PLASMODIUM FALCIPARUM
Adalah ilmu yang mempelajari jasad-jasad yang hidup untuk
sementara atau tetap di dalam atau pada permukaan jasad lain
malaria ini lebih tinggi dari jenis-jenis lainnya, kadang-kadang
melebihi 500.000/mm3 darah.
7.Perdarahan spontan/DIC (disseminated intravascular Mengapa parasit malaria menjadi resisten terhadap klorokuin,
coagulation) masih belum diketahui dengan pasti. Ada beberapa
kemungkinan yaitu :
8.kejang umum yang berulang.
1.Mungkin parasit itu tidak mempunyai tempat (site) untuk
9.Asidosis mengikat klorokuin sehingga obat ini tidak dapat
dikonsentrasi dalam sel darah merah,
10.Malaria hemoglobinuria (backwater fewer)
2.Plasmodium yang resisten mempunyai jalur biokimia
Manifestasi klinis lainnya (pada kelompok atau daerah (biochemical pathway) lain untuk mengadakan sintesis asam
didaerah tertentu) : amino sehingga dapat menghindarkan pengaruh klorokuin,
2.penderita sangat lemah (prosrated) Criteria untuk menentukan resistensi parasit malaria terhadap
4-aminokuinolin dilapangan telah ditentukan oleh WHO
3.Hiperparasitemia dengan cara in vivo dan in vitro. Derajat resistensi terhadap
obat secara in vivo dapat dibagi menjadi :
4.Ikterus (jaundice)
S : Sensitive dengan parasit yang tetap menghilang setelah
5.hiperpireksia pengobatan dan diikuti selama 4 minggu.
Hemolisis intravascular secara besar-besaran dapat terjadi dan R I : Resistensi tingkat I dengan rekrusesensi lambat atau dini
memberikan gambaran klinis khas yang dikenal sebagai (pada minggu ke 3 sampai ke 4 atau minggu ke 2)
blackwater fever atau febris iktero-hemoglobinuria. Gejala
dimulai dengan mendadak, urin berwarna merah tua samapi R II : Resistensi tingkat II dengan jumlah parasit menurun
hitam, muntah cairan yang berwarna empedu, ikterus, badan pada tingkat I.
cepat lemah dan morolitasnya tinggi. Pada blackwater
parasit sedikit sekali, kadang-kadang tidak ditemukan dalam R III : Resistensi tingkat III dengan jumlah parasit tetap sama
darah tepi. atau meninggi pada minggu ke I.
5.Sporontosida : mencegah atau menghambat gametosit dalam Mengobati semua penderita untuk menghilangkan sumber
darah untuk membentuk ookista dan sporozoit dalam nyamuk penularan
Anopheles
Pemberantasan nyamuk dan larvanya
Penggunaan Obat malaria
Suatu obat mempunyai beberapa kegunaan yang dapat Flyingdutchman, Yoedhas. 2010. Malaria.
dipengaruhi beberapa factor, seperti spesies parasit malaria, (http://yoedhasflyingdutchman.blogspot.com/2010/04/malaria.
respon terhadap obat tersebut, adanya kekebalan parsial html diakses 8 Maret 2011)
manusia, risiko efek toksik, ada tidaknya obat tersebut di
pasaran, pilihan dan harga obat. Penggunaan obat malaria MALARIA
yang utama ialah sebagai pengobatan pencegahan (profilaksisi
), pengobatan kuratif ( terapeutik ), dan pencegahan transmisi. Pengertian
1.Pengobatan pencegahan (profilaksis). Obat diberikan dengan Malaria adalah penyakit yang bersifat akut maupun kronik
tujuan mencegah terjadinya infeksi atau timbulnya gejala. yang disebabkan oleh protozoa genus plasmodium yang
Semua skizontisida darah adalah obat profilaksis klinis atau ditandai dengan demam, anemia dan splenomegali (Mansjoer,
supresif dan ternyata bila pengobatan diteruskan cukup lama , 2001, hal 406).
infeksi malaria dapat lenyap.
