Anda di halaman 1dari 9

M A K A LA H

KONSEP DAN FENOMENA KUANTUM


DI
S
U
S
U
N
OLEH :
ABD. WAHAB HAMDANI
MUH. IQRA’ NUR ILAHI
MUH. FAJAR ZULFAH NUR T.
IKRAM IBNU HANIF

UPT SMAN 6 SINJAI

XII MIPA 2

T.P 2019/2020

1. MENJELASKAN KONSEP FOTON SECARA KUALITATIF


A. KONSEP FOTON
1. Pengertian Foton
Foton adalah kuanta cahaya, atau partikel dasar yang mentransmisikan gelombang
elektromagnetik cahaya. Cahaya yang terlihat merupakan contoh foton yang sangat bagus.
Beberapa nilai fisik, termasuk panjang gelombang dan frekuensi (diukur dalam hertz, atau
Hz), yang menandai foton.
Biasanya foton dianggap sebagai pembawa radiasi elektromagnetik,
seperti cahaya, gelombang radio, dan Sinar-X. Foton berbeda dengan partikel elementer lain
seperti elektron dan quark, karena ia tidak bermassa dan dalam ruang vakum foton selalu
bergerak dengan kecepatan cahaya, c. Foton memiliki baik sifat gelombang maupun partikel
(“dualisme gelombang-partikel“). Sebagai gelombang, satu foton tunggal tersebar di seluruh
ruang dan menunjukkan fenomena gelombang seperti pembiasan oleh lensa
dan interferensi destruktif ketika gelombang terpantulkan saling memusnahkan satu sama
lain. 
2. RUMUS FOTON
Sebagai partikel, foton hanya dapat berinteraksi dengan materi dengan memindahkan
energi sejumlah:
hc
E=hf =
λ

di mana  adalah konstanta Planck,  adalah laju cahaya, dan  adalah panjang


gelombangnya.
Selain energi partikel foton juga membawa momentum dan memiliki polarisasi. Foton
mematuhi hukum mekanika kuantum, yang berarti kerap kali besaran-besaran tersebut tidak
dapat diukur dengan cermat. Biasanya besaran-besaran tersebut didefinisikan sebagai
probabilitas mengukur polarisasi, posisi, atau momentum tertentu.
Sebagai contoh, meskipun sebuah foton dapat mengeksitasi satu molekul tertentu,
sering tidak mungkin meramalkan sebelumnya molekul yang mana yang akan tereksitasi.
Deskripsi foton sebagai pembawa radiasi elektromagnetik biasa digunakan oleh para
fisikawan. Namun dalam fisika teoretis sebuah foton dapat dianggap sebagai mediator buat
segala jenis interaksi elektromagnetik, seperti medan magnet dan gaya tolak-menolak antara
muatan sejenis.

SIFAT FISIK FOTON


 Foton tidak bermassa, tidak memiliki muatan listrik, dan tidak meluruh secara spontan di
ruang hampa. Sebuah foton memiliki dua keadaan polarisasi yang dimungkinkan, dan
dapat dideskripsikan dengn tiga parameter kontinu: komponen-komponen vektor
gelombang, yang menentukan panjang gelombangnya dan arah perambatannya. Foton
adalah boson gauge untuk elektromagnetisme, dan sebab itu semua bilangan kuantum
lainnya seperti bilangan lepton, bilangan baryon atau strangeness bernilai persis nol.
 Foton diemisikan dalam banyak proses alamiah, contohnya ketika muatan dipercepat, saat
transisi molekuler, atomik atau nuklir ke tingkat energi yang lebih rendah, atau ketika
sebuah partikel dan antipartikel bertumbukan dan saling memusnahkan. Foton diserap
dalam proses dengan waktu mundur (time-reversed) yang berkaitan dengan yang sudah
disebut di atas: contohnya dalam produksi pasangan partikel-antipartikel, atau dalam
transisi molekuler, atomik atau nuklir ke tingkat energi yang lebih tinggi.

