Disusun
oleh :
FIRDAUS
NIM. 20.71.022475
Bahan
Serbuk Kunyit
Serbuk Ketumbar
Serbuk Kayu Manis
Serbuk Pala
Serbuk Bawang Putih
Serbuk Jahe
b. Cara Kerja
Serbuk Kunyit
Serbuk ketumbar
Serbuk Pala
b. Pembahasan
Rimpang kunyit adalah salah satu jenis rempah – rempah yang
banyak di gunakan sebagai bumbu dalam berbagai jenis masakan.
Tanaman kunyit tumbuh bercabang dengan tinggi 40-100 cm.
Batang kunyit merupakan batang semu, tegak, bulat,
membentuk rimpang dengan warna kekuningan dan tersusun dari pelapah
daun ( agak lunak ). Serbuk kering rimpang kunyit (turmeric) mengandung 3-
5% kurkumin dan dua senyawa derivatnya dalam jumlah yang kecil yaitu
demetoksikurkumin dan bisdemetoksikurkumin, yang ketiganya sering disebut
sebagai kurkuminoid. Diketahui, manfaat tanaman kunyit berguna untuk
menurunkan risiko penyakit jantung, membantu mengobati penyakit
Alzheimer, mengatasi radang sendi atau arthritis, hingga mencegah penyakit
kanker
Ketumbar adalah jenis tanaman rempah yang menghasilkan biji bulat
berwarna coklat yang memiliki aroma menyengat yang khas. Biasanya
biji ketumbar digunakan sebagai bumbu masakan. Selain itu, ada bagian
dari ketumbar yang bisa digunakan yaitu daun ketumbar. Daunnya berbentuk
seperti seledri dengan tepian yang bergerigi.
Bagian dari tanaman herbal ini yang paling terkenal adalah bijinya.
Biji dari ketumbar dapat dimanfaatkan untuk pembuatan minyak atsiri dan
oleoresin, yang digunakan sebagai bahan baku pada industri rokok, obat-
obatan, parfum, pewangi aromaterapi, sabun mandi, kosmetik, sabun cuci,
serta aroma minuman dan makanan. Buah ketumbar diketahui
mengandung senyawa metabolit sekunder berupa flavonoid, tanin, terpenoid,
saponin, steroid, dan alkaloid. Adapun manfaat ketumbar yaitu dapat mengatasi
beberapa masalah pencernaan seperti perut mual, mencegah gas dan kembuh,
serta meredakan kram perut. Tumbuhan ini akan membantu pencernaan yang
efisisen dengan membantu menghasilkan enzim pencernaan.
Kayu manis (Cinnamomum burmannii) merupakan tanaman herbal
yang sering digunakan sebagai rempah-rempah, namun juga memiliki sifat
antibakteri karena kandungan kimia yang dimilikinya berupa alkaloid, saponin,
tanin, polifenol, flavonoid, kuinon dan triterpenoid. Kayu manis adalah salah
satu rempah-rempah yang punya rasa manis. Kayu manis berasal dar i
kulit kayu. Secara khusus, berasal dari lapisan dalam kulit kayu dari
varietas pohon cemara, yakni genus Cinnamomum.
Pala adalah rempah yang berasal dari biji pohon pala atau Myristica
fragrans. Selain menghasilkan biji pala, pohon tersebut juga menghasilkan
bunga pala. Walaupun rasa keduanya cukup mirip, tapi biji pala punya rasa
yang lebih pedas dari pada bunga pala. Pala memiliki kandungan protein,
karbohidrat, minyak atsiri, sodium, kalsium, vitamin A, vitamin C, vitamin B1,
hingga asam oleanolat. Selain dapat mengatasi masalah di dalam tubuh,
buah pala juga memiliki sifat antibakteri, antijamur, dan antiradang.
Bawang putih merupakan tanaman herba parenial yang membentuk
umbi lapis. Tanaman ini tumbuh secara berumpun dengan tinggi sekitar 30-75
cm. Batang yang nampak di atas permukaan tanah adalah batang semu yang
terdiri dari pelepah–pelepah daun. Sedangkan batang yang sebenarnya berada
di dalam tanah. Dari pangkal batang tumbuh akar berbentuk serabut kecil yang
banyak dengan panjang kurang dari 10 cm. Bawang putih membentuk umbi
lapis berwarna putih. Sebuah umbi terdiri dari 8–20 siung (anak bawang).