Malaria adalah infeksi parasit pada sel darah merah yang
disebabkan oleh suatu protozoa spesies plasmodium yang
2.Pengobatan terapeutik (kuratif). Obat digunakan untuk
ditularkan kepada manusia melalui air liur nyamuk (Corwin,
pengobatan infeksi yang telah ada, penanggulangan serangan
2000, hal 125).
akut dan pengobatan radikal. Pengobatan serangan akut dapat
dilakukan dengan skizontosida. Malaria adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh protozoa
obligat intraseluler dari genus plasmodium (Harijanto, 2000,
3.Pengobatan pencegahan transmisi. Obat yang efektif hal 1).
terhadap gametosit, sehingga dapat mencegah infeksi pada
nyamuk atau mempengaruhi perkembangan sporogonik pada Malaria adalah penyakit infeksi dengan demam berkala, yang
nyamuk adalah gametositosida atau sporontosida disebabkan oleh Parasit Plasmodium dan ditularkan oleh
sejenis nyamuk Anopeles (Tjay & Raharja, 2000).
Menurut Harijanto (2000) pembagian jenis-jenis malaria 4. Malaria Tersiana (Plasmodium Vivax)
berdasarkan jenis plasmodiumnya antara lain sebagai berikut :
Malaria Tersiana (Plasmodium Vivax) biasanya
1. Malaria Tropika (Plasmodium Falcifarum) menginfeksi eritrosit muda yang diameternya lebih
besar dari eritrosit normal. Bentuknya mirip dengan
Malaria tropika/ falciparum malaria tropika plasmodium Falcifarum, namun seiring dengan
merupakan bentuk yang paling berat, ditandai dengan maturasi, tropozoit vivax berubah menjadi amoeboid.
panas yang ireguler, anemia, splenomegali, Terdiri dari 12-24 merozoit
parasitemia yang banyak dan sering terjadi
komplikasi. Masa inkubasi 9-14 hari. Malaria tropika Ovale dan pigmen kuning tengguli. Gametosit
menyerang semua bentuk eritrosit. Disebabkan oleh berbentuk oval hampir memenuhi seluruh eritrosit,
Plasmodium falciparum. Plasmodium ini berupa kromatinin eksentris, pigmen kuning. Gejala malaria
Ring/ cincin kecil yang berdiameter 1/3 diameter jenis ini secara periodik 48 jam dengan gejala klasik
eritrosit normal dan merupakan satu-satunya spesies trias malaria dan mengakibatkan demam berkala 4
yang memiliki 2 kromatin inti (Double Chromatin). hari sekali dengan puncak demam setiap 72 jam.
Klasifikasi penyebaran Malaria Tropika: Plasmodium Dari semua jenis malaria dan jenis plasmodium yang
Falcifarum menyerang sel darah merah seumur menyerang system tubuh, malaria tropika merupakan malaria
hidup. Infeksi Plasmodium Falcifarum sering kali yang paling berat di tandai dengan panas yang ireguler,
menyebabkan sel darah merah yang mengandung
anemia, splenomegali, parasitemis yang banyak, dan sering
parasit menghasilkan banyak tonjolan untuk melekat
pada lapisan endotel dinding kapiler dengan akibat terjadinya komplikasi.
obstruksi trombosis dan iskemik lokal. Infeksi ini
sering kali lebih berat dari infeksi lainnya dengan
angka komplikasi tinggi (Malaria Serebral, gangguan Karakteristik nyamuk
gastrointestinal, Algid Malaria, dan Black Water
Fever). Menurut Harijanto (2000) malaria pada manusia hanya dapat
ditularkan oleh nyamuk betina Anopheles. Lebih dari 400
2. Malaria Kwartana (Plasmoduim Malariae) spesies Anopheles di dunia, hanya sekitar 67 yang terbukti
mengandung sporozoit dan dapat menularkan malaria. Di
Plasmodium Malariae mempunyai tropozoit yang Indonesia telah ditemukan 24 spesies Anopheles yang menjadi
serupa dengan Plasmoduim vivax, lebih kecil dan vektor malaria. Sarang nyamuk Anopheles bervariasi, ada
yang di air tawar, air payau dan ada pula yang bersarang pada skizogoni dengan menghasilakn skizon) 6-9 hari
genangan air pada cabang-cabang pohon yang besar (Slamet, kemudian skizon masak dan melepaskan beribu-ribu
2002, hal 103). merozoit. Fase di dalam hati ini di namakan Pra
-eritrositer primer. Terjadi di dalam darah. Sel darah
merah berada dalam sirkulasi lebih kurang 120 hari.
