Anda di halaman 1dari 25

FORMULASI SEDIAAN OBAT KUMUR

MINYAK BUNGA CENGKEH (Eugenia aromatica L.)

SEBAGAI ANTIBAKTERI (Streptococcus mutans)

PROPOSAL

WILLY VIA SEPTIANI


31116148

STIKes BAKTI TUNAS HUSADA

PROGRAM STUDI S-1 FARMASI

TASIKMALAYA

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa

karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya penulis dapat

menyelesaikan proposal karya tulis ilmiah tentang “Formulasi Sediaan Obat

Kumur Minyak Bunga Cengkeh (Eugenia aromatica L.) Sebagai Antibakteri

(Streptococcus mutans)” ini dengan baik meskipun banyak kekurangan di

dalamnya.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna menempuh

ujian sarjana pada Prodi Farmasi, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bakti

Tunas Husada Tasikmalaya.

Penulis menyadari bahawa dalam pelaksanaan penelitian dan penyusunan

skripsi ini tidak terlepas dari motivasi, bimbingan serta bantuan dari berbagai

pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak

terimakasih terutama kepada :

1. Maya Nurul Rahma, S.Farm selaku pembimbing I yang telah

memberikan waktu dalam membimbing, mengarahkan, dan memberi

saran kepada penulis selama penyusunan

2. Gatut Ari Wardani, M.Sc selaku pembimbing II yang banyak

meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingannya

selama penyusunan proposal ini

3. Nur Rahayu Ningsih, M.Si selaku Ketua Program Studi Farmasi STIkes

Bakti Tunas Husada Tasikmalaya.

i
Penulis berharap proposal karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat dalam

rangka menambah wawasan serta pengetahuan. Penulis menyadari masih

banyak kekurangan dalam skripsi ini, maka penulis sangat mengharapkan

kritik dan saran yang membangun.

Tasikmalaya, April 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................i


DAFTAR ISI...................................................................................................iii
DAFTAR TABEL...........................................................................................v
DAFTAR GAMBAR......................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1 Latar belakang..................................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah.........................................................................3
1.3 Batasan Masalah...............................................................................3
1.4 Rumusan Masalah............................................................................3
1.5 Tujuan Penelitian.............................................................................4
1.6 Manfaat Penelitian...........................................................................4
1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian...........................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................6


2.1 Deskripsi Tanaman...........................................................................6
2.2 Khasiat ............................................................................................6
2.3 Zat Aktif .........................................................................................7
2.4 Ekstraksi .........................................................................................7
2.4.1 Pengertian Ekstraksi................................................................7
2.4.2 Metode Destilasi Uap..............................................................8
2.5 Karies Gigi.......................................................................................8
2.5.1 Pengertian Karies Gigi............................................................8
2.5.2 Faktor Terjadinya Karies Gigi................................................8
2.6 Bakteri Streptococcus mutans..........................................................10
2.7 Obat Kumur .....................................................................................11
2.8 Kerangka Pemikiran.........................................................................11
2.9 Hipotesis .........................................................................................12

BAB III METODOLOGI PENELITIAN.....................................................13


3.1 Alat...................................................................................................13

iii
3.2 Bahan................................................................................................13
3.3 Determinasi Tanaman......................................................................13
3.4 Pengolahan Bunga Cengkeh............................................................14
3.5 Isolasi Minyak Bunga Cengkeh.......................................................14
3.6 Formulasi Sediaan............................................................................14
3.7 Pembuatan Sediaan Obat Kumur.....................................................15
3.8 Uji Evaluasi Sediaan........................................................................15
3.8.1 Uji Visualisasi.........................................................................16
3.8.2 Pengujian pH...........................................................................16
3.8.3 Uji Viskositas..........................................................................16
3.8.4 Uji Hedonis.............................................................................16
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................17

iv
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 1.1 Jadwal Penelitian .........................................................................1

Tabel 3.1 Rancangan Formula Sediaan Obat Kumur.................................15

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 2.1 Bunga Cengkeh.......................................................................6

Gambar 2.1 Bakteri Streptococcus mutans................................................10

vi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Karies gigi adalah penghancuran lokal dari jaringan keras gigi yang rentan

oleh produk sampingan yang bersifat asam dari fermentasi bakteri karbohidrat

diet. Tanda-tanda demineralisasi karies terlihat pada jaringan gigi yang keras,

tetapi proses penyakit dimulai pada plak gigi yang menutupi permukaan gigi.

