Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

BELA NEGARA

Nilai Nilai dalam Berbela Negara serta


Implementasinya

Dosen Pengampu:

Kelompok 3 :
Joe Satriani Zacky S (22025010019)
Wika Trisnayanti Z (22025010041)
Hana R. Ardini (22041010018)
hanif Ziva (22083010078)

KELAS G142
MATA KULIAH BELA NEGARA
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul pengaruh nilai-
nilai bela negara dan implementasinya yang disusun untuk memenuhi nilai salah satu
tugas mata kuliah bela negara. Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen
pengampu mata kuliah Bela Negara (lupa nama ibu kinanti hehe) yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan pada nilai nilai
berbela negara dan juga terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kita dapat menyelesaikan tugas ini.

Penulis telah berusaha untuk dapat menyusun Makalah ini dengan baik,
namun penulis pun menyadari bahwa memiliki adanya keterbatasan sebagai manusia
biasa. Oleh karena itu jika didapati adanya kesalahan-kesalahan baik dari segi
penulisan, maupun dari isi, maka penulis memohon maaf dan memohon kritik serta
saran dari dosen pengampu bahkan semua pembaca sangat diharapkan oleh penulis
untuk dapat menyempurnakan makalah ini terlebih juga dalam pengetahuan kita
bersama.

Surabaya, 14 Desember 2023

Penulis
I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Bela negara adalah usaha pembelaan negara yang dilandasi oleh kecintaan
terhadap tanah air (wilayah nusantara) dan kesadaran bebangsa dan bernegara
Indonesia dengan keyakinan pada Pancasila sebagai dasar negara serta berpijak pada
UUD 1945 sebagai konstitusi negara. Masyarakat disini juga merupakan memiliki
peran dalam negara yaitu upaya pembelaan negara dimana sudah tercantumkan di
UUD 1945 Pasal 27 ayat 3 yang menyatakan bahwa “Semua warga negara berhak dan
wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara”. Sehingga masalah apapun didalam
negara, masyarakat harus ikut serta dalam pembelaan negara dengan kebijakan yang
sudah dibuat (Siregar dkk, 2022). Bencana alam, khususnya kebakaran hutan,
merupakan ancaman serius bagi ekosistem, keberlanjutan lingkungan, dan
kesejahteraan manusia. Kejadian kebakaran alam seringkali meninggalkan dampak
yang meluas, mencakup kerugian ekonomi, kerusakan ekosistem, serta merugikan
kesehatan dan kehidupan manusia. Salah satu contoh terkini dari bencana ini adalah
kebakaran di sekitar Gunung Bromo, sebuah destinasi pariwisata terkenal di
Indonesia. Melalui peristiwa ini, kita dapat menarik berbagai pelajaran dan menggali
bagaimana implementasi nilai-nilai bela negara dapat menjadi landasan kuat dalam
menghadapi dan memitigasi dampak kebakaran hutan.

Kebakaran Bromo menjadi momentum penting untuk menggali hikmah dan


pelajaran berharga yang dapat diterapkan dalam konteks Bela Negara. Melalui
analisis mendalam terhadap kejadian ini, kita dapat mengeksplorasi bagaimana
implementasi nilai-nilai seperti kesetiakawanan, keberanian, tanggung jawab, disiplin,
dan semangat gotong-royong dapat menjadi fondasi yang kokoh dalam menghadapi
tantangan bencana alam yang serupa. Dengan memahami keterkaitan antara
kebakaran alam dan nilai-nilai Bela Negara, diharapkan kita dapat lebih siap dan
tanggap dalam merespons serta mencegah bencana serupa di masa depan. Artikel ini
bertujuan untuk merinci dan menganalisis keterlibatan masyarakat, pemerintah, dan
unsur-unsur lain dalam menanggapi Kebakaran Bromo, sambil menyoroti bagaimana
penerapan 5 nilai Bela Negara dapat memperkuat upaya mitigasi dan rekonstruksi
pasca-bencana. Melalui pemahaman yang mendalam terhadap hubungan antara
kebakaran alam dan nilai-nilai Bela Negara, diharapkan jurnal ini dapat memberikan
wawasan yang berharga bagi pembaca dalam merancang kebijakan, strategi, dan
tindakan nyata untuk melibatkan masyarakat secara aktif dalam menjaga
keberlanjutan dan keamanan negara.