2. MENDESKRIPSIKAN EFEK FOTOLISTRIK SECARA KUALITATIF

EFEK FOTOLISTRIK
Efek fotolistrik? ialah merupakan suatu pengeluaran elektron dari suatu permukaan
(biasanya logam) ketika dikenai, dan menyerap, radiasi elektromagnetik (seperti cahaya
tampak dan radiasi ultraungu) yang berada di atas frekuensi ambang tergantung pada jenis
permukaan.

Istilah lama untuk efek fotolistrik ialah efek Hertz (yang saat ini tidak digunakan
lagi). Hertz mengamati dan kemudian menunjukkan bahwa elektrode diterangi dengan sinar
ultraviolet menciptakan bunga api listrik lebih mudah.
Einstein menggunakan gagasan Planck tentang kuantisasi energi untuk menjelaskan
efek fotolistrik yakni tahun.1905 . Kemudian dalam penemuan Efek fotolistrik tahun1887
oleh Hertz dan telah dikaji oleh Lenard pada tahun 1900.
Selanjutnya Apabila pada elektron menumbuk anoda A, terdapat arus dalam
rangkaian luarnya. Jumlah elektron yang dipancarkan yang dapat mencapai elektroda dapat
ditingkatkan atau diturunkan dengan membuat anoda positif atau negatif terhadap katodanya.
Apabila V positif, elektron ditarik ke anoda.
Apabila V negatif, elektron ditolak dari anoda. Maka,yang lebih besar eV Hanya
elektron dengan energi kinetik 1/2 mv2 dan kemudian akan dapat mencapai anoda.
Potensial V disebut potensial penghenti. Potensial ini dihubungkan dengan energi
kinetik maksimum elektron yang dipancarkan oleh:
Potensial (1/2 mv2)

maks = e.V
Dalam sebuah percobaan yang dikerjakan oleh milikan dengan teliti pada tahun 1923
yakni menggunakan sel fotolistrik. Keping katoda dalam tabung ruang hampa dihubungkan
dengan sumber tegangan searah.
Kemudian, pada katoda dikenai cahaya berfrekuensi tinggi. Jadi pada arus listrik akan
tampak.Maka mengalir sebab elektron dari katoda menuju anoda. Setelah katoda disinari
berkas cahaya, galvanometer ternyata menyimpang. Hal ini menunjukkan bahwa ada arus
listrik yang mengalir dalam rangkaian.
Einstein telah menjelaskan bahwa untuk mengeluarkan elektron dari permukaan
logam dibutuhkan energi ambang. Jika radiasi elektromagnet yang terdiri atas foton
mempunyai enegi yang lebih besar dibandingkan energi ambang, maka elektron akan lepas
dari permukaan logam. berikut ini guna menentukan persamaan dari akibatnya energi
kinetik maksimum dari elektron yakni Persamaan :
Ek = h.f – h. f

dengan:

f, f = frekuensi cahaya dan frekuensi ambang (Hz)


h = konstanta Planck (6,63 × 10-34 Js)
Ek = energi kinetik maksimum elektron ( J)

rumus FOTOLISTRIK

Secara matematis, efek fotolistrik dapat dipresentasikan dengan sebuah persamaan seperti
berikut.
Rumus

Ek=E-W

Ek=hf-hf°

Keterangan:

Ek=Energi Kinetic elektron(J)


E=Energi foton(J)
W=Energi Ambangelektron atau fungsi kerja(J)
h=Konstanta Planck=6,66×10¯ 34=Js
f=Frekuensi foton(Hz)
f°=Frekuensi ambang(Hz)
Energi biasanya dinyatakan dalam satuan elektron volt (eV) dengan ketentuan 1 eV
sama dengan 1,6×10¯19J. Energi foton digunakan untuk melepaskan electron dari permukaan
logam, dan sisa energinya digunakan untuk bergerak sebagai energi kinetic dari elektron yang
lepas.
3.MENDESKRIPSIKAN EFEK COMPTON SECARA KUALITATIF
efek compton

