Anda di halaman 1dari 12

8 maret 2011 BB.

Saat ini kombinasi pirimetamin-sulfadoksin merupakan


pilihan pertama (first line drug) untuk kasus malaria
Zein, Umar. 2005. Penanganan Terkini Malaria Falciparum falciparum tanpa komplikasi yang resisten klorokuin atau
(repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3372/1/penydalam daerah yang telah dinyatakan resisten klorokuin. Efek
samping yang pernah dilaporkan adalah kulit kemerahan
-umar6.pdf diakses 8 Maret 2011) dengan gatal dan sindroma Steven Johnson 14,16
1. Klorokuin
Hiswani. 2004. GAMBARAN PENYAKlT DAN VEKTOR
Klorokuin adalah 4 aminoquinolin bersifat skizontosida darah.
MALARIA DI INDONESIA.
Secara farmakologis bekerja dengan mengikat
feriprotoporfirin IX yaitu suatu cincin hematin yang (repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3760/1/fkm-
merupakan hasil metabolisme hemoglobin didalam parasit. hiswani11.pdf diakses 8 Maret 2011)
Ikatan feriprotoporfirin IX-klorokuin ini bersifat melisiskan PENYEBARAN MALARIA
membran parasit sehingga parasit mati.16 Klorokuin tersedia Batas dari penyebaran malaria adalah 64LU (RuBia) dan
dalam bentuk tablet dan sirup klorokuin sulfat atau difosfat 32LS (Argentina). Ketinggian yang dimungkinkan adalah
untuk pemberian per oral, dan larutan 8% atau 10% klorokuin 400 meter dibawah permukaan laut (Laut mati dan Kenya) dan
difosfat untuk pemberian parentral (intramuskular). Satu tablet 2600 meter di atas permukaan laut (Bolivia). Plasmodium
klorokuin mengandung 250 mg difosfat atau 204 mg
klorokuin sulfat yang setara 150 mg basa. Pada pemakaian per vivax mempunyai distribusi geografis yang paling Juas, mulai
oral, konsentrasi puncak didalam plasma dicapai dalam 2-3 dari daerah beriklim dingin, subtropik sampai kedaerah tropik.
jam dengan waktu paruh sebenarnya adalah 6-10 hari.14 Plasmodium Falciparum jarang sekali terdapat didaerah yang
beriklim dingin Penyakit Malaria hampir sama dengan
penyakit Falciparum, meskipun jauh lebih jarang terjadinya.
Klorokuin adalah obat anti malaria yang paling luas
pemakaiannya karena mudah diperoleh, efek samping yang Plasmodium ovale pada umumnya dijumpai di Afrika dibagian
minimal disamping itu harganya murah. Dosis total klorokuin yang beriklim tropik, kadang-kadang dijumpai di Pasifik
adalah 25 mg basa/ kg berat badan diberi dalam 3 hari yaitu Barat.
hari pertama dan kedua masing-masing 10 mg basa /kg berat Di Indonesia Penyakit malaria tersebar diseluruh pulau dengan
badan dan pada hari ketiga 5 mg basa/kg berat dan saat ini derajat endemisitas yang berbeda-beda dan dapat berjangkit
klorokuin merupakan obat pilihan utama (fisrt line drug) didaerah dengan ketinggian sampai 1800 meter diatas
untuk pengobatan malaria falsiparum tanpa komplikasi .14, 16 permukaan laut.
Angka kesakitan malaria di pulau Jawa dan Bali dewasa ini
Efek samping yang ditemukan adalah ringan dari yaitu pusing, (1983) berkisar antara 1-2 per 1000 penduduk, sedangkan di
vertigo, diplopia, mual, muntah dan sakit perut. Gangguan luar Jawa-Bali sepuluh kali lebih besar. Sepcies yang
neurologis (kelemahan otot, pusing, sakit kepala, pandangan terbanyak dijumpai adalah Plasmodium Falciparum dan
kabur dan kejang-kejang ).14 Namun pemberantasan malaria
Plasmodium vivax Plasmodium malaria banyak dijumpai di
falciparum menghadapi kendala yang serius sejak ditemukan
pertama kalinya kasus resistensi Plasmodium falciparum Indonesia bagian Timur. Plasmodium ovale pernah ditemukan
terhadap klorokuin di Kalimantan Timur pada tahun 1974, di Irian dan Nusa Tenggara Timur.
kemudian resistensi ini terus meluas dan pada tahun 1996
kasus-kasus malaria yang resisten klorokuin sudah ditemukan
diseluruh provinsi di Indonesia.3 Berdasarkan pedoman http://www.who.int/topics/malaria/en/
WHO, bila ditemukan resistensi palsmodium terhadap
klorokuin disuatu daerah > 25%, maka dianjurkan untuk tidak Malaria disebabkan oleh parasit yang disebut Plasmodium,
lagi menggunakan klorokuin sebagai antimalaria, kecuali yang ditularkan melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi.
dikombinasi dengan antimalaria lain. Dalam tubuh manusia, parasit berkembang biak dalam hati,
dan kemudian menginfeksi sel darah merah.
2. Pirimetamin- sulfadoksin
Gejala dari malaria termasuk demam, sakit kepala, dan
Pirimetamin-sulfadoksin (PS) adalah obat anti malaria muntah, dan biasanya muncul antara 10 dan 15 hari setelah
kombinasi antara golongan sulfonamide / sulfon dengan gigitan nyamuk. Jika tidak diobati, malaria dapat dengan cepat
diaminopirimidine yang bersifat skizontosida jaringan, menjadi mengancam jiwa dengan mengganggu suplai darah ke
skizontosida darah dan sporontosidal.14 Obat ini sangat organ vital. Di banyak bagian dunia, parasit telah
praktis karena dapat diberi dalam dosis tunggal namun obat ini mengembangkan resistensi terhadap beberapa obat malaria.
mempunyai kelemahan karena mudah mengalami resisten.
Oleh karena itu kombinasi obat ini digunakan secara selektif
untuk pengobatan radikal malaria falciparum didaerah yang
resisten terhadap antimalaria klorokuin. Secara farmakologis http://www.infeksi.com/articles.php?lng=in&pg=46
pirimetamin bekerja sebagai inhibitor enzim tetrahidrofolat, MALARIA
akibatnya parasit tidak mampu melanjutkan siklus hidupnya Malaria adalah penyakit yang menyerang manusia, burung,
dan akhirnya difagosit sedangkan sulfadoksin bekerja kera dan primata lainnya, hewan melata dan hewan pengerat,
berkompetisi dengan PABA (para amino benzoic acid) dalam yang disebabkan oleh infeksi protozoa dari genus Plasmodium
memperebutkan enzim dihidrofolat sintetase sehingga dan mudah dikenali dari gejala meriang (panas dingin
pembentukan asam dihidropteroat terganggu dan asam folat menggigil) serta demam berkepanjangan.
yang diperlukan parasit tidak terbentuk. Di Indonesia obat ini Dengan munculnya program pengendalian yang didasarkan
tersedia hanya dalam bentuk tablet untuk pemberian peroral pada penggunaan residu insektisida, penyebaran penyakit
dan satu tablet mengandung 500 mg sulfadoksin dan 25 mg malaria telah dapat diatasi dengan cepat. Sejak tahun 1950,
pirimetamin. Konsentrasi puncak didalam darah dicapai dalam
malaria telah berhasil dibasmi di hampir seluruh Benua Eropa
2-4 jam dengan waktu paruh sulfonamida adalah 180 jam dan
pirimetamin adalah 90 jam. Dosis yang digunakan untuk dan di daerah seperti Amerika Tengah dan Amerika Selatan.
sulfadoksin adalah 25mg/ kg BB dan pirimetamin 1,25 mg/kg Namun penyakit ini masih menjadi masalah besar di beberapa
bagian Benua Afrika dan Asia Tenggara. Sekitar 100 juta Suatu kombinasi dari sulfadoxine dan pyrimethamine
kasus penyakit malaria terjadi setiap tahunnya dan sekitar 1 digunakan untuk pencegahan di daerah-daerah yang terjangkit
persen diantaranya fatal. Seperti kebanyakan penyakit tropis malaria yang telah kebal terhadap klorokuin. Sementara
lainnya, malaria merupakan penyebab utama kematian di Proguanil digunakan hanya sebagai pencegahan.
negara berkembang. Penyelidikan tengah dilakukan untuk menemukan sejumlah
Pertumbuhan penduduk yang cepat, migrasi, sanitasi yang obat dengan bahan dasar artemisin, yang digunakan oleh ahli
buruk, serta daerah yang terlalu padat, membantu obat-obatan Cina untuk menyembuhkan demam. Bahan
memudahkan penyebaran penyakit tersebut. Pembukaan tersebut terbukti efektif terhadap Plasmodium falciparum
lahan-lahan baru serta perpindahan penduduk dari desa ke namun masih sangat sulit untuk diperbanyak jumlahnya.
kota (urbanisasi) telah memungkinkan kontak antara nyamuk
dengan manusia yang bermukim didaerah tersebut. Malaria adalah penyakit yang dapat bersifat cepat maupun
lama prosesnya, malaria disebabkan oleh parasit malaria /
Penyakit Malaria yang terjadi pada manusia Protozoa genus Plasmodium bentuk aseksual yang masuk
Penyakit malaria memiliki 4 jenis, dan masing-masing kedalam tubuh manusia ditularkan oleh nyamuk malaria
disebabkan oleh spesies parasit yang berbeda. Gejala tiap-tiap ( anopeles ) betina ( WHO 1981 ) ditandai dengan deman,
jenis biasanya berupa meriang, panas dingin menggigil dan muka nampak pucat dan pembesaran organ tubuh manusia.
keringat dingin. Dalam beberapa kasus yang tidak disertai Parasit malaria pada manusia yang menyebabkan Malaria
pengobatan, gejala-gejala ini muncul kembali secara periodik. adalah Plasmodium falciparum, plasmodium vivax,
Jenis malaria paling ringan adalah malaria tertiana yang plasmodium ovale dan plasmodium malariae.Parasit malaria
disebabkan oleh Plasmodium vivax, dengan gejala demam yang terbanyak di Indonesia adalah Plasmodium falciparum
dapat terjadi setiap dua hari sekali setelah gejala pertama dan plasmodium vivax atau campuran keduanya, sedangkan
terjadi (dapat terjadi selama 2 minggu setelah infeksi). palsmodium ovale dan malariae pernah ditemukan di
Demam rimba (jungle fever ), malaria aestivo-autumnal atau Sulawesi, Irian Jaya dan negara Timor Leste. Proses
