Anda di halaman 1dari 23

RANCANGAN AKSI PERUBAHAN

KUALITAS PELAYANAN PUBLIK

PENGUATAN NILAI BELA NEGARA DENGAN GERAKAN MASRAYAKAT SADAR PAJAK


(GEMAR SAJAK) SEBAGAI STRATEGI THRUSTER PENDAPATAN ASLI DAERAH
KABUPATEN KENDAL

Disusun Oleh :

Nama : Dr. Fadli Eko Apriliyanto,S.H.,M.SI


NIP : 19830413 201001 1 017
NOMOR DAFTAR HADIR :7
JABATAN : Penilai Pemerintah Ahli Muda
COACH :-
MENTOR : Siti Asifah, S.Sos

PELATIHAN KEPEMIMPINAN PENGAWAS ANGKATAN XII


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAERAH
PROVINSI JAWA TENGAH
TAHUN 2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
1. Identifikasi Isu Permasalahan
Arus globalisasi yang melanda seluruh dunia mempunyai dampak bagi
bidang sosial budaya suatu bangsa. Selanjutnya, pada era digitalisasi dan
revolusi industri 4.0 yang didukung dengan pesatnya perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi (TIK) menjadi tantangan bagi persatuan Indonesia.
Hal itu berdampak pada bidang kehidupan seperti bidang ideologi, politik,
ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan dan lain-lain.
Tindakan-tindakan anggota masyarakat yang ingin mengganti ideologi
Pancasila dan tindakan intoleransi terhadap sesama warga negara yang
memiliki keyakinan berbeda merupakan persoalan serius terhadap
keberlangsungan Bangsa Indonesia di era global. Harmonisasi nilai-nilai bela
negara dengan sistem nilai kearifan lokal masyarakat cukup penting melihat
kondisi sosial, budaya, dan politik yang ada di Indonesia.
Bela negara adalah sebuah konsep yang disusun oleh perangkat
perundangan untuk meningkatkan nasionalisme dan patriotisme seseorang,
suatu kelompok atau seluruh komponen dari suatu negara dalam kepentingan
mempertahankan eksistensi negara tersebut. Secara fisik, hal ini dapat
diartikan sebagai usaha pertahanan menghadapi serangan fisik atau agresi
dari pihak yang mengancam keberadaan negara tersebut, sedangkan secara
non-fisik konsep ini diartikan sebagai upaya untuk serta berperan aktif dalam
memajukan bangsa dan negara, dan peningkatan kesejahteraan orang-orang
yang menyusun bangsa tersebut.
Kearifan lokal masyarakat Indonesia sangat beragam. Levitt (2003:77)
menyatakan bahwa kearifan lokal merupakan proses dan produk revitalisasi
serta transformasi pengetahuan dan budaya, juga praktik-praktik adat.
Berdasarkan pendapat Levitt dapat disimpulkan 3 (tiga) hal penting, yakni: (1)
bahwa kearifan lokal diciptakan oleh anggota komunitas/masyarakat itu
sendiri; (2) menjadi panutan bagi anggota komunitas dalam menjalankan
kehidupan sehari-hari; (3) kearifan lokal tidak dapat muncul begitu saja, tetapi
merupakan hasil revitalisasi dan transformasi pengetahuan serta budaya.
Pengetahuan/pemahaman mengenai komunitasnya mendorong
terciptanya kearifan lokal (local wisdom, local genius ) yang bertujuan
membuat kehidupan mereka menjadi lebih tertata sehingga kearifan lokal
seyogyanya dipatuhi oleh semua anggota komunitas/masyarakat dan
dijadikan panutan oleh anggotanya dalam menjalani kehidupan (Levitt,
2003:77). Selanjutnya, Kearifan lokal itu tentu tidak muncul serta-merta, tapi
berproses panjang sehingga akhirnya terbukti, hal itu mengandung kebaikan
bagi kehidupan mereka. Dalam bingkai kearifan lokal ini, masyarakat
bereksistensi, dan berkoeksistensi satu dengan yang lain (Kartodirjo,
1994:15).
Kecintaan pada daerahnya akan mewujudkan ketahanan daerah.
Ketahanan daerah adalah kemampuan suatu daerah yang ditunjukkan oleh
kemampuan warganya untuk menata diri sesuai dengan konsep yang diyakini
kebenarannya dengan jiwa yang tangguh, semangat yang tinggi, serta dengan
cara memanfaatkan sumber daya alam serta nilai-nilai lokal secara bijaksana
untuk kepentingan dan kesejahteraan mereka sendiri (Charlian, 2013:25). Di
sinilah kearifan lokal menjadi relevan dan penting. Sebuah bangsa yang besar
dan terhormat adalah bangsa yang memiliki identitas dan jati dirinya. Jati diri
dan identitas nasional kita sudah final yaitu bangsa Indonesia yang diikat oleh
identitas kebangsaan, bahasa dan tanah tumpah darah Indonesia (NKRI) dan
disatukan oleh Bhinekka Tunggal Ika.
Dengan kata lain maka local wisdom dapat dipahami sebagai gagasan-
gagasan, nilai- nilai-nilai, pandangan-pandangan setempat (lokal) yang
bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang tertanam dan diikuti oleh
anggota masyarakatnya. Hal ini dikarenakan kearifan lokal merupakan
kecakapan pengembangan hidup, ( life skills development) dengan berpijak