Gejala Compton merupakan gejala hamburan (efek) dari penembakan suatu materi
dengan sinar-X. Efek ini ditemukan oleh Arthur Holly Compton pada tahun 1923. Jika
sejumlah elektron yang dipancarkan ditembak dengan sinar-X, maka sinar-X ini akan
terhambur. Hamburan sinar-X ini memiliki frekuensi yang lebih kecil daripada frekuensi
semula. 
Menurut teori klasik, energi dan momentum gelombang elektromagnetik
dihubungkan oleh:
E = p.c
E2 = p2 . C2  + (m.c2)2

04

Gejala Compton sinar-X oleh elektron.

Jika massa foton (m) dianggap nol. Gambar diatas menunjukkan geometri tumbukan
antara foton dengan panjang gelombang λ , dan elektron yang mula-mula berada dalam
keadaan diam. Compton menghubungkan sudut hamburan θ terhadap yang datang dan
panjang gelombang hamburan λ1 dan λ2. p1 merupakan momentum foton yang datang
dan p2 merupakan momentum foton yang dihamburkan, serta p.c merupakan momentum
elektron yang terpantul. Kekekalan momentum dirumuskan:
p  1 = p2  + pe atau pe = p1  – p2
Dengan mengambil perkalian titik setiap sisi diperoleh:
pe2  = p12 + p22  – 2p1  p2 cos θ
4. MENJELASKAN SINAR-X DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
PENGERTIAN SINAR-X
Sinar X adalah suatu gelombang elektromagnetik yang memiliki panjang gelombang
sangat pendek dengan energi yang sangat besar dan memiliki daya tembus yang sangat
tinggi.Sinar X juga mampu mengionisasi atom dari materi yang dilaluinya, menjadikannya
sebagai salah satu bentuk dari radiasi elektromagnetik. Sinar X memiliki panjang mulai dari
0,01 sampai 10 nanometer dengan frekuensi mulai dari 30 petaHertz sampai 30 exaHertz dan
memiliki energi mulai dari 120 elektronVolt sampai 120 kilo elektronVolt. Kemampuan
Sinar X dalam menembus bahan dimanfaatkan dalam bidang medis dalam Radiografi
Diagnostik.