Selain itu, perubahan yang sangat awal dalam email tidak terdeteksi dengan

metode klinis dan radiografi tradisional. Karies gigi adalah penyakit

multifaktorial yang dipengaruhi oleh aliran saliva dan komposisi, paparan

fluoride, konsumsi gula makanan, dan oleh perilaku preventif (membersihkan

gigi) (Selwitz RH dkk, 2005).

Streptococcus mutans sebagai bakteria penyebab utama terjadinya karies

gigi, yang sebelumnya diketahui sebagai bagian dari flora normal dalam

rongga mulut yang berperan dalam proses fermentasi karbohidrat sehingga

menghasilkan asam yang pada akhirnya menyebabkan terjadinya

demineralisasi gigi. Bakteri ini merupakan bakteri patogen pada mulut yang

merupakan agen penyebab utamanya plak, ginggivitis, denture stomatitis dan

karies. Dari beberapa penelitian terhadap bakteri yang ada di plak gigi,

ternyata hanya Streptococcus mutans saja yang mempunyai korelasi positif

dengan adanya karies pada permukaan gigi (Juvensius dkk, 2014)

Di pasaran, produk obat kumur banyak mengandung alkohol. Obat kumur

yang mengandung alkohol sebesar 25% atau lebih dapat menimbulkan resiko

1
2

penyakit kanker mulut, tenggorokan dan faring sebesar 50% (Catur NR,

2006). WHO menyarankan, merekomendasi dan mempromosikan obat

tradisional/herbal dalam program peduli kesehatan nasional karena mudah

didapatkan, lebih murah dan aman tanpa efek samping berbahaya (Pandey A

dkk, 2014).

Diantara sekian banyak tanaman yang digunakan sebagai obat tradisional,

dikenal cengkeh (Eugenia aromatica L.). Tanaman cengkeh mempunyai sifat

khas, karena semua bagiannya mulai dari akar, batang, daun, sampai kepada

bunga, mengandung minyak minyak atsiri atau essential oil (Kumala S,

Indriani D, 2008).

Bunga cengkeh mengandung minyak atsiri dan senyawa kimia seperti

eugenin, asam oleanolat, asam galotanat dan vanilin. Cengkeh dianggap

berkhasiat sebagai antibakteri (Latief Abdul, 2012)

Penelitian juga telah dilakukan oleh Juvensius R. Andries, Paulina N.

Gunawan, Aurelia Supit (2014) yang menyebutkan bahwa zat eugenol dalam

ekstrak cengkeh (Eugenia aromatica L.) memiliki efek anti bakteri dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans secara in vitro.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka akan dibuat sediaan obat kumur

minyak bunga cengkeh (Eugenia aromatica L.) dengan beberapa formula

serta evaluasi sediaan yang berkhasiat sebagai antibakteri (Streptococcus

mutans
3

1.2 Identifikasi Masalah

Karies gigi merupakan suatu plak yang menempel pada gigi akibat aliran

saliva dan komposisi, paparan fluoride, konsumsi gula makanan, dan oleh

perilaku preventif (membersihkan gigi). Selain itu juga terjadi akibat adanya

bakteri Streptococcus pada mulut yang menghasilkan asam organik yang

lemah sebagai produk sampingan yang bisa menyebabkan karies pada gigi.