pada pemberdayaan ketrampilan serta potensi lokal pada tiap-tiap daerah.
Harmonisasi secara umum dapat diartikan sebagai upaya mencari
keselarasan. Pada penelitian ini, harmonisasi nilai-nilai bela negara dengan
sistem nilai kearifan lokal masyarakat merupakan langkah menjalankan;
menyejajarkan; menyesuaikan; serta menyelaraskan nilai nilai-nilai bela
negara dengan sistem nilai kearifan lokal masyarakat Indonesia.
Harmonisasi nilai bela negara dan nilai kearifan lokal dimaksudkan agar
kepentingan nasional bela negara yang diemban oleh pemerintah,
stakeholder dan masyarakat dapat diharmonisasi dengan nilai-nilai kearifan
lokal dalam meningkatkan nasionalisme. Konsep harmonisasi berasal dari
bahasa Yunani, yaitu kata harmonia yang artinya terikat secara serasi dan
sesuai. Pada pembahasan ini mencari kesesuaian nilai bela negara dan nilai
kearifan lokal sehingga membangun nasionalisme lebih mengakar kuat dalam
nilai kelokalan.
Hakikatnya nilai-nilai kelokalan masyarakat lahir dari karakteristik
manusia berbudaya. Koentjaraningrat sendiri mengategorisasikan
kebudayaan manusia yang menjadi wadah kearifan lokal itu kepada ide,
aktivitas sosial, artefak (Koentjaraningrat, 1995:103). Menguatkan konsep
kearifan lokal Fajriani (2014) menambahkan definisi kearifan lokal adalah
pandangan hidup dan ilmu pengetahuan manusia serta berbagai strategi
kehidupan yang berwujud aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat lokal
dalam menjawab berbagai masalah dalam pemenuhan kebutuhan mereka.
Dengan demikian terdapat beberapa kata kunci yaitu pandangan hidup, ilmu
pengetahuan, aktivitas masyarakat lokal yang harmoni dengan nilai-nilai bela
negara.
Dalam Konsep bela negara secara non fisik bahwa setiap orang memiliki
hak, dan biasanya diperoleh setelah melaksanakan kewajibannya. Hak setiap
orang dibatasi oleh hak orang lain. Dalam konteks kehidupan bernegara, hak
warga negara dilindungi di dalam berbagai peraturan perundang-undangan.
Bukan hanya hak yang diatur dengan peraturan perundang-undangan, perihal
kewajiban juga demikian. Keseimbangan antara hak dan kewajiban perlu
diselaraskan demi terwujudnya kehidupan berbangsa dan bernegara, adil,
damai dan tenteram.
Di Negara kita, hak dan kewajiban warga negara diatur di dalam
konstitusi dan peraturan perundang-undangan. Dan salah satu kewajiban
yang harus ditunaikan oleh warga negara adalah membayar pajak. Dalam aksi
perubahan ini penulis mencoba menarik benang merah dari kontribusi warga
negara dalam membayar pajak terhadap kecintaannya terhadap tana air dan
pembelaan negara. Kewajiban warga negara membayar pajak adalah, upaya
memberikan sumbangsih kepada Negara dan Pemerintah untuk peningkatan
pendapatan negara. Keterlibatan warga negara dalam membayar pajak
adalah merupakan usaha pembelaan negara untuk memberikan kontribusi
secara tidak langsung demi peningkatan kesejahteraan masyarakat dan
pembangunan bangsa. Pembelaan negara tentunya dapat direalisasikan tidak
saja melalui mengangkat senjata akan tetapi dapat dilakukan melalui
pengabdian sesuai dengan profesi anak bangsa ini sesui dengan Tabel 1
berikut ini :
Tabel 1. Identifikasi Penyelenggaraan Bela Negara
Bentuk Bentuk Bela Negara di Bentuk Bela Negara
Penyelenggaraan Lingkungan Masyarakat dalam Kehidupan Sehari-Hari
Usaha Bela Negara
Wujud penyelenggaraan Beberapa bentuk bela Beberapa contoh bela negara dalam
keikutsertaan warga negara negara di lingkungan kehidupan sehari-hari sebagai berikut:
dalam usaha pembelaan sebagai berikut: 1. Menciptakan suasana rukun, damai,
negara bisa dilakukan melalui: Ikut serta menanggulangi akibat dan harmonis dalam keluarga.
Pendidikan kewarganegaraan bencana alam 2. Membentuk keluarga yang sadar
Pelatihan dasar kemiliteran Ikut serta mengatasi kerusakan hukum
secara wajib Pengabdian lingkungan 3. Meningkatkan iman dan taqwa serta ilmu
sebagai prajurit TNI secara Keamanan rakyat yaitu pengetahuan dan teknologi di lingkungan
suka rela atau secara wajib. berpartisipasi langsung di sekolah.
Pengabdian sesuai dengan bidang keamanan. 4. Kesadaran untuk menaati tata tertib
profesi Bentuk bela negara di Perlawanan rakyat yaitu bentuk sekolah
lingkungan partisipasi rakyat langsung 5. Menciptakan suasana rukun, damai,
dalam bidang pertahanan. dan aman dalam masyarakat.
Pertahanan sipil yaitu 6. Menjaga keamanan kampung secara
kekuatan rakyat yang bersama-sama.
merupakan kekuatan pokok.
7. Mematuhi peraturan hukum yang
berlaku
8. Membayar pajak tepat pada waktunya.
Sumber: Gischa, Serafica, (2020, diolah)

