Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN TUTORIAL

STUDI KASUS FARMAKOTERAPI 2

Dosen pengampu: Apt. Yedi Purwandi, M.Si.

Kelompok 3
Aris Sandi Pratama
31118178
4D Farmasi

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAKTI TUNAS


HUSADA
KOTA TASIKMALAYA
2021/2022
KASUS PENYAKIT TULANG DAN SENDI

Tn T (49 tahun, BB 65, TB 166) mengalami nyeri pada panggul dan sendi-sendi jari
tangan serta kaki. Hasil anamnesa menyatakan pasien memiliki riwayat penyakit gagal
jantung dan hipertensi. Pasien bekerja sehari-harinya sebagai penyedia air bersih dengan
cara didorong untuk dijajakan ke rumah-rumah warga. Pasien mengatakan sedang
mengkonsumsi Obat W (Glucosamine, chondroitine, vitamin C, Mn, Mg, Zn).
Pasien mengalami penyakit penyerta gagal jantung, hipertensi, dan gagal ginjal.

Hasil Pemeriksaan Fisik


TD : 118/79 mmHg, Nadi : 96x/menit, Respirasi: 18x/menit, Nyeri saat dilakukan fleksi
dan terdengar bunyi krepitus.
Hasil Laboratorium
a. Hemoglobin: 15 g/dL
b. Leukosit 5400 mcL
c. Hematokrit 47%
d. Trombosit 250000/mcL
e. Kreatinin 0,9 mg/dL
f. Asam Urat 9,7 mg/dL
g. Vitamin D 18 ng/mL
Hasil Radiografi

Pasien didiagnosis menderita Osteoartritis dan Hiperurisemia.


Pertanyaan
a. Tuliskan dan Jelaskan Subjektif pasien tersebut?
b. Tuliskan dan Jelaskan Objektif Pasien tersebut?
c. Tuliskan dan Jelaskan Assessment Kondisi Klinis pasien tersebut?
d. Tuliskan dan Jelaskan Plan terhadap pasien tersebut dari sudut pandang
farmakoterapi yang meliputi terapi farmakologi dan non-farmakologi?
PENYELESAIAN KASUS

A. TERMINOLOGI
Istilah Pengertian
Osteoarthritis Peradangan kronis pada sendi akibat kerusakan pada
tulang rawan. Osteoarthritis adalah jenis
arthritis (peradangan sendi) yang paling sering terjadi.
Kondisi ini menyebabkan sendi-sendi terasa sakit, kaku,
dan bengkak.
Hiperurisemia peningkatan kadar asam urat dalam darah
Flexi Gerakan tubuh maju mundur atau gerakan mengurangi
sudut antara 2 tulang.
Kreptipus Suara yang muncul dari persendian yang disebabkan oleh
gesekan pada jaringan yang menjadi struktur utama
persendian. Pemicu krepitasi antara lain adalah gesekan
antara tulang dan otot, tulang dan tulang, tulang dan tendon
dan lain-lain.
Hipertensi Hipertensi adalah penyakit yang terjadi karen adanya
peningkatan tekanan darah sistolik >140 mmHg atau
tekanan darah diastolik >90 mmHg.
Hemoglobin Metaloprotein di dalam sel darah merah yang berfungsi
sebagai pengangkat oksigen dari pembuluh darah (13-18
g/dl
Leukosit Leukosit merupakan bagian penting dari sistem kekebalan
tubuh yang berfungsi untuk menghasilkan antibodi yang
dapat melawan virus, jamur, bakteri, dan parasit penyebab
penyakit yang masuk ke dalam tubuh. (bayi baru lahir =
9.000–30.000 mcL; dewasa = 5.000–10.000 mcL).
Hematokrit Sel darah merah dalam darah. Hematokrit (Ht)
menunjukkan jumlah persentase perbandingan sel darah
merah terhadap volume darah. Fungsinya yaitu sebagai
pembawa oksigen dan nutrisi ke seluruh bagian tubuh. Jika
rendah: anemia; jika tinggi: Penyakit jantung bawaan,
ehidrasi. (Pria dewasa: 40–54%. Wanita dewasa: 38–46%).
Trombosit Sel tak berinti yang diproduksi oleh sumsum tulang, yang
berbentuk cakram dengan diameter 2-5 μm. Trombosit
dalam darah tersusun atas substansi fosfolipid yang
berfungsi sebagai faktor pembeku dan menghentikan
perdarahan. (normal=150.000–400.000/mcL). Trombosit
rendah= trombositopenia; Trombosit tinggi= trombositosis,
dapat terjadi pembekuan atau penggumpalan darah secara
berlebihan. Gumpalan darah tersebut dapat menyumbat
pembuluh darah dan menghambat aliran darah pada organ-
organ penting, seperti otak, jantung, dan paru-paru.
Kreatinin Selama otot berkontraksi, tubuh akan menghasilkan produk
limbah kimia bernama kreatinin. Zat ini berfungsi sebagai
sumber energi untuk otot sekaligus menilai fungsi ginjal,
karena kreatinin nantinya harus disaring lebih dulu oleh
ginjal sebelum dikeluarkan melalui urin. Kreatinin tinggi=
artinya ginjal tidak berfungsi sebagaimana mestinya, bisa
menyebabkan penyakit gagal ginjal. Salah satu cara
menurunkan kreatinin di dalam tubuh adalah mengurangi
olahraga berat. (Pria= 0,6–1,2 mg/dL; Wanita= 0,5–1,1
mg/dL).
Asam Urat Salah satu jenis radang sendi yang terjadi karena adanya
penumpukan kristal asam urat; produk limbah yang
terbentuk dari pemecahan purin (purin adalah zat alami
yang merupakan salah satu kelompok struktur kimia
pembentuk DNA dan RNA; molekul yang terbentuk dari
atom karbon dan nitrogen; senyawa amina bagian dari
protein yang menyusun tubuh makhluk hidup, bahkan
sistem metabolisme tubuh kita sendiri juga memproduksi
purin.). Asupan purin normal biasanya mengandung 600-
1000 mg purin per hari dan untuk penderita asam urat
membatasi asupan purin menjadi 100-150 mg purin per
hari.
Vitamin D Vitamin larut lemak yang diperlukan untuk membantu
penyerapan kalsium dan fosfor di dalam tubuh. Fungsi:
untuk membantu penyerapan kalsium dalam tubuh;
mendukung pertumbuhan tulang dan gigi anak, serta
mencegah kerapuhan atau osteoporosis pada orang lanjut
usia; menjaga daya tahan tubuh; menjaga kesehatan mulut;
mencegah DM tipe 1 dan 2; membantu mengatasi
hipertensi; membantu menurunkan BB; mengurangi risiko
beberapa jenis kanker; menjaga kesehatan ibu hamil.
Vitamin D rendah= Rakitis (kelainan pertumbuhan tulang
pada anak; tulang menjadi lunak dan rapuh, sehingga
mudah patah), osteoporosis, dan melemahnya sistem
kekebalan tubuh. (normal= 50 – 80 ng/ml (125-200
nmol/L)).
Gagal jantung Heart failure atau gagal jantung adalah kondisi saat pompa
jantung melemah, sehingga tidak mampu mengalirkan
darah yang cukup ke seluruh tubuh. Kondisi ini juga
dikenal dengan istilah gagal jantung kongestif. Gagal
jantung dapat disebabkan oleh hipertensi, anemia, dan
penyakit jantung.