Antara siung satu dengan yang lainnya dipisahkan oleh kulit tipis dan liat, serta
membentuk satu kesatuan yang kuat dan rapat.
Bawang putih mengandung kurang lebih 100 senyawa bersulfur yang
berpotensi memberikan efek farmakologis. Dua senyawa organosulfur paling
penting dalam umbi bawang putih, adalah asam amino non-volatil -glutamil-
S- alk(en)il-L-sistein dan minyak atsiri S-alk(en)il-sisteinsulfoksida atau alliin.
Kadar dua senyawa tersebut mencapai 82% dan menjadi prekursor sebagian
besar senyawa organosulfur dalam bawang putih. Senyawa -glutamil-S-
alk(en)il-L- sistein merupakan senyawa intermediet biosintesis pembentukan
senyawa organosulfur lainnya, termasuk alliin. Dari -glutamil-S-alk(en)il-L-
sistein, reaksi enzimatis yang terjadi akan menghasilkan banyak senyawa
turunan, melalui dua cabang reaksi, yaitu jalur pembentukan thiosulfinat dan S-
allil sistein (SAC). Dari jalur pembentukan thiosulfinat akan dihasilkan
senyawa allisin. Senyawa- senyawa thiosulfinat inilah yang memiliki daya
antibakteri. Bawang putih yang dihancurkan akan segera mengoksidasi alliin
menjadi allisin dan selanjutnya menjadi deoksi-alliin, DADS (diallil disulfida),
dan DATS (diallil trisulfida), suatu senyawa antibakteri. DATS merupakan
senyawa yang mempunyai aktivitas antibakteri paling kuat. Senyawa-senyawa
tersebut dapat mereduksi sistein dalam tubuh mikroorganisme, sehingga
mengganggu ikatan disulfida dalam proteinnya
Batang jahe merupakan batang semu dengan tinggi 30 hingga 100 cm.
Akarnya berbentuk rimpang dengan daging akar berwarna kuning hingga
kemerahan dengan bau menyengat. Daun menyirip dengan panjang 15 hingga
23 mm dan panjang 8 hingga 15 mm. Tangkai daun berbulu halus. Rimpang
adalah bagian tanaman jahe yang memiliki nilai ekonomi dan dimanfatkan
untuk berbagai keperluan antara lain, sebagai bahan baku obat tradisional,
makanan dan minuman. Rimpang jahe dapat memberikan rasa hangat /pedas.
salah satu khasiat utama rimpang jahe adalah sebagai analgetik dan
antiinflamasi. Senyawa kimia yang memiliki efek antiinflamasi pada
rimpang jahe adalah gingerol (6,8, dan 10)-gingerol dan (6)-shogaol.
BAB IV
a. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
pemeriksaan secara arganoleptik meliputi pengujian morfologi, yaitu berdasarkan
warna, bau dan rasa membuktikan beberapa tanaman atau sismplisia yang telah di
jadikan serbuk yang biasanya digunakan sebagai bahan obat tradisonal atau bahan
makanan memiliki warna, bau, dan rasa yang berbeda – beda. Serta kegunaan yang
berbeda-beda juga
DAFTAR PUSTAKA
Damitra, S .2008. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jillid 4. Jakarta: Puspa Swara.
Supriyatna dkk, 2014. Seri Herbal Medik Prinsip Obat Herbal Sebuah Pengantar
Untuk Fitoterafi. Yogyakarta: Deepublish.
Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI). 2014. Peraturan
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor 17
Tahun 2014 tentang Perubahan atas Peraturan Peraturan Kepala Badan
Pengawas Obat dan Makanan Nomor HK.03.1.23.07.11.6662 Tahun 2011
Tentang Persyaratan Cemaran Mikroba dan Logam Berat dalam Kosmetika.
Jakarta: Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia.