Anda di halaman 1dari 11

Judul Artikel ditulis dengan huruf Gill Sans MT, 8 pt 1

Identifikasi Senyawa Flavonoid Pada Ekstrak Metanol Seledri (Apium


Graveolens L) Dan Uji Toksisitas Terhadap Artemia Salina Leach

Identification of Flavonoid Compounds in Methanol Extract of Celery


(Apium Graveolens L) and Toxicity Test Against Artemia Salina Leach

Nur Azisah, Diana Eka Pratiwi, Iwan Dini


Prodi Kimia, Universitas Negeri Makassar, Indonesia
Email:diana.eka.pratiwi@unm.ac.id

ABSTRAK
Daun seledri merupakan tanaman yang dapat dikonsumsi sebagai sayuran, sehingga
ditemukan berbagai senyawa aktif yang terdapat dalam daun dan batang. Flavonoid
merupakan kandungan khas tumbuhan hijau dan terdapat pada semua bagian tumbuhan
terutama bagian daunnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan dan
kadar senyawa flavonoid yang terdapat pada ekstrak metanol seledri (Apium Graveolens
L) menggunakan Spektrofotometer UV-Vis, dan untuk mengetahui toksisitas akut (LC 50)
ekstrak metanol seledri terhadap larva Artemia Salina Leach dengan metode BSLT.
Sampel penelitian diambil dari kabupaten Gowa, provinsi Sulawesi Selatan. Tahap
penelitian ini meliputi preparasi sampel, ekstraksi, identifikasi, dan uji toksisitas. Ekstrak
seledri diperoleh dengan cara maserasi menggunakan pelarut metanol yang kemudian
diuji secara kualitatif dan kuantitatif. Hasil pengujian secara kualitatif dan kuantitatif
ekstrak seledri mengandung senyawa flavonoid dengan kadar pada daun seledri sebesar
0.8236 sedangkan pada batang seledri sebesar 0.1788. Pengujian toksisitas ekstrak seledri
terhadap Artemia Salina Leach diperoleh LC50 pada batang seledri sebesar 275.42ppm
sedangkan pada daun seledri sebesar 1109.17ppm. Dari nilai LC 50 yang diperoleh dapat
disimpulkan bahwa ekstrak metanol batang seledri memiliki sifat toksik terhadap larva
yang ditandai dengan perolehan nilai LC 50 <1000ppm sedangkan pada esktrak metanol
daun seledri memiliki sifat praktis tidak toksik terhadap larva yang ditandai dengan
perolehan nilai LC50 >1000ppm.
Kata Kunci: Seledri, Toksisitas, Metode BSLT, Flavonoid

ABSTRACT
Celery leaves are a plant that can be consumed as a vegetable, so various active
compounds are found in the leaves and stems. Flavonoids are a typical content of green
plants and are found in all parts of the plant, especially the leaves. This research aims to
determine the content and levels of flavonoid compounds found in the methanol extract
of celery (Apium Graveolens L) using a UV-Vis Spectrophotometer, and to determine
acute toxicity (LC50) celery methanol extract against Artemia Salina Leach larvae using
the BSLT method. The research sample was taken from Gowa district, South Sulawesi
province. This research stage includes sample preparation, extraction, identification and
toxicity testing. Celery extract was obtained by maceration using methanol solvent which
was then tested qualitatively and quantitatively. Qualitative and quantitative test results of
celery extract contain flavonoid compounds with levels in celery leaves of 0.8236 while
in celery stems it is 0.1788. Testing the toxicity of celery extract against Artemia Salina
Leach obtained LC50 on celery stems of 275.42ppm while on celery leaves it was
1109.17ppm. From the LC50 value obtained, it can be concluded that the methanol

Jurnal Chemica Vo/. x Nomor x Bulan Tahun, 1 -3


Judul Artikel ditulis dengan huruf Gill Sans MT, 8 pt 2

extract of celery stems has toxic properties to larvae, which is indicated by the LC50
value <1000ppm, while the methanol extract of celery leaves has practically non-toxic
properties to larvae, which is indicated by the LC50 value >1000ppm.
Keywords: Celery, Toxicity, BSLT Method, Flavonoids