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana keterkaitan antara kebakaran hutan di sekitar Gunung Bromo
dengan kerugian ekonomi yang meluas, kerusakan ekosistem, dan dampak
negatif terhadap kesehatan dan kehidupan manusia?
2. Bagaimana pengaruh kejadian kebakaran Bromo mencerminkan perlunya
penerapan nilai-nilai bela negara?

1.3. Tujuan
1. Mengetahui keterkaitan antara kebakaran hutan di sekitar Gunung Bromo
dengan kerugian ekonomi yang meluas, kerusakan ekosistem, dan dampak
negatif terhadap kesehatan dan kehidupan manusia
2. Mengetahui pengaruh kejadian kebakaran Bromo mencerminkan perlunya
penerapan nilai-nilai bela negara
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Nilai-nilai dalam Bela Negara


Bela negara dapat dilakukan kapan saja di mana saja, bisa pagi, siang maupun
malam hari, di lingkungan rumah tangga, masyarakat, instansi/tempat bekerja, di
sekolah, di tempat ibadah, di pasar, di dalam negeri maupun di luar negeri. (Widodo,
2011). Bela negara dapat dikatakan sebagai tumpuan dari proses peradaban jiwa
patriotisme bagi warga negara generasi muda penerus bangsa. Generasi muda penerus
bangsa merupakan aset yang paling besar dalam membangun dan mempertahankan
bangsa. Dalam usaha melakukan pembinaan terhadap kesadaran bela negara para
mahasiswa, pada proses kegiatan pendidikan yang dilaksanakan dapat diberikan
arahan pada usaha terkait bagaimana cara untuk memberikan motivasi para
mahasiswa supaya mempunyai antusiasme dan motivasi dalam melakukan kajian
terkait berbagai masalah kebangsaan yang ada yang berkaitan dengan materi
kebangsaan yang ada.Harapan dengan melalui pendidikan bela negara. Kesadaran
secara kolektif akan dapat dijadikan fundamental dasar ketahanan sebuah bangsa dan
negara baik itu di era saat ini ataupun di era yang akan datang nantinya. Dengan
melalui pendidikan bela negara juga memiliki harapan yang besar terkait
tersosialisasikannya nilai-nilai tentang patriotisme, kebangsaan atau nasionalisme
secara objektif, kontekstual, dan rasional.

Usaha yang dapat dilakukan dalam meningkatkan kesadaran berbangsa dan


bernegara salah satunya ialah dengan melaksanakan kegiatan dan pemberian materi
bela negara yang proses kegiatannya juga dapat melalui sebuah pelatihan dasar
kemiliteran, pendidikan kewarganegaraan, pengabdian sebagai warga negara atau
anggota TNI dan lain sebagainya yang dalam melakukan pengabdiannya disesuaikan
dengan profesi masing-masing individu. Secara khusus bagi mahasiswa kegiatan bela
negara dapat dilakukan dengan melalui sebuah kegiatan yang bersifat intrakurikuler
yang dapat diterapkan melalui berbagai metode, seperti halnya kegiatan diskusi,
ceramah forum group discusión, demonstrasi, workshop, belajar sambil bermain,
pemecahan masalah dan lain sebagainya.

Ada lima nilai-nilai dasar yang dikembangkan dalam bela negara agar menjadi
landasan sikap dan perilaku warga negara, yaitu cinta tanah air, sadar berbangsa dan
bernegara, setia pada Pancasila sebagai ideologi negara, rela berkorban untuk bangsa
dan negara, serta mempunyai kemampuan awal bela negara. Bela Negara juga
merupakan kehormatan bagi setiap warga negara yang dilaksanakan dengan penuh
kesabaran, tanggung jawab dan rela berkorban dalam pengabdian kepada Bangsa dan
Negara.

Implementasi dari 5 nilai dasar bela negara tersebut tertuang dengan cara kita
dalam melaksanakan Pembinaan Kesadaran Bela Negara (PKBN). Selain itu, PKBN
ini juga penting sebagai bentuk revolusi mental, sekaligus untuk membangun daya
tangkal bangsa dalam menghadapi kompleksitas ancaman guna mewujudkan
ketahanan nasional yang tangguh.

1. Cinta Tanah Air.


Negeri yang luas dan kaya akan sumber daya ini perlu kita cintai. Kesadaran bela
negara yang ada pada setiap masyarakat didasarkan pada kecintaan kita kepada tanah
air kita. Kita dapat mewujudkan itu semua dengan cara kita mengetahui sejarah
negara kita sendiri, melestarikan budaya-budaya yang ada, menjaga lingkungan kita
dan pastinya menjaga nama baik negara kita.

