Anda di halaman 1dari 18

Wacana, Pengetahuan, dan Ideologi:

Reformulasi Sejumlah Persoalan Klasik

Teun A. van Dijk

ABSTRAK

Ideologi merupakan sistem sosial yang digunakan bersama dalam kelompok dan menjadi
representasi mental kelompok tersebut. Ideologi lebih fundamental ketimbang pengetahuan.
Ideologi melambangkan prinsip-prinsip yang mendasari kognisi sosial dan karenanya
membentuk dasar-dasar pengetahuan, sikap, dan lebih spesifik lagi kepercayaan-kepercayaan
yang digunakan bersama oleh suatu kelompok. Seluk-beluk representasi mental, proses, dan
strategi-strateginya menjadi kontrol ideologis bagi wacana. Ada pengetahuan umum dan juga
pengetahuan lainnya yang bias ideologis, serta terlibat dalam produksi dan pemahaman
wacana.

Pengantar 1979). Pada karya yang lebih baru, contohnya dalam


ilmu politik atau psikologi sosial, ideologi secara
Pada tulisan ini, saya coba rumuskan kembali sederhana ditempatkan sebagai sistem
sejumlah persoalan klasik dan membuat beberapa kepercayaan (lihat juga Freeden, 1996).
usulan baru tentang pertalian antara wacana, Meski beberapa aspek pada pendekatan awal
pengetahuan, dan ideologi. Tentu saja, ini sudah terintegrasi, saya mengusulkan untuk
merupakan sebuah kajian yang sangat luas, mengembangkan sesuatu yang baru, teori ideologi
sehingga dalam satu tulisan kita hanya dapat mulitidisipliner berdasarkan istilah-istilah
menyentuh sejumlah kecil masalah. Salah satu representasi sosial yang digunakan dalam
masalah itu adalah pertanyaan apakah semua kelompok sosial (van Dijk, 1998). Misalnya,
pengetahuan kita bersifat ideologis, sebagaimana ideologi rasis dapat menjadi fondasi bagi sikap-
sering diasumsikan, juga dalam analisis kritis sikap orang mengenai imigrasi, integrasi, atau
wacana. Masalah lainnya adalah bagaimana tenaga kerja asing. Ideologi seperti ini bukan
ideologi dan pengetahuan dikelola dalam produksi merupakan koleksi kepercayaan sosial yang
dan pemahaman wacana. Pembahasan terbaru bersifat arbitrer (sembarang), tetapi merupakan
terdapat di awal penelitian saya tentang ideologi bagian dari kelompok tertentu, diorganisasikan
(van Dijk, 1998), dan mengacu pada karya terbaru oleh sejumlah kategori yang mewakili identitas,
saya tentang ideologi dan relasinya di dalam struktur sosial, dan posisi kelompok, seperti
wacana (van Dijk, 2002). performa, kegiatan-kegiatan, tujuan-tujuan, norma-
Ideologi dalam pendekatan yang lebih norma, relasi, dan sumber-sumber kelompok.
tradisional, dirumuskan secara negatif dalam Banyak pertanyaan yang masih belum terpecahkan
bentuk kepercayaan-kepercayaan yang dalam kerangka teoretis tentatif ini, seperti misalnya
menyesatkan, “kesadaran palsu”, atau gagasan- bagaimana ketepatan relasi antara struktur sosial
gagasan yang samar-samar (berdasarkan survei kelompok dan organisasi mental ideologi, misalnya
sejarah, lihat Billig, 1982; Eagleton, 1991; Larran, tipe-tipe ideologi apa yang dikembangkan dan

Teun A. van Dijk. Wacana, Pengetahuan, dan Ideologi: Reformulasi Pertanyaan-Pertanyaan Lama 1
mana yang tidak. Salah satu masalah mendasar menjadi praanggapan pada suatu budaya juga di
adalah relasi antara ideologi dan representasi sosial antara kelompok yang berlawanan secara
lainnya yang digunakan bersama-sama oleh ideologis. Mohon diingat, saya tidak bermaksud
kelompok dan anggota kelompok itu. Jadi, saya menghidupkan kembali pertentangan lama antara
hanya ingin memberi kesan bahwa ideologi pengetahuan dan ideologi, di mana pengetahuan
merupakan ciri khas dasar bagi sikap-sikap sosial. secara sederhana dirumuskan sebagai
Kita mungkin memiliki contoh seperti pada istilah kepercayaan atau fakta-fakta sosiologis, dan
progresif, konservatif, feminis, atau pendapat- ideologi merupakan keyakinan palsu (salah)
pendapat antifeminis, seperti aborsi, perceraian, sebagaimana perselisihan paling klasik antara
dan relasi gender lainnya. Yaitu, sikap-sikap yang Marxis dan anti-Marxis (lihat Mannheim, 1936). Kita
juga diorganisasikan dalam istilah-istilah yang harus melihat pengetahuan kelompok mungkin
didasari ideologi mereka. Tentu saja, sering muncul benar bersifat ideologis, tetapi pengetahuan
sikap-sikap berkenaan dengan isu-isu sosial yang budaya itu harus digunakan bersama dan bersifat
dapat kita kenali pada seseorang yang rasis atau pra-ideologis di dalam suatu budaya.
antirasis saat kita bertemu dengannya.
Sejak pengetahuan digunakan bersama-sama Pengetahuan
secara sosial, pengetahuan juga menjadi bentuk
representasi sosial, dan jika ideologi menjadi dasar Argumen tentang sifat pengetahuan yang
representasi sosial, maka pengetahuan kita juga non-ideologis, tentu saja tidak hanya bergantung
bias ideologis. Hal ini sudah sering terjadi, di mana pada satu teori ideologi tertentu, tetapi juga
sejumlah penemuan modern mengenai ideologi bergantung pada sebuah teori pengetahuan. Kita
berasumsi bahwa pengetahuan yang digunakan mulai memasuki wilayah ilmiah yang sangat luas,
secara sosial tidak mungkin terlepas dari aspek- misalnya secara epistemologis, pengetahuan
aspek ideologis (Fairlough, 1995; Laclau, 1978. merupakan fragmen teori dari ilmu kognitif dan ilmu
Untuk diskusi, lihat juga Zizek, 1994). sosial. Sekali lagi, saya hanya dapat
Meskipun tesis saya mungkin benar untuk menggarisbawahi beberapa hal pada debat lama,
beberapa jenis pengetahuan dan kelompok, saya dengan mengabaikan wilayah studi pengetahuan
kira hal ini terlalu berlebihan, terlalu abstrak, dan yang begitu luas. Secara epistemologis, definisi
terlalu umum dan karenanya harus ditolak. Dengan klasik pengetahuan adalah “kepercayaan yang
kata lain, dalam kerangka teoretis ini, saya akan sudah dijustifikasi keabsahannya” (di antara studi-
benar-benar tidak konsisten bila berasumsi bahwa studi lain dan teks-teks klasik, lihat Bernecker dan
semua pengetahuan bersifat ideologis. Sepertinya, Dretske, 2000; Greco & Sosal, 1999; Lehreu, 1990;
saya lebih menyarankan rumusan bahwa setiap Pojman, 1999). Pada dekade belakangan ini,
budaya memiliki wilayah pengetahuan umum yang rumusan ini menemui berbagai sanggahan
biasanya digunakan, dipegang dan karenanya (paparan Gettier merupakan contoh pembanding)
tidak bersifat ideologis dan bukan juga sekalipun tidak mempengaruhi semua pendekatan
pengetahuan yang bersifat pra-ideologis. secara fundamental, tetapi ini menunjukkan
Pengetahuan budaya seperti ini, mungkin akan ketidaktepatan rumusan teori pengetahuan
tampak bias ideologis bagi budaya lainnya, bagi kontemporer itu.
orang-orang sebudaya, atau bagi seorang analis Dalam pandangan saya, definisi-definisi klasik
kritis. Kriteria krusial mengenai hal ini di dalam itu sedikit agak menyesatkan. Misalnya,
kelompok itu sendiri adalah konsensus tentang perwujudan gagasan “kebenaran” yang saya kira
fakta bahwa landasan pengetahuan umum yang merupakan suatu gagasan yang hanya berlaku
digunakan bersama ini adalah “benar” dan bukan pada pernyataan yang menuntut kondisi pragmatik
sebuah khayalan ideologis. Hal ini barangkali tertentu, dan tidak untuk kepercayaan atau
tampak pada fakta bahwa pengetahuan seperti ini pemikiran secara umum. Paling tidak, ini sah untuk