Jurnal Chemica Vo/. 23 Nomor 2 Desember 2022, 32 - 43


Judul Artikel ditulis dengan huruf Gill Sans MT, 8 pt 3

sebanyak 50% dari organisme uji yang dapat


PENDAHULUAN diestimasi dengan grafik dan perhitungan,
Senyawa metabolit sekunder pada suatu waktu pengamatan tertentu,
merupakan senyawa yang pada umumnya misalnya LC-50-48 jam , LC 50-96 jam
mempunyai kemampuan bioaktifitas yang (Dhahiyat dan Djuangsih, 1997) sampai
berfungsi sebagai pelindung tumbuhan dari waktu hidup hewan uji. Uji toksisitas adalah
gangguan hama penyakit. Selain itu, senyawa suatu uji untuk mendeteksi efek toksik suatu
kimia hasil metabolit sekunder telah banyak zat pada sistem biologi dan untuk
digunakan sebagai zat racun maupun obat- memperoleh data dosis-respon yang khas dari
obatan (Heliawati, 2018). Salah satu sediaan uji.
tumbuhan yang mengandung senyawa Flavonoid merupakan kandungan
metabolit sekunder yang dapat dijadikan obat khas tumbuhan hijau dan terdapat pada
yaitu daun seledri. semua bagian tumbuhan terutama pada
Daun seledri (Apium graveolens L.) bagian daunnya. Flavonoid merupakan
merupakan tanaman yang berasal dari family senyawa polar karena memiliki sejumlah
Apiaceae yang tumbuh menyebar sepanjang gugus hidroksil yang tidak tersubstitusi.
benua eropa, daerah tropis dan subtropis Salah satu tanaman yang terbukti
Afrika dan Asia (Daraei, 2017) serta daun mengandung senyawa flavonoid dan
seledri (Apium graveolens L.) merupakan mempunyai aktivitas sebagai antioksidan
tanaman yang terdapat di dataran tinggi pada adalah seledri (A.graveolens L.) (Kusnadi dan
ketinggian di atas 900mdpl Devi, 2017). Analisis kualitatif flavonoid
(Dalimartha,2000). Daun seledri merupakan dapat dilakukan dengan beberapa pereaksi
tanaman yang dapat dikonsumsi sebagai sedangkan analisis kuantitatif flavonoid dapat
sayuran, dimana ditemukan berbagai macam dilakukan dengan menggunakan
potensi senyawa aktif yang terdapat dalam spektrofotometer UV-VIS.
daun dan batangnya. Berdasarkan penelitian Khalil. et al.
Secara tradisional khasiat tanaman (2015) beberapa bioaktivitas dari A.
seledri digunakan sebagai penambah nafsu graveolens L. yakni sebagai berikut, efek anti
makan, peluruh air seni, dan penurun tekanan peradangan, efek anti-kanker, anti
darah (Sudarsono dkk,1996), Adapula khasiat spasmodik, aktivitas pelindung hepar,
seledri secara empiris sering digunakan untuk aktivitas anti-oksidan, anti-bakteri dan anti-
antispasme, diuretik, melancarkan asi, jamur. Penelitian Sukohar & Arisandi (2016)
pencahar dan juga dapat mengatasi hipertensi menunjukkan seledri mempunyai zat aktif
sehingga seledri juga dapat dijadikan sebagai yang berperan sebagai anti kanker. Zat
bahan pangan nabati untuk mencegah tersebut diantaranya adalah apigenin dan
terjadinya serangan stroke atau penyakit phtalide. Penelitian Sowbhagya (2014)
stroke (Ferawati dkk, 2020). ekstrak seledri dengan kandungan 85% 3-n-
Uji toksisitas merupakan uji hayati butil phtalide disebutkan juga efektif dalam
yang berguna untuk menentukan tingkat pengobatan rematik (suatu istilah umum
toksisitas dari suatu zat atau bahan pencemar untuk artritis dan nyeri dan sakit otot).
dan digunakan juga untuk pemantauan rutin Berdasarkan Penelitian Wulandari (2015)
suatu limbah. Yang dimaksud dengan LC-50 Ekstrak etanol 96% pada daun seledri (Apium
(Median Lethal Concentration) yaitu graveolens L.) memiliki sifat toksik terhadap
konsentrasi yang menyebabkan kematian larva Artemia Salina Leach dengan nilai LC 50