disebut juga malaria tropika, disebabkan oleh Plasmodium penyebarannya adalah dimulai nyamuk malaria yang
falciparum merupakan penyebab sebagian besar kematian mengandung parasit malaria, menggigit manusia sampai
akibat malaria. Organisme bentuk ini sering menghalangi jalan pecahnya sizon darah atau timbulnya gejala demam. Proses
darah ke otak, menyebabkan koma, mengigau, serta kematian. penyebaran ini akan berbeda dari setiap jenis parasit malaria
Malaria kuartana yang disebabkan oleh Plasmodium malariae, yaitu antara 9- 40 hari ( WHO 1997 )
memiliki masa inkubasi lebih lama daripada penyakit malaria Siklus parasit malaria adalah setelah nyamuk Anopheles
tertiana atau tropika; gejala pertama biasanya tidak terjadi yang mengandung parasit malaria menggigit manusia, maka
antara 18 sampai 40 hari setelah infeksi terjadi. Gejala keluar sporozoit dari kelenjar ludah nyamuk masuk kedalam
tersebut kemudian akan terulang kembali setiap 3 hari. Jenis darah dan jaringan hati. Parasit malaria pada siklus hidupnya,
ke empat dan merupakan jenis malaria yang paling jarang membentuk stadium sizon jaringan dalam sel hati ( ekso-
ditemukan, disebabkan oleh Plasmodium ovale yang mirip eritrositer ). Setelah sel hati pecah akan keluar merozoit /
dengan malaria tertiana. kriptozoit yang masuk ke eritrosit membentuk stadium sizon
Pada masa inkubasi malaria, protozoa tumbuh didalam sel dalam eritrosit ( stadium eritrositer ), mulai bentuk tropozoit
hati; beberapa hari sebelum gejala pertama terjadi, organisme muda sampai sison tua / matang sehingga eritrosit pecah dan
tersebut menyerang dan menghancurkan sel darah merah keluar merosoit. Merosoit sebagian besar masuk kembali ke
sejalan dengan perkembangan mereka, sehingga menyebabkan eritrosit dan sebagian kecil membentuk gametosit jantan dan
demam. betina yang siap untuk diisap oleh nyamuk malaria betina dan
melanjutkan siklus hidup di tubuh nyamuk (stadium
Penanganan sporogoni). Pada lambung nyamuk terjadi perkawinan antara
Sejak tahun 1638 malaria telah diatasi dengan getah dari sel gamet jantan (mikro gamet) dan sel gamet betina (makro
batang pohon cinchona, yang lebih dikenal dengan nama kina, gamet) yang disebut zigot. Zigot akan berubah menjadi
yang sebenarnya beracun dan menekan pertumbuhan protozoa ookinet, kemudian masuk ke dinding lambung nyamuk
dalam jaringan darah. Pada tahun 1930, ahli obat-obatan berubah menjadi ookista. Setelah ookista matang kemudian
Jerman berhasil menemukan Atabrine ( quinacrine pecah, maka keluar sporozoit dan masuk ke kelenjar liur
hydrocloride ) yang pada saat itu lebih efektif daripada nyamuk yang siap untuk ditularkan ke dalam tubuh manusia.
quinine dan kadar racunnya lebih rendah. Sejak akhir perang Khusus P. Vivax dan P. Ovale pada siklus parasitnya di
dunia kedua, klorokuin dianggap lebih mampu menangkal dan jaringan hati (sizon jaringan), sebagian parasit yang berada
menyembuhkan demam rimba secara total, juga lebih efektif dalam sel hati tidak melanjutkan siklusnya ke sel eritrosit
dalam menekan jenis-jenis malaria dibandingkan dengan tetapi tertanam di jaringan hati disebut Hipnosoit (lihat bagan
Atabrine atau quinine. Obat tersebut juga mengandung kadar siklus), bentuk hipnosoit inilah yang menyebabkan malaria
racun paling rendah daripada obat-obatan lain yang terdahulu relapse. Pada penderita yang mengandung hipnosoit, apabila
dan terbukti efektif tanpa perlu digunakan secara terus suatu saat dalam keadaan daya tahan tubuh menurun misalnya
menerus. akibat terlalu lelah/sibuk/stres atau perobahan iklim (musim
Namun baru-baru ini strain Plasmodium falciparum, hujan), maka hipnosoit akan terangsang untuk melanjutkan
organisme yang menyebabkan malaria tropika siklus parasit dari dalam sel hati ke eritrosit. Setelah eritrosit
memperlihatkan adanya daya tahan terhadap klorokuin serta yang berparasit pecah akan timbul gejala penyakitnya
obat anti malaria sintetik lain. Strain jenis ini ditemukan kembali. Misalnya 1 - 2 tahun yang sebelumnya pernah
terutama di Vietnam, dan juga di semenanjung Malaysia, menderita P. Vivax/Ovale dan sembuh setelah diobati, suatu
Afrika dan Amerika Selatan. Kina juga semakin kurang efektif saat dia pindah ke daerah bebas malaria dan tidak ada nyamuk
terhadap strain plasmodium falciparum. Seiring dengan malaria, dia mengalami kelelahan/stres, maka gejala malaria
munculnya strain parasit yang kebal terhadap obat-obatan muncul kembali dan bila diperiksa SD-nya akan positif P.
tersebut, fakta bahwa beberapa jenis nyamuk pembawa Vivax/Ovale.
(anopheles) telah memiliki daya tahan terhadap insektisida Pada P. Falciparum dapat menyerang ke organ tubuh dan
seperti DDT telah mengakibatkan peningkatan jumlah kasus menimbulkan kerusakan seperti pada otak, ginjal, paru, hati
penyakit malaria di beberapa negara tropis. dan jantung, yang mengakibatkan terjadinya malaria
berat/komplikasi, sedangkan P. Vivax, P. Ovale dan P. dengan maksud untuk mengambil makanan sebagian atau
Malariae tidak merusak organ tersebut. P. falciparum dalam seluruhnya dari jasad itu (parasiros = jasad yang mengambil
jaringan yang mengandung parasit tua di dalam otak, peristiwa makanan; logos = ilmu). Plasmodium sp pada manusia
ini yang disebut sekuestrasi. Pada penderita malaria berat, menyebabkan penyakit malaria dengan gejala demam, anemia
sering tidak ditemukan plasmodium dalam darah tepi karena dan spleomegali (pembengkakan spleen). Dikenal 4 (empat)
telah mengalami sekuestrasi. Meskipun angka kematian jenis plasmodium, yaitu :
malaria serebral mencapai 20 - 50 %, hampir semua penderita
yang tertolong tidak menunjukkan gejala sisa neurologis 1.Plasmodium vivax menyebabkan malaria tertiana (malaria
(sekuele) pada orang dewasa. Malaria pada anak sebagian tertiana begigna).
kecil dapat terjadi sekuele. Pada daerah hiperendemis atau
immunitas tinggi apabila dilakukan pemeriksaan SD sering 2.Plasmodium malariae menyebabkan malaria quartana
dijumpai SD positif tanpa gejala klinis pada lebih dari 60 %
jumlah penduduk.
3.Plasmodium falciparum menyebabkan malaria topika
PENATALAKSANAAN MALARIA BERAT (malaria tertiana maligna).
Selalu lakukan pemeriksaan secara legaartis, yang tdd :
Anamnesis secara lengkap (allo dan/ auto anamnesis bila 4.Plasmodium ovale menyebabkan malaria ovale.
memungkinkan)
Malaria menular kepada manusia melalui gigitan nyamuk
Pemeriksaan fisik Anopheles sp. dalam siklus hidupnya. Plasmodium sp
Pemeriksaan laboratorium : parasitologi, darah tepi lengkap, berproduksi secara sexual (sporogoni)dan asexual (schizogon)
uji fungsi hati, uji fungsi ginjal dan lain-lain untuk di dalam host yang berbeda, host dimana terjadi reproduksi
mendukung/menyingkirkan diagnosis/komplikasi lain, misal :: sexsual, disebut host definitive sedangakn reproduksi asexual
punksi lumbal, foto thoraks, dan lain-lain. terjadi pada host intermediate. Reproduksi sexual hasinya
disebut sporozoite sedangkan hasil reproduksi asexual disebut
Penatalaksanaan malaria berat secara garis besar mempunyai 3 merozoite.
komponen penting yaitu :
Terapi spesifik dengan kemoterapi anti malaria. Plasmodium falciparum mempunyai sifat sifat tertentu yag
Terapi supportif (termasuk perawatan umum dan pengobatan berbeda dengan species lainnya, sehingga diklasifikasikan
simptomatik) dalam subgenus laveran. Plasmodium falciparum mempunyai
klasifikasi sebagai berikut
Pengobatan terhadap komplikasi
Pada setiap penderita malaria berat, maka tindakan yang
Kingdom : Haemosporodia
dilakukan di puskesmas sebelum dirujuk adalah :
A. Tindakan umum
Divisio : Nematoda
B. Pengobatan simptomatik
C. Pemberian anti malaria pra rujukan : dosis I Kinin antipirin
Subdivisio : Laveran
10 mg/KgBB IM (dosis tunggal)
Kelas : Spotozoa
PROGNOSIS
Ordo : Haemosporidia
1. Prognosis malaria berat tergantung kecepatan diagnosa dan
ketepatan & kecepatan pengobatan.
Genus : Plasmodium
2. Pada malaria berat yang tidak ditanggulangi, maka
mortalitas yang dilaporkan pada anak-anak 15 %, dewasa 20
Species : Falcifarum
%, dan pada kehamilan meningkat sampai 50 %.
3. Prognosis malaria berat dengan kegagalan satu fungsi organ
lebih baik daripada kegagalan 2 fungsi organ A.Nama penyakit
? Mortalitas dengan kegagalan 3 fungsi organ, adalah > 50 % P.falciparum menyebabkan penyakit malaria falsifarum.
? Mortalitas dengan kegagalan 4 atau lebih fungsi organ,
adalah > 75 % B.Hospes
? Adanya korelasi antara kepadatan parasit dengan klinis Manusia merupakan hospes perantara parasit ini dan nyamuk
malaria berat yaitu: Anopheles betina menjadi hopses definitifnya atau merupakan
? Kepadatan parasit < 100.000, maka mortalitas < 1 % vektornya.
? Kepadatan parasit > 100.000, maka mortalitas > 1 %
? Kepadatan parasit > 500.000, maka mortalitas > 50 % C.Distribusi geografik
Parasit ini ditemukan didaerah tropic, terutama di Afrika dan
Tanggal dibuat : 19/03/2005 . 13:45 Asia Tenggara. Di Indonesia parasit ini terbesar di seluruh
Revisi terakhir : 03/02/2007 . 12:17 kepulauan.