2 M EDIATOR, Vol. 4 No.1 2003


kepercayaan terhadap sesuatu. Baik secara yang lain.
epistemologis yang memberikan pemahaman akan Melalui karakterisasi yang singkat ini, kita
sifat yang sangat kognitif dari kepercayaan maupun melihat bahwa sebuah teori pengetahuan yang
dalam justifikasi kondisi sosial budaya. tepat, melibatkan kognisi sosial dan dimensi-
Singkat kata, saya harus mengikuti sedikit alur dimensi diskursif lainnya. Dimensi kognitif,
filosofis, dan merumuskan pengetahuan lebih mencakup pengetahuan yang terdiri atas beberapa
kepada istilah kepercayaan yang pragmatis dan jenis kepercayaan yang sebenarnya tidak perlu
kriteria-kriteria pengetahuan yang digunakan dipersoalkan lagi. Dimensi-dimensi sosial secara
secara sosial. Sehingga, bila saya mengatakan implisit mengarah pada kondisi pengetahuan yang
Mary mengetahui bahwa Peter sakit, atau Bulan telah dijustifikasi, mengesampingkan pengetahuan
merupakan Planet Bumi, secara tidak langsung yang diyakini seseorang yang kebetulan faktanya
mengatakan bahwa menurut saya, Mary sesuai, tetapi masih berupa pra-anggapan, namun
mempercayai sesuatu yang juga saya percayai tidak ditemukan melalui kriteria verifikasi yang
tentang Peter dan Bulan. Bahkan, jika Mary dapat diterima secara kultural.
menyatakan Ia tahu bahwa Peter sakit, tetapi saya Jika “kebenaran” dirumuskan sebagai hal yang
percaya dia hanya mengira saja, dan atau saya tahu lebih sosial, misalnya dalam istilah yang disepakati
faktanya, bahwa Peter tidak sakit, saya tidak akan para pengguna atau kriteria sosial, selanjutnya
menggambarkan keyakinan Mary sebagai tidak menjadi masalah menggunakan gagasan ini.
pengetahuan, tetapi sebagai kepercayaan belaka. Tetapi, kita tidak menerima konsepsi para objektivis
Dan saat saya menggambarkan kepercayaan yang dan universalis tentang kebenaran sebagai
saya miliki tentang pengetahuan, misalnya secara sesuatu yang memberlakukan kepercayaan secara
eksplisit saya tahu bahwa “p” atau penegasan absolut dalam konteks pertukaran sosial. Dengan
tentang “p”, hal ini secara tidak langsung kata lain, pengetahuan dibatasi tingkat ketahuan
mengatakan bahwa saya pikir saya puas pada orang, kita berasumsi bahwa “kebenaran”
kriteria budaya yang relevan yang mengizinkan dihubungkan dengan orang yang menyandarkan
saya menggambarkan atau memikirkan kebenaran pada kepercayaan, dan bukan pada
kepercayaan saya sebagai pengetahuan, misalnya, suatu proposisi yang sifatnya abstrak, seperti pada
karena saya telah merasakan, mengobservasi, tingkat kelogisan atau unsur-unsur epistemologis
mengumpulkan atau memiliki informasi yang dapat lainnya.
dipercaya bahwa “p” merupakan suatu kasus. Ini Dimensi diskursif menjadi relevan dalam
secara singkat menerangkan beberapa komplikasi wacana keseharian atau wacana khusus, yaitu saat
yang diabaikan, tetapi sedikit relevan dengan kepercayaan hanya digambarkan sebagai
tulisan ini, yang menunjukkan bahwa konsep “pengetahuan” dalam kondisi tertentu, seperti
keseharian kita akan pengetahuan melibatkan kesepakatan antara penutur dan orang yang
beberapa hal berikut ini: berpengetahuan, sebagaimana dijelaskan
1. Sifat kognitif pengetahuan: pengetahuan sebelumnya. Tentu saja, kesepakatan-kesepakatan
secara sosial dan budaya bersifat relatif. seperti ini agak sulit diperoleh, karenanya banyak
2. Sifat sosial pengetahuan: pengetahuan bahasa menandai hal ini secara berbeda, seperti
merupakan kepercayaan yang disesuaikan contoh berikut ini, pada kata bahwa dan apakah:
dengan kriteria penilaian budaya. (1a) Mary tahu bahwa John sakit
3. Relativitas pengetahuan: pengetahuan secara (1b) Mary tahu apakah John sakit.
sosial dan budaya bersifat relatif. Pada kalimat (1a), baik penutur maupun Mary
4. Subyektivitas pengetahuan atau atribusi tahu bahwa John sakit, tetapi pada (1b)
pengetahuan: pengetahuan bersifat relatif pengetahuan Mary tidak digunakan bersama
sesuai orang yang mendeskripsikan dan yang dengan penutur. Sebagai pembaca, kita tidak dapat
menghubungkan pengetahuan itu kepada berpendapat berdasarkan kalimat (1b) apakah John

Teun A. van Dijk. Wacana, Pengetahuan, dan Ideologi: Reformulasi Pertanyaan-Pertanyaan Lama 3
sebenarnya sakit atau tidak. seperti ini mengajukan kemungkinan lebih banyak
Selanjutnya, kita akan kembali kepada masalah ketimbang pemecahan. Fakta adanya
beberapa pembahasan pengetahuan yang kepercayaan atas sesuatu atau unsur
dikaitkan dengan wacana, tetapi perlu ditekankan “kesengajaan” dalam arti filosofis, penting baik
bahwa pengetahuan erat kaitannya dengan secara kognitif maupun secara filosofis. Seseorang
kepercayaan yang digunakan bersama secara yang percaya bahwa “p” berpikir tentang apa itu
sosial. “p” menyatakan itu sebagai penunjuk keadaan.
Dalam wacana sehari-hari, ini biasanya berarti
Dimensi Kognitif Pengetahuan bahwa seseorang mempercayai sesuatu yang
disebut dengan “dunia nyata”, tetapi pada banyak
Setelah penjelasan singkat tentang situasi, seperti dalam kepercayaan keagamaan, atau
pengetahuan secara lebih umum, menjadi kepercayaan mengenai khayalan/ramalan atau
keharusan untuk menjelaskan berbagai jenis dunia yang akan datang, kita juga mengakui bahwa
komponen teori lebih rinci. Jika pengetahuan kepercayaan seperti ini tidak perlu berupa dunia
merupakan sejenis kepercayaan, dan kepercayaan nyata. Kepercayaan yang salah pada kasus ini
merupakan fenomena batiniah dari pengetahuan, menjadi suatu representasi pernyataan atas
maka hal ini perlu dianalisis melalui istilah-istilah peristiwa belaka, yang tidak ada buktinya di dunia
struktur mental seperti representasi, network, dan ini dan karenanya hanya merupakan kenyataan
sebagainya. Tetapi pada pendekatan kognitif ini, rohaniah bagi yang mempercayainya.
saya harus mengabaikan dasar neurologis Pemikiran-pemikiran ini menjadi garis
pengetahuan (lihat Gazzaniga, dkk, 1998). pembatas antara psikologi dan psikologi kognitif
Meskipun banyak penelitian dalam bidang serta memberi kesan bahwa kita mungkin
psikologi kognitif dan intelegensi artifisial, memerlukan konsep yang lebih fundamental, yaitu
utamanya pada ilmu kognitif tentang struktur men- bahwa suatu pemikiran, seperti halnya
tal dan prosesnya, masih belum jelas apa yang kepercayaan, merupakan sejenis pemikiran, yakni
sebenarnya dianggap sebagai pengetahuan dan tentang beberapa keadaan nyata atau khayalan atas
apa yang bukan pengetahuan dalam psikologi: peristiwa-peristiwa yang mungkin kita pikirkan
karenanya proses wacana dalam psikologi masih secara benar, tetapi tidak selalu benar-benar
belum jelas, mungkin dapat dilihat dari kata-kata mempercayainya untuk dipersamakan dengan
yang mewakilinya seperti skrip, kerangka, atau realitas atau beberapa khayalan tentang dunia. Jadi,
struktur sejenis, tetapi tidak ada batas yang tegas kita mungkin mempunyai pikiran sederhana —
untuk membedakan pengetahuan dan kepercayaan seperti “bahwa sapi itu terbang” atau “badan saya
(lihat Britton & Graesser, 1996; Markman 1999; tembus cahaya” — tanpa mempercayai hal itu,
Schank & Abelson, 1977; Van Dijk & Kintsch, 1983; tanpa menghubungkan hal itu dengan fakta di
Wilkes, 1997). dunia nyata, kecuali bagi diri saya sebagai pemikir.
Tentu saja, pembedaan pengetahuan dan Saya tidak dapat mengembangkan lebih lanjut
kepercayaan tidak hanya bersifat kognitif, tetapi mengenai ide-ide itu di sini, tetapi hanya
juga secara sosial, pengetahuan dirumuskan menekankan bahwa gagasan tentang kepercayaan
sebagai kepercayaan yang ada pada suatu itu sendiri mungkin perlu sebagai dasar kognitif.
peristiwa menurut kriteria sosial suatu budaya. Apa Hal yang lebih relevan pada topik tulisan ini
yang kita tidak ketahui secara pasti adalah adalah tentang pembedaan pengetahuan. Gagasan
kepercayaan dalam pembahasan kognitif. Kita umum tentang dunia pengetahuan meliputi
mungkin secara sederhana mengatakan bahwa hal berbagai jenis pengetahuan. Sebagai kesimpulan,
ini berkenaan dengan representasi mental dari kami mengajukan beberapa sifat yang membedakan
keadaan -- makhluk atau orang yang memiliki tipe-tipe pengetahuan yaitu:
beberapa sifat atau hubungan -- tetapi, definisi 1. Jenis: mengetahui bahwa (representasi) vs