Dalam implementasi kehidupan berbangsa dan bernegara bahwa


berdasarkan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, Negara dibentuk dengan tujuan untuk melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial. Selanjutnya, berdasarkan Undang- Undang Nomor
11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja disebutkan bahwa penyelenggaraan
urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi
seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom
untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
Pelaksanaan otonomi daerah selain berlandaskan pada acuan hukum,
juga sebagai implementasi tuntutan globalisasi yang harus diberdayakan
dengan cara memberikan daerah kewenangan yang lebih luas, lebih nyata
dan bertanggung jawab, terutama dalam mengatur, memanfaatkan dan
menggali sumber-sumber potensi yang ada di daerah masing-masing. Salah
satu sumber – sumber potensi yang harus digali adalah pendapatan asli
daerah, dimana pendapatan asli daerah merupakan salah satu faktor yang
penting dalam pelaksanaan roda pemerintahan suatu daerah yang berdasar
pada prinsip otonomi yang nyata, luas dan bertanggungjawab.
Peranan pendapatan asli daerah dalam keuangan daerah menjadi salah
satu tolak ukur penting dalam pelaksanaan otonomi daerah dalam arti
semakin besar suatu daerah memperoleh dan menghimpun Pendapatan Asli
Daerah, maka akan semakin besar pula tersedia jumlah keuangan daerah
yang dapat digunakan untuk membiayai penyelenggaraan otonomi daerah.
Hal tersebut dapat terlihat jelas dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun
2022 tentang Hubungan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintahan Daerah, disebutkan bahwa PAD adalah pendapatan Daerah
yang diperoleh dari pajak Daerah, retribusi Daerah, hasil pengelolaan
kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli Daerah yang
sah sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Bahwa Pajak Daerah
merupakan salah satu sumber pendapatan daerah yang penting guna
membiayai penyelenggaraan pemerintahan Daerah. Berdasarkan Peraturan
Daerah Kabupaten Kendal Nomor 13 Tahun 2021 tentang Perubahan Kedua
Atas Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan
Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Kendal dan Peraturan Bupati Kendal
Nomor 98 Tahun 2021 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan
Fungsi, serta Tata Kerja pada Badan Pendapatan Daerah Kabupaten
Kendal, Badan Pendapatan Daerah adalah perangkat daerah yang
melaksanakan fungsi penunjang urusan pemerintahan di bidang pendapatan
yang menjadi kewenangan dan tugas pembantuan yang diberikan kepada
Daerah.
Kedudukan Project Leader adalah fungsional Penilai pemerintah dan
Sub Koordinator Perencanaan Pajak, yang mempunyai tugas pokok dan
fungsi melaksanakan penilaian individu Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan
dan Perkotaan (PBB-P2) dan membantu sebagian tugas Kepala Bidang
Perencanan dan Pengembangan dalam perumusan kebijakan teknis,
pengoordinasian, pembinaan, pengawasan, pengendalian, pengelolaan,
fasilitasi, evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang perencanaan dan
pengembangan pajak dan retribusi, sebagai Sub Koordinator Perencanaan
Pajak mempunyai tugas, pokok dan fungsi sebagai berikut :
1. Menyusun rencana dan program kegiatan sub koordinator
perencanaan pajak berdasarkan peraturan perundang undangan dan
hasil evaluasi kegiatan tahun sebelumnya sebagai pedoman
pelaksanaan tugas;
2. menjabarkan tugas pimpinan melalui pengkajian permaslahan dan
peraturan perundang undangan agar pelaksanaan tugas berjalan
dengan efektif dan efisien;
3. Melaksanakan koordinasi dan konsultasi dengan instansi terkait baik
vertikal maupun horizontal untuk mendapatkan informasi, masukan,
serta dalam rangka sinkronisasi dan harmonisasi pelaksanaan tugas;
4. Menelaah dan mengkaji peraturan perundang – undangan sesuai
lingkup tugasnya sebagai bahan atau pedoman untuk melaksanakan
kegiatan;
5. Menyiapkan bahan penyusunan petunjuk teknis, petunjuk
pelaksanaan dan naskah dinas sesuai dengan lingkup tugasnya guna
mendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan;
6. Menyusun konsep rumusan tentang analisa dan proyeksi pajak
daerah agar berjalan secara optimal sesuai dengan peraturan
perundang – undangan;
7. Melaksanakan kegiatan pengendalian, monitoring dan evaluasi serta
pembinaan terhadap pelaksanaan perencanaan dan realisasi pajak
daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan;
8. Menyiapkan bahan tukar menukar informasi pajk daerah dengan
instansi lainnya
9. Menyiapkan dan mensosialisasikan dokumen yang berhubungan
dengan perencanan pajak daerah;
10. Melaksanakan pengkajian potensi pajak daerah dan rencana
kerjasama pemungutan pajak dalam rangka peningkatan pendapatan
asli daerah;
11. Menyiapkan bahan dan penyusunan konsep standar operasional
prosedur (SOP) untuk peningkatan kualitas pelayanan publik;
12. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan sub
koordinator perencanaan pendapatan pajak dan retribusi dengan
cara mengukur pemcapaian program kerja yang telah disusun untuk
bahan laporan dan kebijakan tindak lanjut;
13. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan kepada pimpinan sebagai
wujud akuntabilitas dan transparansi pelaksanaan kegiatan;
14. menyampaikan saran dan pertimbangan kepada pimpinan baik lisan
maupun tertulis berdasarkan kajian agar kegiatan berjalan lancar
serta untuk menghindari penyimpangan;dan
15. melaksanakan tugas kedinasan lain dari pimpinan sesuai dengan
tugas dan fungsi unit kerjanya.
Namun ada pertanyaan besar “mengapa angka realisasi pendapatan
daerah semakin tidak menunjukkan arah yang positif”, bahwa peran utama
masyarakat sebagai wajib pajak semakin kecil dirasakan, apalagi
berkembang stigma negatif yang muncul di masyarakat bahwa pengelolaan
pajak tidak tepat penggunaannya dan banyak oknum yang bermain pajak. Hal
ini akan berdampak luas dan sistemik terhadap keuangan daerah dimana
target pendapatan yang telah ditetapkan akan tidak tercapai, yang kemudian
bermuara pada berkurangnya anggaran belanja yang otomatis akan
mempengaruhi efektivitas pembangunan.
Oleh sebab itu kita perlu merekonstruksi kembali nilai – nilai bela negara
yang seharusnya tertanam di semua lapisan masyarakat guna
mempertahankan pembangunan, khususnya pembangunan daerah di
Kabupaten Kendal, skala prioritas seperti pendidikan, kesehatan dan
pelayanan publik harus berjalan dengan baik, dengan demikian jaminan
kesejahteraan masyarakat akan terpenuhi dan berjalan dengan baik.

2. Analisis Isu Strategis


Mencermati dinamika pelaksanaan tugas dan fungsi pada Badan
Pendapatan Daerah Kabupaten Kendal dan mempertimbangkan
implementasi kinerja Bidang Perencanaan dan pengembangan dapat
diidentifikasi isu – isu strategis sebagimana dalam Tabel 2. berikut ini :

Tabel. 2
Identifikasi Isu Strategis
Pada Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Kendal
No Isu – isu Kondisi Saat Ini Kondisi Yang
strategis Diharapkan
1 Belum optimalnya Masih rendahnya Meningkatnya kesadaran
kesadaran wajib pajak kesadaran masyarakat masyarakat dalam membayar pajak
daerah untuk untuk membayar pajak maka akan program pembangunan
memenuhi kewajiban daerah akan dapat terlaksana
perpajakannya secara merata

Masih minimnya Belum adanya Sistem informasi pajak daerah


2 penyajian informasi sistem informasi yang berbasis spasial
pajak daerah yang pajak daerah yang
terintegrasi dengan berbasis spasial
lokasi terkini
3 Pendapatan yang Masih rendahnya Pendapatan yang mampu
Tidak Memadai untuk tingkat ketercukupan mencukupi kebutuhan belanja
Melayani Kebutuhan anggaran daerah
pendapatan
dibandingkan
dengan belanja
daerah
4 Belum optimalnya Belum ada standarisasi Penanganan aduan masyarakat
standar pengawasan untuk penanganan yang
pajak daerah aduan terstruktur dan sistematis
masyarakat
5 Masih kurangnya Pendapatan Daerah Semua jenis
diversifikasi yang hanya pendapatan daerah dapat diperoleh
pendapatan mengandalkan satu atau secara maksimal sebagai bentuk
dua jenis ketahanan finansial daerah
pendapatan mungkin
berisiko jika ada
perubahan dalam
ekonomi atau faktor-
faktor lain yang
mempengaruhi sumber
sumber pendapatan
tersebut.

Dari kelima isu strategis yang diidentifikasi tersebut kemudian dilakukan


pembobotan untuk menemukan permasalah utama yang perlu diselesaikan
melalui gagasan perubahan. Kriteria yang digunakan dalam pembobotan
adalah metode ASTRID. Dengan metode ini dapat diketahui core isu atau isu
strategis yang harus diselesaikan terlebih dahulu. Isu – isu akan diidentifikasi
dan di analisis menggunakan alat analisa ASTRID (Aktual,Spesifik
Transformasi, Relevan, Inovatif) dengan penjabaran sebagai berikut :
a. Aktual (A)
Isu yang sering terjadi atau dalam proses kejadian sedang hangat
dibicarakan di kalangan masyarakat;
b. Spesifik(S)
bersifat khusus atau mempunyai kekhususan tertentu artinya isu akan dinilai
dari seberapa kekhususannya/tidak terlalu umum ( missal focus tentang
pelayanan publiknya );

c. Transformasi(T)
Adanya perubahan, yaitu isu akan dinilai dengan kandungan perubahan
yang akan terjadi
d. Relevan(R)
Sesuai dengan tusinya/tanggungjawabnya di unit kerja;
e. Inovasi(I)
Pembaharuan ,isu akan dinilai seberapa mengandung pembaharuan;
f. Done(D)
Dapat dilaksanakan/selesai, Karena dimungkinkan dengan perkembangan
jaman sekarang yang sudah bertransformasi ke digitalisasi sistem informasi,
sebagaimana dalam Tabel.3 ini :