Sel darah mengandung hemoglobin yang dapat
Karakteristik nyamuk Anopeles adalah sebagai berikut : mengangkut 20 ml O2 dalam 100 ml darah. Eritrosit
diproduksi oleh hormon eritropoitin di dalam ginjal
dan hati. Sel darah di hancurkan di limpa yang mana
1. Hidup di daerah tropic dan sub tropic, ditemukan proses penghancuran yang di keluarkan diproses
hidup di dataran rendah kembali untuk mensintesa sel eritrosit yang baru dan
pigmen bilirubin yang dikelurkan bersamaan dari
2. Menggigit antara waktu senja (malam hari) dan usus halus. Dari sebagian merozoit memasuki sel-sel
subuh hari darah merah dan berkembang di sini menjadi
trofozoit. Sebagian lainnya memasuki jaringan lain,
3. Biasanya tinggal di dalam rumah, di luar rumah, dan antara lain limpa atau terdiam di hati dan di sebut
senang mengigit manusia (menghisap darah) ekso-eritrositer sekunder. Dalam waktu 48 -72 jam,
sel-sel darah merah pecah dan merozoit yang di
4. Jarak terbangnya tidak lebih dari 2-3 km lepaskan dapat memasuki siklus di mulai kembali.
Setiap saat sel darah merah pecah, penderita merasa
kedinginan dan demam, hal ini di sebabkan oleh
5. Pada saat menggigit bagian belakangnya mengarah
merozoit dan protein asing yang di pisahkan. Secara
ke atas dengan sudut 48 derajat
garis besar semua jenis Plasmodium memiliki siklus
hidup yang sama yaitu tetap sebagian di tubuh
6. Daur hidupnya memerlukan waktu 1 minggu . manusia (aseksual) dan sebagian ditubuh nyamuk.
Fase ini terjadi di dalam tubuh manusia (Skizogoni), Demam periodik yang berkaitan dengan saat pecahnya skizon
dan di dalam tubuh nyamuk (Sporogoni). Setelah matang (sporolasi). Pada Malaria Tertiana (P.Vivax dan P.
beberapa siklus, sebagian merozoit di dalam eritrosit Ovale), pematangan skizon tiap 48 jam maka periodisitas
dapat berkembang menjadi bentuk- bentuk seksual demamnya setiap hari ke-3, sedangkan Malaria Kuartana (P.
jantan dan betina. Gametosit ini tidak berkembang
Malariae) pematangannya tiap 72 jam dan periodisitas
akan mati bila tidak di hisap oleh Anopeles betina. Di
dalam lambung nyamuk terjadi penggabungan dari demamnya tiap 4 hari. Tiap serangan di tandai dengan
gametosit jantan dan betina menjadi zigote, yang beberapa serangan demam periodik.
kemudian mempenetrasi dinding lambung dan
berkembang menjadi Ookista. Dalam waktu 3 Gejala umum (gejala klasik) yaitu terjadinya Trias Malaria
minggu, sporozoit kecil yang memasuki kelenjar (malaria proxysm) secara berurutan :
ludah nyamuk (Tjay & Rahardja, 2002, hal .162-
163). Periode dingin : Mulai menggigil, kulit kering dan
dingin, penderita sering membungkus diri dengan
Fase eritrosit dimulai dan merozoid dalam darah selimut atau sarung dan pada saat menggigil sering
menyerang eritrosit membentuk tropozoid. Proses seluruh badan bergetar dan gigi-gigi saling terantuk,
berlanjut menjadi trofozoit- skizonmerozoit. Setelah pucat sampai sianosis seperti orang kedinginan.