4 M EDIATOR, Vol. 4 No.1 2003


mengetahui bagaimana (prosedur). betul (secara absolut) tentang itu, baik dalam situasi
2. Cakupan sosial: personal, interpersonal, keseharian maupun dalam interaksi keilmuan dan
sosial, kultural. wacana. Tetapi, kerapkali kita biasanya mempunyai
3. Tingkat rujukan: peristiwa khusus/umum, konsep yang kurang tegas mengenai konsep
pernyataan umum/khusus. pengetahuan. Peristiwa yang kongkrit seperti
4. Ontologi: nyata, kongkrit, abstrak, fiktif, penyerangan 11 September, terkenal dengan
historis, masa depan, dan peristiwa lainnya. sebutan S11, mengandung keadaan struktur model
5. Daya (kekuatan): menjadi yakin secara absolut mental, tetapi pengetahuan umum tentang
vs menjadi kurang atau lebih yakin. serangan itu tidak lebih hanya sebagai naskah dan
Tipe kriteria tersebut dapat dikombinasikan peristiwa yang kurang spesifik (waktu, tempat,
ke dalam jenis tipe-tipe pengetahuan yang lebih pelaku, dan sebagainya).
luas, yang masing-masing memiliki tipe representasi Kekuatan atas kepercayaan mungkin terkait
sendiri. Jadi, kita pertama-tama bertemu dengan dengan berbagai alasan yang sifatnya kompleks,
pembedaan yang cukup familier antara prosedural misalnya melalui kesimpulan-kesimpulan dan
(mengetahui bagaimana) dan deklaratif jalinan unsur pengetahuan yang berhubungan
(representasi) pengetahuan; antara tipe dengan kriteria pengetahuan yang lebih atau
representasi pengetahuan tentang peristiwa- kurang ketat. Jadi, saya secara umum yakin tentang
peristiwa personal yang menurut tipenya apa yang telah saya lihat dengan mata kepala
diasosiasikan dengan memori kisah (personal) pada sendiri, ketimbang tentang apa yang saya tahu
pengalaman personal. Sementara itu, pengetahuan bahkan dari sumber yang dapat dipercayai. Saya
interpersonal menuntut karakteristik interaksi lebih meyakini kepercayaan yang saya gunakan
pengetahuan sosial budaya melalui anggota yang bersama dengan yang lain, ketimbang apa yang
kompeten pada suatu kultur, dan tipe ini kemudian saya percayai sendiri, dan saya lebih percaya apa
diasosiasikan dengan memori sosial. yang telah dibuktikan oleh banyak situasi,
Meskipun pembedaan ini telah diperoleh ketimbang yang hanya terjadi sekali. Kita
untuk alasan sosial dan kognitif, tentu saja ini berhadapan dengan sesuatu yang sangat kompleks
belum cukup. Banyak pengetahuan sosial budaya yang secara budaya digunakan bersama, yaitu teori
bersifat umum atau abstrak (seperti pengetahuan implisit mengenai sesuatu atau peristiwa, yang
kita tentang kelompok dan peristiwa sosial, alasannya kurang atau lebih meyakinkan dalam
misalnya makan di restoran), tetapi kita juga secara kehidupan kita sehari-hari. Para ahli telah
sosial berbagi pengalaman mengenai peristiwa- mengembangkan kriteria metodologis sendiri untuk
peristiwa spesifik seperti serangan “S 11” (Sebelas menjelaskan fenomena ini.
September) di Amerika Serikat, atau bencana Akhirnya, tipologi pengetahuan ini ditemukan
lainnya. Mungkin kita juga mengetahui tentang juga pada wacana dan interaksi: yaitu berbagai
peristiwa aktual atau tipe-tipe peristiwa yang kita jenis pengetahuan yang diasosiasikan secara
terima sebagai dunia “nyata”, tetapi juga tentang berbeda sesuai implikasi-implikasinya dan menjadi
apa yang terjadi pada sebuah novel atau film, atau pra-anggapan dalam teks dan konteks. Jadi,
pada linguistik abstrak atau fakta matematis, pengetahuan personal secara prinsip tidak menjadi
dengan menyandarkan “fakta” yang kita ketahui pra-anggapan dalam suatu wacana, tetapi perlu
ke dalam suatu kekayaan ontologi pada dunia- untuk dinyatakan saat itu relevan. Pengetahuan
dunia yang berbeda, situasi, atau realisme lain yang interpersonal mungkin disyaratkan dalam
mungkin kita pikirkan. percakapan, tetapi tidak dalam wacana publik.
Kita secara umum membedakan antara Pengetahuan kelompok hanya menuntut syarat-
pengetahuan dengan (hanya) kepercayaan, dan syarat sebatas wacana di antara anggota kelompok,
kita tentu saja mungkin menyebut kepercayaan dan diperoleh secara sosial namun tidak
sebagai jenis pengetahuan yang kita tidak yakin disyaratkan dalam situasi pendidikan atau

Teun A. van Dijk. Wacana, Pengetahuan, dan Ideologi: Reformulasi Pertanyaan-Pertanyaan Lama 5
komunikasi antarkelompok. Pengetahuan budaya Wacana dan Ideologi
juga perlu diperoleh, tetapi sekali itu diperoleh
menjadi praanggapan atas semua wacana para Saat memperbincangkan seputar perbedaan
anggota kelompok. Hal ini diperoleh secara eksplisit jenis-jenis pengetahuan, kita telah siap berhadapan
dalam pertemuan antarbudaya, kecuali kalau hal dengan berbagai elemen yang berdampingan dalam
itu merupakan sejenis pengetahuan universal. suatu debat tentang perbedaan antara
Dengan kata lain, ada sistem semantik pragmatik pengetahuan dan ideologi. Tentu saja, pembedaan
yang kompleks dari berbagai jenis pengetahuan secara klasik telah dilakukan antara pengetahuan
yang mengontrol ucapan partisipan mengenai arus (episteme) dan kepercayaan yang dekat
informasi yang secara implisit atau eksplisit hubungannya dengan pengetahuan dan ideologi.
diformulasikan, diperkirakan, dinyatakan, disebut, Debat perbedaan antara pengetahuan dan ideologi
atau ditegaskan. menempatkan ilmu sosial pada dua dekade sejak
Penandaan serupa mungkin dibuat untuk Destutt de Tracy menemukan secara historis
menghubungkan diskursif berbagai tipe gagasan ideologis sebagai ide-ide ilmiah. Hingga
pengetahuan lainnya. Pengetahuan umum mungkin saat ini, juga dalam analisis wacana kritis, masih
terekspresikan secara umum. Tergantung pada diperbincangkan tentang ada tidaknya
bahasa, kita mungkin secara similar memiliki pengetahuan yang objektif, atau hanya
kekayaan variasi ekspresi yang menandakan pengetahuan sosial, pengetahuan antarsubjektif,
tingkat realitas atau kepercayaan atas pengetahuan dan nilai apa yang ada pada pengetahuan yang
kita, yang kita gunakan untuk melakukan hanya merupakan konstruk sosial, atau “benar”
pembuktian-pembuktian (Chafe, 1986). Hubungan berdasarkan atas fakta-fakta.
antara wacana dan pengetahuan sangat erat, yang Saya akan mengabaikan sejarah panjang
oleh beberapa psikolog anti-mental sosial sering tentang debat ini, dan hanya menguji relasi antara
digunakan untuk menguji pengetahuan pada ideologi dan pengetahuan yang lebih dekat
tataran istilah-istilah yang relevan secara sosial hubungannya dengan konsep terbaru saya atas
yang ada dalam wacana (Edward, 1997; Potter, gagasan-gagasan ini, juga relasinya pada teori
1996). wacana. Kita telah melihat sebelumnya ideologi-
Kesimpulannya, banyak jenis struktur ideologi melalui definisi-definisi sosial yang
pengetahuan yang kita miliki dan kita gunakan digunakan bersama oleh anggota suatu kelompok.
dalam memproduksi wacana, mungkin dikontrol Kita juga berasumsi bahwa hal itu bersifat umum,
oleh sifat-sifat semantik dan sifat-sifat lainnya dari abstrak, dan fundamental, dan mengatur bentuk-
wacana. Untuk menjelaskan ujaran-ujaran bentuk representasi sosial lainnya, seperti
partisipan, kita memerlukan sebuah model mental misalnya tingkah laku. Hal ini mungkin melibatkan
yang kompleks pada “situasi pengetahuan” atas kategori-kategori kelompok yang bersifat abstrak,
peristiwa-peristiwa komunikatif, seperti model seperti identitas dan relasi kelompok, tetapi juga
konteks (van dijk, 1999). Pemisahan berbagai jenis tujuan-tujuan kolektif, norma-norma, dan nilai-nilai.
struktur pengetahuan, pemikiran dan proses Untuk alasan ini, kemudian dirumuskan apa yang
semantis aktual dan sifat-sifat lain pada wacana, baik atau buruk, benar atau salah, tetapi ideologi-
diatur melalui model kompleks peristiwa-peristiwa ideologi dalam konteks ini juga mengontrol
komunikatif (van dijk, 2001). Kita mulai memiliki kepercayaan-kepercayaan kita tentang dunia
beberapa pemahaman mengenai proses yang seperti pada kasus ideologi keagamaan atau
kompleks yang harus dilakukan agar kita dapat ideologi ilmiah. Dengan kata lain, ideologi-ideologi
berbicara, menulis, dan menyimak secara tepat agak dekat dengan apa yang telah kita sebut di
dalam situasi sosial yang relevan dengan berbagai depan sebagai pengetahuan kelompok yang
tipe pengetahuan yang strategis. digunakan bersama secara sosial, seperti
pengetahuan-pengetahuan khusus yang