Tabel.3
Skor Inovasi Pelayanan Publik
Pada Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Kendal
Kriteria
Transform asi

laksana kan
Dapat di
Relevan
Spesifik

Jumlah
Inovasi
Aktual

Peringkat
No Isu Aktual

15% 10% 10% 15% 20% 30% 100%


1 Belum optimalnya
kesadaran wajib pajak
daerah untuk
memenuhi kewajiban 15 9 10 15 20 25 94 I
perpajakannya

Masih minimnya
2 penyajian
informasi pajak daerah
yang terintegrasi
dengan kondisi 12 10 8 12 16 15 73 IV
sebenarnya

3 Target penetapan
pendapatan yang
terlampau tinggi 14 8 7 15 15 20 79 II
Kriteria

Transform asi

laksana kan
Dapat di
Relevan
Spesifik
Jumlah

Inovasi
Aktual
Peringkat
No Isu Aktual

15% 10% 10% 15% 20% 30% 100%


4 Belum optimalnya
sistem pengawasan
pajak daerah 12 8 7 12 15 20 74 III

5 Masih kurangnya
diversifikasi 14 7 8 10 15 15 69 V
pendapatan

B. Tujuan Umum
implementasi Gerakan Masyarakat Sadar Pajak (GEMAR SAJAK)
mempunyai tujuan umum yaitu untuk meningkatkan penerimaan daerah guna
mendukung pembangunan daerah yang merata, transparan dan akuntabel,
adapun tujuan khusus dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Tujuan Jangka Pendek :
a. Tersusunnya rencana kerja Gerakan Masyarakat Sadar Pajak di
seluruh stakeholder pajak daerah;
b. Terlaksanakannya edukasi literasi empat pilar kepada seluruh
stakeholder pajak daerah;
c. Terpetakannya potensi pajak dan informasi pajak sebagai bahan
dalam perencanaan pengambilan kebijakan pajak daerah.
2. Tujuan Jangka Menengah
a. Terkumpulnya data dan informasi potensi pajak daerah meliputi
informasi sumber pendapatan daerah dan informasi lainnya yang
diperlukan;
b. Terbentuknya peta potensi pajak daerah sebagai bahan dalam
perencanaan proyeksi pendapatan daerah.
3. Tujuan Jangka Panjang
Terwujudnya mentalitas generasi muda yang mempunyai nilai – nilai bela
negara dengan berperan aktif dalam pembangunan melalu kesadaran
membayar pajak.
C. Manfaat
1. Bagi Organisasi, yaitu Terciptanya budaya penerapan nilai – nilai
kebangsaan yang efektif dan efisien dilingkungan Kabupaten Kendal
yang bermuara pada meningkatnya persepsi positif publik atas kinerja
pemerintah.
2. Bagi Pemangku Kepentingan stakeholder, yaitu :
Tumbuhnya kepedulian dan kesadaran masayarakat pentingnya pajak
daerah yang transparan dan akuntabel di lingkungan Kabupaten Kendal;
3. memudahkan seluruh stakeholder dalam melaksanakan perencanaan
proyeksi pendapatan daerah.
4. memudahkan seluruh stakeholder dalam melaksanakan persiapan
penetapan target pendapatan daerah;
5. Meningkatkan sinergitas seluruh stakeholder dalam manajemen pajak
daerah;
6. Bagi Pelaku Usaha, yaitu dengan semakin transparannya pengelolaan
pajak maka, akan menciptakan kondisi perekonomian yang stabil
7. Bagi Akademisi, dengan adanya nilai – nilai bela negara dalam
pengelolaan pajak daerah maka akan memudahkan para akademisi
untuk melakukan penelitian dan pengabdian masyarakat.
8. Bagi Media Massa, dengan keterbukaan informasi maka akan
memudahkan media massa untuk mendapatkan sumber informasi yang
valid dan terpercaya guna membangun opini masyarakat yang positif
9. Secara Ekonomi, dengan adanya implementasi nilai – nilai bela negara
bidang pajak daerah maka akan mendorong optimalisasi penerimaan
pajak daerah khususnya pada jenis – jenis pajak yang akan diprediksi
akan mengalami peningkatan sebesar 70% dari perkiaraan penerimaan
Pada Tahun 2022.

D. Milestone GEMAR SAJAK


Tabel 4
MILESTONE AKSI GEMAR SAJAK

Output Pelibatan Pihak Penanggung


Sumber Manajemen Mutu
No Kegiatan/Tahapan Waktu Berkepentingan Jawab/
Indikator Daya Pengendalian
Target Kinerja (Jejaring) Pelaksana
Kinerja
1 2 3 4 5 6 7 8 9
A.     TAHAPAN JANGKA PENDEK (60 HARI KALENDER)
Membentuk Tim Minggu II
1            
Efektif: Bulan Oktober

Potensi Kendala :
Mentor, Tim efektif mempunyai
Konsultasi dan
a. Melaksanakan Terlaksananya ProjectLeader, tugas lain diluar tugas
koordinasi Adanya
  konsultasi kepada konsultasi dan Non Anggaran   Sub Koordinator, Project Leader Rencana Aksi
masukan dan arahan
mentor koordinasi Pelaksana Calon Perubahan (RAP)
dari mentor
Tim efektif
 

Kepala Bidang Potensi Kendala:


Renbang (mentor) Jadwal kesibukan
b.  Indetifikasi calon Teridentifikasinya yang beragam
Kasubbid di  
anggota Tim Efektif daftar nama Daftar calon anggota
  Non Anggaran   Bidang Renbang Project Leader
(Tim Administrasi anggota Tim Tim Efektif
dan Tim Teknis) Efektif Project Leader Penyelesaian:
Komunikasi informal
Staf Bidang dengan calon anggota
Renbang Tim Efektif

