A OLEH :
KELOMPOK 3
3D FARMASI
NAMA ANGGOTA
RAMDAN BASTIAN 31118150
SHANIA ULFA OKTAVIANI 31118158
SANTI SULISTIAWATI 31118163
MENTARI KIKI NOERZAQIAH 31118165
HIELMY IHSAN FAUZI 31118168
DINI SRI ANJANI 31118172
SITI AYU WANDIRA 31118174
MARIAH ULFAH 31118176
WAFFA NABILLAH RAMADHINA 31118177
ARIS SANDI PRATAMA 31118178
DEDE RINA RIAYATUL AZIZAH 31118187
RIVALDI MUHSIN 31118188
DEDE FITRI NURSIAM 31118190
INTAN OKTAVILIA PUTRINDA 31118191
“Salah satu penyakit menular dan akut yang bisa
menjadi kronik, disebabkan protozoa obligat intaseluler
yang hidup intra sel dari genus plasmodium yang
menyerang eritrosit dan ditandai dengan ditemukannya
bentuk aseksual dalam darah, dengan gejala demam,
menggigil, anemia, dan pembesaran limpa.”
—MALARIA.
Species plasmodium pada
manusia
Plasmodium Plasmodium
01 falciparum
penyebab malaria tropika
03 malariae
penyebab malaria malariae
(quartana)
Klorokuin
Klorokuin membentuk kompleks dengan FP
IX dalam vakuola. Kompleks obat FP IX
tersebut sangat toksik dan tidak dapat
bergabung membentuk pigmen. Kemudian
toksin tersebut meracuni vakuola
menghambat ambilan (intake) makanan
sehingga parasite mati kelaparan.
Primakuin
Mekanisme kerja obat ini belum jelas, diduga obat ini bekerja dengan menghasilkan oksigen
reaktif atau berkompetisi dengan transport elektron dalam tubuh parasit, sehingga dapat
mengganggu kerja pada malaria.
sulfadoksin+primetamin
Sulfadoksin-pirimetamin disebut juga kelompok obat anti folat karena bekerja dengan
menghalangi dua jalur pembentukan folat pada tubuh parasit. Sulfadoksin menghalangi
penggunaan para-aminobenzoic acid (PABA) dengan menghambat enzim dihydropteroate
synthase (DHPS). Pirimetamin menghambat enzim dihydrofolat reductase (DHFR) dari
Plasmodium sehingga menghalangi sintesa timin dan purin yang merupakan bahan penting
untuk sintesa DNA dan multiplikasi sel.
Indikasi Obat Antimalaria
Klorokuin
Kina diberikan secara oral kepada pasien dengan infeksi yang ringan. Pada malaria berat, dengan
komplikasi, dan malaria serebral, kina diberikan secara parenteral. Penggunaan kina biasanya
dikombinasikan dengan obat antimalaria lainnya, seperti pirimetamin/sulfadoksin atau tetrasiklin.
Primakuin
Eradikasi P. vivax atau P. Ovale malaria setelah serangan klinik ditunjukkan dengan pemeriksaan
darah atau titer serologi dan profilaksis setelah terpapar. Karena primakuin tidak aktif secara umum
melawan bentuk eritrositik aseksual dari plasmodia dan agen schizonticidal darah maka primaquin
biasanya diberikan bersama klorokuin untuk pengobatan P. vivax atau P. Ovale malaria.
Indikasi Obat Antimalaria
Sulfadoksin Primetamin
Indikasi pirimetamin adalah sebagai antiparasit dan antimalaria pada profilaksis malaria, terapi malaria
falciparum tanpa komplikasi, dan tata laksana toxoplasmosis. Dosis pirimetamin dibedakan berdasarkan
usia.