Jurnal Chemica Vo/. 23 Nomor 2 Desember 2022, 32 - 43


Judul Artikel ditulis dengan huruf Gill Sans MT, 8 pt 4

yaitu 27,5 bpj. Penelitian Kartikasari (2019) metanol teknis, aquades, air laut, kertas
ekstrak etanol batang seledri memiliki saring Whatman no 42, aluminium foil,
potensi toksisitas akut terhadap larva artemia larutan pereaksi warna untuk identifikasi
salina dengan nilai LC50 174,58 mcg/ml. meliputi pereaksi larutan H2SO4 pekat, NaOH
Penelitian Rizqianingrum (2020) menyatakan 10%, DMSO, logam Mg, dan HCl pekat.
bahwa kadar flavonoid total ekstrak daun Alat yang digunakan pada penelitian
seledri adalah 50,39%≈ mgQE/100g ekstrak. ini yaitu, timbangan, blender, rotary
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti akan evaporator, alat maserasi, neraca analitik,
menguji adanya senyawa flavonoid beserta wadah kaca transparan, lampu, tabung reaksi,
kadarnya dan sifat ketoksikan terhadap corong Buchner, rak tabung, Aerator, selang,
artemia salina leach pada daun dan batang botol vial, wood crusher, instrumen
seledri. Spektrofotometer T60 UV-VIS PG dan
seperangkat alat – alat gelas.
METODE PENELITIAN E. Prosedur Penelitian
A. Jenis Penelitian 1. Preparasi Sampel
Penelitian ini merupakan penelitian Seledri yang masih segar dibersihkan
eksplorasi, meliputi identifikasi senyawa dari kotorannya, kemudian pisahkan antara
flavonoid pada ekstrak metanol seledri daun dan batang seledri. Selanjutnya batang
(Apium Graveolens L). Tahapan penelitian dan daun seledri dikeringkan dengan cara
terdiri dari ekstraksi, identifikasi, uji diangin-anginkan. Sampel yang sudah kering
spektrofotometer UV-VIS dan uji toksisitas kemudian dihaluskan menggunakan blender
dengan metode BSLT. dan diayak sampai menjadi serbuk simplisia
B. Tempat dan Waktu Penelitian (DepKes RI, 1995).
Penelitian dilakukan di Laboratorium 2. Pembuatan Ekstrak Metanol Seledri
jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Sebanyak 1 kg serbuk simplisia halus
Pengetahuan Alam Universitas Negeri seledri (Apium graveolens L) dimaserasi
Makassar mulai dari ekstraksi hingga dengan larutan metanol sebanyak 2000 ml
identifikasi senyawa flavonoid. Analisis selama 3×24 jam. Kemudian disaring
dengan Spektrofotometri UV-VIS dan menggunakan corong buchner dan kertas
pengujian Brine Shrimp Lethality Test saring Whatman. Ekstrak yang dihasilkan
(BSLT) yang dilakukan di Laboratorium kemudian dipekatkan dengan evaporator
Terpadu Universitas Hasanuddin, Penelitian pada suhu 40ºC sehingga menghasilkan
ini berlangsung selama lima bulan mulai ekstrak kental metanol.
Januari- Mei 2023. 3. Identifikasi Senyawa Flavonoid
C. Objek Penelitian Skrining fitokimia merupakan
Objek dalam penelitian ini adalah pengujian kandungan senyawa pada suatu
seledri (Apium Graveolens L). yang berasal ekstrak agar zat-zat kimia didalamnya dapat
dari Desa Kanreapia, Kecamatan Tombolo teridentifikasi. Prinsip dari pengujian
Pao, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. kandungan senyawa daun seledri (Apium
D. Bahan dan Alat Penelitian graveolens L) adalah perubahan warna,
Sampel yang akan digunakan adalah pembentukan busa dan munculnya
serbuk seledri (Apium Graveolens L) dan endapan(Wulandari P., 2015).
telur udang Artemia salina L. Bahan kimia Ekstrak kental metanol yang telah
yang digunakan pada penelitian ini adalah diperoleh kemudian diencerkan dan

Jurnal Chemica Vo/. 23 Nomor 2 Desember 2022, 32 - 43


Judul Artikel ditulis dengan huruf Gill Sans MT, 8 pt 5

dilakukan uji golongan/pereaksi dengan flakon yang telah disiapkan, dimana flakon
menggunakan pereaksi HCl pekat, H 2SO4 telah berisi 5 ml air laut buatan. Setelah larva
pekat, dan NaOH 10%. sudah dibagi diberi 1 ml larutan uji dan 1
4. Penetapan Kadar Senyawa Flavonoid tetes suspensi ragi sebagai sumber makanan
Menggunakan Metode Spektrofotometri UV- larva (Meyer et al., 1982). Kemudian
Vis diamkan larva selama 24 jam, setelah 24 jam
Uji kadar senyawa ekstrak amati pergerakannya selama 10 detik, apabila
merupakan pengujian lanjutan dari skrining larva Artemia salina Leach tidak ada
kimia, dimana kita menguji kadar senyawa pergerakan selama 10 detik maka larva
ekstrak seledri (Apium Graveolens L) Artemia salina Leach dapat dikatakan mati
menggunakan spektrofotometer UV-VIS (Meyer et al., 1982). Efek toksisitas dianalisis
dengan bantuan persamaan regresi linier dari pengamatan dengan persen kematian.
senyawa standar. Rumus persentase kematian larva yaitu:
Uji kadar senyawa flavonoid dalam
ekstrak seledri (Apium Graveolens L)
dilakukan dengan cara pembuatan larutan (1)
baku quersetin terlebih dahulu yang Dengan mengetahui kematian larva Artemia
kemudian dilanjutkan preparasi sampel dan salina Leach kemudian dicari angka probit
penentuan kadar (Rajendra, 2014). Tahapan melalui tabel dan dibuat persamaan garis :
pembuatan larutan baku quersetin yaitu Y = Bx + A
dengan membuat larutan induk quersetin Keterangan: Y = log konsentrasi dan
dengan cara 0,05 g quersetin dilarutkan X = Angka probit
dengan 10 mL metanol sampai larut yang Apabila pada kontrol ada larva yang mati,
kemudian membuat seri konsentrasi 2 ppm, 4 maka % kematian ditentukan dengan rumus
ppm, 6 ppm, 8 ppm dan 32 ppm. Tahap Abbot (Meyer et al., 1982).
selanjutnya yaitu penentuan kadar flavonoid
dengan cara sampel sebanyak 0,5 mL
ditambahkan 3 mL metanol, kemudian (2)
ditambahkan 0,2 mL AlCl3 10% dan 0,2 mL Keterangan :
CH3COOK 1 M. Kemudian dicukupkan T = Jumlah larva uji yang mati
volumenya menjadi 10 mL dengan cara K = Jumlah larva kontrol yang mati
menambahkan 6,2 mL aquades. Setelah itu 10 = Jumlah larva uji
campuran diukur absorbansinya pada panjang
gelombang maksimum (400-500nm) yang
kemudian dihitung menggunakan persamaan HASIL DAN PEMBAHASAN
linier y = a + b(x) menggunakan
Sampel Seledri (Apium
graveolens L) yang digunakan diperoleh
spektrofotometer UV-Vis. Quersetin
dari Desa Kanreapia, Kecamatan
digunakan sebagai standar sedangkan
Tombolo Pao, Kabupaten Gowa,
campuran metanol digunakan sebagai blanko.
Sulawesi Selatan. Seledri terlebih dahulu
5. Uji Toksisitas Dengan Metode Brine dipisahkan dari batang dan daunnya,
Shrimp Lethality Test (BSLT) kemudian dikeringkan dengan sinar
Pada uji toksisitas akut menggunakan larva matahari. Pengeringan sinar matahari
Artemia salina Leach dilakukan dalam pada umumnya memiliki suhu yang
dengan cara membagi larva pada flakon- relatif lebih tinggi yaitu 28-45℃

Jurnal Chemica Vo/. 23 Nomor 2 Desember 2022, 32 - 43


Judul Artikel ditulis dengan huruf Gill Sans MT, 8 pt 6

(Nugraha et.al, 2015). Batang yang sudah seledri yang bertujuan untuk memastikan
kering kemudian dihaluskan dengan alat keberadaan senyawa metabolit sekunder yang
wood crusher dan diperoleh serbuk halus terkandung didalamnya (Wulandari P., 2015).
sedangkan daun yang sudah kering Pada penelitian kali ini peneliti hanya
dihaluskan dengan menggunakan blender menguji kandungan senyawa flavonoid pada
dan diperoleh serbuk halus. Proses ini daun dan batang seledri. Menurut Pawarta
bertujuan untuk memperluas permukaan (2014) senyawa flavonoid sebagai antikanker
sampel, sehingga saat proses maserasi sebagai oksidan dapat mengaktifkan jalur
dapat diperoleh lebih banyak ekstrak apoptosis sel kanker merupakan proses
senyawa metabolit sekunder. Dari hasil fragmentasi DNA yang diawali dengan
preparasi sampel daun seledri diperoleh
dilepasnya rantai proksimal DNA oleh
sebanyak 2 kg sedangkan pada batang
senyawa oksigen reaktif seperti radikal
seledri sebanyak 1,6 kg.
hidroksil sedangkan sebagai penghambat
Proses ekstraksi dilakukan dengan
proliferasi tumor atau kanker yang salah
cara maserasi Sebanyak 1 kg serbuk
simplisia daun dan batang seledri satunya dengan menginhibisi aktivitas
menggunakan pelarut metanol selama 3× protein kinase sehingga menghambat jalur
24 jam. Pelarut metanol digunakan karena tranduksi sinyal dari membran sel kedalam
memiliki kelebihan titik didih yang lebih inti sel.
rendah daripada etanol sehingga mudah Ekstrak metanol yang diperoleh
diuapkan pada suhu yang lebih rendah kemudian diuji untuk mengetahui golongan
daripada etanol yang relatif tinggi senyawa flavonoid yang terkandung di dalam
sehingga lebih sulit diuapkan. Selama ekstrak metanol daun dan batang seledri
maserasi dilakukan pengadukan sesekali (Apium Graveolens L). Pengujian dilakukan
untuk memaksimalkan proses ekstraksi. dengan pereaksi HCl pekat dan logam Mg,
Maserat yang diperoleh berwarna hijau H2SO4 pekat,dan NaOH 10%. Hasil
pekat pada daun seledri sedangkan pada pengujian dapat dilihat pada Tabel 4.1dan
batang seledri berwarna coklat. Setelah Gambar 4.1.
itu ekstrak yang didapatkan disaring
menggunakan corong Buchner kemudian
dipekatkan menggunakan vacuum rotary
evaporator dengan suhu 40℃ hingga
mendapat ekstrak kental. Penggunaan
rotary evaporator bertujuan untuk
(a) (b) (C)
mengurangi kontak langsung antara
ekstrak dan suhu panas secara terus Gambar 4.1. Hasil skrining fitokimia
menerus agar senyawa yang terkandung
senyawa flavonoid ekstrak metanol daun
tidak berubah atau rusak. Hasil evaporasi
seledri dengan pereaksi (a) HCl pekat
diperoleh ekstrak kental berupa pasta
+logam Mg, (b) H2SO4 pekat, dan (c) NaOH
berwarna hijau pekat dan coklat pekat.
Hasil penguapan ekstrak kental metanol 10%
daun seledri yang diperoleh sebanyak Pereaksi Hasil Keterangan
53,99 gram sedangkan pada batang
seledri sebanyak 34,10 gram. HCl Hijau + flavonoid
Uji pendahuluan atau skrining pekat + kuning
fitokimia pada ekstrak daun dan batang logam

Jurnal Chemica Vo/. 23 Nomor 2 Desember 2022, 32 - 43


Judul Artikel ditulis dengan huruf Gill Sans MT, 8 pt 7

Mg kecoklatan Gambar 4.2. Hasil skrining fitokimia


senyawa flavonoid esktrak metanol batang
H2SO4 Hijau + flavonoid seledri dengan pereaksi (a) HCl pekat
pekat Hitam +logam Mg, (b) H2SO4 pekat, dan (c) NaOH
kemerahan 10%
Tabel 4.2. Hasil Uji Skrining Fitokimia
NaOH Hijau + flavonoid Ekstrak Metanol Batang Seledri
10% Hijau Berdasarkan Gambar 4.2 hasil
kehitaman pengamatan pada ekstrak metanol batang
Tabel 4.1. Hasil Uji Skrining Fitokimia seledri yang diuji dengan pereaksi
Ekstrak Metanol Daun Seledri HCl+logam magnesium mengindikasikan
Berdasarkan Gambar 4.1 hasil bahwa adanya senyawa flavonoid dengan
pengamatan menunjukkan bahwa ekstrak perubahan warna menjadi coklat kemerahan,
metanol daun seledri yang diuji ekstrak yang diuji dengan H2SO4 memberikan
menggunakan pereaksi HCl+logam hasil positif adanya senyawa flavonoid
magnesium mengindikasikan bahwa adanya dengan perubahan warna menjadi hitam dan
senyawa flavonoid yang berubah warna berbusa, serta ekstrak yang diuji dengan
menjadi kuning kecoklatan, kemudian NaOH 10% memberikan hasil positif yang
ekstrak yang diuji dengan H 2SO4 pekat juga dimana menghasilkan perubahan warna
memberikan hasil positif yang ditandai menjadi coklat kemerahan yang terbukti
dengan perubahan warna menjadi hitam bahwa adanya senyawa flavonoid pada
kemerahan bahwa adanya senyawa flavonoid, batang seledri.
dan ekstrak yang diuji dengan NaOH 10% Penentuan kadar flavonoid
memberikan hasil positif yang ditandai menggunakan larutan standar quersetin.
dengan perubahan warna hijau kehitaman Quersetin ialah flavonoid golongan flavonol
yang terbukti bahwa adanya senyawa yang mempunyai gugus keto pada atom C-4
flavonoid pada daun seledri. Hasil pengujian dan gugus hidroksil pada atom C-3 dan C-5
dapat dilihat pada Tabel 4.2 dan Gambar 4.2 yang bertetangga (Azizah et.al., 2014).
Larutan Quersetin dibuat 5 seri konsentrasi
yang selanjutnya diukur absorbansinya
dengan spektrofotometer UV-Vis kemudian
membuat kurva baku untuk menghitung
kadar flavonoid.
(a) (b) (c)

Pereaksi Hasil Keterangan


HCl pekat Coklat + flavonoid
+ logam coklat
Gambar 4.3. kurva baku kuersetin Mg kemerahan

H2SO4 Coklat + flavonoid


pekat hitam
Jurnal Chemica Vo/. 23 Nomor 2 Desember 2022, 32 - 43
NaOH Coklat + flavonoid
10% coklat
kemerahan
Judul Artikel ditulis dengan huruf Gill Sans MT, 8 pt 8

Berdasarkan pada Gambar 4.3 kurva standar yang diperoleh memiliki persamaan garis y =
0.0066x+8E-05. Persamaan ini digunakan untuk menghitung kadar flavonoid dalam sampel dimana
(y) menyatakan nilai absorbansi dan (x) menyatakan kadar flavonoid dalam sampel. Dengan nilai
koefisien korelasi yang diperoleh R2 = 0.9987. Hal ini menunjukkan dari kurva tersebut dapat
disimpulkan bahwa semakin tinggi konsentrasi semakin tinggi pula absorbansinya. Persamaan
linier y = 0.0066x + 8E -05 yang diperoleh akan digunakan untuk menetapkan kadar flavonoid
pada batang dan daun seledri dengan metode maserasi dengan y adalah absorbansi sampel dan x
adalah konsentrasi flavonoid dalam sampel. Pengukuran absorbansi pada ekstrak daun dan batang
seledri dilakukan pada panjang gelombang maksimal yang didapat yaitu 437nm. Data kadar
flavonoid pada sampel menggunakan spektrofotometri UV-Vis pada gelombang 437nm dapat
dilihat pada Tabel 4.3.
Kode sampel A (λ = 437 nm) Kadar flavonoid Kadar flavonoid
(%) rerata (%)

Batang simplo 0.056 0.16844


0.1788
Batang duplo 0.063 0.18915

Daun simplo 0.278 0.83550


0.8236
Daun duplo 0.269 0.81166
Tabel 4.3. Hasil penetapan kadar flavonoid pada ekstrak metanol seledri
Perhitungan penetapan kadar senyawa flavonoid pada sampel dilakukan sebanyak dua kali
replikasi. Hasil penetapan kadar yang diperoleh pada ekstrak batang seledri dan daun seledri
menunjukkan bahwa rata-rata kadar flavonoid yang terdapat pada ekstrak batang seledri adalah
0.1788 sedangkan pada ekstrak daun seledri adalah 0.8236.

Metode Brine Shrimp Lethality Test Setelah pengujian dan mendapatkan


(BSLT) merupakan salah satu metode jumlah larva yang mati, maka dilakukan
skrining uji toksisitas suatu ekstrak atau perhitungan prosentase kematian untuk
senyawa murni dengan hewan uji larva memperoleh nilai probit. Nilai probit dapat
Artemia Salina Leach. Pengujian toksisitas diperoleh dengan melihat tabel probit. Hasil
dengan metode Brine Shrimp Lethality Test pengamatan dapat dilihat pada Tabel 4.4 dan
(BSLT) merupakan uji toksisitas akut dimana Tabel 4.5.
efek toksik dari suatu senyawa ditentukan Tabel 4.4. Tabel nilai probit ekstrak
dalam waktu singkat, yaitu rentang waktu metanol daun seledri
selama 24 jam setelah pemberian dosis uji Konsen Log 10 Pro % Morta
(Meyer,1982). Metode BSLT dipilih karena trasi (konsent bit kemat lity
merupakan salah satu metode uji toksisitas (ppm) rasi) ian
yang mudah, cepat, murah, dan akurat. 25 1.40 3.12 3% 3
Sampel yang digunakan adalah 50 1.70 4.17 20% 20
ekstrak metanol daun dan batang seledri 100 2.00 4.17 20% 23
(Apium graveolens L) dengan konsentrasi 500 2.70 4.48 30% 37
25ppm, 50ppm, 100ppm, 500ppm, dan 1000 3.00 5.00 50% 60
1000ppm.