Kepala Bapenda Potensi Kendala:


Jadwal kesibukan
yang beragam
Kepala Bidang  
c. Penyusunan dan Renbang (mentor)
Tersusunnya
persetujuan Surat Surat Keputusan
Surat Keputusan Penyelesaian:
  Keputusan Kepala Kepala tentang Tim Non Anggaran   Project Leader Project Leader
Kepala tentang Komunikasi informal
Badan tentang Tim Efektif
Tim Efektif dengan Kepala
Efektif
Kasubbid di Bapenda dan Kepala
Bidang Renbang Bidang Renbang
/Mentor
Staf Bidang  
Renbang
Potensi Kendala:
Penerima Surat
Terdistribusikanya Keputusan Tim Efektif
Surat Keputusan tidak ada ditempat
d. Distribusi Surat Tanda Terima Surat
Kepala tentang Staf Bidang  
  Keputusan Kepala Keputusan tentang Tim Non Anggaran   Project Leader
Tim Efektf kepada Renbang Penyelesaian:
tentang Tim Efektif Efektif
semua anggota Membuat tanda
Tim Efektif Terima Surat
Keputusan tentang
Tim Efektif
Melaksanakan
Rapat dan Minggu III
2            
Koordinasi Tim Bulan Oktober
Efektif

Potensi Kendala :
Sinkronisasi waktu
1 (satu) unit data /  
Persiapan Rapat dan Tim dan
Informasi yang
Koordinasi dengan data/informasi Tim Efektif,
Lengkap/komprehensif,
  Tim Efektif, yang dibutuhkan Non Anggaran   Stakeholder Project Leader Alternatif Penyelesaian
notulen, surat
Koordinasi dengan Tim Kerja Internal : Komunikasi formal
dukungan,
Stakeholder teridentifikasi dan informal kepada
dokumentasi
calon anggota tim
efektif dan
Stakeholder internal

Potensi Kendala :
Adanya Sinkronisasi waktu
Terlaksananya
Rapat Koordinasi persamaan  
koordinasi dan adanya
dengan Tim Efektif persepsi dan Tim Efektif dan
  informasi yang Non Anggaran   Project Leader
danStakeholder dukungan dari Stakeholder Alternatif Penyelesaian
lengkap, notulen, surat
terkait stakeholders : Komunikasi formal
dokumentasi
terkait dan informal kepada
Stakeholder
Penyusunan
Minggu Ke IV
3 Rencana Kerja            
Bulan Oktober
"GEMAR SAJAK"
Penyusunan Draft Penyusunan Potensi Kendala :
1 (satu) buah manual
petunjuk teknis Rencana Non Penyusunan SOP dan
  book, Juknis GEMAR   Tim Efektif Project Leader
Pelaksanaan aksi 4 Kegiatan Aksi 4 Aanggaran Juknis berjalan lambat
SAJAK
Pilar "GEMAR SAJA" Pilar "GEMAR  
Alternatif Penyelesaian
: Menjaga komitmen
dan komunikas
informal
SAJAK"
kepadaTim Efektif
untuk melaksanakan
tugas sesuai dengan
jadwal
Potensi Kendala :
Sinkronisasi waktu
Rapat Kerja finalisasi  
Manual Book, 1 (satu) buah Manual
penyusunan Stakeholder
Petunjuk Teknis Book, Petunjuk Teknis Alternatif Penyelesaian
  Petunjuk Teknis Non Anggaran   Internal, Tim Project Leader
Aksi 4 Pilar (Juknis) GEMAR : Komunikasi formal
(Juknis) Aksi 4 Pilar Efektif
GEMAR SAJAK SAJAK dan informal kepada
GEMAR SAJAK
Stakeholder internal
dan Tim Efektif

Rancang Bangun Minggu Ke I


4       Bulan      
GEMAR SAJAK
November

Potensi Kendala :
Desain Gerakan Penyamaan
Aksi 4 Pilar Lay Out Aksi 4 Pilar gagasan/pendapat/ide
GEMAR SAJAK, GEMAR SAJAK,  
Persiapan Stakeholder
penentuan lokasi Dokumentasi dan Alternatif Penyelesaian
  pembuatan Aksi 4 Non Anggaran   Internal, Tim Project Leader
aksi, kelengkapan ketersediaan : Komunikasi dn
Pilar GEMAR SAJAK Efektif
(alat peraga, kelengkapan teknologi, Menanmpung
banner dan dokumetasi gagasan/pendapat/ide
dokumentasi) untuk menjadi
masukan
Potensi Kendala :
Konfirmasi kesediaan
menjadi anggota Grup
Tersedianya Materi WhatsApp
Pembuatan Materi Pembuatan Materi
  Aksi (Stakeholder Non Anggaran   Tim Efektif Project Leader
Aksi Aksi (Stakeholder) Alternatif Penyelesaian
internal - eksternal)
: Komunikasi informal
kepada anggota Grup
WhatsApp
Sosialisasi & Minggu Ke II
5            
Peresmian Aksi 4 Bulan
Pilar GEMAR
November
SAJAK