Diketahui bahwa cengkeh (Eugenia aromatica) mengandung minyak cengkeh

yang berkhasiat sebagai antibakteri terhadap Streptococcus mutans karena

mengandung senyawa yaitu Eugenol untuk itu dibuat dalam formula sediaan

obat kumur, dimana obat kumur itu sendiri merupakan sediaan berupa larutan

yang digunakan sebagai pencegahan pada karies gigi.

1.3 Batasan Masalah

Bunga cengkeh yang digunakan pada penelitian ini adalah bunga cengkeh

yang didapat dai daerah Kalijati, Kabupaten Pangandaran. minyak cengkeh

memiliki aktivitas biologis karena mengandung eugenol dengan kadar tinggi

yaitu sebagai antibakteri. Evaluasi sediaan obat kumur yang akan dilakukan

meliputi uji stabilitas, uji organoleptik, pengujian pH, uji viskositas, uji

hedonis.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, dirumuskan masalah bagaimana

kualitas obat kumur yang dibuat, apakah telah memenuhi persyaratan


4

evaluasi. Bagaimana pengaruh konsentrasi minyak cengkeh terhadap formula

yang dibuat.

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah agar sediaan obat kumur minyak bunga

cengkeh (Eugenia aromatica L.) memiliki kualitas yang baik sesuai dengan

persyaratan, serta untuk mengetahui formula mana yang lebih disukai

berdasarkan perbedaan konsentrasi minyak bunga cengkeh.

1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian ini dapat diharapkan menambah wawasan pengetahuan dan

teknologi kepada masyarakat dan peneliti khususnya mengenai formulasi dan

evaluasi sediaan obat kumur minyak bungan cengkeh (Eugenia aromatica L.)

sebagai antibakteri (Streptococcus mutans).

1.7 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Mei 2019 bertempat di

Laboratorium Formulasi, Farmakognosi di Kampus STIKes Bakti Tunas

Husada Tasikmalaya. Dengan jadwal sebagai berikut :

Tabel 1.1 Jadwal Penelitian


Jadwal Kegiatan Maret April Mei
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Studi Pustaka
Pengolahan
Simplisia
Pembuatan
Minyak Cengkeh
Pembuatan Obat
Kumur
5

Evaluasi Sediaan
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi Tanaman

Cengkeh (Syzygium aromaticum/Eugenia aromaticum) memiliki beberapa

nama, seperti cloves (Inggris); cengkeh (Indonesia, Jawa, Sunda); wunga

lawang (Bali); cangkih (Lampung); sake (Nias); bungeu lawang (Gayo);

cengke (Bugis); sinke (Flores); canke (Ujung Pandang), dan gomode

(Halmahera, Tidore). Bunga cengkeh merupakan kuncup bunga termasuk ke

dalam suku Myrtaceae (Mulyani & Gunawan, 2004).

Gambar 2.1 Bunga Cengekh (Eugenia aromatica L.)


Sumber gambar (Agoes Azwar, 2010)

2.2 Khasiat

Cengkeh dianggap berkhasiat menghangatkan, menghilangkan rasa sakit

setempat, membantu mengeluarkan angin, mengharumkan, antibakteri, dan

menghilangkan kejang perut. Menurut WHO (Organisasi Kesehatan Dunia),

cengkeh termasuk tanaman obat yang paling banyak dipakai di dunia (dalam

bentuk balsem, minyak cengkeh dan lain-lain). Selain kuntum bunga, daun

cengkeh juga digunakan dalam pengobatan (Latief, 2012).

Minyak cengkeh memiliki aktivitas biologis karena mengandung eugenol

dengan kadar tinggi, yaitu sebagai antiseptik dan analgesik pada pengobatan

6
7

gigi dan mulut, antifungal, antibakteri, antioksidan, antikarsinogen dan anti

radikal bebas (Prianto dkk, 2013).

Minyak ekstrak bunga cengkeh dapat dipakai sebagai bahan aktif atau

pembuatan obat kumur karena sifatnya sebagai antibakteri. Hasil penelitian

Juvensius R. Andries, Paulina N. Gunawan, Aurelia Supit (2014)

menunjukkan bahwa minyak bunga cengkeh dapat menghambat bakteri

Streptococcus mutans yang dapat menyebabkan terjadinya karies.