Jurnal Chemica Vo/. 23 Nomor 2 Desember 2022, 32 - 43


Judul Artikel ditulis dengan huruf Gill Sans MT, 8 pt 9

Tabel 4.5. Tabel nilai probit ekstrak


metanol batang seledri
Konsen Log 10 Pro % Mort
trasi (konsen bit kema ality
(ppm) trasi) tian
25 1.40 3.87 13% 13
50 1.70 4.26 23% 23 Gambar 4.4 Grafik regresi linier ekstrak
100 2.00 4.39 27% 30 metanol batang seledri (Apium Graveolens L)
500 2.70 5.18 57% 63 terhadap nilai probit.

1000 3.00 5.74 77% 87

Berdasarkan Tabel 4.4 dan Tabel 4.5,


dapat di lakukan proses perhitungan nilai
LC50. Untuk menghitung nilai LC50 dapat
menggunakan dua cara yang pertama dengan
menghitung slope dan intersept
menggunakan microsoft excel. Slope Gambar 4.5 Grafik regresi linier ekstrak
merupakan nilai koefisien regresi untuk metanol daun seledri (Apium Graveolens L)
variabel X, sedangkat intersept merupakan terhadap nilai probit.
nilai rata rata variabel Y apabila variabel X Berdasarkan pada Gambar 4.4 dan
memiliki nilai 0. Nilai slope yang diperoleh Gambar 4.5 diatas dapat dihitung nilai LC50
sebesar 2,41 sedangkan nilai intersept yang nya menggunakan persamaan yang diperoleh
diperoleh yaitu sebesar -1,86. Kemudian yaitu pada batang seledri y=1.1114x + 2.2882
untuk menghitung nilai LC50 menggunakan dan pada daun seledri y = 0.9171x + 2.2078.
persamaan y= ax + b, dimana a merupakan
dengan nilai y berisikan nilai transformasi
nilai slope sedangkan, b nilai merupakan
probit, karena penelitian kali ini mencari nilai
nilai dari intersept.Cara kedua untuk
LC50 maka nilai 50 dari LC yang akan dicari
menghitung nilai LC50 yaitu dengan membuat
diubah dalam nilai probit terlebih dahulu.
grafik antara log konsentrasi dengan nilai
Nilai y yang telah diubah menghasilkan nilai
probit yang telah diperoleh, setelah itu dibuat
5, sehingga persamaannya menjadi 5=
persamaan garis lurus pada kurva. Grafik
1.1114x + 2.2882 dan 5= 0.9171x + 2.2078.
dapat dilihat pada Gambar 4.4 dan Gambar
dan mendapatkan nilai LC50 pada batang
4.5:
seledri sebesar 275.42ppm dan daun seledri
sebesar 1109.17ppm.
Dari Gambar 4.4 dan Gambar 4.5
diatas juga diperoleh nilai R2. Dimana R2 ini
merupakan nilai koefisien korelasi dalam
hubungan dua variabel X dan Y yang
mengukur kuatnya hubungan antara X dan Y.
Nilai R2 tersebut menunjukkan adanya
hubungan korelasi yang linier antara
konsentrasi dan probit, dimana akan ada

Jurnal Chemica Vo/. 23 Nomor 2 Desember 2022, 32 - 43


Judul Artikel ditulis dengan huruf Gill Sans MT, 8 pt 10

peningkatan nilai probit apabila nilai ditandai dengan perolehan nilai LC 50 >
konsentrasi meningkat. 1000ppm, yakni 1109.17ppm.
Berdasarkan perhitungan nilai LC50
yang telah didapat, maka dapat disimpulkan B. Saran
bahwa ekstrak metanol batang seledri (Apium Perlu dilakukan identifikasi lebih lanjut
graveolens L) memiliki sifat toksik karena menggunakan alat instrumen lain seperti
LC50 yang dimiliki <1000ppm sedangkan spektrofotometri GC-MS, Spektrofotometri
pada daun seledri memiliki sifat praktis tidak FTIR untuk mendukung hasil yang diperoleh.
toksik karena LC50 yang dimiliki >1000ppm.
Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Mayer DAFTAR PUSTAKA
(1982) yang menyatakan bahwa senyawa
dengan nilai LC50 <100 memiliki sifat yang Dhahiyat, Y dan Djuangsih. 1997. Uji
sangat toksik, namun pada kategori toksik Hayati (Bioassay); LC 50 (Acute
memiliki nilai LC50 <1000 dan kategori Tixicity Tests) Menggunakan
praktis tidak toksik memiliki nilai LC 50 Daphnia dan Ikan. PPSDAL LP
>1000 (Meyer et al, 1982). UNPAD. Bandung.