6 M EDIATOR, Vol. 4 No.1 2003


digunakan para pelajar, para linguis, feminis, anggota-anggota kelompok disepakati atas dasar
kolektor perangko, atau penduduk Bercelona. kepercayaan berdasarkan fakta-fakta. Hal ini
Pertanyaan selanjutnya yang harus diajukan menjadi pra-anggapan atas kepercayaan-
adalah apakah itu merupakan ideologi kelompok kepercayaan seperti di dalam wacana intra-
atau bukan, jika pengetahuan kelompok kelompok.
sesederhana itu; apakah ini memiliki arti dalam Meskipun catatan sebelumnya masih terbatas
suatu teori wacana, karena hal itu digunakan secara pada bentuk hipotesis tentang dasar ideologis
berbeda pada struktur dan strategi produksi pengetahuan kelompok, hal ini tidak berarti bahwa
wacana. Dalam kerangka pemikiran terbaru saya, semua pengetahuan bias ideologis, sebagaimana
ini berarti membedakan antara ideologi dalam suatu sering diasumsikan. Saya menganggap di balik
kelompok, di tangan seseorang, dan representasi pengetahuan kelompok ada pengetahuan yang
sosial lainnya dalam suatu kelompok, mencakup tidak bersifat ideologis, tetapi secara luas
juga pengetahuan mereka mengenai yang lain. digunakan bersama dan dinyatakan dalam semua
Seperti dijelaskan sebelumnya, ideologi-ideologi budaya sebagai landasan umum budaya,
lebih bersifat fundamental dan mendasari karenanya menjadi dasar bagi semua budaya.
representasi kelompok sosial seperti pengetahuan Tanpa hal ini, orang-orang yang berbeda budaya
dan sikap. Hal ini juga berarti bahwa pengetahuan dan yang berbeda secara ideologis tidak akan
sosial seperti itu pada sebuah kelompok akan bias dapat bekerjasama atau berkomunikasi. Jadi,
ideologis. pengetahuan seperti itu bersifat praideologis,
Hal ini akan tampak pada representasi sosial setidaknya dalam suatu periode tertentu. Tentu saja
seperti sikap-sikap seseorang tentang imigrasi, ini dapat berubah dari waktu ke waktu, apa yang
aborsi, perceraian, perdagangan bebas, dan saat itu menjadi konsensus pengetahuan suatu
sejumlah sikap-sikap lainnya. Tetapi, apa yang budaya mungkin kemudian menjadi kepercayaan
dimaksud dengan pengetahuan kelompok (yang belaka (seperti pada banyak kasus dan kisah-kisah
spesifik)? Saya kira, bias ideologis seperti itu dan kepercayaan agama), dan sebaliknya, saat
sungguh ada pada kasus: apa yang antirasis kepercayaan ilmiah hanya diterima oleh
ketahui tentang imigrasi, feminis tentang gender, sekelompok kecil ilmuwan mungkin di kemudian
dokter tentang sakit, dan sebagainya, tentu saja hari dapat menjadi pengetahuan umum.
pengetahuan seperti itu diolah menurut parameter- Pertanyaan-pertanyaan tentang sifat
parameter ideologis yang ada pada kelompok itu, ideologis pengetahuan, karenanya, harus
dan disesuaikan dengan tujuan, minat, dan dipisahkan dengan cara ini: beberapa pengetahuan
sebagainya. Dalam hal ini, anggota kelompok khususnya dalam kelompok mungkin bias ideologis
cenderung menginterpretasi dan menggambarkan dan disebut kepercayaan-kepercayaan (ideologis
realitas sesuai dengan minat terbesar kelompok oleh kelompok itu sendiri; pada sisi lain, dalam
mereka. Tentu saja, ada orang yang konteks yang lebih luas, kita harus mengasumsikan
memperlihatkan perbedaan model proses mental pengetahuan umum tidak bias secara ideologis,
pribadi dan model konteks anggota kelompok, setidaknya dalam budaya itu sendiri). Tanpa
yang secara individual mungkin “menyimpang” landasan umum seperti ini, interaksi dan wacana,
dari representasi sosial yang dominan seperti itu. baik dalam dan antarkelompok yang berbeda akan
Perlu dicatat, bahwa bias pengetahuan kelompok mustahil terjadi. Karenanya, dalam wacana,
seperti itu mungkin juga hanya dianggap pengguna bahasa dari kelompok sosial yang
kepercayaan atau opini oleh anggota kelompok berbeda perlu saling bertukar beberapa
lainnya. Pembakuan pengetahuan diukur dengan pengetahuan agar dapat saling memahami satu
rumusan-rumusan peristiwa, melalui kriteria sama lain. Apakah kemudian suatu perspektif yang
epistemik yang berasal di komunitas. Dengan kata berbeda seperti landasan umum pengetahuan pada
lain, baik persepsi, interaksi, atau wacana, bagi budaya dianggap hanya merupakan kepercayaan

Teun A. van Dijk. Wacana, Pengetahuan, dan Ideologi: Reformulasi Pertanyaan-Pertanyaan Lama 7
ideologis, tidak menjadikan pengetahuan itu artikel ini, kepercayaan terekspresikan dan menjadi
berkurang kedudukannya dalam budaya itu pandangan ekstrem sebagian kecil kolumnis
sendiri. konservatif di Amerika Serikat, tetapi menjadi
Dengan kata lain, pengetahuan secara inheren bagian integral dari ideologi dominan yang akan
terikat pada definisi epistemik komunitas. Apakah ditransformasikan dalam kebijakan konkret, di mana
cara seperti ini menyebabkan relativisme umum? AS kemudian melakukan penyerangan ke
Tidak, ini definisi yang disebut relativisme relatif. Afganistan. Tujuan analisis saya adalah untuk
Hal ini merupakan bentuk konsekuensi relativisme menguraikan beberapa hubungan yang kompleks
yang juga relatif, dan menjadi relatif relativisme. antara wacana, pengetahuan, dan ideologi, dan
Pengetahuan selalu menjadi pengetahuan relatif untuk menunjukkan beberapa rincian bagaimana
pada epistemik komunitas, dan mungkin struktur pengetahuan terlibat dalam produksi teks
dirumuskan hanya sebagai kepercayaan belaka ini yang sebagiannya dibentuk oleh dasar
oleh komunitas epistemik lainnya, dan ini yang ideologis kelompok. Karenanya, analisis yang
dimaksud relatif seperti seharusnya. Pada sisi lain, menyeluruh pada struktur semantik dan kognitif
dalam komunitas epistemik, pengetahuan diterima yang relevan pada teks ini akan memperjelas batas-
sebagai kepercayaan yang dapat diandalkan seperti batas tulisan ini sendiri, kita akan menyeleksi
seharusnya, agar interaksi dan komunikasi menjadi beberapa paragraf yang krusial untuk dianalisis
sesuatu yang mungkin terjadi. Konflik epistemik (teks yang lengkap ada pada Appendix). Analisis
tentang pengetahuan dan kepercayaan atau opini ini akan dilakukan paragraf demi paragraf untuk
secara tipikal dapat melintasi kelompok dan batas- mempertahankan kesatuan tema yang tercetak mir-
batas budaya. ing atau yang disebutkan dalam fragmen teks dalam
bentuk yang berbeda, dan pengertian atau konsep-
Wacana, Pengetahuan, dan Ideologi konsep di antara satu kutipan.
Dalam kerangka teoretis umum, kita perlu Untuk Berperang, tidak untuk Mengadili
mengeksplorasi lebih rinci hubungan antara Oleh Charles Krauthammer
wacana, pengetahuan, dan ideologi. Kita tahu Selasa, 11 September 2001, hal. 29.
bahwa pengetahuan merupakan hal mendasar pada Ini adalah kejahatan, ini adalah perang,
proses produksi dan pemahaman atas wacana. Kita salah satu alasan keberadaan teroris di luar
juga berasumsi, setidaknya untuk beberapa aspek sana yang berani dan sanggup melakukan
pengetahuan kelompok, yaitu pengetahuan yang serangan yang mematikan dalam sejarah AS,
juga mungkin bias ideologis, harus dapat ditelaah saat mereka mendeklarasikan perang
di dalam suatu wacana. Pada sisi lain, untuk kepada kita, kita mempunyai respon di masa
beberapa jenis yang sifatnya umum, pengetahuan lalu (dengan perkecualian sedikit
budaya yang tidak bersifat ideologis, juga harus penggunaan serangan rudal penjelajah ke
dapat ditelaah, contohnya praanggapan dalam kemah-kemah di padang pasir) melalui isu
struktur semantik, implikasi-implikasi, dan aspek proses pengadilan.
pengertian lainnya yang menjadi bagian dari
interpretasi, tetapi tidak terekspresikan di dalam Artikel ini umumnya dipublikasikan Pers Barat
wacana. dengan kandungan teks opini pribadi yang begitu
Kita akan meninjau hubungan ini lebih teliti kentara tentang kejadian terbaru itu. Jadi, dalam
melalui pengujian artikel Charles Krauthammer, artikel ini, juga dalam kesimpulan yang
yang dipublikasikan oleh Washington Post 12 Sep- terekspresikan pada judul, terjadi perbincangan
tember 2001, sehari setelah penyerangan gedung yang secara global merekomendasikan untuk
WTC di New York dan Pentagon. Artikel ini secara berperang ketimbang mengadili. Hal ini
eksplisit dan terbuka menyerukan perang. Di dalam mengisyaratkan bahwa semua pembaca Washing-