Mekanisme toksisitas fenol dalam minyak atsiri menyebabkan denaturasi

protein pada dinding sel bakteri dengan membentuk struktur tersier protein

dengan ikatan nonspesifik atau ikatan disulfida (Andries dkk, 2014).

2.3 Zat Aktif

Kandungan kimia yang dimiliki oleh bunga cengkeh (Eugenia aromatica

L.) adalah eugenin, asam oleanolat, asam galotanat dan vanilin (Latief, 2012)

2.4 Ekstraksi

2.4.1 Pengertian Ekstraksi

Ekstraksi merupakan proses pemisahan bahan dari campurannya dengan

menggunakan pelarut. Ekstraksi adalah sediaan yang diperoleh dengan cara

ekstraksi tanaman obat dengan ukuran partikel tertentu dan menggunakan

medium pengekstraksi yang tertentu pula (Agoes, 2009)


8

2.4.2 Metode Destilasi Uap

Destilasi uap adalah metode yang popular untuk ekstraksi minyak-minyak

menguap (esensial) dari sampel tanaman. Metode destilasi uap air

diperuntukkan untuk menyari simplisia yang mengandung minyak menguap

atau mengandung komponen kimia yang mempunyai titik didih tinggi pada

tekanan udara normal (Guenther,1987).

2.5 Karies Gigi

2.5.1 Pengertian Karies Gigi

Karies gigi adalah kerusakan lokal yang rentan terjadi pada jaringan keras

gigi oleh bakteri. Tanda-tanda demineralisasi karies terlihat pada jaringan

gigi, tetapi proses penyakit dimulai di biofilm (plak gigi) yang menutupi gigi

permukaan. Karies gigi adalah penyakit multifaktorial dipengaruhi oleh aliran

dan komposisi saliva, paparan floride, konsumsi gula makanan, dan dengan

perilaku preventif (membersihkan gigi). Penyakit ini awalnya bersifat

reversibel dan dapat dihentikan (Selwitz dkk, 2007)

2.5.2 Faktor terjadinya Karies Gigi

Proses terjadinya karies pada gigi melibatkan beberapa faktor yang tidak

berdiri sendiri tetapi salingbekerjasama.Ada4 faktor penting yang saling

Berinteraksi dalam pernbentukan karies gigi, yaitu :

a. Mikroorganisme

Mikroorganisme sangat berperan menyebabkan karies. Streptococcus

mutcins dan Lactobacillus merupakan 2 dari 500 bakteri yang terdapat pada
9

plak gigi dan merupakan bakteri utama penyebab terjadinya karies. Plak

adalah suatu massa padat yang merupakan kumpulan bakteri yang tidak

terkalsifikasi, melekat erat pada permukaan gigi, tahan terhadap pelepasan

dengan berkumur atau gerakan fisiologis jaringan lunak. Plak akanterbentuk

padasemua permukaangigi dan tambalan, perkembangannya paling baik

pada daerah yang sulit untuk dibersihkan, seperti daerah tepi gingival, pada

permukaan proksimal, dan di dalam fisur. Bakteri yang kariogenik tersebut

akan memfermentasi sukrosa menjadi asam laktat yang sangat kuat sehingga

mampu menyebabkan demineralisasi (Ramayanti dkk, 2013).

b. Gigi (Host)

Morfologi setiap gigi manusia berbeda-beda, permukaan oklusal gigi

memiliki lekuk dan fisur yang bermacam-macam dengan kedalaman yang

berbeda pula. Gigi dengan lekukan yang dalam merupakan daerah yang sulit

dibersihkan dari sisasisa makanan yang melekat sehingga plak akan mudah

berkembang dan dapat menyebabkan terjadinyakaries gigi. Karies gigi

sering terjadi pada permukaan gigi yang spesifik baik pada gigi susu

maupun gigi permanen. Gigi susu akan mudah mengalami karies pada

permukaan yang halus sedangkan karies pada gigi permanen ditemukan

dipermukaan pit dan fisur (Ramayanti dkk, 2013).