KESIMPULAN DAN SARAN Dalimartha, Setiawan. Atlas Tumbuhan


A. Kesimpulan Obat Indonesia. Jilid II. PT.
Berdasarkan hasil dan Trubus Agriwidya. Jakarta. 2000.
pembahasan dalam penelitian ini dapat Hal.172-174.
diambil kesimpulan sebagai berikut:
Daraei, W. K. 2017. A Review of the
1. Pengujian skrining fitokimia pada ekstrak
Antioxidant Activity of Celery
metanol seledri (Apium Graveolens L)
(Apium graveolens L). J Evid
menunjukkan bahwa terdapat kandungan
Based Complementary Altern
senyawa flavonoid pada daun dan batang Med, online first.
seledri.
2. Pengujian kadar total senyawa flavonoid Departemen Kesehatan RI. (1995).
ekstrak metanol seledri (Apium Graveolens Farmakope Indonesia Edisi IV.
L) dengan instrumen spektrofotometri UV- Jakarta : Depkes RI.
Vis mendapatkan hasil persentase yaitu pada
ekstrak metanol batang sebesar 0.1788 Ferawati Ns, Ika Ritas, Salma Amira A,
sedangkan pada ekstrak metanol daun seledri & Yayuk Ida R. (2020). Stroke
sebesar 0.8236. “Bukan Akhir Segalanya” Cegah
3. Pengujian toksisitas terhadap larva dan Atasi Sejak Dini. Bojonegoro,
Artemia salina leach pada ekstrak metanol Guepedia. Halaman 128.
seledri (Apium Graveolens L) menggunakan
metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) Heliawati, L (2018) Kimia Organik
menunjukkan pada ekstrak metanol batang Bahan Alam. Bogor: UNPAK
seledri bersifat toksik yang ditandai dengan
perolehan nilai LC50 <1000ppm yakni sebesar Kartikasari, D., Farmasi, P., Farmasi, A.,
275.42ppm sedangkan pada ekstrak metanol
& Pontianak, Y. (n.d.).(2019). Uji
Toksisitas Akut Ekstrak Batang
daun seledri bersifat praktis tidak toksik yang
Seledri (Apium Graveolens)

Jurnal Chemica Vo/. 23 Nomor 2 Desember 2022, 32 - 43


Judul Artikel ditulis dengan huruf Gill Sans MT, 8 pt 11

Dengan Metode BSLT ( Brine


Shrimp Lethality Test). 2. Wulandari, L, Herdini, dan A. Yumita.
(2015). Uji Aktivitas Antioksidan
Khalil A, Nawaz H, Ghania JB, Rehman Dpph Dan Aktivitas Terhadap
R, & Nadeem F. 2015. Value Artemia Salina Leach Ekstrak
added products, chemical Etanol 96% Daun Seledri (Apium
constituents and medicinal uses of Graveolens L.). Jurnal Sainstech
celery (Apium graveolens L.) – A Farma. Vol 8 No. 2.
review. International Journal of
Chemical and Biochemical
Sciences, 8: 40-48.

Kusnadi, K. dan Devi, E. T. 2017. Isolasi


Dan Identifikasi Senyawa
Flavanoid Pada Ekstrak Daun
Seledri (Apium graveolens L.)
Dengan Metode Refluks, PSEJ
(Pancasakti Science Education
Journal), 2(1), pp. 56–67.

Meyer, B.N., Ferrighni., Putnam.,


Jacobson., N. and J. . M. (1982).
Brine Shrimp: A Convenient
General Bioassay For Active
Plant Constituen. In Planta
Medica.

Sudarsono, Pudjoanto, A., Gunawan, D.,


Wahyuono, S., Donatus, I. A.,
Drajad, M., Wibowo, S., dan
Ngatidjan, 1996, Tumbuhan Obat,
Hasil Penelitian, Sifat-sifat dan
Penggunaan, 44-52, Pusat
Penelitian Obat Tradisional,
UGM, Yogyakarta.

Sukohar, Asep dan Ria Arisandi. (2016).


Seledri (Apium graveolens L)
sebagai Agen Kemopreventif bagi
Kanker. Majority. 5(2).

Sowbhagya.2014. Chemistry, technology,


and nutraceutical functions of
celery (Apium graveolens L.): an
overview. Crit Rev Food Sci Nutr,
54(3), 389-98

Jurnal Chemica Vo/. 23 Nomor 2 Desember 2022, 32 - 43

Anda mungkin juga menyukai