8 M EDIATOR, Vol. 4 No.1 2003


ton Post, pada hari itu, tahu dan berharap bahwa opini dan wacana publik lainnya.
banyak opini dan artikel-artikel berita pada tanggal Di samping item-item pengetahuan khusus
12 September 2001 akan berkisar seputar serangan tentang peristiwa spesifik dan wacana sebelumnya
teroris sehari sebelumnya. Ini merupakan pra- tentang peristiwa seperti itu, penggunaan
anggapan yang telah kita kenal dalam pengetahuan penyangkalan juga menjadi pra-anggapan umum
publik mengenai peristiwa khusus. Kegentingan pada pengetahuan sosial budaya, misalnya
peristiwa itu (dirumuskan dalam istilah tentang kejahatan, lebih spesifik lagi tentang
konsekuensinya seperti jumlah yang meninggal pembunuhan massal, terorisme, dan kaitannya
dan perang berikutnya) dan penyebaran informasi dengan kejahatan.
tentang peristiwa itu, merupakan jenis peristiwa Pada titik ini, kita telah siap untuk memasuki
yang menegaskan pengetahuan historis. Yaitu, kognisi sosial, dan realisme diskursif di mana
pengetahuan tentang peristiwa yang akan menjadi pengetahuan, opini, dan ideologi saling tumpang
praanggapan secara umum dalam diskursus tindih. Tentu saja, apakah kategorisasi pada
budaya yang sama dan mungkin juga bersifat tindakan pembunuhan massal seperti ini
antarbudaya. Secara lebih khusus, tajuk rencana merupakan suatu kejahatan yang mengekspresikan
dan artikel-artikel opini seperti ini setidaknya pengetahuan kita tentang kejahatan atau secara
menjadi pengetahuan praanggapan tentang ideologis kita menemukan sikap-sikap tentang
peristiwa tersebut, dan bila tidak, kejadian yang ukuran untuk dikatakan kejahatan atau bukan.
relevan akan disimpulkan pada permulaan artikel Sebagaimana tampak pada pertanyaan retoris
opini. Krauthammer dalam kalimat kedua, bagi dia,
Pada kasus ini, kita melihat bahwa denominasi serangan kaum agama sebagai bentuk
pengetahuan itu juga menjadi bagian dari fragmen kejahatan belum cukup.
model konteks yang digunakan bersama oleh para Pengarang justru menggunakan sifat-sifat
pengarang dan publik, misalnya tampak jelas pada kriteria tindakan kekerasan lain, yaitu perang
penggunaan ekspresi yang begitu kentara seperti sebagai istilah yang menurutnya tepat untuk
pada kalimat awal di dalam teks: pada kasus ini, menggambarkan peristiwa penyerangan itu. Tak
bahkan tidak hanya deskripsi yang pasti seperti pelak lagi, melalui konsepsi ini, dalam judul tema,
“penyerangan kemarin“ atau pada ringkasan dan kalimat, baik itu pengarang maupun pembaca,
singkat peristiwa itu bila perlu. Peristiwa itu menjadi (menggerakkan) artikel ini ke arah kejahatan dan
peristiwa terpenting dalam memori episodik pada perang. Pengetahuan komunikatif pada tulisan ini
sebagian besar pembaca. menyebabkan pembaca berharap bahwa
Penyangkalan semantik pada kalimat, ini pengarang selanjutnya akan menunjukkan titik
bukan kejahatan sebagai penyangkalan pra- berdirinya, sebagaimana tampak pada kalimat
anggapan pragmatik bahwa seseorang (yang kedua. Perlu dicatat, model konteks serupa ini
opininya berarti dan sedang berkomentar) telah mengarah pada konteks pengetahuan umum
menjelaskan serangan 11 September sebagai budaya bahwa Washington Post merupakan surat
sebuah kejahatan. Krauthammer mengekspresikan kabar konservatif AS, dan pengetahuan kelompok
pengetahuan sedemikian rupa, sehingga secara nasional memahami bahwa Charles
pengetahuan itu secara tidak langsung dapat Krauthammer merupakan salah seorang penulis
mengingatkan pengetahuan pembaca bahwa konservatif. Hal ini tampak pada ekspresi dan
seseorang telah benar-benar membuat pernyataan pendapatnya, baik penyangkalan maupun titik
seperti itu. Perlu dicatat bahwa dalam kasus ini, berdiri utamanya yang konsisten mengemuka
pengetahuan tentang sebuah peristiwa khusus melalui latar belakang ideologis surat kabar itu
merupakan pengetahuan opini (atau tentang dan penulisnya.
wacana khusus sebelumnya). Jadi, pembuktian Jadi, melalui penekanan retoris, betapa
antarteks seperti itu biasa terdapat pada artikel seriusnya peristiwa itu dengan pendeklarasian

Teun A. van Dijk. Wacana, Pengetahuan, dan Ideologi: Reformulasi Pertanyaan-Pertanyaan Lama 9
tindakan perang, pengarang juga berusaha sebagian besar pembacanya, tetapi sungguh
memfokuskan gambaran perbedaan utama antara berarti untuk mengobservasi bahwa pria yang
kejahatan dan perang, bahwa perang merupakan memilih mati pada kasus ini mungkin di gambarkan
tindakan agresi di antara negara, atau tindakan sebagai pahlawan oleh anggota kelompok lainnya.
agresi melawan sebuah bangsa. Tentu saja, Bahkan, leksikalisasi seperti ini tidak hanya menjadi
serangan teroris terhadap gedung pemerintahan konsepsi transaksi ekspresi berdasarkan
di Oklahoma beberapa tahun sebelumnya tidak pengetahuan, tetapi lebih dikontrol oleh ideologi
akan dideklarasikan sebagai tindakan perang, yang mendasari pengetahuan kelompok atau
meskipun pada awalnya beberapa percobaan nasional pada sisi lain, dan interpretasi kontrol
dibuat untuk menghubungkannya dengan teroris ideologis pada peristiwa ini, pada sisi lainnya.
dari pihak luar, khususnya orang Arab atau Mus- Kalimat lainnya mengekspresikan pra-
lim Fundamentalis. Seperti pada kasus anggapan dalam pengetahuan yang digunakan
penyerangan WTC, kendati sampai saat ini tidak pada peristiwa itu (bahwa teroris harus memiliki
terdapat bukti tentang keterlibatan pihak luar kemampuan dan keberanian dan ini terbukti dengan
dalam penyerangan itu, pengarang tampaknya daftar korban penyerangan di AS sebelumnya).
hanya melakukan spekulasi yang juga akan terlihat Mungkin informasi seperti itu telah disampaikan
lebih rinci selanjutnya. sebelumnya melalui penggalan kasus ini di dalam
Kami hanya ingin menunjukkan bahwa teks, mungkin ini menjadi evaluasi dari pengarang
leksikalisasi (seperti perang) pada definisi bahwa hal ini biasanya digunakan untuk dapat
Krauthammer tentang situasi itu, diwakili oleh menarik kesimpulan dengan mudah dari sifat
model mentalnya tentang penyerangan yang serangan itu. Dengan kata lain, model mental
ditunjukkan melalui pengkategorian ulang tentang penyerangan itu digunakan bersama-sama
serangan itu, juga memperlihatkan pengetahuan secara luas dan niscaya menggambarkan
yang dimilikinya tentang konsep kejahatan dan kesimpulan yang relevan dengan pengetahuan
perang. Tetapi, pengategorian ulang seperti itu sosial budaya secara umum, bahwa jika beberapa
tidak hanya berupa pengetahuan, melainkan juga pesawat terbang dapat dibajak pada saat
bermuatan ideologis, seperti misalnya kesimpulan bersamaan, terbang menuju sasarannya seperti ini,
atas fakta bahwa penyerangan itu dapat dilakukan tentunya memerlukan perencanaan, pengaturan,
oleh teroris luar negeri (asing), ini tergolong dan keberanian.
“perang” dan bila dilakukan teroris domestik Relevansinya dengan pembahasan saya
disebut “kejahatan”. Ini berarti, serangan seperti adalah bahwa tidak hanya batas-batas antara
apa yang mereka lihat, yaitu penghancuran gedung pengetahuan dan ideologi itu menjadi kabur, tetapi
WTC dan Pentagon, merupakan serangan juga antara pra-anggapan dan informasi. Secara
terhadap “Amerika”. Dan rumusan terhadap situasi struktural, pengarang menduga sifat para teroris,
itu berakar dari ideologi nasionalis. tetapi pada saat yang sama tampak secara
Mari kita lanjutkan pada kalimat selanjutnya. langsung membantah kasusnya dengan
Kalimat ini memberikan penjelasan atas fakta lain memberikan opini yang dimilikinya tentang
yang diperkirakan oleh pengarang, yakni bahwa kapasitas dan keberanian para teroris. Akhirnya,
ada teroris di luar sana, niscaya praanggapan ini ekspresi serangan yang mematikan ke AS itu,
pun diperkirakan oleh sebagian besar pembaca WP, mengisyaratkan pengetahuan (historis) tentang
pengetahuan umum tentang serangan teroris serangan sebelumnya dan korban-korbannya,
(pembunuhan terhadap warga sipil) secara tidak berupa pengetahuan yang bersifat publik, tetapi
langsung menyatakan bahwa serangan atas WTC juga mungkin bersifat antarteks, yang telah
bersifat serangan teroris, dan pelaku kejahatannya digunakan sebelumnya oleh para ahli sejarah, ini
pastilah para teroris; ini merupakan kontroversi bukanlah jenis pengetahuan yang secara sosial
kecil dalam komunitas ideologis pengarang dan budaya digunakan secara luas dalam seluruh