B. SOAP
1. SUBJEKTIF
- Umur 49 th
- Pasien tidak memiliki alergi terhadap obat
- Pasien memiliki riwayat gagal jantung NYHA II-III, hipertensi grade I, dan
gagal jantung
- Pasien mengalami nyeri pada panggul dan sendi-sendi jari tangan serta kaki
- Pasien mengkonsumsi obat W (Glucosamine, chondroitine, vit C, Mn, Mg
Zn). Akan tetapi, nyeri yang dirasakan tidak terdapat perbaikan.
- Pasien bekerja sehari-harinya sebagai penyedia air bersih dengan cara
didorong untuk dijajakan ke rumah warga.

2. OBJEKTIF
 Hasil Pemeriksaan Fisik
- TD : 118/79 mmHg
- TB 166 cm
- BB 65 kg
- Nadi : 96x/menit
- Respirasi: 18x/menit
- Nyeri saat dilakukan fleksi dan terdengar bunyi krepitus

 Hasil Laboratorium
- Hemoglobin: 15 g/dL
- Leukosit 5400 mcL
- Hematokrit 47%
- Trombosit 250000/mcL
- Kreatinin 0,9 mg/dL
- Asam Urat 9,7 mg/dL
- Vitamin D 18 ng/mL

Parameter Hasil Satuan Normal Keterangan


Tekanan darah 118/79 mmHg <130/80 pada Normal
pasien dengan
komorbid
gagal jantung,
gagal ginjal
dan hipertensi
(JNC 7)
Nadi 96 Kali/menit 60-100 Normal
Respirasi 18 Kali/menit Dewasa: 16-20 Normal
Hb 15 g/dl 14,0 – 18,0 Normal
(gram/desiliter)
Leukosit 5.400 /µL (microliter) 4.800–10.800 Normal
Hematokrit 47 % 42-52 Normal
Trombosit 250.000 µL (microliter) 150.000- Normal
400.000
Kreatinin 0,9 mg/dL 0,80-13,0 Normal
Asam urat 9 mg/dL 6,8 Tinggi
Vitamin D 18 ng/mL 30-60 Rendah
Fleksi Nyeri - Tidak nyeri Tidak
normal
Krepitus Terdengar - Tidak bunyi Tidak
bunyi normal

 Hasil Radiografi

Pasien didiagnosis menderita osteoarthritis dan hiperuisemia

3. ASSESMENT
- Pasien memiliki komorbid gagal jantung, gagal ginjal dan hipertensi
- Kadar vitamin D rendah, nyeri saatg dilakukan fleksi dan terdengar bunyi
krepitus, kemudian mengalami nyeri pada panggul dan sendi-sendi tangan
dan kaki mengindikasikan osteoarthritis, dan juga pasien beraktivitas fisik
yang berat dalam kesehariannya (salah satu faktor risiko penyakit OA).
- Pasien tidak memiliki riwayat alergi
- Hasil radiografi menunjukkan pada panggul kiri mengalami abnormalitas
pada joint space.
- Kadar asam urat tinggi mengindikasikan hiperuisemia
- Defisiensi vitamin D = osteoarthritis