SEJARAH DITEMUKANNYA SINAR-X


WILHELM CONRAD RONTGENsi penemu sinar x yang di lahirkan pad 27 maret
1845,di Lennep jerman adalahAnak seorang pedagang.Pada usia 3 tahun keluarganya pindah
ke APELDOORN Belanda.Ia kemudian masuk insitut Martinus Herman Van Doorn.
Rontgen belajar Fisika Universitas Utrecht tahun 1865.Ia kemudian masuk dalam
jurusan Rekayasa Mekanik di Politeknik zurich Swiss dan bekerja di laboratorium Kundt di
bawah bimbingan dosennya-Clausius. Rontgen memperoleh gelar PhD.tahun 1869, kemudian
terbang ke Prancis mengajar di Univesitas Strasbourg sebagai guru besar bidang Fisika. Tak
lama kemudian ia pindah ke Jerman tahun 1900 menjadi ketua jurusan Fisika Universitas
Munich atas permintaan khusus pemerintah Provinsi Bavaria.
Karya pertamanya dipublikasikan tahun 1870 tentang “panas gas yang spesifik”,
kemudian disusul karya tulis tentang “konduksi panas Kristal.Tanggal 8 November 1895
Rontgen melakukan percobaan dengan “Cathode”, sinar Cathode terdiri atas arus elektron.
Arus diproduksi menggunakan voltase tinggi antara electrode yang ditempatkan pada masing-
masing ujung tabung gelas yang udaranya hampir di kosongkan seluruhnya.
Sinar cathode ini tidak khusus merembes dan sudah distop oleh beberapa sentimeter
udara. Pada peristiwa ini Rontgen sudah sepenuhnya menutup tabung sinar cathode dengan
kertas hitam tebal sehingga biarpun listrik dinyalakan, tak ada cahaya yang bisa terlihat dari
tabung.Akan tetapi, takkala Rontgen menyalakan arus listrik di dalam tabung sinar cathode,
dia terperanjat melihat bahwa cahaya mulai memijar pada layar yang terletak dekat bangku
seperti distimulir oleh sinar lampu.Dia padamkan tabung dan layar (yang terbungkus barium
platino cyanide).Lalu cahaya berhenti memijar.Karena tabung sinar cathode sepenuhnya
tertutup.Rontgen segera sadar bahwa suatu bentuk radiasi yang tak kelihatan mesti datang
dari tabung ketika cahaya listrik dinyalakan.Karena ini merupakan hal yang misterius, dia
sebut radiasi yang tampak itu “sinar-X” yang merupakan lambang matematik biasa untuk
sesuatu yang tidak diketahui.Tergiur oleh penemuannya yang kebetulan itu, Rontgen
menyisihkan penyelidikan-penyelidikan lainnya dan ia pusatkan perhatian terhadap
penelaahan hal ihwal yang terkandung dalam “Sinar-X”.
Sesudah beberapa minggu bekerja keras, dia menemukan bukti-bukti lain sebagai
berikut:
1) Sinar X bisa membuat sinar pelbagai benda kimia selain brium platinocyanide.
2) Sinar X dapat menerobos lewat berbagai benda yang tak tembus oleh cahaya biasa.
Rontgen menemukan bahwa sinar-X dapat menembus dagingnya, tetapi berhenti pada
tulangnya. Dengan jalan meletakkan tangannya antara tabung sinar cathode dan layar yang
bersinar, Rontgen dapat melihat di layar bayangan dari tulang tangannya.
3) Sinar X berjalan menurut garis lurus; tidak seperti partikel bermuatan listrik, sinar X
tidak terbelokkan oleh bidang magnet.
Bulan Desember 1895 Rontgen menulis kertas kerja pertamanya mengenai sinar-X.
Laporannya dalam waktu singkat menggugah perhatian dan kegemparan. Dalam tempo
beberapa bulan, banyak ilmuwan melakukan penyelidikan sinar-X dan dalam tempo setahun
sekitar 1000 kertas kerja diterbitkan tentang masalah itu.
Salah seorang ilmuwan yang penyelidikannya langsung pada hasil penemuan Rontgen adalah
Antoine Henry Becquerel.Orang ini meskipun maksud utamanya menyelidiki sinar-X, justru
menemukan fenomena penting tentang radioaktivitas.Secara umum sinar-X bekerja bila
energi tinggj elektron mengenai sasaran.Sinar-X itu sendiri tidak mengandung elektron.Akan
tetapi, gelombang yang dapat terlihat mata (yaitu gelombang cahaya), kecuali panjang
gelombang sinar-X jauh lebih pendek.
Sinar-X juga banyak dipergunakan untuk keperluan industri, misalnya bisa digunakan untuk
mengukur tebal suatu benda atau mencari kerusakan yang tersembunyi.Sinar-X juga
berfaedah pada banyak bidang penyelidikan ilmiah, mulai dari biologi hingga astronomi.
Sinar-X menyuguhkan kepada para ilmuwan sejumlah besar informasi yang berkaitan dengan
atom dan struktur molekul
Rontgen tak mempunyai anak karena itu dia dan istrinya, Anna Bertha Ludwig kemudian
mengadopsi anak seorang gadis, tahun 1901 Rontgen menerima hadiah Nobel bidang fisika
yang untuk pertama kalinya diberikan pada bidang itu. Dia tutup usia di Munich, Jerman pada
10 Februari.