2- 3 generasi merozoit dibentuk, sebagian merozoit Periode ini berlangsung 15 menit sampai 1 jam
berubah menjadi bentuk seksual. Masa antara diikuti dengan meningkatnya temperatur.
permulaan infeksi sampai ditemukannya parasit
dalam darah tepi adalah masa prapaten, sedangkan Periode panas : Muka merah, kulit panas dan kering,
masa tunas/ incubasi intrinsik dimulai dari masuknya nadi cepat dan panas tetap tinggi sampai 40oC atau
sporozoit dalam badan hospes sampai timbulnya lebih, respirasi meningkat, nyeri kepala, nyeri
gejala klinis demam. (Mansjoer, 2001, hal. 409). retroorbital, muntah-muntah, dapat terjadi syok
(tekanan darah turun), kesadaran delirium sampai
2. Fase Aseksual terjadi kejang (anak). Periode ini lebih lama dari fase
dingin, dapat sampai 2 jam atau lebih, diikuti dengan
Terjadi di dalam hati, penularan terjadi bila nyamuk keadaan berkeringat.
betina yang terinfeksi parasit, menyengat manusia
dan dengan ludahnya menyuntikkan sporozoit ke Periode berkeringat : Penderita berkeringat mulai dari
dalam peredaran darah yang untuk selanjutnya temporal, diikuti seluruh tubuh, sampai basah,
bermukim di sel-sel parenchym hati (Pre-eritrositer). temperatur turun, penderita merasa capai dan sering
Parasit tumbuh dan mengalami pembelahan (proses
tertidur. Bila penderita bangun akan merasa sehat dan menyingkirkan diagnosis deman malaria. Untuk itu diperlukan
dapat melakukan pekerjaan biasa. pemeriksaan serial dengan interval antara pemeriksaan satu
hari.
2. Splenomegal
Pemeriksaan mikroskropis membutuhkan syarat-syarat
Splenomegali adalah pembesaran limpa yang merupakan tertentu agar mempunyai nilai diagnostik yang tinggi
gejala khas Malaria Kronik. Limpa mengalami kongesti, (sensitivitas dan spesifisitas mencapai 100%).
menghitam dan menjadi keras karena timbunan pigmen
eritrosit parasit dan jaringan ikat bertambah (Corwin , 2000, Waktu pengambilan sampel harus tepat yaitu pada
hal. 571). Pembesaran limpa terjadi pada beberapa infeksi akhir periode
ketika membesar sekitar 3 kali lipat. Lien dapat teraba di
bawah arkus costa kiri, lekukan pada batas anterior. Pada demam memasuki periode berkeringat. Pada periode
batasan anteriornya merupakan gambaran pada palpasi yang ini jumlah trophozoite dalam sirkulasi dalam
membedakan jika lien membesar lebih lanjut. Lien akan mencapai maksimal dan cukup matur sehingga
memudahkan identifikasi spesies parasit.
terdorong ke bawah ke kanan, mendekat umbilicus dan fossa
iliaca dekstra.
Volume yang diambil sebagai sampel cukup, yaitu
3. Anemia darah kapiler (finger prick) dengan volume 3,0-4,0
mikro liter untuk sediaan tebal dan 1,0-1,5 mikro liter
untuk sedian tipis.
Derajat anemia tergantung pada spesies penyebab, yang paling
berat adalah anemia karena Falcifarum. Anemia di sebabkan
Kualitas perparat harus baik untuk menjamin
oleh penghancuran eritrosit yang berlebihan Eritrosit normal
identifikasi spesies plasmodium yang tepat.
tidak dapat hidup lama (reduced survival time). Gangguan
pembentukan eritrosit karena depresi eritropoesis dalam
Identifikasi spesies plasmodium
sumsum tulang (Mansjoer. dkk, Hal. 411).