10 M EDIATOR, Vol. 4 No.1 2003


budaya atau bahkan pada sebuah bangsa. Pada targetnya, ternyata, tidak hanya kemah-kemah.
artikel ini, pengetahuan historis seperti ini mungkin Karenanya, untuk memahami teks ini, pembaca
hanya berfungsi sebagai pernyataan antarteks. memerlukan pengetahuan yang luas, termasuk
Praanggapan yang tertuang pada kalimat itu pengetahuan sejarah tentang kebijakan luar negeri
adalah bahwa para teroris telah mendeklarasikan AS. Pada sisi lain, terlalu banyak pengetahuan
perang kepada “kita”, sebuah praanggapan yang seperti itu yang mungkin kontraproduktif
mendeskripsikan serangan itu sebagai tindakan sekurang-kurangnya dari perspektif pengarang,
peperangan. Kembali kita melihat bahwa apa yang walaupun mungkin hal itu akan menyimpulkan
disebut sebagai pengetahuan yang digunakan bahwa ada inkonsistensi dengan apa yang
bersama untuk menjelaskan para teroris dan dinyatakan secara langsung atau tidak langsung
tindakan-tindakan mereka, faktanya mengandung oleh pengarang.
makna yang tegas atas proposisi yang bias Paragraf kedua dimulai dengan merujuk
ideologis. Ini merupakan praanggapan manipulatif pernyataan Colin Powell. Seperti biasanya, Powell
yang sebagian besar dapat dirasakan pada tulisan digambarkan sebagai pemikir moderat dalam
ini. urusan internasional Amerika Serikat, dan lebih
Hal ini, kemudian, akan mendudukkan terbuka kepada opini negara lain dibandingkan
pengarang pada pokok kalimatnya dan pernyataan beberapa orang garis keras lainnya di Washing-
tegasnya yaitu bahwa “kita” belum melakukan apa ton, ataupun di Gedung Putih, di pemerintahan,
pun kecuali isu perintah mengadili sebagai reaksi juga di media, begitu juga dalam kasus ini bagi
pada tindakan perang seperti itu. Ia juga Krauthammer. Dijelaskan, kemudian, kritik Powell
menyisipkan suatu penolakan atas konvensi terhadap negara yang belakangan berperang, dan
penggunaan rudal penjelajah, yang sedang penegasan Krauthammer untuk berperang
dikesampingkan secara serius, melalui sindiran ketimbang mengadili.
bahwa selama ini penggunaannya terbatas ke arah Akhir kalimat kembali mengetengahkan
kemah-kemah di padang pasir, secara tidak pengetahuan sejarah (tentang serangan Jepang ke
langsung menyatakan bahwa Amerika tidak pernah Pearl Harbor). Saat rujukan historis kembali
membalasnya dengan perang berskala penuh. Jelas digunakan dalam mengomentari 11 September, ini
ini hanya laporan singkat tentang pengetahuan akan mengaktifkan pikiran pembaca dan
kemah-kemah itu sendiri, tentang Timur Tengah, mengingatkan mereka kepada pengetahuan
dan mungkin beberapa pengetahuan tentang or- historis yang begitu kuat mengandung aspek
ang-orang Baduy. Pengetahuan seperti itu tentu ideologi nasionalis, seperti pernyataan bahwa
saja tercemar secara ideologis, karena beramsusi serangan itu, merupakan serangan terhadap AS
bahwa orang Arab-lah yang biasanya hidup di (kepada kita). Merujuk sejarah pada zaman
kemah-kemah. Sekali lagi, ranah pengetahuan yang Roosevelt, mencetuskan pengetahuan historis di
luas tentang hukum dan perang diterapkan untuk mana beliau adalah presiden saat itu. Akhir kalimat
membuat dan memahami bagian kalimat ini sebagai kemudian menarik argumen perbandingan dengan
eufemisme retoris “perintah mengadili”, untuk kasus terkini, pernyataan Powell tentang proses
menunjukkan betapa kecilnya usaha yang telah peradilan (Roosevelt tidak melakukan itu, malah
AS lakukan dalam melawan terorisme. Tentu saja, berjanji untuk berperang). Niscaya Krauthammer
para pembaca yang memiliki lebih banyak puas mengetahui bahwa presiden AS saat ini,
pengetahuan historis ketimbang yang diduga di Georges W. Bush, mengambil tindakan perang
sini, mungkin berpikir tentang Perang Teluk, sebagaimana pendahulunya, ketimbang membawa
dilanjutkan dengan pemboman terhadap Irak, para teroris kepada proses peradilan atau
serangan bom ke Libya, yang diperintahkan oleh menggunakan tindakan antikekerasan untuk
Reagan, pemboman tanaman obat-obatan di menghentikan tindakan-tindakan mereka.
Sudan, dan lain-lainnya. Semua tindakan AS yang Pada paragrap ketiga, berlanjut dengan

Teun A. van Dijk. Wacana, Pengetahuan, dan Ideologi: Reformulasi Pertanyaan-Pertanyaan Lama 11
argumen pokok pengarang, bahwa hanya perang kerangka ideologis dominan. Guna mendramatisasi
yang dapat menghentikan pejuang asing. Dengan deskripsi atas musuh yang “tangguh”, pengarang
kata lain, menyangkal status hanya para kriminal hanya perlu menggambarkan beberapa unsur pada
bagi para penyerang itu, ekspresi metaforis “hujan peristiwa S 11, seperti yang ia lakukan di akhir
pengrusakan” berada di balik konsep gagasan paragraf. Saat unsur-unsur pengetahuan ini
pemusnahan, dan pengetahuan peperangan dan diasumsikan perlu untuk diketahui oleh para
pesawat menawarkan sebuah interpretasi yang pembaca, penggalan ini menjadi bagian yang
lebih khusus dalam istilah “pemboman”. mengingatkan betapa seriusnya serangan itu,
Sebuah pembalikan argumen yang yang menjadi tahap argumentatif lainnya dari
mengejutkan diberikan saat pengarang mengklaim pertunjukkan para teroris. Perlu dicatat, meskipun
bahwa perang telah siap dideklarasikan oleh AS pengarang mengingatkan pembaca akan fakta S
beberapa tahun lalu. Bahkan para pembaca yang 11, tidak berarti deskripsi faktor-faktor yang
telah memilki pengetahuan historis mungkin dipaparkannya sama sekali tanpa implikasi
berpikir, siapa yang mendeklarasikan perang ideologis, seperti penggunaan kata “kekuatan
terhadapAS, sehingga melegitimasi untuk terbesar di muka bumi”. Juga usulan agar semua
berperang saat ini. Paragraf berikutnya, semakin bangsa dimusnahkan dan para pemimpin harus
memperjelas siapa itu teroris, khususnya bersembunyi di tempat perlindungan, jelas
Fundamentalis Islam, yang mendeklarasikan merupakan fakta-fakta hiperbolis yang digunakan
perang terhadap AS. Tentu saja ini merupakan oleh pengarang untuk mendeskripsikan kekuatan
sebuah pola perbincangan yang hiperbolis — pihak musuh, ini kembali menekankan argumen
bagian dari kebiasaan strategi retoris yang bahwa tesis utama artikel ini perlu didukung, yaitu
menekankan keburukan pihak lawan. Perlu dicatat memerangi mereka. Kembali kita melihat hubungan
juga gambaran yang mengemuka bahwa peristiwa yang dinamis antara pengetahuan, fakta, dan
11 September harus menjadi titik balik, yang hanya opini-opini ideologis sebagaimana
biasanya diulang dalam sebagian besar wacana diharapkan pada suatu teks, yang
politis dan media, apakah pro-AS atau anti-AS. mengekspresikan representasi kontrol ideologis
Seperti kita telah lihat dalam setengah tahun atas peristiwa-peristiwa yang terjadi melalui model
peperangan atas dukungan AS, peristiwa S 11 mental penulisnya. Hal ini akan tampak juga pada
sepertinya melegitimasi keputusan pesawat- istilah-istilah yang digunakan untuk mendukung
pesawat penjelajah berperang, pembatasan argumennya dan kecenderungan ideologisnya.
kebebasan pribadi dan untuk mendramatisasi Sebuah tipe model skematik pengetahuan akan
penambahan anggaran militer. membawa kita pada paragraf berikutnya dari artikel
Hanya menyebutkan ribuan korban (tak ini, dan menunjukkan begitu dekatnya asosiasi
berdaya) sudah cukup sebagai sebuah argumen. yang dilakukan dengan sistem ideologis yang
Tentu saja, keseluruhan argumen tentang asumsi mendasarinya. Kami hanya dapat menunjukkan
ini diungkapkan juga bahwa para teroris hanya sebuah bentuk seleksi kognisi sosial yang terlibat
efisien dilawan melalui aksi militer dan kekerasan, melalui Tabel 1.
sebuah asumsi yang mungkin menjadi fragmen Melalui pengujian ini, kita kembali menemukan
pengetahuan bagi Krauthammer, tetapi mungkin berbagai tipe kepercayaan. Terlihat di sini, berturut-
hanya sebuah opini pribadi atau sikap sosial turut mulai dari yang umum, sosial, politis, dan
menurut yang lain. kultural, seperti contohnya apa itu Islam, dan
Paragraf berikutnya secara eksplisit bagaimana membedakannya dari Islam “radikal”,
mengidentifikasikan musuh pasca-Perang Dingin: tentang “fanatik” dan pernyataan-pernyataan
teroris asing, mengingat bahwa selama Perang “binatang”. Kita juga menemukan beberapa pra-
Dingin kekuatan konservatif di Amerika Serikat anggapan berdasarkan pengetahuan sejarah,
menggunakan ideologi anti-komunisme sebagai seperti saat pengarang merujuk pada apa yang

