceran ekstrak dengan reagen Folin-Ciocalteu dan
dinetralkan dengan natrium karbonat dan diukur absorbansinya pada 700 nm.
Konsentrasi antosianin diukur dalam ekuivalen mg cyanidin 3-glucoside/100 g berat
kering menggunakan formula :
Fragaria memiliki beberapa bagian di antaranya thalamus yang berada di tengah buah dan
archenes atau bakal biji yang berada di luar kulit buah, kedua bagian tersebut memeliki
kandungan tinggi golongan senyawa Flavonoid yaitu antosianin (Pelargonidin dan Cianidin),
senyawa golongan Flavonoid berperan sebagai Antioksidan dan menetralisir radikal bebas
sehingga dapat mentralisir kerusakan sel dalam tubuh. Dari beberapa sepies Fragaria,
Fragaria vesca memiliki kandungan flavonoid paling tinggi.
2. AntiObesitas
Obesitas adalah penumpukan lemak yang tinggi di dalam tubuh sehingga membuat berat
badan berada di luar batas ideal, yang dapat terjadi karena adanya konsumsi makanan berlebih
khususnya lemak. Lemak dalam saluran pencernaan dapat dengan mudah di serap setelah
melalui proses pemotongan lemak dengan bantuan enzim Lipase yang menghidrolisis lemak
menjadi asam lemak sehingga mudah di serap oleh tubuh dalam usus halus, dalam suatu uji
aktivitas diketahui ekstrak Fragaria Amou dapat menghambat aktivitas enzim Lipase dalam
tubuh, sehingga lemak yang dikonsumsi sulit diserap kedalam tubuh
Aaby, K., Ekeberg, D. and Skrede, G., 2007. Characterization of phenolic compounds in
strawberry (Fragaria× ananassa) fruits by different HPLC detectors and contribution of
individual compounds to total antioxidant capacity. Journal of Agricultural and Food
Chemistry, 55(11), pp.4395-4406.
Casañal, A., Zander, U., Muñoz, C., Dupeux, F., Luque, I., Botella, M.A., Schwab, W.,
Valpuesta, V. and Marquez, J.A., 2013. The strawberry pathogenesis-related 10 (PR-10) Fra a
proteins control flavonoid biosynthesis by binding to metabolic intermediates. Journal of
Biological Chemistry,288(49), pp.35322-35332.
Cheel, J., Theoduloz, C., Rodríguez, J.A., Caligari, P.D. and Schmeda-Hirschmann, G., 2007.
Free radical scavenging activity and phenolic content in achenes and thalamus from Fragaria
chiloensis ssp. chiloensis, F. vesca and F. x ananassa cv. Chandler. Food Chemistry, 102(1),
pp.36-44.
da Silva, F.L., Escribano-Bailón, M.T., Alonso, J.J.P., Rivas-Gonzalo, J.C. and Santos-
Buelga, C., 2007. Anthocyanin pigments in strawberry. LWT-Food Science and
Technology, 40(2), pp.374-382.
Kähkönen, M.P., Hopia, A.I. and Heinonen, M., 2001. Berry phenolics and their antioxidant
activity. Journal of Agricultural and Food Chemistry, 49(8), pp.4076-4082.
Liberal, J., Francisco, V., Costa, G., Figueirinha, A., Amaral, M.T., Marques, C., Girão, H.,
Lopes, M.C., Cruz, M.T. and Batista, M.T., 2014. Bioactivity of Fragaria vesca leaves
through inflammation, proteasome and autophagy modulation. Journal of
ethnopharmacology, 158, pp.113-122.
Määttä-Riihinen, K.R., Kamal-Eldin, A. and Törrönen, A.R., 2004. Identification and
quantification of phenolic compounds in berries of Fragaria and Rubus species (family
Rosaceae). Journal of Agricultural and Food Chemistry, 52(20), pp.6178-6187.
Skupień, K. and Oszmiański, J., 2004. Comparison of six cultivars of strawberries (Fragaria x
ananassa Duch.) grown in northwest Poland.European Food Research and
Technology, 219(1), pp.66-70.
Tulipani, S., Mezzetti, B., Capocasa, F., Bompadre, S., Beekwilder, J., De Vos, C.R.,
Capanoglu, E., Bovy, A. and Battino, M., 2008. Antioxidants, phenolic compounds, and
nutritional quality of different strawberry genotypes.Journal of Agricultural and Food
Chemistry, 56(3), pp.696-704.
Wang, S.Y. and Millner, P., 2009. Effect of different cultural systems on antioxidant capacity,
phenolic content, and fruit quality of strawberries (fragaria× aranassa duch.).