Dosis Obat Antimalaria
Klorokuin Primakuin
Oral : Hari pertama dengan dosis 10 mg/kg BB. Diberikan setelah pemberian
6 jam kemudian dengan dosis 5 mg/kg
klorokuin dengan dosis 0.25 mg/kg
pada hari kedua dan ketiga dengan dosis
5 mg/kg. berat badan/hari selama 5 hari
Intra vena : Dosis 10 mg/kg berat badan selama untuk infeksi P. vivax dan P. ovale
≥ 8 jam, dilanjutkan 15 mg/kg selama ≥ serta 0.75 mg/kg berat badan dosis
24 jam (pemberian dalam 10 ml NaCl
tunggal pada infeksi P falciparum.
0,9%/dekstrosa 5%).
Sulfadoksin
Kuinin
Oral : 10 mg/kg berat badan/8 jam selama 4 hari primetamin
pertama dan dilanjutkan 15 mg/kg berat
badan/8 jam selama 4 hari kedua.
sulfadoksin 25 mg/kg berat
Intra vena : 20 mg/kg berat badan dalam > 4 jam
dan dilanjutkan 10 mg/kg dalam > 4 jam badan.
(pemberian dalam NaCl 0,9%/Dekstrosa pirimetamin 1,25/kg berat
5%) diberikan setiap 8 jam sehingga
pasien dapat minum obat atau selama 5-7
badan dosis tunggal.
hari.
Kontra Indikasi
Obat Antimalaria
● Klorokuin
Gangguan Hati; Darah; Pencernaan; Syaraf;
Psoriasis; Alkoholisme; Gangguan lapangan pandang
mata dan retina.
● Kuinin
Hipersensitifitas; Neuritis optik atau Tinitus; Tanda-
tanda hemolysis; Miastenia gravis.
● Primakuin
enyakit Sistemik Berat Mis : R A & L E
Granulositopenia
● Primetamin
Allergi Sulfa; Wanita hamil; Trimester ke III; Ibu
menyusui; Neonatus < 2 bulanP
Efek Samping Obat Antimalaria
Klorokuin Kuinin
● Nyeri kepala ringan Pada dosis terapi dapat terjadi cinconisme
● Gangguan pencernaan ● Tinitus ● Anemia hemolitik
● Gangguan penglihatan ● Mual ringan
● Gangguan ● Asma ● Nyeri kepala
kardiovaskuler : hipotesi, ● Leukopenia ● Gangguan
vasodilatasi ● Hipoglikemia pendengaran
● Gatal ● Hipotensi ● Diare
Efek Samping Obat Antimalaria
Sulfadoksin –
Primakuin
primetamin
● Anemia hemolitik akut pada ● Anemia makrositik (defisiensi asam
penderita defisiensi G6PD folat)
● Hemolysis tergantung ● Terotogenik (pada hewan)
besarnya dosis, beratnya
defisiensi
Interaksi Obat Antimalaria
Klorokuin
• Antasida dan kaolin : dapat mengurangi absorpsi klorokuin.
• Digoxin - klorokuin : dapat meningkatkan kadar digoxin plasma hingga 4 kali lipat.
• Ampisilin - klorokuin : secara signifikan dapat mengurangi bioavailabilitas ampisilin.
• Mefloquine - klorokuin : dapat meningkatkan risiko kejang
Kuinin
• Menurunkan efektivitas kina jika digunakan bersama warfarin.
• Meningkatkan kadar kina dalam darah jika digunakan bersama cimetidine, ritonavir,
atau rifampicin.
• Meningkatkan risiko rhabdomyolysis jika digunakan bersama atorvastatin.
• Meningkatkan efek turunnya kadar gula dalam darah jika digunakan bersama obat
antidiabetes.
Interaksi Obat Antimalaria
Primakuin
Tidak dianjurkan untuk menggunakan obat ini dengan salah satu obat-obatan berikut ini.
• Aurothioglucose
• Levomethadyl
Primakuin tidak boleh digunakan pada pasien dengan penyakit sistemik berat dan tidak
boleh diberikan bersamaan kuinin, meflokuin, atau obat yang dapat menekan sumsum tulang
Sulfadoksin-pirimetamin
• Penggunaan bersama sulfadoksin dan pirimetamin dengan warfarin meningkatkan efek
dari warfarin.