Potensi Kendala :Tim


efektif mempunyai
Penetapan tugas lain diluar tugas
peserta Rakor, Daftar peserta dan Rencana Aksi
Membuat undangan
pembuatan narasumber Perubahan (RAP)
sosialisasi yang di
undangan dan sosialisasi( stakeholder APBD Kab.
  tandatangani oleh   Tim Efektif Project Leader
bahan sosialisasi, ), undangan, bahan Kendal
Kepala Bapenda
sarpras sosialisasi,
kabupaten kendal Alternatif Penyelesaian
pendukung, dokumentasi
narasumber : Komunikasi dan
komitmen bersama tim
efektif

Potensi Kendala :
Sinkronisasi waktu
Pembuatan materi  
Rakor Persiapan Dukungan terhadap
Promosi,
Peresmian dan GEMAR SAJAK, daftar APBD Tim Efektif,
  Penyamaan   Project Leader Alternatif Penyelesaian
Sosialisasi GEMAR hadir, notulen, Kab.Kendal Stakeholder, ASN
pemahaman dan : Komunikasi formal
SAJAK dokumentasi
tujuan dan informal kepada
peserta Rakor

Potensi Kendala :
Sinkronisasi waktu dan
Diresmikan oleh kesiapan sarpras
Asisten  
Administrasi Terlaksanya acara
Tim Efektif, Alternatif Penyelesaian
Peresmian GEMAR Umum, kehadiran peresmian, undangan, APBD
    Stakeholder Project Leader : Komunikasi dan
SAJAK tamu undangan, daftar hadir, Kab.Kendal
Internal koordinasi kepada
pemenuhan dokumentasi
sarpras acara ajudan Asisten
persemian Administrasi Umum,
stakeholder internal -
eksternal
Pelaksanaan Aksi 4 Minggu Ke III
5 Pilar GEMAR       Bulan      
SAJAK November
Disosialisasikan Terlaksanya acara Potensi Kendala :
Tim Efektif,
Sosialisasi GEMAR ke stakeholder Di peresmian, undangan, APBD Sinkronisasi waktu dan
    Stakeholder Project Leader
SAJAK Lingkungan daftar hadir, Kab.Kendal kesiapan sarpras
Internal
Kabupaten dokumentasi  
Alternatif Penyelesaian
: Komunikasi dan
koordinasi kepada
Kendal
ajudan Sekretaris
Daerah, stakeholder
internal - eksternal

Monitoring dan Minggu Ke IV


6 evaluasi jangka       Bulan      
pendek November
Potensi Kendala :
Tingkat Kelancaran
Monitoring dan Fitur SITADIPADA di
Evaluasi Terlaksananya Aplikasi ePAJAK
  dokumentasi Non Anggaran   Tim Efektif Project Leader
Pelaksanaan monev Alternatif Penyelesaian
GEMAR SAJAK : Komunikasi dan
koordinasi kepada Tim
Efektif
Potensi Kendala :
Kekurangan data
Tim Efektif,  
Penyusunan laporan Tersusunnya Tersusunnya buku
  Non Anggaran   Stakeholder Project Leader Alternatif Penyelesaian
hasil kegiatan laporan kegiatan laporan kegiatan
Internal : Komunikasi dan
Koordinasi dengan Tim
Efektif
B. TAHAPAN JANGKA MENENGAH ( 6 Bulan Berikutnya )
Implementasi
1              
“GEMAR SAJAK”
Potensi Kendala :
Persiapan Sinkronisasi waktu
Penggunaan Penetepan  
Minggu I
  GEMAR SAJAK stakeholder dokumentasi Non Anggaran Tim Efektif Project Leader Alternatif Penyelesaian
Januari 2024
sebagai agenda GEMAR PAJAK : Komunikasi dan
Tahunan koordinasi kepada Tim
Efektif
Potensi Kendala :
Penggunaan Stakeholder Minggu III Konten tidak bekerja
  dokumentasi Non Anggaran Tim Efektif Project Leader
GEMAR SAJAK GEMAR SAJAK Januari 2024 normal
 
Alternatif Penyelesaian
: Koordinasi dan
komunikasi dengan
Tim
Efektif
Monitoring dan
Evaluasi
2 penggunaan              
agenda tahunan
“GEMAR SAJAK”
Membuat Potensi Kendala :
undangan, Tim efektif mempunyai
laporan tugas lain diluar tugas
implementasi Rencana Aksi
Monitoring dan
Penggunaan Perubahan (RAP)
Evaluasi Tim Efektif,
AKSI GEMAR APBD Minggu V
  pendampingan Aksi dokumentasi Stakeholder Project Leader
SAJAK, Hasil Kab.Kendal Januari 2024
4 Pilar GEMAR Internal Alternatif Penyelesaian
evaluasi
SAJAK : Komunikasi dan
implementasi
Penggunaan komitmen bersama tim
Konten Gerak efektif
Bersama Sinau
Potensi Kendala :
Penyusunan laporan
Laporan terhambat karena ada
Penyusunan implementasi Tim Efektif, kegiatan lain
  Laporan hasil Penggunaan Tersusunnya Laporan Non Anggaran Februari 2024 Stakeholder Project Leader
monitoring AKSI GEMAR Internal - eksternal Alternatif Penyelesaian
SAJAK : Komunikasi dan
koordinasi dengan tim
efektif
C. TAHAPAN JANGKA PANJANG ( 12 - 18 Bulan Berikutnya )
Rapat Persiapan
1 Pengembangan              
Aksi Perubahan
Potensi Kendala :
Persiapan
Membuat pengembangan konten
Rapat persiapan Terlakasananya rapat baru
undangan, APBD
  Pengembangan Aksi persiapan, notulen dan Juli 2024 Tim Efektif Project Leader
persiapan tim Kab.Kendal Alternatif Penyelesaian
GEMAR SAJAK dokumentasi
efektif : Komunikasi dan
koordinasi dengan tim
efektif
Monitoring dan
Evaluasi
2 pengembangan              
Aksi GEMAR
SAJAK
Membuat Potensi Kendala :
undangan, Tim efektif mempunyai
laporan tugas lain diluar tugas
implementasi Rencana Aksi
Monitoring dan Penggunaan Perubahan (RAP)
Tim Efektif,
Evaluasi AKSI GEMAR APBD Minggu V
  dokumentasi Stakeholder Project Leader
pengembangan Aksi SAJAK, Hasil Kab.Kendal Januari 2024
Internal Alternatif Penyelesaian
GEMAR SAJAK evaluasi
implementasi : Komunikasi dan
Penggunaan komitmen bersama tim
Konten Gerak efektif
Bersama Sinau
E. Pembentukan Tim Efektif