4. DRPs
- Ada indikasi tidak ada obat
nyeri yang dirasakan pasien, defisiensi vitamin D, kadar asam ura ttinggi,
gagal jantung, hipertensi, dan gagal ginjal.
- Pengobatan tanpa indikasi
Tidak ada
- Efek samping
Tidak ada
- Gagal menerima terapi
Nyeri yang dirasakan pada pasien tidak ada perbaikan
- Pemilihan obat yang tidak tepat
Pemilihan obat W (Glucosamine, chondroitine, vitamin C, Mn, Mg, Zn)
kurang tepat karena bukan first line untuk pasien ini. Glukosamine dan/atau
chondroitin dan rubefacient topical (misalnya metil salisilat, trolamine
salisilat) tidak memiliki efikasi yang seragam untuk nyeri pinggul dan lutut
dan bukan merupakan pilihan pengobatan yang disukai (Dipiro et al.
Pharmacotherapy Handbook, 9th ed, 2015).
DiPiro, J.T., Wells B.G., Schwinghammer T.L., and DiPiro C.V. (2015).
Pharmacotherapy Handbook, 9th Edition. Inggris: McGraw-Hill Education
Companies.
Pengobatan dengan glucosamine dan chondroitin karena memiliki efek yang
sangat lemah atau tidak memiliki efek terhadap OA, sehingga tidak
direkomendasikan penggunaannya pada pasien dengan OA lutut dan/atau
pinggul (RACGP, 2018).
Royal Australian College of General Practitioners (RACGP). (2018).
Guideline for the Management of Knee and Hip Osteoarthritis, 2nd Edition.
East Melbourne: The Royal Australian College of General Practitioners.
- Overdosis
Tidak ada
- Underdose
Tidak ada
- Interaksi obat
Tidak ada

5. PLANING
 Terapi Farmakologi
 Penatalaksanaan Osteoarthiritis
- Pengobatan lini pertama yang dapat digunakan adalah
acetaminophen, obat ini memang mungkin kurang efektif jika
dibandingkan dengan NSAID namun memiliki resiko yang lebih
kecil terhadap gastrointestinal (GI) dan kardiovaskular yang serius
- Apabila masih terdapat nyeri maka bisa ditambahkan dengan NSAID
Paracetamol + topikal NSAID
- Apabila masih terdapat nyeri maka di tambahkan dengan tramadol
Paracetamol + Topikal NSAID + tramadol
American College od Rheumatology. (2020). Guideline for the
Management of Osteoarthritis of the Hand, Hip and Knee. American
College of Rheumatology, Vol. 72, No. 2, pp 220-233.

 Penatalaksanaan Hiperurisemia
Pada kasus ini allopurinol menjadi pilihan obat yang sangat dianjurkan
untuk pasien dengan CKD sampai berat (stage ≥ 3) dengan dilakukan
titrasi dosis dinaikkan perlahan sampai 100 mg/hari disesuaikan setiap
2-5 minggu sampai kadar asam urat dalam keadaan normal (ACR, 2020;
PRI, 2018).
Perhimpunan Reumatologi Indonesia. (2018). Pedoman Diagnosis dan
Pengelolaan Gout. Jakarta: Perhimpunan Reumatologi Indonesia.
 Penatalaksaan difisiensi Vitamin D
Mengonsumsi Vitamin D 1000 IU/hari
 Terapi Non Farmakologi
- Hindari merokok
- Hindrani menkonsumsi alkohol
- Terapi fisik seperti olahraga sangat dianjurkan bagi pasien OA lutut,
panggul, tangan. Bisa dilakukan dengan program latihan aerobik,
berjalan.
- Terapi pijat direkomendasikan secara kondisional pada pasien dengan
OA lutu dan/atau OA pinggul. Terapi ini ditujukan untuk mempengaruhi
otot dan jaringan lunak (ACR, 2020).
- sangat dianjurkan untuk pada pasien dengan OA lutut dan/atau pinggul
sangat dianjurkan untuk melakukan Tai chi. Tai chi ini merupakan
latihan pikiran-tubuh tradisional Tiongkok yang menggabungkan
meditasi dengan Gerakan lambat, lembut, anggun, pernafasan
diagfragma dalam, dan relaksasi. Khasiat thai chi mencerminkan latihan
pikiran-tubuh pada kekuatan, keseimbangan dan pencegahan jatuh serta
depresi dan kemanjuran diri (ACR, 2020).
- Pola hidup sehat
- Menjaga asupan makanan (PRI, 2018).
- Diet
- Membatasi asupan purin
- Membatasi asupan sirup fruktosa tinggi
American Collage of Rheumatology Osteoarthritis, 2020

Anda mungkin juga menyukai