2. Kesadaran Berbangsa dan Bernegara.


Kesadaran berbangsa dan bernegara merupakan sikap kita yang harus sesuai dengan
kepribadian bangsa yang selalu dikaitkan dengan cita-cita dan tujuan hidup
bangsanya. Kita dapat mewujudkannya dengan cara mencegah perkelahian antar
perorangan atau antar kelompok dan menjadi anak bangsa yang berprestasi baik di
tingkat nasional maupun internasional.

3. Setia Pada Pancasila Sebagai Ideologi Negara


Ideologi kita warisan dan hasil perjuangan para pahlawan sungguh luar biasa,
pancasila bukan hanya sekedar teoritis dan normatif saja tapi juga diamalkan
dalam kehidupan sehari-hari. Kita tahu bahwa Pancasila adalah alat pemersatu
keberagaman yang ada di Indonesia yang memiliki beragam budaya, agama, etnis,
dan lain-lain. Nilai-nilai pancasila inilah yang dapat mematahkan setiap ancaman,
tantangan, dan hambatan.
4. Rela berkorban untuk Bangsa dan Negara.
Dalam wujud bela negara tentu saja kita harus rela berkorban untuk bangsa dan
negara. Contoh nyatanya seperti sekarang ini yaitu perhelatan seagames. Para atlet
bekerja keras untuk bisa mengharumkan nama negaranya walaupun mereka harus
merelakan untuk mengorbankan waktunya untuk bekerja sebagaimana kita ketahui
bahwa para atlet bukan hanya menjadi seorang atlet saja, mereka juga memiliki
pekerjaan lain. Begitupun supporter yang rela berlama-lama menghabiskan waktunya
antri hanya untuk mendapatkan tiket demi mendukung langsung para atlet yang
berlaga demi mengharumkan nama bangsa.

5. Memiliki Kemampuan Bela Negara


Kemampuan bela negara itu sendiri dapat diwujudkan dengan teta menjaga
kedisiplinan, ulet, bekerja keras dalam menjalani profesi masing-masing.

2.2 Studi Kasus Bela Negara

Salah satu nilai dasar dalam bela negara, yaitu cinta tanah air. Cinta tanah air
pada dasarnya memiliki perasaan kebanggan, menghargai, dan loyal terhadap bangsa
kita sendiri, yaitu bangsa Indonesia. Di dalam bela negara pastinya kita diajarkan cara
untuk mewujudkan cinta tanah air kita terhadap bangsa kita. Memiliki sikap cinta
tanah air menjadi kewajiban bagi setiap warga negara Cinta tanah air bisa diwujudkan
dalam beberapa hal melalui perkataan ataupun tindakan yang kita lakukan. Salah satu
cara mewujudkan cinta tanah air melalui tindakan adalah dengan menjaga keasrian
lingkungan yang ada di sekitar kita.

Indonesia sebagai salah satu jantung dan paru-paru dunia, kerap kali
diharapkan untuk menjadi pelopor dan motor penggerak terciptanya kelestarian dan
keberlangsungan lingkungan hidup. (Murofikoh, 2022). Seperti yang kita ketahui
mengenai kondisi alam kita yang saat ini sedang terjadi krisis lingkungan. Eksploitasi
sumber daya alam yang berlebihan dan pencemaran lingkungan telah menyebabkan
kerusakan lingkungan yang signifikan. Hal ini menciptakan ancaman serius terhadap
keberlanjutan sumber daya alam, ekosistem, dan kualitas hidup masyarakat. Seperti
yang kita ketahui pada bulan September 2023 lalu terjadi kebakaran pada Gunung
Bromo yang disebabkan oleh kelalaian salah satu pengunjung yang menyalakan flare
yang seharusnya tidak dinyalakan di tempat terbuka yang penuh dengan rerumputan
atau pepohonan yang nantinya bisa terjad kebakaran jika api dari flare itu terkena
rerumputan ataupun pepohonan.