• Penggunaan bersama sulfadoksin dan pirimetamin meningkatkan kadar halofantrin dan
klorpromazin di dalam tubuh.
• Penggunaan bersama sulfadoksin dan pirimetamin meningkatkan risiko terjadinya
penurunan sel darah (mielosupresi).
Farmakokinetik Obat
Antimalaria
Klorokuin Kuinin
Kina dan turunannya diserap baik terutama melalui usus halus bagian
Absorbsi klorokuin setelah pemberian oral terjadi atas. Kadar puncak dalam plasma 1-3 jam pada dosis tunggal. 70%
lengkap dan cepat dan makanan mempercepat terikat oleh protein dalam plasma. Sebagian besar dimetabolisme
absorbsi ini. Kadar puncak plasma dicapai setelah 1- dalam hati sehingga hanya kira-kira 5% yang diekskresi lewat urin
2 jam. Metabolisme klorokuin dalam tubuh sangat dalam bentuk metabolit hidroksi dan sebagian kecil melalui tinja getah
lambung, empedu dan air liur. Karena terjadi perombakan dan ekskresi
lambat dan metabolitnya diekskresikan lewat urin.
lebih cepat sehingga tidak terjadi akumulasi dalam tubuh. Kina harus
Metabolisme klorokuin dihambat oleh amodiakuin, diberikan tipa hari untuk terapi supresi atau tiap 4 jam untuk terapi
hidroksiklorokuin dan apamakuin (Sukarban, 1995). serangan klinis serangan akut agar kadar dalam plasma dapat
dipertahankan (Sukarban, 1995).
Farmakokinetik Obat
Antimalaria
Primakuin Primetamin
Penyerapan pirimetamin di saluran cerna berlangsung
Pemberian per oral, primakuin segera diabsorbsi, tetapi
metabolismenya berlangsung cepat sehingga hanya lambat tetapi lengkap. Obat ini ditimbun terutama
sebagian kecil yang diekskresikan dalam bentuk utuh. dalam hati, hepar, ginjal, paru, dan limpa, kemudian
Kadar puncak dalam plasma dicapai 1-2 jam, kemudian diekskresikan lambat dengan waktu paruh kira-kira
cepat menurun dengan waktu paruh 3-6 jam. 4 hari. Metabolitnya diekskresikan melalui urin.
Metabolisme oksidatif primakuin menghasilkan 3 Pirimetamin diekskresikan cukup banyak lewat ASI
metabolit turunan karboksil yang tidak berefk sehingga dapat dicapai kadar supresi dalam darah
antimalria tetapi efek hemolitiknya lebih kuat bayi yang sepenuhnya maendapat ASI (Sukarban,
(Sukarban, 1995). 1995).
Daftar Pustaka
● Clyde DF.Malaria.dalam: Nelson WE, Behrman RE,Kliegman R, Arvin AM,Ed.
Ilmu Kesehatan Anak. Edisi 12. Jakarta : EGC. 2000:328-334.
● Band JD.Malaria dalam tintinali JE Ed. Emergency medicine A Comprehensive
Study Guide. Edisi enam. New York : McGraw Hill.2004.953- 958
● Soemarwo S. Malaria dalam Buku Ajar Infeksi dan Penyakit Tropis. Jakarta FK UI.
2002:442- 461.
● Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Malaria : Pengobatan. Jakarta:
Direktorat Jenderal PPM & PLP; 1995.
● Tjitra E. Obat-obat baru anti malaria. Cermin Dunia Kedok. 1994; 94:16-22.
● Taylor TE, Strickland GT. Malaria. Dalam: Strickland GT, penyunting. Hunter’s
Tropical Medicine and Emerging Infectious Diseases. Philadephia: W.B.
Saunders; 2000. h. 614-43.
THANK YOU!
Do you have any questions?
KELOMPOK 3