c. Makanan

Peran makanan dalam menyebabkan karies bersifat lokal, derajat

kariogenik makanan tergantung dari komponennya. Sisa-sisa makanan

dalam mulut (karbohidrat) merupakan substrat yang difermentasikan oleh

bakteri untuk mendapatkan energi. Sukrosa dan gluosa di metabolismekan


10

sedemikian rupa sehingga terbentuk polisakarida intrasel dan ekstrasel

sehingga bakteri melekat pada permukaan gigi. Selain itu sukrosa juga

menyediakan cadangan energi bagi metabolisme kariogenik. Sukrosa oleh

bakteri kariogenik dipecah menjadi glukosa dan fruktosa, lebih lanjut

glukosa ini dimetabolismekan menjadi asam laktat, asam format, asam sitrat

dandekstran (Ramayanti dkk, 2013).

d. Waktu

Karies merupakan penyakit yang berkembangnya lambat dan

keaktifannya berjalan bertahap serta merupakan proses dinamis yang

ditandai oleh periode demineralisasi dan remineralisasi. Kecepatan karies

anak-anak lebih tinggi dibandingkan dengan kecepatan kerusakan gigi orang

dewasa (Ramayanti dkk, 2013).

2.6 Bakteri Streptococcus mutans

S. mutans adalah patogen manusia yang wajib. Dengan demikian,

pengetahuan yang diperoleh dari penelitian dengan S. mutans mungkin sangat

relevan dengan bakteri Gram-positif non-sporulasi patogen lainnya (Lemos,

2013).

Gambar 2.2 Bakteri Streptococcus mutans


(Zelnick, 2014)
11

Streptococcus mutans merupakan bakteri gram positif berbentuk bulat khas

membentuk pasangan atau rantai selama masa pertumbuhannya.

Streptococcus merupakan salah satu golongan bakteri yang heterogen.

Beberapa diantaranya merupakan flora normal manusia. Streptococcus

mutans sebagai bakteria penyebab utama terjadinya karies gigi, yang

sebelumnya diketahui sebagai bagian dari flora normal dalam rongga mulut

yang berperan dalam proses fermentasi karbohidratsehingga menghasilkan

asam yang pada akhirnya menyebabkan terjadinya demineralisasi gigi

(Andries dkk, 2014).

2.7 Obat Kumur

Obat Kumur merupakan sediaan yang digunakan untuk kesehatan mulut.

Obat kumur adalah sediaan berupa larutan yang digunakan sebagai pencegah

atau pengobatan infeksi mulut dan tenggorokan. Obat kumur berguna juga

untuk membunuh kuman serta bakteri yang dapat menimbulkan lubang pada

gigi (Widana, 2014).

2.8 Kerangka Pemikiran

Minyak bunga cengkeh mengandung senyawa eugenol yang berkhasiat

sebagai antibakteri terhadap streptococcus mutans. Streptococcus mutans

sendiri merupakan bakteri atau flora normal yang terdapat pada rongga mulut

tetapi apabila kebersihan rongga mulut tidak dijaga bakter tersebut akan

menjadi patogen yang mengakibatkan terbentuknya karies gigi. Oleh karena

itu dibuat suatu formula sediaan obat kumur dari bunga cengkeh yang
12

berkhasiat sebagai antibakteri pada Streptococcus mutans. Formula obat

kumur sendiri dibuat 2 formula dengan konsentrasi minyak bunga cengkeh

yang berbeda.

2.9 Hipotesis

Penggunaan minyak bunga cengkeh dalam formula sediaan obat kumur

dapat memenuhi kualitas dengan memenuhi persyaratan uji evaluasi, formula

obat kumur dapat diterima atau lebih disukai oleh masyarakat.