Melalui kejadian tersebut dapat dikatakan bahwa pengunjung tersebut kurang


memiliki pengetahuan dan kesadaran akan lingkungan yang ada di sekitar dan
tentunya itu idak mencerminkan sikap bela negara mencintai tanah. Jika pengunjung
tersebut memang mencintai tanah air seharusnya sebelum melakukan tindakan
menyalakan flare ataupun melakukan tindakan lainnya saat berada di alam ia
mengetahui semua konsekuensi yang akan terjadi, sehingga kejadian kebakaran
tersebut tidak terjadi dan bisa diantisipasi dengan membekali ilmu pengetahuan yang
cukup.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil
Analisis Penyebab Kebakaran Hutan :
Berdasarkan informasi dan laporan dari Taman Nasional Bromo Tengger
Semeru bahwa telah terjadi kebakaran lahan di Kawasan Gunung Bromo pada hari
Senin, 11 September 2017 sebanyak 3 titik yakni di lereng B29, Kawasan Savana
(Bukit Teletubies) dan Lereng dingklik, Pananjakan.
Faktor-faktor yang menyebabkan kebakaran hutan di suatu wilayah, termasuk aspek
manusia, iklim, dan geografi :
“Awal mula titik api muncul sekitar pukul 10.45 WIB yang teridentifikasi
berasal dari terbakarnya ilalang Savana tepat di bawah Bukit B29” Ujar salah seorang
Wisatawan yang sedang berkunjung. Segera melaporkan kepada petugas TNBTS
(Taman Nasional Bromo Tengger Semeru) yang saat itu tengah bertugas di Pos
Cemoro Lawang. Setelah menerima laporan kebakaran tersebut, pihak TNBTS segera
menghubungi instansi terkait. Pemadaman dilaksanakan oleh beberapa personil
meliputi 6 personil dari Polsek Sukapura; 6 personil dari Koramil Sukapura; 4
personil dari Sat Sabhara Polres Probolinggo; 4 personil dari BPBD Kabupaten
Probolinggo; 14 personil dari TNBTS; serta 16 personil Sahabat Bromo. Pemadaman
dilakukan secara tradisional dengan “menggepyok” atau memukul api dengan batang
atau semak belukar. “Api cepat menjalar disebabkan karena kondisi arah angin yang
berubah ubah dan cuaca yang panas dan kering.
Tindakan darurat telah dilakukan, namun hambatan lain muncul saat proses
pemadaman api dikarenakan lereng tebing yang terjal sehingga sulit dijangkau.
Selain itu, mobil damkar mengalami kesulitan untuk menyemprotkan air pada titik api
karena lokasi lereng bukit yang cukup tinggi, kondisi cuaca berangin, serta rumput
ilalang yang kering membuat api dengan cepatnya menjalar. Balai Besar Taman
Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) mencatat bahwa nilai kerugian akibat
kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang dipicu penggunaan suar atau flare
mencapai Rp8,3 miliar.
Berdasakan pantauan satelit LAPAN titik panas meluas menjadi 10 titik. Api
baru dapat dipadamkan sekitar pukul 14.00 WIB pada Selasa 12 September 2017.
Informasi dari taman nasional diprakirakan area terbakar seluas kurang lebih 80 ha.
Tidak ada korban dalam kejadian tersebut. Penyebab kebakaran diduga akibat
gesekan alang alang ditengah musim kemarau yang relatif panas dan kering serta
diduga di salah satu titik sengaja di bakar oleh masyarakat yang hingga saat ini belum
diketahui kepastiannya.Berdasarkan informasi dan laporan dari Taman Nasional
Bromo Tengger Semeru bahwa telah terjadi kebakaran lahan di Kawasan Gunung
Bromo pada hari Senin, 11 September 2017 sebanyak 3 titik yakni di lereng B29,
Kawasan Savana (Bukit Teletubies) dan Lereng dingklik, Pananjakan.
Dampak Lingkungan Terhadap Kebakaran Bromo :