Anonim. 2010. Plasmodium Falciparum. ( http://www.kti- D.Morfologi dan daur hidup


kebidanan.co.cc/2010/03/plasmodium-falciparum.html
diakses 8 Maret 2011)

PLASMODIUM FALCIPARUM
Adalah ilmu yang mempelajari jasad-jasad yang hidup untuk
sementara atau tetap di dalam atau pada permukaan jasad lain
malaria ini lebih tinggi dari jenis-jenis lainnya, kadang-kadang
melebihi 500.000/mm3 darah.

Dalam badan manusia parasit tidak tersebar merata dalam


alat-alat dalam dan jaringan sehingga gejala klinik pada
malaria falciparum dapat berbeda-beda. Sebagian besar kasus
berat dan fatal disebabkan oleh karena eritrosit yang
dihinggapi parasit menggumpal dan menyumbat kapiler.

Pada malaria falciparum eritrosit yang diinfeksi tidak


membesar selama stadium perkembangan parasit. Eritrosit
yang mengandung trofozoit tua dan skizon mempunyai titik
kasar berwarna merah (titik mauror) tersebar pada dua per tiga
bagian eritrosit. Pembentukan gametosit berlamgsung dalam
alat-alat dalam, tetapi kadang-kadang stadium mudah dapat
ditentukan dalam darah tepi. Gametosis muda mempunyai
bentuk agak lonjong, kemudian menjadi lebih panjang atau
berbentuk elips; akhirnya mencapai bentuk khas seperti sabit
Parasit ini merupakan species yang berbahaya karena penyakit atau pisang sebagai gametosis matang. Gametosis untuk
yang ditimbulkannya dapat menjadi berat dan menyebabkan pertama k ali tampak dalam darah tepi setelah beberapa
kematian. generasi mengalami skizogoni biasanya kira-kira 10 hari
setelah parasit pertama kali tampak dalam darah. Gametosis
Perkembangan aseksual dalam hati hanya menyangkut fase betina atau makrogametosis biasanya lebih langsing dan lebih
preritrosit saja; tidak ada fase ekso-eritrosit. Bentuk dini yang panjang dari gametosit jantang atau mikrogametosit, dan
dapat dilihat dalam hati adalah skizom yang berukuran 30 sitoplasmanya lebih biru dengan pulasan Romakonowsky.
pada hari keempat setelah infeksi. Intinya lebih lebih kecil dan padat, berwarna merah tua dan
butir-butir pigmen tersebar disekitar inti. Mikrogametozit
Jumlah morozoit pada skizon matang (matur) kira-kira 40.000 membentuk lebih lebar dan seperti sosis. Sitoplasmanya biru,
bentuk cacing stadium trofosoit muda plasmodium falciparum pucat atau agak kemerah-merahan dan intinya berwarna merah
sangat kecil dan halus dengan ukuran 1/6 diameter eritrosit. mudah, besar dan tidak padat, butir-butir pign\men disekitan
Pada bentuk cincin dapat dilihat dua butir kromatin; bentuk plasma sekitar inti.
pinggir (marginal) dan bentuk accole sering ditemukan.
Beberapa bentuk cincin dapat ditemukan dalam satu eritrosit Jumlah gametosit pada infeksi Falciparum berbeda-beda,
(infeksi multipel). Walaupun bentuk marginal, accole, cincin kadang-kadang sampai 50.000 150.000/mm3 darah, jumlah
dengan kromatin ganda dan infeksi multiple dapat juga ini tidak pernah dicapai oleh species Plasmodium lain pada
ditemukan dalam eritrosit yang di infeksi oleh species manusia. Walaupun skizogoni eritrosit pada Plasmodium
plasmodium lain pada manisia, kelainan-kelainan ini lebih falciparum selesai dalam waktu 48 jam dan priodisitasnya
sering ditemukan pada Plasmodium Falciparum dan keadaan khas terirana, sering kali pada species ini terdapat 2 atau lebih
ini penting untuk membantu diagnosis species. kelompok-kelokpok parasit, dengan sporolasi yang tidak
singkron, sehingga priodesitas gejala pada penderita menjadi
Bentuk cincin Plasmodium falciparum kemudian menjadi tidak teratur, terutama pada stadium permulaan serangan
lebih besar, berukuran seperempat dan kadang-kadang malaria.
setengah diameter eitrosit dan mungkin dapat disangka parasit
Plasmodium malariae. Sitoplasmanya dapat mengandung satu Siklus seksual Plasmodium falciparum dalam nyamuk sama
atau dua butir pigmen. Stadium perkembangan siklus aseksual seperti pada Plasmodium yang lain. Siklus berlangsung 22
berikutnya pada umumnya tidak berlangsumg dalam darah hari pada suhu 20o C, 15 17 hari pada suhu 23o C dan 10
tepi, kecuali pada kasus brat (perniseosa). 11 hari pada suhu 25o C 28o C. pigmen pada obkista
berwarna agak hitam dan butir butinya relative besar,
Adanya skizon muda dan matang Plasmodium falciparum membentuk pola pada kista sebagai lingkaran ganda sekitar
dalam sediaan darah tepi berarti keadaan infeksi yang berat tepinya, tetapi dapat tersusun sebagai lingkaran kecil dipusat
sehingga merupakan indikasi untuk tindakan pengobatan atau sebagai garis lurus ganda. Pada hari ke- 8 pigmen tidak
cepat. tampak kecuali beberapa butir masih dapat dilihat.
Bentuk skizon muda Plasmodium falciparum dapat dikenal E.Patologi dan gejala-gejala.
dengan mudah oleh adanya satu atau dua butir pigmen yang
menggumpal. Pada species parasit lain pada manusia terdapat Masa tunas intrinsic malaria falciparum berlangsung antara 9-
20 atau lebih butir pigmen pada stadium skizon yang lebih tua. 14 hari. Penyakitnya mulai dengan sakit kepala, punggung dan
Bentuk cincin da tofozoit tua menghilang dari darah tepi ekstremitas, perasaan dingin, mual, muntah atau diare ringan.
setelah 24 jam dan bertahan dikapiler alat-alat dalam, seperti Demam mungkin tidak ada atau ringan dan penderita tidak
otak, jantung, plasenta, usus atau sumsum tulang; di tempat tampak sakit; diagnosis pada stadium ini tergantung dari
tempat ini parasit berkembang lebih lanjut. anamosis tentang kepergian penderita ke daerah endemic
malaria sebelumnya. Penyakit berlangsung terus, sakit kepala,
Dalam waktu 24 jam parasit di dalam kapiler berkembang punggung dan ekstremitas lebih hebat dan keadaan umum
biak secara zkisogoni. Bila skison sudah matang, akan memburuk. Pada stadium ini penderita tampak gelisah, pikau
mengisi kira-kira 2/3 eritrosit. Akhirnya membelah-belah dan mental (mentral cunfuncion). Demam tidak teratur dan tidak
membentuk 8 24 morozoit, jumlah rata-rata adalah 16. menunjukkan perodiditas yang jelas.
skizon matang Plasmodium falciparum lebih kecil dari skizon
matang parasit malaria yang lain. Derajat infeksi pada jenis
Ada anemia ringan dan leucopenia dengan monositosis. Pada
stadium dini penyakit penyakit dapat didiagnosis dan diobati Diagnosis malaria falcifarum dapat dibuat dengan menemukan
dengan baik, maka infeksi dapat segera diatasi. Bila parasit trofozoit muda ( bentuk cincin ) tanpa atau dengan
pengobatan tidak sempurna, gejala malaria pernisiosa dapat stadium gametosit dalam sediaan darah tepi. Pada autopsy
timbul secara mendadak. Istilah ini diberikan untuk penyulit dapat ditemukan pigmen dan parasit dalam kapiler otak dan
berat yang timbul secara tidak terduga pada setiap saat, bila alat-alat dalam.
lebih dari 5 % eritrosit di-infeksi.
G.Resistensi parasit malaria terhadap obat malaria.
Pada malaria Falciparum ada tiga macam penyulit :
Resistensi adalah kemampuan strain parasit untuk tetap hidup,
1.Malaria serebral dapat dimulai secara lambat atau mendadak berkembangbiak dan menimbulkan gejala penyakit, walaupun
setelah gejala permulaan. diberi pengobatan terhadap parasit dalam dosis standar atau
dosis yang lebih tinggi yang masih dapat ditoleransi.
2.Malaria algida menyerupai syok/renjatan waktu Resistensi P.falciparum terhadap obat malaria golongan 4
pembedahan. aminokuinolin (klorokuin dan amodiakuin untuk pertama kali
ditemukan pada tahun 1960 -1961 di Kolombia dan Brasil.
3.gejala gastro-intestinal menyerupai disentri atau kolera. Kemudian secara berturut-turut ditemukan di Asia Tenggara,
di Muangthai, Kamboja, Malaysia, Laos, Vietnam, Filifina. Di
Malaria falciparum berat adalah penyakit malaria dengam Indonesia ditemukan di Kalimantan timur (1974), Irian Jaya
P.falciparum stadium aseksual ditemukan di dalam darahnya, (1976), Sumatera Selatan (1978), Timor Timur (1974), Jawa
disertai salah satu bentuk gejala klinis tersebut dibawah ini Tengah (Jepara, 1981) dan Jawa Barat (1981). Focus resistensi
(WHO, 1990) dengan menyingkirkan penyebab lain (infeksi tidak mengcakup semua daerah, parasit masih sensitive
bakteri atau virus) : dibeberapa tempat di daerah tersebut. Bila resistensi
P.Falciparum terhadap klorokuin sudah dapat dipastikan, obat
1.malaria otak dengan koma (unarousable coma) malaria lain dapat diberikan , antara lain :