12 M EDIATOR, Vol. 4 No.1 2003


Tabel 1

1. Bukan musuh yang misterius atau tidak dapat dihadapi. Kita tidak Siapa yang menyerang kita -- musuh. Pengetahuan khusus siapa yang
tahu secara pasti siapa yang memberi perintah akhir, tetapi kita tahu memerintahkan
dari mana gerakan itu. Musuh telah teridentifikasi secara publik dan -keragu-raguan: “Kita tidak tahu pasti” -kepastiannya: “kita tahu …”
terbuka. Namun perasaan halus kita mencegah menyebutkan -kriteria pelaku : mereka telah mengidentifikasi diri mereka sendiri.
namanya. Perorangan:
- Kita memiliki perasaan halus (opini).
Kita tidak menyebutkan nama itu.
2. Namanya adalah Islam Radikal. Bukan Islam seperti dipraktekan Pengetahuan sosial budaya: identifikasi musuh
dengan penuh kedamaian oleh berjuta-juta umatnya di seluruh Ideologi: Anti-radikalisme
dunia. Tetapi, sebuah gerakan khusus politik pinggiran, yang Pengingkaran: Bukan Islam seperti yang dipraktekkan
berdedikasi memaksakan fanatisme ideologisnya kepada Pengetahuan bias sosial politik dan ideologis.
masyarakat kita dan menghancurkan masyarakat musuhnya, yang Deskripsi negatif lainnya: gerakan pinggiran
terbesar adalah Amerika Serikat. Implikasi: “pada masyarakat kita” mereka tidak hanya menjadi musuh
kita.
Fakta ideologis: “yang terbesar adalah Amerika Serikat”.
3. Israel juga merupakan ancaman bagi Islam radikal, dan tentu saja Kunci: deskripsi diri dari perspektif mereka dan penggunaan kata:
harus dihancurkan. Tetapi, itu tangkapan paling kecil. Jiwa-jiwa Pengetahuan sejarah yang mengingatkan:
binatang ada di dalam militer Saudi Arabia, Kuwait, Turki dan - “Israel merupakan ancaman dan harus di ……..”
Teluk Persia: dengan budaya para pemuda yang dirusak, dalam - Amerika Serikat merusak pemuda Islam
ekonomi dan teknologi yang didominasi dunia, yaitu oleh AS. Ini AS mendominasi dunia: penjelasan penyerangan: Mengapa ……….
alasan mengapa kita diserang secara biadab.
4. Bagimana kita tahu? siapa pelatih kader bunuh diri yang fanatis - Kriteria pengetahuan eksplisit
lainnya yang menyambut kematian mereka dengan penuh suka cita? - Implikasi: kita hanya menduga
Dan biasanya para teroris tidak mengoordinasikan empat - Pertanyaan retoris
pembajakan sekaligus dalam satu jam. Tidak menerbangkan - Pra-angggapan politis: Islam radikal yang dilatih menjadi kader-
pesawatnya menuju siluet kecil suatu bangunan. Untuk itu, Anda kader
perlu melatih pilot yang mencari kesyahidan. - Pengingkaran: penyisihan kemungkinan
- Kecurigaan: bukan teroris pada umumnya
- Implikasi: Operasi mestinya dilakukan oleh sebuah organisasi yang
besar.
- Pengetahuan umum untuk menerbangkan pesawat.
- Kesimpulan identitas.
5. Mereka adalah pasukan penggempur musuh. Dan musuh memiliki Kepercayaan sosio-politik secara umum
banyak perwakilan-perwakilan. Hizbullah di Libanon; Hamas dan Identifikasi:
Jihad Islam di Israel; Organisasi Osama bin Laden yang bermarkas - Mereka adalah pasukan penggempur
di Afghanistan; serta front Arab liberal lainnya yang bermarkas di - Memiliki banyak perwakilan (kepercayaan pada organisasi teroris
Damaskus. Dan di belakang mereka ada pemerintah Iran, Irak, dan niat jahatnya)
Syiria, dan Libya. Siapa di antara mereka yang bertanggung jawab? - Tidak cukup tahu tentang peristiwa
Kita akan segera mengetahuinya. - Yang mana yang bertanggung jawab.
6. Kita tahu, kita tidak akan menyeret orang-orang itu ke “pengadilan” Opini pribadi: “kita tidak akan ….” Norma ideologis secara umum
secepatnya, seperti yang dijanjikan Karen Huges tengah malam (militer).
kemarin. Tetapi, menuju perang yang menuntut respon secara “tindakan perang yang dituntut dalam respon secara militer”.
militer bukan dengan cara mengadili seseorang
7. Respon secara militer melawan siapa? Hal yang mustahil Pra-anggapan: perang negara dan bukan perang terhadap individu-
menjadikan perang terhadap individu-individu yang mengirim individu. Pengetahuan umum tentang opini terorisme pada aksi
orang-orang itu. Para teroris tidak berada di ruang hampa. Mereka sebelumnya menunjukkan:
pasti memiliki wilayah kekuasaan yang memproteksi mereka. - “Afghanistan adalah musuh kita”
Selama 30 tahun kita telah mengingkari kebenaran ini: Jika bin - “Semua negara yang melindunhgi para teroris adalah musuh kita”
Laden berada di balik ini, karenanya Afghanistan merupakan musuh
kita. Semua negara yang menyembunyikan dan melindungi dia
adalah musuh, kita harus mengarahkan perang ini kepada mereka.
8. Kita harus serius mempertimbangkan sebuah deklarasi perang di Bagian dari tindakan opini pribadi:
kongres. Konvensi ini tidak digunakan lagi sejak Perang Dunia II. - Sangkalan untuk mendeklarasikan perang (konsesi nyata).
Tetapi ada dua kebajikan untuk mendeklarasikannya: Ini akan - Ini mungkin tampak aneh …. Pengetahuan militer: keuntungan-
menunjukkan keseriusan baik pada masyarakat kita dan juga kepada keuntungan mendeklarasikan perang.
musuh, dan membuat kita benar-benar yakin sebagai negara yang
berperang (untuk memblokade misalnya)
9. Kedamaian yang telah lama hadir, kini telah berakhir. Kita Percaya pada situasi sekarang pengetahuan historis.
menghadapi perang ini tidak hanya saat berperang dengan Nazi Pengingkaran: “kita menemukan ….. tidak hanya …..” percaya/ragu-
Jerman, Kekaisaran Jepang, atau Perang dingin dengan Uni Soviet. ragu tentang apakah generasi kita akan dengan cara yang sama membela
Tetapi, saat perang ditujukan pada sebagian besar generasi. Ini dirinya sendiri.
merupakan tantangan. Pertanyaannya adalah: akankah kita?

Teun A. van Dijk. Wacana, Pengetahuan, dan Ideologi: Reformulasi Pertanyaan-Pertanyaan Lama 13
Amerika Serikat belum lakukan di masa-masa lalu. Secara teoretis, hal yang paling menarik adalah
Secara umum, bentuk-bentuk kepercayaan yang adanya wilayah kognisi sosial yang begitu luas,
digunakan bersama secara sosial diperlihatkan saat membedakan antara pengetahuan khusus dan
sebagai dasar dan landasan kepercayaan yang opini pribadi, antara pengetahuan umum dan
lebih personal, seperti pendapat pengarang bahwa ideologi, yang relatif bersifat kontekstual dan tidak
perang harus dideklarasikan. jelas bagi pengarang, atau bagi kelompoknya.
Hal yang menarik untuk didiskusikan adalah Rangkuman tipe-tipe pengetahuan yang ada
formulasi dan kriteria pengetahuan eksplisit seperti pada tajuk rencana ini, akan tampak pada uraian
terdapat di dalam paragraph (4), Krauthammer berikut ini:
mengakui begitu saja bahwa dia tidak tahu siapa 1. Model keadaan mental pribadi (definisi pribadi
penggagas serangan itu, tetapi menegaskan bahwa dan situasi): “Ini adalah perang”, “…….
setidaknya dia punya beberapa pengetahuan (dari pembantaian terbesar dalam sejarah orang
mana serangan berasal) menggunakan paling tidak Amerika ….”, usaha mematikan kekuatan
beberapa kriteria, seperti misalnya identitas mereka terbesar di muka bumi ….”.
(Muslim), kembali kita melihat di sini bahwa 2. Pendapat pribadi: “(reaksi Colin Powell) ini
pengetahuan bersifat gradual dan samar-samar. merupakan kekeliruan”, “ini musuh yang
Secara sederhana, dalam wilayah opini berat”.
ideologis ini, seperti pernyataan dalam Paragraf 3. Pengetahuan khusus, “ …… sebagaimana
(1) tentang kehalusan budi kita dan bahwa AS Karen Hughes …… deklarasikan kemarin”.
merupakan negara “terkuat”, juga praanggapan 4. Pengetahuan kontekstual, “sebagaimana
yang mengesankan bahwa kita tidak akan pernah Karen Hughes … tengah malam kemarin”.
menyatakan nama musuh, sebuah pra-anggapan 5. Pengetahuan umum: “kita punya respon
yang tampak aneh saat seseorang tahu betapa dimasa lalu ……..”, “rakyat ingin membunuh
meluasnya anti-Islam, dan utamanya anti-Islam …… tidak ingin menjadi pengecut”.
radikal, baik di kalangan politisi maupun yang telah 6. Pengetahuan tentang prediksi mendatang,
dilakukan oleh media. “sampai kita mendeklarasikan perang sebagai
Penyangkalan dalam Paragraf (2) di mana balasan ….”.
pengarang tahu bahwa bukan sesuatu yang benar 7. Pengetahuan kelompok sosial: “Nama musuh
secara politis untuk menyalahkan semua orang itu adalah Islam Radikal”, :kalau tidak, siapa
Islam, dan karenanya harus dibedakan antara or- yang melatih kader-kader pembunuh yang
ang yang baik dan tidak, di antara mereka. fanatis melakukan bunuh diri …….”, “kita tahu
Dalam Paragraf (3), pengarang menggunakan dari mana gerakan itu berasal”.
taktik diskursif perbincangan yang lazim melalui 8. Sikap sosial: “Anda membawa para kriminal
sumber dari pihak musuh, agar dapat menarik ke pengadilan: Anda hujani para perusak: kita
kesimpulan tentang apa yang dipercayai oleh pihak harus serius memikirkan deklarasi perang
musuh (bahwa AS merusak generasi muda, dan secara kongres.
sebagainya). Ini juga menghasilkan pengaruh 9. Pengetahuan peristiwa historis: “Franklin
retoris dari kata-kata mencemooh atau opini-opini Roosevelt ….”, “Pearl Harbor …..”, “Nazi
yang ada pada artikel ini. Jerman ……….”.
Akhirnya, kita mendapati ekspresi norma 10. Pengetahuan sosio-budaya secara implisit
umum dan nilai-nilai yang dikontrol oleh sistem (landasan umum): kita hidup di pasca-Era
ideologis, misalnya bahwa harus ada yang Perang Dingin. Islam adalah agama. Amerika
menjawab secara militer serangan itu. Ini secara Serikat adalah sebuah negara dan sebagainya.
umum berimplikasi pada usaha justifikasi opini 11. Ideologi: “(di era pasca-Perang Dingin) untuk
pribadi untuk digunakan pada situasi saat ini: selanjutnya telah menjadi abad terorisme”.
bahwa AS harus mendeklarasikan perang. “Terbuka untuk tindakan perang yang

