1. Emesis Gravidarum
1) Jahe
Jahe merupakan tanaman obat berupa tumbuhan rumpun berbatang semu. Jahe
berasal dari Asia Pasifik yang tersebar dari India sampai Cina. Oleh karena itu
kedua bangsa ini disebut-sebut sebagai bangsa yang pertama kali memanfaatkan
jahe terutama sebagai bahan minuman, bumbu masak dan obat-obatan tradisional.
Jahe termasuk dalam suku temu-temuan (Zingiberaceae), se-famili dengan temu-
temuan lainnya seperti temu lawak (Cucuma xanthorrizha), temu hitam (Curcuma
aeruginosa), kunyit (Curcuma domestica), kencur (Kaempferia galanga), lengkuas
(Languas galanga) dan lain-lain. Nama daerah jahe antara lain halia (Aceh),
beeuing (Gayo), bahing (Batak Karo), sipodeh (Minangkabau), jahi (Lampung),
jahe (Sunda), jae (Jawa dan Bali), jhai (Madura), melito (Gorontalo), geraka
(Ternate), dsb. (Ravidran,2016).
Jahe (Zingiber officinale), adalah tanaman rimpang yang sangat populer
sebagai rempah-rempah dan bahan obat. Rimpangnya berbentuk jemari yang
menggembung di ruas-ruas tengah. Rasa dominan pedas disebabkan senyawa
keton bernama zingeron. (Ravidran 2016)
2) Kandungan jahe
Jahe mengandung 19 komponen yang berguna bagi tubuh yang salah satunya
gingerol yaitu senyawa paling utama dan telah terbukti memiliki aktivitas
antiemetic (antimuntah) yang manjur dengan bersifat memblok serotonin, yaitu
senyawa kimia pembawa pesan. Senyawa ini menyebabkan perut berkontraksi
yang apabila diblok maka otot-otot saluran pencernaan akan mengendor dan
melemah sehingga rasa mual banyak berkurang (Budhawaar,2006). Kandungan di
dalam jahe terdapat minyak Atsiri Zingiberena (zingirona), zingerol, zingiberol,
zingiberin, vit.A, B, C dan resin pahit yang dapat memblok serotonin yaitu suatu
neurotransmitter yang disintesiskan pada neuron-neuron seretonergis dalam sistem
saraf pusat dan sel-sel enterokromarfin dalam saluran pencernaan sehingga
dipercaya dapat sebagai pemberi perasaan nyaman dalam perut sehingga
dipercaya sebagai pemberi perasaan nyaman dalam mengatasi mual muntah
(Hesti,2013). Nutrisi yang terkandung dalam jahe adalah potassium 3,4%,
magnesium 3,0%, copper 3,0%, magnese 3,0%, dan vitamin B6 (pyridoxine) 2,5%
( Rahmi, 2013) .
Vitamin B6 (pyridoxine), vitamin ini diperlukan untuk produksi serotonin.
Menurunnya serotinin meningkatnya terjadinya mual dan muntah. Dengan
vitamin B6 dapat mengurangi gejala mual dan muntah. Pada wanita hamil
memerlukan vitamin B6 sebanyak 1.9 miligram yang membantu pembentukan
antibodi, sel darah merah dan neurotransmitter. (manuaba, 2010). Jahe juga
merupakan stimulant aromatic yang kuat, disamping dapat mengendalikan muntah
dengan meningkatkan gerakan peristaltik usus jahe juga mempunyai semua efek
mengeluarkan. Penurunan emesis gravidarum dengan kombinasi piridosin dan
jahe ekstrak menunjukkan bahwa kombinasi ekstrak jahe dan piridoksin lebih baik
dibandingkan piridoksin saja dalam mengurangi mual muntah ibu hamil di bawah
3 bulan. Konsumsi ekstrak jahe sebesar 700 mg perhari sudah cukup baik untuk
mengurangi keluhan mual muntah pada ibu hamil.
3) Khasiat
Kandungan phenolic dalam jahe berfungsi untuk meredakan gejala iritasi
gastrointestinal, menstimulasi air liur, mencegah terjadinya kontraksi pada perut,
hingga membantu pergerakan makanan dan minuman selama berada di
pencernaan. Jahe juga disebut sebagai carminative, suatu substansi yang dapat
membantu mengeluarkan gas berlebih yang ada di sistem pencernaan. Masalah
pencernaan seperti kolik dan dispepsia dapat diatasi dengan jahe.