2.anemia normositik berat 1.Kombinasi sulfadoksin 1000 mg dan pirimetamin 25 mg per


tablet dalam dosis tunggal sebanyak 2-3 tablet.
3.gagal ginjal
2.Kina 3 x 2 tablet selama 7 hari.
4.Edema paru
3.Antibiotik seperti tetrasiklin 4 x 250 mg/hari selama 7-10
5.Hipoglikemia hari, minosiklin 2 x 100 mg/hari selama 7 hari.

6.syok 4.Kombinasi kombinasi lain : kina dan tetrasiklin.

7.Perdarahan spontan/DIC (disseminated intravascular Mengapa parasit malaria menjadi resisten terhadap klorokuin,
coagulation) masih belum diketahui dengan pasti. Ada beberapa
kemungkinan yaitu :
8.kejang umum yang berulang.
1.Mungkin parasit itu tidak mempunyai tempat (site) untuk
9.Asidosis mengikat klorokuin sehingga obat ini tidak dapat
dikonsentrasi dalam sel darah merah,
10.Malaria hemoglobinuria (backwater fewer)
2.Plasmodium yang resisten mempunyai jalur biokimia
Manifestasi klinis lainnya (pada kelompok atau daerah (biochemical pathway) lain untuk mengadakan sintesis asam
didaerah tertentu) : amino sehingga dapat menghindarkan pengaruh klorokuin,

1.Gangguan kesadaran (rousable) 3.Mutasi spontan dibawah tekanan otot.

2.penderita sangat lemah (prosrated) Criteria untuk menentukan resistensi parasit malaria terhadap
4-aminokuinolin dilapangan telah ditentukan oleh WHO
3.Hiperparasitemia dengan cara in vivo dan in vitro. Derajat resistensi terhadap
obat secara in vivo dapat dibagi menjadi :
4.Ikterus (jaundice)
S : Sensitive dengan parasit yang tetap menghilang setelah
5.hiperpireksia pengobatan dan diikuti selama 4 minggu.

Hemolisis intravascular secara besar-besaran dapat terjadi dan R I : Resistensi tingkat I dengan rekrusesensi lambat atau dini
memberikan gambaran klinis khas yang dikenal sebagai (pada minggu ke 3 sampai ke 4 atau minggu ke 2)
blackwater fever atau febris iktero-hemoglobinuria. Gejala
dimulai dengan mendadak, urin berwarna merah tua samapi R II : Resistensi tingkat II dengan jumlah parasit menurun
hitam, muntah cairan yang berwarna empedu, ikterus, badan pada tingkat I.
cepat lemah dan morolitasnya tinggi. Pada blackwater
parasit sedikit sekali, kadang-kadang tidak ditemukan dalam R III : Resistensi tingkat III dengan jumlah parasit tetap sama
darah tepi. atau meninggi pada minggu ke I.

F.Diagnosis Akhir-akhir ini ada laporan dari beberapa Negara (Bombay


India, Myanmar, Papua Nugini, Kepulauan Solomon, Brasil) malaria digunakan oleh beberapa individu untuk pencegahan
dan dari Indonesia (Pulau nias Sumatera Utara, Florest NTT, infeksi, maka disebut proteksi individu atau profilaksis
Lembe Sulawesi Utara, Irian Jaya) mengenai P.vivax yang individu.Dalam program pemberantasan malaria cara
resistensi ditentukan dengan cara mengukur konsentrasi
pengobatan yang terpenting adalah pengobatan presumtif,
klorokuin dalam darah atau serum penderita.
pengobatan radikal, dan pengobatan missal. Pengobatan
H.Pengobatan Pengobatan dan Pencegahan Penyakit Malaria presumtif adalah pengobatan kasus malaria pada waktu
darahnya diambil untuk kemudian dikonfirmasi infeksi
Klasifikasi biologi obat malaria malarianya. Pengobatan radikal dilakukan dentgan tujuan
membasmi semua parasit yang ada dan mencegah timbulnya
Berdasarkan suseptibilitas berbagai stadium parasit malaria relaps.
terhadap obat malaria maka obat malaria di bagi dalam 5
golongan : Pengobatan misal dilakukan di daerah dengan endemisitas
tinggi. Tiap orang harus mendapat pengobatan secara teratur
1.Skizontosida jaringan primer : proguanil, pirimetamin, dapat
membasmi parasit pra eritrosit sehingga mencegah masuknya dengan dosis yang telah ditentukan.
parasit ke dalam eritrosit digunakan sebagai profilaksis kausal.
Dosis obat malaria
2.Skizontosida jaringan sekunder primakuin, membasmi
parasit daur eksoeritrosit atau bentuk-bentuk jaringan P. vivax Dosis obat malaria tanpa keterangan khusus berarti bahwa
dan P. ovale dan digunakan untuk pengobatan radikal infeksi
dosis tersebut diberikan kepada orang dewasa dengan BB
ini sebagai obat anti relaps.
kurang lebih 60 kg. Dosis tersebut dapat disesuaikan BB ( 25
3.Skizontosida darah : membasmi parasit stadium eritrosit mg/kg BB dosis total.
yang berhubungan dengan penyakit akut disertai gejala klinis.
Pencegahan penyakit malaria
4.Gametositosida : menghancurkan semua bentuk seksual
termasuk stadium gametosit P.falcifarum , juga mempengaruhi Menghindari gigitan nyamuk, misalnya tidur menggunakan
stadium perkembangan parasit malaria dalam nyamuk
kelambu
Anopheles betina

5.Sporontosida : mencegah atau menghambat gametosit dalam Mengobati semua penderita untuk menghilangkan sumber
darah untuk membentuk ookista dan sporozoit dalam nyamuk penularan
Anopheles
Pemberantasan nyamuk dan larvanya
Penggunaan Obat malaria
Suatu obat mempunyai beberapa kegunaan yang dapat Flyingdutchman, Yoedhas. 2010. Malaria.
dipengaruhi beberapa factor, seperti spesies parasit malaria, (http://yoedhasflyingdutchman.blogspot.com/2010/04/malaria.
respon terhadap obat tersebut, adanya kekebalan parsial html diakses 8 Maret 2011)
manusia, risiko efek toksik, ada tidaknya obat tersebut di
pasaran, pilihan dan harga obat. Penggunaan obat malaria MALARIA
yang utama ialah sebagai pengobatan pencegahan (profilaksisi
), pengobatan kuratif ( terapeutik ), dan pencegahan transmisi. Pengertian

1.Pengobatan pencegahan (profilaksis). Obat diberikan dengan Malaria adalah penyakit yang bersifat akut maupun kronik
tujuan mencegah terjadinya infeksi atau timbulnya gejala. yang disebabkan oleh protozoa genus plasmodium yang
Semua skizontisida darah adalah obat profilaksis klinis atau ditandai dengan demam, anemia dan splenomegali (Mansjoer,
supresif dan ternyata bila pengobatan diteruskan cukup lama , 2001, hal 406).
infeksi malaria dapat lenyap.
Malaria adalah infeksi parasit pada sel darah merah yang
disebabkan oleh suatu protozoa spesies plasmodium yang
2.Pengobatan terapeutik (kuratif). Obat digunakan untuk
ditularkan kepada manusia melalui air liur nyamuk (Corwin,
pengobatan infeksi yang telah ada, penanggulangan serangan
2000, hal 125).
akut dan pengobatan radikal. Pengobatan serangan akut dapat
dilakukan dengan skizontosida. Malaria adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh protozoa
obligat intraseluler dari genus plasmodium (Harijanto, 2000,
3.Pengobatan pencegahan transmisi. Obat yang efektif hal 1).
terhadap gametosit, sehingga dapat mencegah infeksi pada
nyamuk atau mempengaruhi perkembangan sporogonik pada Malaria adalah penyakit infeksi dengan demam berkala, yang
nyamuk adalah gametositosida atau sporontosida disebabkan oleh Parasit Plasmodium dan ditularkan oleh
sejenis nyamuk Anopeles (Tjay & Raharja, 2000).