Kebakaran hutan memengaruhi ekosistem, kualitas udara, dan biodiversitas.
Kebakaran hutan dapat merusak ekosistem secara menyeluruh. Vegetasi yang terbakar
dapat hilang, mengakibatkan kerugian habitat bagi berbagai spesies tumbuhan dan
hewan. Proses regenerasi alami setelah kebakaran dapat memakan waktu lama,
tergantung pada jenis tanaman yang terlibat. Beberapa tanaman mungkin perlu waktu
bertahun-tahun untuk kembali tumbuh. Kualitas Udara yang mengakibatkan Asap dan
partikel kecil yang dihasilkan oleh kebakaran hutan dapat mencemari udara dalam
skala besar. Partikel-partikel ini dapat mencapai jarak jauh dan mempengaruhi
kualitas udara di daerah yang jauh dari titik kebakaran.
Zat-zat kimia beracun yang dilepaskan selama kebakaran dapat mencemari
udara dan memiliki dampak negatif pada kesehatan manusia dan hewan.
Biodiversitas:Kebakaran hutan dapat mengakibatkan kerugian biodiversitas karena
hewan dan tanaman yang tidak dapat melarikan diri atau bertahan dalam kebakaran
dapat terancam punah. Satwa liar yang tergantung pada tumbuhan tertentu atau
beradaptasi dengan kondisi lingkungan khusus juga dapat terdampak, mengakibatkan
penurunan keanekaragaman hayati. Kebakaran dapat mempengaruhi siklus nutrien
dalam ekosistem. Karbon yang disimpan dalam biomassa terbakar dilepaskan ke
atmosfer sebagai karbon dioksida, memengaruhi siklus karbon global, kebakaran
dapat mengubah ketersediaan nutrisi dalam tanah, memengaruhi pertumbuhan
tanaman dan ekosistem tanah.
Edukasi Masyarakat untuk Pencegahan Kebakaran Alam:
Evaluasi program-program edukasi dan kampanye untuk meningkatkan
kesadaran masyarakat terkait pencegahan kebakaran alam.
1. Penyuluhan dan Kampanye Edukasi: Organisasi pemerintah, LSM, dan
kelompok masyarakat bisa menyelenggarakan kampanye penyuluhan di
sekolah, pusat komunitas, dan acara lokal untuk meningkatkan pemahaman
masyarakat tentang risiko kebakaran alam.
2. Pengembangan Materi Edukasi: Menyusun materi edukasi yang jelas dan
mudah dimengerti tentang penyebab kebakaran alam, bahaya yang terkait, dan
langkah-langkah pencegahan yang dapat diambil oleh individu dan komunitas.
3. Pelatihan Darurat: Melibatkan komunitas dalam latihan kebakaran darurat
untuk memastikan bahwa mereka tahu cara bereaksi dan menjaga diri mereka
sendiri serta tetangga mereka selama situasi darurat.
4. Penggunaan Media Sosial: Memanfaatkan media sosial untuk menyebarkan
informasi pencegahan kebakaran alam. Konten yang menarik seperti
infografis, video, dan artikel dapat diunggah secara rutin untuk mencapai
audiens yang lebih luas.
5. Pendekatan Partisipatif: Melibatkan masyarakat secara langsung dalam
perencanaan dan pelaksanaan program pencegahan kebakaran. Ini dapat
mencakup pembentukan kelompok sukarelawan dan tim tanggap darurat di
tingkat komunitas.
6. Kerjasama dengan Sektor Swasta: Bermitra dengan perusahaan, bisnis
lokal, dan organisasi swasta untuk mendukung kampanye edukasi dan
pencegahan kebakaran. Ini dapat mencakup penyediaan sumber daya finansial
atau logistik.
7. Penyediaan Sumber Daya Teknis:Memberikan sumber daya teknis kepada
masyarakat, seperti alat pemadam kebakaran ringan, petunjuk evakuasi, dan
informasi tentang bagaimana melaporkan potensi titik api dan Mengedukasi
masyarakat tentang pentingnya penghijauan, konservasi, dan pengelolaan
hutan yang berkelanjutan untuk mengurangi risiko kebakaran.