Jahe dapat memblok serotonin yakni senyawa kimia yang menyebabkan perut
berkontraksi sehingga menimbulkan perasaan mual muntah yang dialami ibu
hamil muda (Maulana, 2008). Dan menurut laporan penelitian di Journal of
Obstetri and Ginaecology, Maret 2005, Prof Caroline Smith mengatakan bahwa
jahe berkhasiat mengendurkan dan melemahkan otot-otot pada saluran pencernaan
sehingga mual muntah banyak berkurang (Booth, 2008). Suatu penelitian
mengatakan melaporkan bahwa jahe sangat efektif menurunkan kerja dari
metoklopamid yakni senyawa penginduksi mual muntah. Oleh karena itu jahe
sangat efektif pada penggunaan anti emetic untuk mencegah mual muntah dalam
kehamilan, keracunan makanan, kemoterapi, pembedahan pada saluran reproduksi
(ginekologi) dan pada keadaan morning sickness yaitu serangan mual muntah saat
tubuh berputar, bergetar, atau saat orang berpergian dengan kendaraan bermotor
karena perubahan keseimbangan. (Handayani, 2010)
2) Lemon
Jeruk Citrus (dari bahasa Belanda, citroen), atau lemon adalah sejenis jeruk
yang buahnya biasa dipakai sebagai penyedap dan penyegar dalam banyak seni
boga dunia. Pohon jeruk sitrun berukuran sedang (dapat mencapai 6m) tumbuh di
daerah beriklim tropis dan sub-tropis serta tidak tahan akan cuaca dingin. Sitrun
dibudidayakan di Spanyol, Portugal, Argentina, Brasil, Amerika Serikat dan
negara-negara lainnya di sekitar Laut Tengah. Tumbuhan ini cocok untuk daerah
beriklim kering dengan musim dingin yang relatif hangat. Suhu ideal untuk sitrun
agar dapat tumbuh dengan baik adalah antara 15-30°C (60-85°F). Jeruk lemon
dapat tumbuh baik di dataran rendah hingga ketinggian 800 meter di atas
permukaan (Marwanto, 2014).
a) Kandungan
Buah lemon mengandung asam yang berperan pada pembentukan rasa asam
buah. Buah lemon merupakan salah satu sumber vit C dan antioksian yang
berkhasiat bagi kesehatan manusia, serta sering dipakai sebagai bahan untuk
penambah rasa masakan serta menghilangkan bau amis (Nizar, 2012).
Didalam buah lemon sebagai sumber vit C, tetapi sebenarnya buah ini juga
mengandung zat gizi esensial lainnya, meliputi karbohidrat (zat gula dan serat
makanan), potassium, folat, kalsium, thiamin, niacin, vit B6, fosfor, magnesium,
tembaga, riboflavin, asam pantotenat, dan senyawa fitokimia. Karbohidrat dalam
jeruk merupakan karbohidrat sederhanam yaitu fruktosa, glukosa, dan sukrosa.
Karbohidrat kompleksnya berupa polisakarida non-pati (secara umum dikenal
sebagai serat makanan ) yang baik untuk kesehatan (Nizar, 2012).
Pada buah lemon selain vitamin C, lemon juga mengandung bioflavonoud,
asa, minyak volatile pada kulitnya seperti limonene (± 70%), α-terpinen, α-pinen,
β-pinen dan citrat, juga mengandung kumarin. Kandungan asam sitrat dalam sari
buah jeruk lemon adalah 48,6 g/Kg (Astawan, 2008).
b) Khasiat
Lemon minyak essensial (Citrus Lemon) adalah salah satu yang paling
banyak digunakan minyak herbal dalam kehamilan dan dianggap sebagai obat
yang aman pada kehamilan. Menurut sebuah studi, 40% wanita telah
menggunakan aroma lemon untuk meredakan mual dan muntah, dan 26,5% dari
mereka telah dilaporkan sebagai cara yang efektif untuk mengontrol gejala mual
dan muntah (Kia et al,2014).
c) Pemberian aroma jeruk lemon (inhalasi jeruk lemon )
Pemberian aromaterapi yang awalnya diberikan 2 – 3 tetes dengan takaran 1
ml dihirup selama 5 menit untuk ibu hamil yang mengalami intensitas mual
muntah sedang diberikannya pada saat muncul rasa ingin mual muntah saja,
sedangkan Menurut (Rachmi, 2011).
Untuk mendapatkan efek yang panjang pemberian aromaterapi tetap
diberikan 2 – 3 tetes dengan takaran 1 ml lama dihirup 5 diberikannya tidak pada
saat muncul rasa ingin mual muntah, akan tetapi diberikannya sebelum rasa mual
muntah itu muncul dan tidak melebihi dari 10 kali pemberian dalam sehari.
Pembahasan:
1. Jahe
Jahe (Zingiber officinale), adalah tanaman rimpang yang sangat
populer sebagai rempah-rempah dan bahan obat. Rimpangnya berbentuk
jemari yang menggembung di ruas-ruas tengah. Rasa dominan pedas
disebabkan senyawa keton bernama zingeron (Ravidran, 2016)
Jahe mengandung 19 komponen yang berguna bagi tubuh yang salah
satunya gingerol yaitu senyawa paling utama dan telah terbukti memiliki
aktivitas antiemetic (antimuntah) yang manjur dengan bersifat memblok
serotonin, yaitu senyawa kimia pembawa pesan. Senyawa ini menyebabkan
perut berkontraksi yang apabila diblok maka otot-otot saluran pencernaan akan
mengendor dan melemah sehingga rasa mual banyak berkurang (Budhawaar,
2006). Dan hal tersebut sama dengan laporan penelitian di journal of Obstetri
and Ginekology. Maret 2005, Prof Caroline Smith mengatakan bahwa jahe
berkhasiat mengendorkan otot-otot pada saluran pencernaan sehingga mual
muntah banyak berkurang (Choiriyah.,dkk,2013).