Pada pemberantasan penyakit malaria, penggunaan obat Etiologi


secara operasional tergantung pada tujuannya. Bila obat
Menurut Harijanto (2000) ada empat jenis plasmodium yang sitoplasmanya lebih kompak/ lebih biru. Tropozoit
dapat menyebabkan infeksi yaitu : matur mempunyai granula coklat tua sampai hitam
dan kadang-kadang mengumpul sampai membentuk
pita. Skizon Plasmodium malariae mempunyai 8-10
1. Plasmodium vivax, merupakan infeksi yang paling
merozoit yang tersusun seperti kelopak bunga/
sering dan menyebabkan malaria tertiana/ vivaks
rossete. Bentuk gametosit sangat mirip dengan
(demam pada tiap hari ke tiga).
Plasmodium vivax tetapi lebih kecil.
2. Plasmodium falciparum, memberikan banyak
Ciri-ciri demam tiga hari sekali setelah puncak 48
komplikasi dan mempunyai perlangsungan yang
jam. Gejala lain nyeri pada kepala dan punggung,
cukup ganas, mudah resisten dengan pengobatan dan
mual, pembesaran limpa, dan malaise umum.
menyebabkan malaria tropika/ falsiparum (demam
Komplikasi yang jarang terjadi namun dapat terjadi
tiap 24-48 jam).
seperti sindrom nefrotik dan komplikasi terhadap
ginjal lainnya. Pada pemeriksaan akan di temukan
3. Plasmodium malariae, jarang ditemukan dan edema, asites, proteinuria, hipoproteinemia, tanpa
menyebabkan malaria quartana/malariae (demam tiap uremia dan hipertensi.
hari empat).
3. Malaria Ovale (Plasmodium Ovale)
4. Plasmodium ovale, dijumpai pada daerah Afrika dan
Pasifik Barat, diIndonesia dijumpai di Nusa Tenggara
dan Irian, memberikan infeksi yang paling ringan dan Malaria Tersiana (Plasmodium Ovale) bentuknya
dapat sembuh spontan tanpa pengobatan, mirip Plasmodium malariae, skizonnya hanya
menyebabkan malaria ovale. mempunyai 8 merozoit dengan masa pigmen hitam di
tengah. Karakteristik yang dapat di pakai untuk
identifikasi adalah bentuk eritrosit yang terinfeksi
Masa inkubasi malaria bervariasi tergantung pada daya tahan
Plasmodium Ovale biasanya oval atau ireguler dan
tubuh dan spesies plasmodiumnya. Masa inkubasi fibriated. Malaria ovale merupakan bentuk yang
Plasmodium vivax 14-17 hari, Plasmodium ovale 11-16 hari, paling ringan dari semua malaria disebabkan oleh
Plasmodium malariae 12-14 hari dan Plasmodium falciparum Plasmodium ovale. Masa inkubasi 11-16 hari, walau
10-12 hari (Mansjoer, 2001). pun periode laten sampai 4 tahun. Serangan
paroksismal 3-4 hari dan jarang terjadi lebih dari 10
kali walau pun tanpa terapi dan terjadi pada malam
Jenis-jenis malaria hari.

Menurut Harijanto (2000) pembagian jenis-jenis malaria 4. Malaria Tersiana (Plasmodium Vivax)
berdasarkan jenis plasmodiumnya antara lain sebagai berikut :
Malaria Tersiana (Plasmodium Vivax) biasanya
1. Malaria Tropika (Plasmodium Falcifarum) menginfeksi eritrosit muda yang diameternya lebih
besar dari eritrosit normal. Bentuknya mirip dengan
Malaria tropika/ falciparum malaria tropika plasmodium Falcifarum, namun seiring dengan
merupakan bentuk yang paling berat, ditandai dengan maturasi, tropozoit vivax berubah menjadi amoeboid.
panas yang ireguler, anemia, splenomegali, Terdiri dari 12-24 merozoit
parasitemia yang banyak dan sering terjadi
komplikasi. Masa inkubasi 9-14 hari. Malaria tropika Ovale dan pigmen kuning tengguli. Gametosit
menyerang semua bentuk eritrosit. Disebabkan oleh berbentuk oval hampir memenuhi seluruh eritrosit,
Plasmodium falciparum. Plasmodium ini berupa kromatinin eksentris, pigmen kuning. Gejala malaria
Ring/ cincin kecil yang berdiameter 1/3 diameter jenis ini secara periodik 48 jam dengan gejala klasik
eritrosit normal dan merupakan satu-satunya spesies trias malaria dan mengakibatkan demam berkala 4
yang memiliki 2 kromatin inti (Double Chromatin). hari sekali dengan puncak demam setiap 72 jam.

Klasifikasi penyebaran Malaria Tropika: Plasmodium Dari semua jenis malaria dan jenis plasmodium yang
Falcifarum menyerang sel darah merah seumur menyerang system tubuh, malaria tropika merupakan malaria
hidup. Infeksi Plasmodium Falcifarum sering kali yang paling berat di tandai dengan panas yang ireguler,
menyebabkan sel darah merah yang mengandung
anemia, splenomegali, parasitemis yang banyak, dan sering
parasit menghasilkan banyak tonjolan untuk melekat
pada lapisan endotel dinding kapiler dengan akibat terjadinya komplikasi.
obstruksi trombosis dan iskemik lokal. Infeksi ini
sering kali lebih berat dari infeksi lainnya dengan
angka komplikasi tinggi (Malaria Serebral, gangguan Karakteristik nyamuk
gastrointestinal, Algid Malaria, dan Black Water
Fever). Menurut Harijanto (2000) malaria pada manusia hanya dapat
ditularkan oleh nyamuk betina Anopheles. Lebih dari 400
2. Malaria Kwartana (Plasmoduim Malariae) spesies Anopheles di dunia, hanya sekitar 67 yang terbukti
mengandung sporozoit dan dapat menularkan malaria. Di
Plasmodium Malariae mempunyai tropozoit yang Indonesia telah ditemukan 24 spesies Anopheles yang menjadi
serupa dengan Plasmoduim vivax, lebih kecil dan vektor malaria. Sarang nyamuk Anopheles bervariasi, ada
yang di air tawar, air payau dan ada pula yang bersarang pada skizogoni dengan menghasilakn skizon) 6-9 hari
genangan air pada cabang-cabang pohon yang besar (Slamet, kemudian skizon masak dan melepaskan beribu-ribu
2002, hal 103). merozoit. Fase di dalam hati ini di namakan Pra
-eritrositer primer. Terjadi di dalam darah. Sel darah
merah berada dalam sirkulasi lebih kurang 120 hari.
Sel darah mengandung hemoglobin yang dapat
Karakteristik nyamuk Anopeles adalah sebagai berikut : mengangkut 20 ml O2 dalam 100 ml darah. Eritrosit
diproduksi oleh hormon eritropoitin di dalam ginjal
dan hati. Sel darah di hancurkan di limpa yang mana
1. Hidup di daerah tropic dan sub tropic, ditemukan proses penghancuran yang di keluarkan diproses
hidup di dataran rendah kembali untuk mensintesa sel eritrosit yang baru dan
pigmen bilirubin yang dikelurkan bersamaan dari
2. Menggigit antara waktu senja (malam hari) dan usus halus. Dari sebagian merozoit memasuki sel-sel
subuh hari darah merah dan berkembang di sini menjadi
trofozoit. Sebagian lainnya memasuki jaringan lain,
3. Biasanya tinggal di dalam rumah, di luar rumah, dan antara lain limpa atau terdiam di hati dan di sebut
senang mengigit manusia (menghisap darah) ekso-eritrositer sekunder. Dalam waktu 48 -72 jam,
sel-sel darah merah pecah dan merozoit yang di
4. Jarak terbangnya tidak lebih dari 2-3 km lepaskan dapat memasuki siklus di mulai kembali.
Setiap saat sel darah merah pecah, penderita merasa
kedinginan dan demam, hal ini di sebabkan oleh
5. Pada saat menggigit bagian belakangnya mengarah
merozoit dan protein asing yang di pisahkan. Secara
ke atas dengan sudut 48 derajat
garis besar semua jenis Plasmodium memiliki siklus
hidup yang sama yaitu tetap sebagian di tubuh
6. Daur hidupnya memerlukan waktu 1 minggu . manusia (aseksual) dan sebagian ditubuh nyamuk.