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Alat

Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah pH meter, beakker

glass (pyrex), panci, termometer, timbangan analitik, kertas saring,

Viskometer (Broke field), kompor pemanas (Hot plate), erlemeyer (pyrex),

spatel, sendok tandu, kertas perkamen, batang pengaduk, seperangkat alat

distilasi uap dengan kapasitas 500 mL

3.2 Bahan

Bunga Cengkeh, sorbitol, oleum menthae, natriumlauryl sulfate, nipagin,

sodium bicarbonate, dan aquadest, magnesium sulfat heptahidrat

(MgSO4.7H2O) merk Merck berderajat proanalisis gas nitrogen (N2).

3.3 Determinasi Tanaman

Determinasi tumbuhan dilakukan untuk memastikan bahwa bunga

cengkeh yang digunakan dalam penelitian adalah bunga cengkeh yang

dimaksud, sehingga menghindari kesalahan dalam pemilihan bahan tersebut

dengan cara mengidentifikasi bagian-bagian dari tumbuhan meliputi batang,

daun, akar, buah, bunga dan biji. Determinasi bunga cengkeh (Eugenia

aromatica L.) dilakukan di herbarium Universitas Padjajaran Bandung.

13
14

3.4 Pengolahan Bunga Cengkeh

Sortasi basah dilakukan untuk memisahkan cemaran. Selanjutnya

pencucian simplisia dengan air bersih dengan menggunakan air yang

mengalir. Lalu simplisia tersebut dikeringkan dengan menggunakan sinar

matahari. Kemudian dilakukan sortasi kering dengan tujuan untuk

memisahkan benda asing yang tertinggal pada simplisia kering. Simplisia

yang siap untuk digunakan kemudian di destilasi menggunakan destilasi uap.

3.5 Isolasi Minyak Bunga Cengkeh

Bunga cengkeh utuh dan kering ditimbang sebanyak 200 gram dan

dimasukkan ke dalam labu distilasi leher 3. Kemudian dirangkai dengan

seperangkat alat distilasi. Distilasi dilakukan selama 8 jam. Hasil distilasi

ditampung dan dipisahkan menggunakan corong pisah. Molekul air dalam

minyak cengkeh hasil distilasi diikat dengan penambahan MgSO4.H2O yang

dipreparasi dari MgSO4.7H2O. Minyak cengkeh bebas air dipisahkan dengan

cara dekantasi, kemudian ditampung dalam botol vial dan permukaannya

dialiri gas N2 sebelum ditutup. Minyak bunga cengkeh yang dihasilkan

ditimbang dan dihitung rendemennya. Minyak bunga cengkeh disimpan

dalam lemari pendingin pada temperatur -18oC sebelum dikarakterisasi.

3.6 Formulasi sediaan obat kumur minyak bunga cengkeh (Eugenia

aromatica L.)

Berikut merupakan rancangan formula sediaan obat kumur dari minyak

bunga cengkeh (Eugenia aromatica L.)


15

Tabel 3.1 Rancangan formula sediaan obat kumur minyak bunga cengkeh

(Eugenia aromatica L.)

Formula
Bahan Khasiat
Formula 1 Formula 2
Minyak bunga cengkeh 30 ml 50 ml Zat Aktif
(Eugenia aromatica L.)
Tween 80 10 10 Surfaktan
Gliserin 2,5 2,5 Pemanis
Natrium Sakarin (g) 0,1 0,1 Pemanis
Natrium Benzoat (g) 0,5 0,5 Pengawet
Mentholum (g) 0,2 0,2 Flavoring Agents
Aquadest (mL) 100 mL 100 mL Pelarut

3.7 Pembuatan Sediaan Obat Kumur

Semua bahan ditimbang, kemudian Tween 80 dicampur dengan air dengan

perbandingan 1:5 dan diaduk sampai larut (campuran 1). Natrium sakarin,

natrium benzoat dan gliserin dilarutkan dengan aquadest (campuran 2).