PEMBAGIAN SINAR-X
a) Sinar-X Brehmsstrahlung
Electron dengan kecepatan tinggi (karena ada beda potensial 1000 Kvolt) yang
mengenai target anoda, electron tiba-tiba akan mengalami pelemahan yg sangat darastis oleh
target sehingga menimbulkan sinar-x, sinar-x yg terjadi dinamakan “sinar-x
brehmsstrahlung” or “braking radiation”. Pada waktu muatan (electron) yang bergerak
dengan kecepatan tinggi (mengalami percepatan), karena adanya beda potensial, muatan
(electron) akan memancarkan radiasi elektromagnetik dan ketika energy electron cukup
tinggi maka radiasi elektromagnetik tersebut dalam range sinar-x.Sinar-x jenis ini tidak
dipergunakan untuk XRD (X-Ray Difraction)
b. Sinar-x karakteristik
Electron dari katoda yang bergerak dengan percepatan yg cukup tinggi, dapat
mengenai electron dari atom target (anoda) sehingga menyebabkan electron tereksitasi dari
atom, kemudian electron lain yang berada pada sub kulit yang lebih tinggi akan mengisi
kekosongan yang ditinggalkan oleh electron tadi, dengan memancarkan sinar-x yang
memiliki energy sebanding dengan level energy electron. Karena sinar-X karakteristik
memiliki Panjang gelombang tertentu yang dapat difilter, maka jenis ini banyak diaplikasikan
untuk XRD (X-RAy Diffraction) dalam menentukan struktur material.

SIFAT-SIFAT SINAR-X
Sinar x mempunyai beberapa sifat fisikyaitu daya tembus, pertebaran, penyerapan,
efek fotografik, fluoresensi, ionisasi dan efek biologik, selain itu, sinar x tidak dapat dilihat
dengan mata, bergerak lurus yang mana kecepatannya sama dengan kecepatan cahaya, tidak
dapat difraksikan dengan lensa atau prisma tetapi dapat difraksikan dengan kisi kristal. Dapat
diserap oleh timah hitam, dapat dibelokkan setelah menembus logam atau benda padat
mempunyai frekuensi gelombang yang tinggi.
a) Daya tembus
Sinar x dapat menembus bahan atau massa yang padat dengan daya tembus
yang sangat besar seperti tulang dan gigi.Makin tinggi tegangan tabung (besarnya KV) yang
digunakan, makin besar daya tembusnya.Makin rendah berat atom atau kepadatan suatu
benda, makin besar daya tembusnya.
b) Pertebaran
Apabila berkas sinar x melalui suatu bahan atau suatu zat, maka berkas sinar
tersebut akan bertebaran keseluruh arah, menimbulkan radiasi sekunder (radiasi hambur)
pada bahan atau zat yang dilalui. Hal ini akan menyebabkan terjadinya gambar radiograf dan
pada film akan tampak pengaburan kelabu secara menyeluruh. Untuk mengurangi akibat
radiasi hambur ini maka diantara subjek dengan diletakkan timah hitam (grid) yang tipis.
c) Penyerapan
Sinar x dalam radiografi diserap oleh bahan atau zat sesuai dengan berat atom
atau kepadatan bahan atau zat tersebut. Makin tinggi kepadatannya atau berat atomnya makin
besar penyerapannya.
d) Fluoresensi
Sinar x menyebabkan bahan-bahan tertentu seperti kalsium tungstat atau zink
sulfide memendarkan cahaya (luminisensi). Luminisensi ada 2 jenis yaitu :
1. Fluoresensi, yaitu memendarkan cahaya sewaktu ada radiasi sinar x saja.
2. Fosforisensi, pemendaran cahayaakan berlangsung beberapa saat walaupun radiasi sinar x
sudah dimatikan (after – glow).
e) Ionisasi
Efek primer dari sinar x apabila mengenai suatu bahan atau zat dapat menimbulkan ionisasi
partikel-partikel atau zat tersebut.
f) Efek Biologi
Sinar x akan menimbulkan perubahan-perubahan biologi pada jaringan. Efekbiologi ini yang
dipergunakan dalam pengobatan radioterapi.

Anda mungkin juga menyukai