MENTOR

PROJECT
LEADER COACH

TIM TIM
ADMINISTRASI TIM TEKNIS IMPLEMENTASI

Susunan Tim Efektif Implementasi Gerakan Masyarakat Sadar Pajak (GEMAR SAJAK)
Mentor : Siti Asifah S.sos (Kabid Perencanaan dan Pengembangan)
Coach :
Project Leader : Dr. Fadli Eko Apriliyanto,SH.M.Si
Tim Administrasi : 1. Chaerul Amin,S.Sos
2. Bimo Suryo Wicaksono,SH
Tim Teknis : 1. Moh Rozi,S.Kom
2. Sukirno, A.Md
3. Cartenz Noviatri,ST
4. Rahmawati,ST
5. Muatiara Shalma, ST
Tim Implementasi : 1. Nadirin, S.Sos,MM ( Kabid Pendataan dan Pelayanan)
2. Ari Yunistawan, SE (Kabid Penagihan Pajak)
3. Ujang Winarno,S.Kom (Kasubid)
4. Theresia Tarakanita,S.Psi (Kasubid)
B. Peta Stakeholder

LATENT Promoter
Pengaruh
Besar kepentingan kecil
Pengaruh
Besar Kepentingan Besar

Apathetic Defender
Pengaruh Pengaruh
Kecil Kepentingan kecil Kecil Kepentingan Besar

PROMOTER 1.Bupati Kendal,


2 . DPRD Kab. Kendal,
3 . Sekretaris Daerah Kab. Kendal,
4.Kepala Bapenda Kab.Kendal.
5. Komandan Kodim 0715 Kendal,
6. Kepala Kejaksaan Tinggi Negeri Kendal
7. Seluruh Kabid pada Bapenda
8. Staf Bapenda)

LATENT 1. Kantor Pertanahan Kab. Kendal


2. Ketua INI/IPPAT Kendal
3. Ketua PHRI Kendal
4. Akademisi
5. Media Massa
DEFENDER Kepala KP2KP Kendal

APATHETIC Seluruh Kepala OPD di Lingkungan Pemkab Kendal


BAB II
PROFIL KINERJA PELAYANAN

A. Diskripsi Umum
1. Gambaran Organisasi
2. Visi dan Misi kendal
3. Tupoksi dan Kewenangan Jabatan
B. Kinerja Pelayanan Publik
1. Instansi, Data, Fakta dan Gambar
2. Lokus Stula
a. Diskripsi Lokus
b. Nilai – Nilai Organisasi
c. Pelayanan Publik Lokus
3. Sarana dan Fasilitas Pelayanan
4. Pelayanan Khusus

BAB III
ANALISIS MASALAH

A. Diagnosa Organisasi Kinerja Pelayanan Publik


B. Analisis dan Alternatif Penyelesaian Kinerja Pelayanan Publik

BAB IV
STRATEGI PENYELESAIAN MASALAH

A. Terobosan/ Inovasi
1. Kinerja Pelayanan
a. Peran Kepemimpinan Pelayanan
b. Inovasi Pelayanan
c. Kompentensi dan Pemberdayaan SDM
d. Penerapan Manejemen Mutu
e. Pemanfaatan teknologi
B. Tahapan Kegiatan (Milestone)
C. Pengelolaan Sumberdaya Organisasi (Peta dan Pemanfaatan)
1. Identifikasi stakeholder
2. Jejaring kerja dan Peta Hubungan Stakeholder
3. Jenis Stakeholder
4. Analisis Pengaruh dan Kepentingan Stakeholder
5. Kuadran Stakeholder
6. Strategi Komunikasi dan Mobilisasi Stakeholder
7. Pembentukan Tim Efektif dan Struktur Organisasi
8. Laporan Tim Kerja
9. Implementasi Kegiatan GEMAR SAJAK
D. Manajemen Pengendalian Mutu Pekerjaan

BAB V
HASIL IDENTIFIKASI PENGEMBANGAN POTENSI DIRI
DALAM AKSI PERUBAHAN

A. Proses Indentifikasi Pengembangan Potensi Diri


B. Konsep Pengembangan Potensi Diri

DAFTAR PUSTAKA
1. …….
2. …….
3. …….
4. ……..
5. ……..

Anda mungkin juga menyukai