3.2. Pembahasan
Menerapkan 5 Nilai Bela Negara melibatkan sikap, tindakan, dan partisipasi
aktif masyarakat dalam mendukung kepentingan negara. Berikut adalah penjelasan
tentang cara menerapkan setiap 5 nilai Bela Negara tersebut dalam kebakaran alam
yaitu :
1. Cinta Tanah Air:
Ekspresikan cinta terhadap tanah air dengan menghargai budaya, sejarah, dan
keberagaman bangsa. Lindungi dan lestarikan lingkungan alam untuk mencegah
bencana dan memelihara sumber daya alam. Mengikuti aturan dan regulasi yang
bertujuan untuk menjaga keamanan, ketertiban, dan kesejahteraan bersama.
2. Kesadaran Hukum dan Kepatuhan:
Memahami dan mematuhi hukum-hukum yang berlaku, baik yang terkait dengan
lingkungan, keamanan, atau tata tertib masyarakat. Aktif berpartisipasi dalam
pembentukan hukum atau kebijakan yang berkontribusi pada pembangunan nasional.
Mengajarkan nilai-nilai hukum dan etika kepada generasi muda untuk menciptakan
masyarakat yang patuh hukum.
3. Gotong Royong:
Berpartisipasi dalam kegiatan sosial, kemanusiaan, atau pembangunan bersama
untuk membangun rasa solidaritas dan gotong royong. Saling membantu dan
mendukung sesama dalam menghadapi cobaan atau bencana. Aktif di berbagai
kegiatan kebersihan, pemeliharaan fasilitas umum, atau program kesejahteraan
masyarakat.
4. Ketahanan Nasional:
Mendukung program-program pemerintah yang meningkatkan ketahanan
nasional, seperti pembangunan infrastruktur kritis dan kebijakan energi. Tingkatkan
keterampilan dan pengetahuan dalam bidang keamanan dan pertahanan negara. Siap
sedia untuk berkontribusi dalam situasi darurat atau bencana, termasuk dalam tim
penyelamat atau bantuan kemanusiaan.
5. Patriotisme:
Ekspresikan rasa bangga dan kecintaan terhadap negara melalui sikap positif dan
konstruktif terhadap pembangunan nasional. Dukung produk-produk dalam negeri
untuk memajukan perekonomian negara. Mengambil bagian dalam kegiatan
kebudayaan dan olahraga yang memperkuat identitas nasional.
Menerapkan nilai-nilai Bela Negara membutuhkan kesadaran individu dan
kelompok dalam menjalankan peran masing-masing untuk kepentingan bersama.
Pendidikan, sosialisasi, dan partisipasi aktif dalam kegiatan yang mendukung nilai-
nilai tersebut merupakan langkah-langkah kunci untuk menciptakan masyarakat yang
berkomitmen pada Bela Negara.
IV. PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang didapatkan dari makalah bela negara tentang nilai nilai
dalam bela negara serta implementasi studi kasus nya adalah :
1. Bela negara dapat dikatakan sebagai tumpuan dari proses peradaban jiwa
patriotisme bagi warga negara generasi muda penerus bangsa. Generasi muda
penerus bangsa merupakan aset yang paling besar dalam membangun dan
mempertahankan bangsa
2. Ada lima nilai-nilai dasar yang dikembangkan dalam bela negara agar menjadi
landasan sikap dan perilaku warga negara, yaitu cinta tanah air, sadar berbangsa
dan bernegara, setia pada Pancasila sebagai ideologi negara, rela berkorban untuk
bangsa dan negara, serta mempunyai kemampuan awal bela negara
3. kondisi alam kita yang saat ini sedang terjadi krisis lingkungan. Eksploitasi
sumber daya alam yang berlebihan dan pencemaran lingkungan telah
menyebabkan kerusakan lingkungan yang signifikan. Hal ini menciptakan
ancaman serius terhadap keberlanjutan sumber daya alam, ekosistem, dan
kualitas hidup masyarakat.
4. Kebakaran Bromo dapat diantisipasi dengan menanamkan nilai nilai bela negara
pada diri sendiri yaitu dengan mematuhi peraturan yang telah dibuat agar tidak
menjadi hal yang merugikan bagi semua orang termasuk diri sendiri
5. Menerapkan nilai-nilai Bela Negara membutuhkan kesadaran individu dan
kelompok dalam menjalankan peran masing-masing untuk kepentingan bersama.
Pendidikan, sosialisasi, dan partisipasi aktif dalam kegiatan yang mendukung
nilai-nilai tersebut merupakan langkah-langkah kunci untuk menciptakan
masyarakat yang berkomitmen pada Bela Negara
DAFTAR PUSTAKA

Murofikoh, D. I. (2022). KESADARAN BELA NEGARA TERHADAP


LINGKUNGAN MELALUI PENGAWASAN DAN PENEGAKAN
HUKUM. Jurnal Pertahanan & Bela Negara, 12(3), 234-251.

Widodo, S. (2011). Implementasi bela negara untuk mewujudkan nasionalisme.


CIVIS: Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial dan Pendidikan Kewarganegaraan, 1(1).

Siregar, S. K., Rudiyanto, R., Yulianto, B. A., Widodo, P., & Saragih, H. J. R. (2022).
Pelaksanaan Bela Negara Sebagai Pembentukan Karakter Bangsa Dalam
Menghadapi Pandemi Covid-19. Jurnal Kewarganegaraan, 6(1), 552-559.

Anda mungkin juga menyukai