Selanjutnya minyak bunga cengkeh dicampur dengan mentholum sampai

larut dan homogen (campuran 3). Campurkan campuran 1,2 dan 3 sampai

homogen. Masukan ke dalam wadah dan lakukan evaluasi.

3.8 Uji Evaluasi Sediaan

Pengujian stabilitas obat kumur dari minyak bunga cengkeh (Eugenia

aromatica L.) dilakukan dengan minggu ke 1,minggu ke 2 dan minggu ke 4

meliputi uji visualisasi, uji pH, dan uji viskositas.

3.8.1 Uji Visualisasi


16

Uji visualisasi dilakukan dengan cara melihat perubahan bentuk, warna,

bau dan rasa

3.8.2 Pengujian pH

pH diuji dengan menggunakan pH meter. Angka yang ditunjukkan oleh

pH meter merupakan nilai dari pH obat kumur minyak bunga cengkeh

(Eugenia aromatica L.).

3.8.3 Uji Viskositas

Viskositas atau kekentalan obat kumur diukur dengan menggunakan

Viskometer Broke-vield. Viskositas dihitung dengan nilai viskositas dengan

skala spindle.

3.9 Uji Hedonis

Uji panelis merupakan uji yang menggunakan indera manusia sebagai

instrumennya, yang akan dilakukan dengan menggunakan uji penerimaan

dimana setiap panelis diharuskan mengemukakan tanggapan pribadinya

terhadap produk obat kumur minyak bunga cengkeh (Eugenia aromatica L.)

ini disukai atau tidaknya. Pengujian meliputi bau, warna, rasa, bentuk.

Daftar Pustaka
17

Selwitz RH, Ismail AI and Pitts NB. Dental caries. Lancet. 2005; 369: 51-59.

Kumala S, Indriani D. Efek antibakteri ekstrak etanol daun cengkeh (Eugenia

aromatica L.). Jurnal Farmasi Indonesia 2 juli 2008; 4(2):82-7.

Pandey A, Tripathi S. Concept of Standardization, Extraction, Pre Phytochemical

Screening Strategies For Herbal Drug. Journal of Pharmacognosy and

Phytochemistry. 2014; 2(5):115-119.

Catur NR. Pemanfaatan Gambir (Uncaria gambir Roxb) Sebagai Sediaan Obat

Kumur. Instintut Pertanian Bogor; 2006.

Anonim, 2008, Streptococcus Mutans, Departemen Kesehatan Republik Indonesia

Andries R. Juvensius, Gunawan N. Paulina, Supit Aurelia. 2014. Uji Efek

Antibakteri Ekstrak Bunga Cengkeh Terhadap Bakteri Streptococcus

mutans Secara In Vitro. Vol 2 (2). Latief Abdul. 2012. Obat Tradisional.

Jakarta : EGC

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Materia Medika Indonesia Jilid

VI. Jakarta : Direktorat Pengawasan Obat dan Makanan

Agoes Azwar. 2010. Tanaman Obat Indonesia. Jakarta : Salemba Medika

Ali Mahrus & Sutiyono. 2015. Teknik Budidaya Tanaman Cengkeh. Fakultas

Pertanian Universitas Merdeka Surabaya.

Prianto H, Retnowati R, Juswono P. U. Isolasi dan Karakterisasi dari Minyak

Bunga Cengkeh (Syzigium aromaticum) Kering Hasil Destilasi Uap. Vol.

1, No. 2, pp. 269-275

Agoes Goeswin. 2009. Teknologi Bahan Alam. Bandung : Institut Teknologi

Bandung
18

Ramayanti S & Purnakarya, I. 2013. Peran Makanan Terhadap Kejadian Karies

Gigi. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 7(2), pp. 89-93

Zelnick, Tailor. 2014. Streptococcus mutans Tooth Decay. Microbiology in

Arezzo. Univ. Of Oklahoma. Italy.

Widanan, B. A. G. 2014. Analisis Obat, Kosmetik dan Makanan. Yogyakarta :

Graha Ilmu

Anda mungkin juga menyukai