14 M EDIATOR, Vol. 4 No.1 2003


menuntut jawaban secara militer”, “negara- telah mulai memahami esensi pokok pengukuran
negara yang ….. menjadi musuh kita”. pengetahuan secara multidisipliner dan
peranannya dalam suatu wacana. M
Kesimpulannya, tampak begitu sulit dan
kadang-kadang begitu sembarang membuat
Catatan:
pembedaan antara satu jenis pengetahuan atau
T ulisan ini diterjemahk an Ema Khotimah, atas
opini dan lainnya. Jadi, bagi Krauthammer, ini persetujuan penulisnya melalui e-mail tanggal 13 Mei
menjadi model mentalnya, serangan teroris 2003.
merupakan sebuah tindakan peperangan, dan bagi
dia ini mungkin menjadi sebuah fakta, mengingat
bagi orang lain, ini mungkin hanya berupa opini
pribadi. Bagi dia, serangan S 11 mungkin menjadi Referensi
pembunuhan terbesar dalam sejarah orang
Amerika, mengingat penduduk asli Amerika Utara Billig, M. 1982. Ideology and Sosial Psychology. Ox-
sendiri mungkin memiliki konsepsi lain tentang hal ford: Basil Blackwell.
ini, dan karenanya fakta yang dideklarasikan oleh
Britton, B.K., & Greasser, A.C. (Eds). 1996. Models of
Krauthammer ini menjadi pendapat yang bernada
Understanding Text. Mahwah, NJ: Erlbaum.
etnosentris. Kita juga telah melihat bahwa tidak
hanya dari pendapat pengarang yang secara Chafe, W.L. (Ed). 1986. Evidentiality: The Linguistic
eksplisit mengemuka (tentang Powell, atau Coding of Epistemology. Norwood, N.J.: Ablex
Corp.
keharusan perang dideklarasikan), tetapi fakta-
fakta itu juga rumusannya dikontrol oleh sikap dan Eagleton, T. 1991. Ideology, An Introduction. London:
ideologi yang mendasarinya, misalnya tentang Is- Verso Eds.
lam radikal, teroris, dan sebagainya. Edwards, D. 1997. Discourse and Cognition. London:
Sage.
Penutup Fairclough, N. 1995. Critical Discourse Analysis: The
Sebuah teori wacana yang eksplisit Critical Study of Language. London: Longman.
memerlukan teori pengetahuan eksplisit. Freeden, M. 1996. Ideologies and Political Theory: A
Kenyataannya, produksi dan pemahaman wacana Conceptual Approach. Oxpord: Clarendon Press.
pada teori kognitif tidak dapat diulas tanpa analisis Gazzaniga, M.S. Ivry, R.S., & Mangun, G.R. 1998.
lebih rinci peran-peran pengetahuan, konstruksi Cognitive Neuroscience: The Biology Of the Mind.
“makna” dan model mental. Hal ini sebenarnya New York: Norton.
terjadi juga pada deskripsi-deskripsi lainnya
Greco, J., & Sosa, E. (Eds). 1999. The Blackwell Guide
tentang sifat-sifat wacana. Malahan, secara to Epistemology. Malden, Mass: Blackwell Pub-
tradisional, pengukuran-pengukuran pengetahuan lishers.
secara epistemologis terdapat di dalam istilah-
Laclau, E. 1979. Politics and Ideology in Marxist Theory:
istilah “justifikasi kebenaran kepercayaan”. Karena
Capitalism, Fascism, Populism. London: Verso.
itu, kita memerlukan teori pengetahuan
multidispliner yang kompleks dan terma-terma Larrain, J. 1979. The Concept of Ideology. Athens: Uni-
berbagai tipe kepercayaan yang digunakan versity of Georgia Press.
bersama oleh komunitas epistemik. Dan, teori Lehrer, K. 1990. Theory of Knowledge. Boulder:
pengetahuan wacana perlu menggambarkan Westview Press.
aturan-aturan yang jelas pada kondisi mana Mannheim, K. 1936. Ideology and Utopia: An Intro-
terdapat keharusan untuk melibatkan berbagai jenis duction to the Sociology of Knowledge. London New
pengetahuan yang ditelaah, digunakan, York: K. Paul, Trech, Trubner & co., Itd. Harcourt,
diekspresikan, atau disyaratkan. Sampai di sini, kita Brace and company.

Teun A. van Dijk. Wacana, Pengetahuan, dan Ideologi: Reformulasi Pertanyaan-Pertanyaan Lama 15
Markman, A.B. 1999. Knowledge Represntation.
_______. 1999. “Context Models in Discourse Pro-
Mahwah, NJ: Erlbaum.
cessing,” in: van Oostendorp, Herre, & Goldman,
Pojman, L.P. 1999. The Theory of Knowledge: Classi- Susan R. (Eds.). The Construction of Mental Rep-
cal and Contemporary Readings. Belmont, CA: resentations During Reading. (pp. 123-148).
Wadsworth. Mahwah, NJ, USA: Lawrence Erlbaum Associ-
ates.
Potter, J. 1996. Representing Reality: Discourse, Rheto-
ric, and Social Construction. London Thousand _______. 2002. “The Discourse-Knowledge Interface,”
Oaks, CA: Sage. in Gilbert Weiss & Ruth Wodak (Eds.).
Multidisciplinary. CDA. (In press).
Schank, R.C. & Abelson, R.P. 1977. Scripts, Plans,
Goals, and Understanding: An Inquiry into Hu- Van Dijk, T.A., & Kintsch, W. 1983. Strategies of Dis-
man Knowledge Structures. Hillsdale, NJ. New course Comprehension. New York: Academic
York: L. Erlbaum Associates distributed by the Press.
Halsted Press Dicvision of John Wiley and Sons.
Wilkes, A.L. 199). Knowledge in Minds: Individual and
Tulving, E, 1983. Elements of Episodic Memory. Ox- Collective Processes in Cognition. Hove: Psychol-
ford: Oxford University Press. ogy Press.
Van Dijk, T.A. 1998. Ideology: A Multidisciplinary Ap- Zizek, S. 1994. Mapping Ideology. London: Verso.
proach. London: Sage.

Appendix

To War, No to Court
By Charles Krauthammer, Wednesday, September 12, 2001; page A29

This is not crime. This is war. One of the reasons shut down the greatest power on the globe and send its
there are terrorists out there capable and audacious enough leaders into underground shelters. All this, without even
to carry out the deadliest attack on the United States in its resorting to chemical, biological or nuclear weapons of
history is that, while they have declared war on us, we mass destruction.
have in the past responded (with the exception of a few This is a formidable enemy. To dismiss it as a bunch
useless cruise missile attacks on empty tents in the desert) of cowards perpetrating senseless acts of violence is com-
by issuing subpoenas. placent nonsense. People willing to kill thousands of in-
Secretary of State Colin Powell’s first reaction to nocents while they kill themselves are not cowards. They
the day of infamy was to pledge to “bring those respon- are deadly, vicious warriors and need to be treated as such.
sible to justice.” This is exactly wrong. Franklin Roosevelt Nor are their acts of violence senseless. They have a very
did not respond to Pearl Harbor by pledging to bring the specific aim: to avenge alleged historical wrongs and to
commander of Japanese naval aviation to justice. He bring the great American satan to its knees.
pledged to bring Japan to its knees. Nor is the enemy faceless of mysterious. We do not
You bring criminals to justice; you rain destruction know for sure who gave the final order but we know what
on combatants. This is a fundemental distinction that can movement it comes from. The enemy has identified itself
no longer be avoided. The bombings of Sept. 11, 2001, in public and openly. Our delicate sensibilities have pre-
must mark a turning point. War was long ago declared on vented us from pronouncing its name.
us. Until we declare war in retur, we will have thousands of Its name is radical Islam. Not Islam as practiced
more innocent victims. peacefully by millions of the faithful around the world.
We no longer have to search for a name for the post- But a specific fringe political movement, dedicated to
Cold War era. It will henceforth be known as the age of imposing its fanatical ideology on its own societies and
terrorism. Organized terror has shown what it can do: destroying the society or its enemies, the greatest of which
execute the single freatest massacre in American histoy, is the United States.

16 M EDIATOR, Vol. 4 No.1 2003


Israel, too, is an affront to radical Islam, and thus of these people to “swift justice,” as Karen Hughes
course must be eradicated. But it is the smallest of fish. dismayingly promised mid-afternoon yesterday. An open
The heart of the beast – with its military in Saudi Arabia, act of war demands a military response, not a judicial one.
Kuwait, Turkey and the Persian Gulf; with a culture that Military response against whom? It is absurd to make
“corrupts” Islamic youth; with an economy and technol- war on the individuals who send these people. The terror-
ogy that dominate the world – is the United States. That ists cannot exist in a vacuum. They need a territorial base
is why we were struck so savagely. of sovereign protection. For 30 years we have avoided
How do we know? Who else trains cadres of fanati- this truth. If bin Laden was behind this, then Afghanistan
cal suicide murderes who go to their deaths joyfully? And is our enemy. Any country that harbors and protects him
the average terrorist does not coordinate four hijackings is our enemy. We must carry their war to them.
within one hour. Nor fly a plane into the tiny silhouette of We should seriously consider a congressional decla-
a single building. For that you need skilled pilots seeking ration of war. That convention seems quaint, unused since
martyrdom. That is not a large pool to draw form. World War II. But there are two virtues to declaring war: it
These are the shock troops of the enemy. And the announces our seriousness both to our people and to the
enemy has many branches. Hezbollah in Lebanon, Hamas enemy, and it gives us certain rights as belligerents (of
and Islamic Jihad in Israel, the Osama bin Laden organiza- blockade, for example).
tion headquartered in Afghanistan, and various Arab “Lib- The “long peace” is over. We sought this war no
eration fronts” based in Damascus. And then there are the more than we sought war with Nazi Germany and Imperial
fovernments: Iran, Iraq, Syria and Libya among them. Japan or Cold War with the Soviet Union. But when war
Which one was responsible? We will find out soon enough. was pressed upon the greatest generation, it rose to the
But when we do, there should be no talk of bringing challenge. The question is: Will we?

M M M

Teun A. van Dijk. Wacana, Pengetahuan, dan Ideologi: Reformulasi Pertanyaan-Pertanyaan Lama 17
18 M EDIATOR, Vol. 4 No.1 2003

Anda mungkin juga menyukai