7. Lebih senang hidup di daerah rawa Manifestasi klinis


Tanda dan gejala yang di temukan pada klien dngan malaria
Patofisiologi secara umum menurut Mansjoer (1999) antara lain sebagai
Daur hidup spesies malaria pada manusia yaitu: berikut :
1. Fase seksual 1. Demam

Fase ini terjadi di dalam tubuh manusia (Skizogoni), Demam periodik yang berkaitan dengan saat pecahnya skizon
dan di dalam tubuh nyamuk (Sporogoni). Setelah matang (sporolasi). Pada Malaria Tertiana (P.Vivax dan P.
beberapa siklus, sebagian merozoit di dalam eritrosit Ovale), pematangan skizon tiap 48 jam maka periodisitas
dapat berkembang menjadi bentuk- bentuk seksual demamnya setiap hari ke-3, sedangkan Malaria Kuartana (P.
jantan dan betina. Gametosit ini tidak berkembang
Malariae) pematangannya tiap 72 jam dan periodisitas
akan mati bila tidak di hisap oleh Anopeles betina. Di
dalam lambung nyamuk terjadi penggabungan dari demamnya tiap 4 hari. Tiap serangan di tandai dengan
gametosit jantan dan betina menjadi zigote, yang beberapa serangan demam periodik.
kemudian mempenetrasi dinding lambung dan
berkembang menjadi Ookista. Dalam waktu 3 Gejala umum (gejala klasik) yaitu terjadinya Trias Malaria
minggu, sporozoit kecil yang memasuki kelenjar (malaria proxysm) secara berurutan :
ludah nyamuk (Tjay & Rahardja, 2002, hal .162-
163). Periode dingin : Mulai menggigil, kulit kering dan
dingin, penderita sering membungkus diri dengan
Fase eritrosit dimulai dan merozoid dalam darah selimut atau sarung dan pada saat menggigil sering
menyerang eritrosit membentuk tropozoid. Proses seluruh badan bergetar dan gigi-gigi saling terantuk,
berlanjut menjadi trofozoit- skizonmerozoit. Setelah pucat sampai sianosis seperti orang kedinginan.
2- 3 generasi merozoit dibentuk, sebagian merozoit Periode ini berlangsung 15 menit sampai 1 jam
berubah menjadi bentuk seksual. Masa antara diikuti dengan meningkatnya temperatur.
permulaan infeksi sampai ditemukannya parasit
dalam darah tepi adalah masa prapaten, sedangkan Periode panas : Muka merah, kulit panas dan kering,
masa tunas/ incubasi intrinsik dimulai dari masuknya nadi cepat dan panas tetap tinggi sampai 40oC atau
sporozoit dalam badan hospes sampai timbulnya lebih, respirasi meningkat, nyeri kepala, nyeri
gejala klinis demam. (Mansjoer, 2001, hal. 409). retroorbital, muntah-muntah, dapat terjadi syok
(tekanan darah turun), kesadaran delirium sampai
2. Fase Aseksual terjadi kejang (anak). Periode ini lebih lama dari fase
dingin, dapat sampai 2 jam atau lebih, diikuti dengan
Terjadi di dalam hati, penularan terjadi bila nyamuk keadaan berkeringat.
betina yang terinfeksi parasit, menyengat manusia
dan dengan ludahnya menyuntikkan sporozoit ke Periode berkeringat : Penderita berkeringat mulai dari
dalam peredaran darah yang untuk selanjutnya temporal, diikuti seluruh tubuh, sampai basah,
bermukim di sel-sel parenchym hati (Pre-eritrositer). temperatur turun, penderita merasa capai dan sering
Parasit tumbuh dan mengalami pembelahan (proses
tertidur. Bila penderita bangun akan merasa sehat dan menyingkirkan diagnosis deman malaria. Untuk itu diperlukan
dapat melakukan pekerjaan biasa. pemeriksaan serial dengan interval antara pemeriksaan satu
hari.
2. Splenomegal
Pemeriksaan mikroskropis membutuhkan syarat-syarat
Splenomegali adalah pembesaran limpa yang merupakan tertentu agar mempunyai nilai diagnostik yang tinggi
gejala khas Malaria Kronik. Limpa mengalami kongesti, (sensitivitas dan spesifisitas mencapai 100%).
menghitam dan menjadi keras karena timbunan pigmen
eritrosit parasit dan jaringan ikat bertambah (Corwin , 2000, Waktu pengambilan sampel harus tepat yaitu pada
hal. 571). Pembesaran limpa terjadi pada beberapa infeksi akhir periode
ketika membesar sekitar 3 kali lipat. Lien dapat teraba di
bawah arkus costa kiri, lekukan pada batas anterior. Pada demam memasuki periode berkeringat. Pada periode
batasan anteriornya merupakan gambaran pada palpasi yang ini jumlah trophozoite dalam sirkulasi dalam
membedakan jika lien membesar lebih lanjut. Lien akan mencapai maksimal dan cukup matur sehingga
memudahkan identifikasi spesies parasit.
terdorong ke bawah ke kanan, mendekat umbilicus dan fossa
iliaca dekstra.
Volume yang diambil sebagai sampel cukup, yaitu
3. Anemia darah kapiler (finger prick) dengan volume 3,0-4,0
mikro liter untuk sediaan tebal dan 1,0-1,5 mikro liter
untuk sedian tipis.
Derajat anemia tergantung pada spesies penyebab, yang paling
berat adalah anemia karena Falcifarum. Anemia di sebabkan
Kualitas perparat harus baik untuk menjamin
oleh penghancuran eritrosit yang berlebihan Eritrosit normal
identifikasi spesies plasmodium yang tepat.
tidak dapat hidup lama (reduced survival time). Gangguan
pembentukan eritrosit karena depresi eritropoesis dalam
Identifikasi spesies plasmodium
sumsum tulang (Mansjoer. dkk, Hal. 411).

4. Ikterus Identifikasi morfologi sangat penting untuk


menentukan spesies plasmodium dan selanjutnya
Ikterus adalah diskolorasi kuning pada kulit dan skIera mata digunakan sebagai dasar pemilihan obat.
akibat kelebihan bilirubin dalam darah. Bilirubin adalah
2. QBC (Semi Quantitative Buffy Coat)
produk penguraian sel darah merah. Terdapat tiga jenis ikterus
Prinsip dasar: tes floresensi yaitu adanya protein pada
antara lain :
plasmodium yang dapat mengikat acridine orange akan
mengidentifikasi eritrosit terinfeksi plasmodium. QBC
Ikterus hemolitik : Disebabkan oleh lisisnya
merupakan teknik pemeriksaan dengan menggunakan tabung
(penguraian) sel darah merah yang berlebihan.
Ikterus ini dapat terjadi pada destruksi sel darah kapiler dengan diameter tertentu yang dilapisi acridine orange
merah yang berlebihan dan hati dapat tetapi cara ini tidak dapat membedakan spesies plasmodium
mengkonjugasikan semua bilirubin yang di hasilkan dan kurang tepat sebagai instrumen hitung parasit.

Ikterus hepatoseluler : Penurunan penyerapan dan 3. Pemeriksaan imunoserologis


konjugasi bilirubin oleh hati terjadi pada disfungsi
hepatosit dan di sebut dengan hepatoseluler. Pemeriksaan imunoserologis didesain baik untuk mendeteksi
antibodi spesifik terhadap paraasit plasmodium maupun
Ikterus Obstruktif : Sumbatan terhadap aliran darah antigen spesifik plasmodium atau eritrosit yang terinfeksi
ke empedu keluar hati atau melalui duktus biliaris di plasmodium. Teknik ini terus dikembangkan terutama
sebut dengan ikterus obstuktif (Corwin, 2000, hal. menggunakan teknik radioimmunoassay dan enzim
571). immunoassay.