b. Daun Katuk
Katuk (Sauropus androgynus(L.) Merr)) merupakan tanaman sayuran
yang banyak terdapat di Asia tenggara. Tumbuhan ini dalam beberapa
bahasa dikenali sebagai mani cai (bahasa Cina), cekur manis (bahasa
Melayu), di Indonesia masyarakat Minangkabau menyebut katuk dengan
nama simani. Selain menyebut katuk, masyarakat Jawa juga menyebutnya
katukan atau babing. Sementara itu masyarakat Madura menyebutnya
kerakur dan orang Bali lebih mengenalnya dengan kayu manis. Tanaman
katuk sesungguhnya sudah dikenal nenek moyang kita sejak abad ke-16
(Santoso, 2014). Katuk termasuk tanaman jenis perdu berumpun dengan
ketinggian 1-5 m. Batangnya tumbuh tegak dan berkayu. Jika ujung batang
dipangkas, akan tumbuh tunas-tunas baru yang membentuk percabangan.
Daunnya kecil-kecil mirip daun kelor, berwarna hijau. Katuk termasuk
tanaman yang rajin berbunga. Bunganya kecil-kecil, berwarna merah gelap
sampai kekuning-kuningan, dengan bintik-bintik merah. Bunga tersebut
akan menghasilkan buah berwarna putih yang di dalamya terdapat biji
berwarna hitam (Santoso, 2014).
a) Kandungan Daun katuk
Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mengetahui
komposisi yang terdapat di dalam tanaman katuk. Berdasarkan
hasil analisa diketahui bahwa pada tiap 100 g daun katuk mentah
mengandung 59 kal., 4,8 g protein, 1 g lemak, 11 g karbohidrat,
204 mg kalsium, 83 mg fosfor, 2,7 mg besi, 103.705 SI vitamin A,
0,1 mg vitamin D, 239 mg vitamin C dan air 81 g. Kemudaian pada
penapisan fitokimia daun katuk mengandung sterol, alkaloid,
flanofoid, dan tanin (Ferasyi, 2010).
b) Khasiat Daun Katuk
Pelancar Air Susu Ibu (ASI) Ekstrak daun katuk banyak digunakan
sebagai bahan fortifikasi pada produk makanan yang
diperuntukkan bagi ibu menyusui. Konsumsi sayur katuk oleh ibu
menyusui dapat memperlama waktu menyusui bayi secara nyata
dan untuk bayi pria hanya meningkatkan frekuensi dan lama
menyusui. Kandungan yang terdapat dalam daun katuk untuk ibu
menyusui adalah asam amino, saponin, dan tanin dan senyawa
lainnya yang dapat memicu produksi ASI (Santoso, 2014). 2)
Mengatasi sembelit Sembelit biasa terjadi karena banyak hal,
diantaranya karena terlalu lama duduk, kurang minum air,
menahan-nahan buang airbesar, kerja hati dan kantong empedu
yang tidak lancar. Untuk mengusir sembelit, siapkan 200 g daun
katuk segar yang sudah dicuci bersih. Rebus dengan segelas air
selama 10 menit, lalu saring. Minum air hasil saringan tersebut
secara teratur 2 kali sehari, masing-masing 100 ml (Santoso, 2008)
c) Lavender
Aromaterapi lavender meningkatkan gelombang alfa di dalam
otak, gelombang ini menggambarkan keadaan yang rileks pada
seseorang dan akan meghilang apabila seseorang banyak pikiran
atau dalam keadaan mental yang sibuk.(Jaelani. 2009) Aromaterapi
lavender juga memiliki rasa nyaman, rasa keterbukaan dan
keyakinan. Disamping itu lavender juga dapat mengurangi rasa
tertekan, stres, rasa sakit, emosi yang tidak seimbang, histeria, rasa
frustasi dan kepanikan . (Guyton. 2012)
Kandungan utama dalam minyak lavender adalah linalool
asetat yang mampu mengendorkan dan melemaskan sistem kerja
urat-urat syaraf dan otot-otot yang tegang. Linalool juga
menujukkan efek hipnotic dan anticonvulsive, karena khasiat inilah
bunga lavender sangat baik digunakan sebagai aromaterapi.
(Sunito, dkk. 2010)
Nyeri luka perineum akan dirasakan setelah persalinan sampai
beberapa hari pasca persalinan. Robekan perineum dapat
menyebabkan rasa tidak nyaman dan dispareunia. Nyeri perineum
dapat terjadi setelah persalinan pervaginam akibat laserasi spontan
pada saat bayi lahir dan dapat diperparah apabila terdapat robekan
pada perineum yang disebabkan oleh tindakan episiotomi.
Tindakan ini akan memerlukan penjahitan dan dengan penjahitan
tersebut dapat menyebabkan nyeri pada daerah luka jahitan.
(Prawirohardjo. 2014)