Pemeriksaan diagnostik 4. Pemeriksan Biomolekuler


1. Pemeriksaan mikroskopis malaria
Pemeriksaan biomolekuler digunakan untuk mendeteksi DNA
Diagnosis malaria sebagai mana penyakit pada umumnya spesifik parasit/ plasmodium dalam darah penderita malaria.
didasarkan pada manifestasi klinis (termasuk anamnesis), uji Tes ini menggunakan DNA lengkap yaitu dengan melisiskan
imunoserologis dan ditemukannya parasit (plasmodium) di eritrosit penderita malaria untuk mendapatkan ekstrak DNA.
dalam penderita. Uji imunoserologis yang dirancang dengan
bermacam-macam target dianjurkan sebagai pelengkap Penatalaksanaan
pemeriksaan mikroskopis dalam menunjang diagnosis malaria
Penatalaksanaan khusus pada kasus- kasus malaria dapat
atau ditujukan untuk survey epidemiologi di mana
diberikan tergantung dari jenis plasmodium, menurut Tjay &
pemeriksaan mikrokopis tidak dapat dilakukan. Diagnosis
Rahardja (2002) antara lain sebagai berikut:
definitif demam malaria ditegakan dengan ditemukanya
parasit plasmodium dalam darah penderita. Pemeriksaan 1. Malaria Tersiana/ Kuartana
mikrokropis satu kali yang memberi hasil negatif tidak
Biasanya di tanggulangi dengan kloroquin namun http://dezlicious.blogspot.com/
jika resisten perlu di tambahkan mefloquin single
dose 500 mg p.c (atau kinin 3 dd 600 mg selama 4-7 Diposting Oleh Yoedhas Flyingdutchman on 07:41
hari). Terapi ini disusul dengan pemberian primaquin
15 mg /hari selama 14 hari)
Tjiatra, Emiliana. Tanpa tahun. Obat-obat Antimalaria
2. Malaria Ovale
Baru.
Berikan kinin dan doksisklin (hari pertama 200 mg,
(http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/20ObatAntiMalaria083.
lalu 1 dd 100 mg selama 6 hari). Atau mefloquin (2 pdf/20ObatAntiMalaria083.html diakses 8 Maret 2011)
dosis dari masing-masing 15 dan 10 mg/ kg dengan
interval 4-6 jam). Pirimethamin-sulfadoksin (dosis Obat-obat Anti Malaria Baru
tunggal dari 3 tablet ) yang biasanya di kombinasikan Emiliana Tjitra
dengan kinin (3 dd 600 mg selama 3 hari). PENDAHULUAN
Pengobatan malaria merupakan salah satu upaya dalam
3. Malaria Falcifarum rangkaian kegiatan program pemberantasan. Keberhasilan
pengobatan untuk penyembuhan maupun pencegahan
tergantung apakah obat itu ideal, diminum secara teratur
Kombinasi sulfadoksin 1000 mg dan pirimetamin 25 sesuai dengan jadwal pengobatan dan takaran yang telah
mg per tablet dalam dosis tunggal sebanyak 2-3 ditetapkan. Obat antimalaria yang ideal adalah obat yang
tablet. Kina 3 x 650 mg selama 7 hari. Antibiotik mempunyai efek terhadap semua jenis dan stadia parasit,
seperti tetrasiklin 4 x 250 mg/ hari selama 7-10 hari menyembuhkan infeksi akut maupun laten, cara pemakaian
dan aminosiklin 2 x 100 mg/ hari selama 7 hari mudah, harganya terjangkau oleh seluruh lapisan penduduk
dan mudah diperoleh, efek samping ringan dan toksisitas
Komplikasi rendah '. Sampai saat ini belum ada obat antimalaria yang
Menurut Gandahusa, Ilahude dan Pribadi (2000) beberapa ideal. Oleh sebab itu digunakan kombinasi beberapa obat
komplikasi yang dapat terjadi pada penyakit malaria adalah : dalam pengobatan. Dalam program pemberantasan malaria
dengan pengobatan, Departemen Kesehatan mempunyai
1. Malaria otak standar pengobatan sesuai dengan daerah dan sensitivitas
Palsmodium falciparum terhadap obat-obat antimalarial.
Standarisasi tersebut berguna untuk mencegah
Malaria otak merupakan penyulit yang menyebabkan berkembangnya kasus resistensi terhadap obat-obat
kematian tertinggi (80%) bila dibandingkan dengan antimalaria lainnya. Resistensi merupakan akibat pemakaian
penyakit malaria lainnya. Gejala klinisnya dimulai obat yang tidak tepat. Sampai saat ini hanya P. falciparum
secara lambat atau setelah gejala permulaan. Sakit yang dilaporkan telah resisten terhadap klorokuin, maupun
kepala dan rasa ngantuk disusul dengan gangguan obat-obat anti rnalaria lainnya. Di antara keempat spesies
kesadaran, kelainan saraf dan kejang-kejang bersifat Plasmodia manusia, kasus malaria P. falciparum tampaknya
fokal atau menyeluruh. lebih dominan dan juga merupakan penyebab malaria berat
yang banyak menimbulkan kematian. Di Indonesia dilaporkan
2. Anemia berat terdapat fokus-fokus P. falciparum resisten terhadap klorokuin
pada 26 propinsi,resisten terhadap sulfadoksin-pirimetamin
Komplikasi ini ditandai dengan menurunnya pada 3 propinsi, dan resisten terhadap meflokuin pada 2
hematokrit secara mendadak (<> 3 mg/ dl. Seringkali propinsi. Untuk mengatasinya, perlu diketahui obat-obat
penyulit ini disertai edema paru. Angka kematian antimalaria lainnya yang dapat dipakai sebagai obat alternatif.
mencapai 50%. Gangguan ginjal diduga disebabkan
adanya Anoksia, penurunan aliran darah keginjal, OBAT-OBAT ANTIMALARIA
yang dikarenakan sumbatan kapiler, sebagai Berdasarkan rumus kimianya, obat-obat antimalaria dapat
akibatnya terjadi penurunan filtrasi pada glomerulus. digolongkan sebagai berikut

3. Edema paru 1.Alkaloida chinchona : kina, kinidin.


2.4-aminokuinolin : klorokuin, amodiakuin.
3.8-aminokuinolin : primakuin, kinosid.
Komplikasi ini biasanya terjadi pada wanita hamil 4.Diaminopirimidin : pirimetamin, trimetoprim.
dan setelah melahirkan. Frekuensi pernapasan 5.Sulfanamida : sulfadoksin,sulfadiasin, sulfalen. Sulfon
meningkat. Merupakan komplikasi yang berat yang dapson.
menyebabkan kematian. Biasanya disebabkan oleh 6.9-aminoakridin : mepakrin.
kelebihan cairan dan Adult Respiratory Distress 7.Biguanida : proguanil, klorproguanil, siklo guanil.
Syndrome (ARDS). 8.Tetrasiklin : tetrasiklin, doksisiklin, minosi kiln.
9.Antibiotik lain : klindamisin, enitromisin
4. Hipoglikemia 10.4-metanolkuinolin : meflokuin.
11.Penantren metanol : halofantrin.
Konsentrasi gula pada penderita turun (< style="font- 12.Seskuiterpen lakton : qinghaosu. Seskuiterpen peroksid :
weight: bold;">B. Konsep Dasar Asuhan yingzhaosu.
Keperawatan 13.Pironaridin
14.Lain-lain.
Sumber
Obat-obat antimalaria yang dipakai dalam program adalah mencapai puncaknya dalam 1216 jam. Belum ditemukan
klorokuin, sulfadoksin-pirimetamin, kina, tetrasiklin, dan pri- kasus resistensi silang dengan obat antimalaria lain. Untuk
makuin. memperlambat terjadinya resistensi P. falciparum meflokuin
sebaiknya digunakan kombinasi dengan sulfadoksin-
OBAT-OBAT ANTIMALARIA BARU pirimetamin menjadi MSP (meflokuinsulfadoksin-
Dalam satu dasawarsa terakhir, banyak berkembang obat-obat pirimetamin) yang dapat diberikan dengan dosis tunggal.
antimalaria baru. Di antaranya ada yang sudah terdaftar dan Efikasi obat ini di Thailand baik, dengan angka penyem-buhan
beredar di Indonesia. 90100%, bebas demam dicapai pada hari ke 13 dan bebas
1.Sulfalen (sulfametopirasin = kelfisin) pirimetamin parasit pada hari ke 35. Di Indonesia, walaupun belum beredar
Merupakan obat antimalaria kombinasi golongan sulfana-mida dan dipakai, telah ditemukan kasus resisten di Irian Jaya dan
dan diaminopirimidin. Obat ini sudah terdaftar dan beredar di Jawa Tengah. Efek samping obat ringan dan sementara yaitu :
Indonesia dengan nama Metakelfin. Adapun kerja obat ini gangguan saluran pencernaan, lemah, pusing,insomnia,
adalah sisontosida jaringan primer, sisontosida darah dan pruritus, dan skin rash. Semua efek samping ini bersifat
sporontosida untuk ke empat jenis plasmodium manusia. sementara dan tida memerlukan pengobatan khusus.
Dikemas dalam bentuk 500 mg sulfalen - 25 mg 5.Halofantrin 11,13,26
pirimetamin/tablet. Diberikan secara oral, dosis tunggal, Merupakan obat antimalaria golongan penantren metanol.
dengan dosis 25 mg/kgbb. untuk anak 15 tahun, 1 tablet untuk Obat ini belum terdaftar dan beredar di Indonesia. Di beberapa
anak 610 tahun, dan 23 tablet untuk orang dewasa. Obat ini negara (Perancis dan negara-negara Afrika Barat) obat ini
tidak diberikan pada bayi dan wanita hamil. Untuk profilaksis dalam waktu dekat akan dipakai. Di Indonesia obat ini sedang
diberikan dengan dosis sama seperti dosis pengobatan setiap diteliti. Adapun kerja obat ini adalah sisontosida darah untuk
minggu. Mempunyai waktu paruh 6585 jam, dan konsentrasi ke
dalam plasma mencapai puncaknya dalam 4 jam. Efikasi obat empat spesies plasmodium manusia. Dikemas dalam bentuk
ini baik dengan angka penyembuhan di Asia (Kamboja, 250 mg/tablet, 500 mg/kapsul, dan 100 atau 250 mg/5 ml
Birma, dan Filipina) 80-100%, kecuali di Thailand suspensi. Diberikan secara oral dengan dosis untuk anak-anak
karena telah banyak kasus P. falciparum resisten obat antifolat, 810 mg/kgbb, tiap 6 jam, dengan dosis total 24 mg/kgbb.
sedangkan bebas demam dicapai dalam 13 hari dan bebas Untuk orang dewasa (> 12 tahun) diberikan 500 mg tiap 6
parasit juga 13 hari. Efikasi obat ini di Afrika (Somalia, jam, dengan dosis total 1500 mg. Tidak diberikan pada wanita
Kamerun, Senegal, Nigeria, Volta Hulu, Togo, hamil dan menyusui karena mempunyai efek fetotoksik pada
Kongo,Tanzania, dan Kenya) adalah angka penyembuhan 92- binatang percobaan. Waktu paruh halofantrin adalah 12 hari,
100%, bebas demam 13 hari, dan bebas parasit 23 hari. Efek dan konsentrasi dalam plasma mencapai puncaknya dalam 6
samping obat ini seperti sulfadoksin-pirimetamin yaitu : hanya jam. Belum ditemukan kasus resistensi silang dengan obatobat
pada orang-orang tertentu berupa urtikaria, sindrom Steven antimalaria lainnya. Efikasi obat ini baik, dengan angka
Johnson, granulositopcni, dan methemoglo-binemia. penyembuhan mendekati 100%, waktu bebas demam 13 hari,
2.Doksisiklin dan minosiklin dan bebas parasit 23 hari. Efek samping obat ini ringan dan
Merupakan obat antimalaria golongan tetrasiklin. Obat ini sementara yaitu gangguan saluran pencernaan : mual, sakit
sudah terdaftar, beredar dan digunakan sebagai obat anti- perut, dan diare
biotika. Adapun kerja obat ini adalah sisontosida jaringan 6.Qinghaosu
primer, khusus untuk P. falciparum tetapi tidak digunakan Merupakan obat antimalaria golongan seskuiterpen lakton.
untuk pro-filaksis. Dikemas dalam bentuk 100 mg/tablet atau Obat ini belum terdaftar dan beredar di Indonesia. Menzpakan
kapsul, diberikan secara oral, dengan dosis 1,52 mg/kgbb, tiap obat tradisionil Cina dari ekstrak tumbuhan Artemesia annua
12 jam, selama 7 hari, dan hams diberikan bersama kina atau L (Qinghao) yang sebenarnya sudah dipakai sejak ribuan
amodiakuin. Doksisiklin mempunyai waktu paruh 1518 jam. tahun yang lalu. Selain di Cina, qinghaosu juga diteliti di
3.Klindamisin Birma dan Thailand. Adapun kerja obat ini adalah sisontosida
Merupakan obat antimalaria golongan antibiotika lain. Obat darah untuk P. falciparum dan P. vivax. Obat ini baik untuk
ini sudah terdaftar, beredar dan digunakan sebagai obat mengobati malaria berat atau dengan komplikasi karena efek
antibiotika. Adapun kerja obat ini adalah sisontosida darah obat yang sangat cepat. Dikemas dalam bentuk tablet
untuk P. falciparum. Dikemas dalam bentuk 75 mg dan 150 (artemisin qinghaosu) untuk per oral, dalam larutan minyak
mg/ kapsul, diberikan secara oral, dengan dosis 510 mg/kgbb, (artemeter) untuk suntikan intramuskular, dalam larutan garam
tiap 12 jam, selama 5 hari, dan sebaiknya diberikan bersama fisiologis (artesunat) untuk suntikan intravena atau
kina atau amodiakuin. Oemijati dkk (1989), telah meneliti intramuskular, dan dalam bentuk supositoria untuk rektal
obat ini di RSU Dili, supositoria. Dosis yang efektif masih diteliti. Dosis total untuk
Timor Timur, dengan hasil baik. Klindamisin diberikan orang dewasa adalah tablet : 2,5-3,2 g, larutan minyak : 0,6-
kepada penderita P. falciparum resisten klorokuin secara in 1,2 g, dan larutan garam fisiologis : 1,2 g. Tidak diberikan
vitro dengan dosis 2 x 300 mg, peroral. selama 5 hari. Angka pada wanita hamil karena mempunyai efek fetotoksik. Waktu
penyembuhan 100%, dan bebas parasit dicapai pada hari ke 2- paruh qinghaosu adalah 7 jam dan konsentrasi maksimum
6. Efek samping yang ditemukan ringan dan bersifat dalam plasma terlihat setelah 0,5-4 jam pemberian obat. Tidak
sementara. ditemukan kasus resistensi silang dengan klorokuin. Obat ini
4.Meflokuin. sangat cepat menurunkan demam dan parasit. Waktu bebas
Merupakan obat antimalaria golongan 4metanol kuinolin. demam yang dibutuhkan adalah 15-22 jam, sedangkan bebas
Obat ini pernah diteliti, belum terdaftar dan beredar di parasit antara 30-68 jam. Angka rekrudensi cukup tinggi yitu
Indonesia. Di beberapa negara obat ini sudah digunakan > 18% yang biasanya timbul pada hari ke 15-30 setelah
secara luas. Adapun kerja obat ini adalah sisontosida darah pengobatan. Efek samping obat ini yang didapat adalah
untuk ke empat spesies plasmodium manusia. Dikemas dalam penurunan
bentuk 250 mg/tablet, diberikan secara oral, dosis tunggal, jumlah lekosit dan retikulosit yang bersifat sementara.
dengan dosis 1525 mg/kgbb. Obat ini aman untuk wanita 7.Yingzhaosu
hamil. Dapat diberikan untuk profilaksis dengan loading dose Merupakan obat antimalaria golongan seskuiterpen peroksid.
750 mg, kemudian 125 mg/minggu. Waktu paruh obat ini Obat ini baru dikembangkan dan didapatkan dari
adalah sekitar 3 minggu, dan konsentrasi dalam plasma
tanaman obat tradisionil Cina. Adapun kerja obat ini adalah Obstruksi saluran empedu
sisontosida darah untuk P. falciparum dan tidak ditemukan
resistensi silang dengan klorokuin, meflokuin, dan qinghaosu. Alir balik cairan empedu ke hepar (bilirubin, garam empedu,
Obat ini baik digunakan dengan kombinasi. Dapat diberikan
kolesterol)
peroral, atau parenteral. Toksisitas rendah dan tidak ditemukan
mutagenisitas.
8.Pironaridin Proses peradangan disekitar hepatobiliar
Merupakan obat antimalaria derivat hidroksianilino-benso-
naphtiridin. Obat ini ban' diteliti pada binatang percobaan dan Pengeluaran enzim-enzim SGOT dan SGPT
in vitro. Adapun kerja obat ini adalah sisontosida darah untuk
P. falciparum dan sensitif terhadap P. falciparum resisten Peningkatan SGOT dan SGPT
kiorokuin.

9.Falcimax TM
Merupakan obat antimalaria kombinasi kina, kinidin dan
cinchonin. Adapun kerja obat ini adalah sisontosida darah Bersifat iritatif di saluran cerna
untuk ke empat spesies plasmodium manusia. Obat ini
diberikan dengan dosis 12 mg/kgbb. flap 8 jam, selama 7 hari, Merangsang nervus vagal (N.X Vagus)
per oral. Efikasi obat ini baik, dengan angka penyembuhan
100%, sedangkan efek samping obat ringan dan sementara Menekan rangsangan sistem saraf parasimpatis
10.Lain-lain : 4-piridin metanol, ariltio kuinasolin, 2 fenil
fenol, dihidrotriasin 13 Merupakan obat-obat antimalaria yang
sedang diteliti pada binatang percobaan dan bersifat
sisontosida darah.
Penurunan peristaltik sistem Akumulasi gas usus
KESIMPULAN DAN SARAN pencernaan (usus dan lambung) di sistem pencernaan
Dengan banyak berkembangnya obat-obat antimalaria baru
dan semakin luasnya malaria P. falciparum resisten klorokuin Makanan tertahan di lambung Rasa penuh dengan gas
atau mu/tiding serta semakin dominannya kasus malaria P.

falciparum, maka pemakaian obat-obat antimalaria ban' perlu
dibatasi yaitu hanya pada kasus-kasus yang gagal dengan Peningkatan rasa mual Kembung
obat-obat standar (program DepKes). Di samping itu untuk
mendapatkan obat antimalaria yang mendekati ideal dan untuk Pengaktifan pusat muntah (medula oblongata)
memperlambat terjadinya strain P. falciparum yang resisten
obat tersebut, sebaiknya digunakan kombinasi obat yang Pengaktifan saraf kranialis ke wajah, kerongkongan,
sesuai. Untuk malaria P. vivax belum perlu digunakan obat- serta neuron-neuron motorik spinalis
obat antimalaria barn karena P. vivax masih sensitif dengan
ke otot-otot abdomen dan diafragma
obat standar. Sudah saatnya dikembangkan obat antimalaria
tradisionil Indonesia seperti yang dikembangkan di Cina
Muntah

Anonim, 2009. Koletiasis.


(http://tutorialkuliah.blogspot.com/2009/01/kolelitiasis.html
diakses 8 Maret 2011)

Mekanisme mual dan muntah


Perangsangan mual dapat diakibatkan dari adanya obstruksi
saluran empedu sehingga mengakibatkan alir balik cairan
empedu ke hepar (bilirubin, garam empedu dan kolesterol)
menyebabkan terjadinya proses peradangan disekitar
hepatobiliar yang mengeluarkan enzim-enzim SGOT dan
SGPT, menyebabkan peningkatan SGOT dan SGPT yang
bersifat iritatif di saluran cerna sehingga merangsang nervus
vagal dan menekan rangsangan sistem saraf parasimpatis
sehingga terjadi penurunan peristaltik sistem pencernaan di
usus dan lambung, menyebabkan makanan tertahan di
lambung dan peningkatan rasa mual yang mengaktifkan pusat
muntah di medula oblongata dan pengaktifan saraf kranialis
ke wajah, kerongkongan serta neuron-neuron motorik spinalis
ke otot-otot abdomen dan diafragma sehingga menyebabkan
muntah.
Apabila saraf simpatis teraktifasi akan menyebabkan
akumulasi gas usus di sistem pencernaan yang menyebabkan
rasa penuh dengan gas maka terjadilah kembung.

Anda mungkin juga menyukai