Disusun Oleh :
A. Latar Belakang
1. Identifikasi Isu Permasalahan
Arus globalisasi yang melanda seluruh dunia mempunyai dampak bagi
bidang sosial budaya suatu bangsa. Selanjutnya, pada era digitalisasi dan
revolusi industri 4.0 yang didukung dengan pesatnya perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi (TIK) menjadi tantangan bagi persatuan Indonesia.
Hal itu berdampak pada bidang kehidupan seperti bidang ideologi, politik,
ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan dan lain-lain.
Tindakan-tindakan anggota masyarakat yang ingin mengganti ideologi
Pancasila dan tindakan intoleransi terhadap sesama warga negara yang
memiliki keyakinan berbeda merupakan persoalan serius terhadap
keberlangsungan Bangsa Indonesia di era global. Harmonisasi nilai-nilai bela
negara dengan sistem nilai kearifan lokal masyarakat cukup penting melihat
kondisi sosial, budaya, dan politik yang ada di Indonesia.
Bela negara adalah sebuah konsep yang disusun oleh perangkat
perundangan untuk meningkatkan nasionalisme dan patriotisme seseorang,
suatu kelompok atau seluruh komponen dari suatu negara dalam kepentingan
mempertahankan eksistensi negara tersebut. Secara fisik, hal ini dapat
diartikan sebagai usaha pertahanan menghadapi serangan fisik atau agresi
dari pihak yang mengancam keberadaan negara tersebut, sedangkan secara
non-fisik konsep ini diartikan sebagai upaya untuk serta berperan aktif dalam
memajukan bangsa dan negara, dan peningkatan kesejahteraan orang-orang
yang menyusun bangsa tersebut.
Kearifan lokal masyarakat Indonesia sangat beragam. Levitt (2003:77)
menyatakan bahwa kearifan lokal merupakan proses dan produk revitalisasi
serta transformasi pengetahuan dan budaya, juga praktik-praktik adat.
Berdasarkan pendapat Levitt dapat disimpulkan 3 (tiga) hal penting, yakni: (1)
bahwa kearifan lokal diciptakan oleh anggota komunitas/masyarakat itu
sendiri; (2) menjadi panutan bagi anggota komunitas dalam menjalankan
kehidupan sehari-hari; (3) kearifan lokal tidak dapat muncul begitu saja, tetapi
merupakan hasil revitalisasi dan transformasi pengetahuan serta budaya.
Pengetahuan/pemahaman mengenai komunitasnya mendorong
terciptanya kearifan lokal (local wisdom, local genius ) yang bertujuan
membuat kehidupan mereka menjadi lebih tertata sehingga kearifan lokal
seyogyanya dipatuhi oleh semua anggota komunitas/masyarakat dan
dijadikan panutan oleh anggotanya dalam menjalani kehidupan (Levitt,
2003:77). Selanjutnya, Kearifan lokal itu tentu tidak muncul serta-merta, tapi
berproses panjang sehingga akhirnya terbukti, hal itu mengandung kebaikan
bagi kehidupan mereka. Dalam bingkai kearifan lokal ini, masyarakat
bereksistensi, dan berkoeksistensi satu dengan yang lain (Kartodirjo,
1994:15).
Kecintaan pada daerahnya akan mewujudkan ketahanan daerah.
Ketahanan daerah adalah kemampuan suatu daerah yang ditunjukkan oleh
kemampuan warganya untuk menata diri sesuai dengan konsep yang diyakini
kebenarannya dengan jiwa yang tangguh, semangat yang tinggi, serta dengan
cara memanfaatkan sumber daya alam serta nilai-nilai lokal secara bijaksana
untuk kepentingan dan kesejahteraan mereka sendiri (Charlian, 2013:25). Di
sinilah kearifan lokal menjadi relevan dan penting. Sebuah bangsa yang besar
dan terhormat adalah bangsa yang memiliki identitas dan jati dirinya. Jati diri
dan identitas nasional kita sudah final yaitu bangsa Indonesia yang diikat oleh
identitas kebangsaan, bahasa dan tanah tumpah darah Indonesia (NKRI) dan
disatukan oleh Bhinekka Tunggal Ika.
Dengan kata lain maka local wisdom dapat dipahami sebagai gagasan-
gagasan, nilai- nilai-nilai, pandangan-pandangan setempat (lokal) yang
bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang tertanam dan diikuti oleh
anggota masyarakatnya. Hal ini dikarenakan kearifan lokal merupakan
kecakapan pengembangan hidup, ( life skills development) dengan berpijak
pada pemberdayaan ketrampilan serta potensi lokal pada tiap-tiap daerah.
Harmonisasi secara umum dapat diartikan sebagai upaya mencari
keselarasan. Pada penelitian ini, harmonisasi nilai-nilai bela negara dengan
sistem nilai kearifan lokal masyarakat merupakan langkah menjalankan;
menyejajarkan; menyesuaikan; serta menyelaraskan nilai nilai-nilai bela
negara dengan sistem nilai kearifan lokal masyarakat Indonesia.
Harmonisasi nilai bela negara dan nilai kearifan lokal dimaksudkan agar
kepentingan nasional bela negara yang diemban oleh pemerintah,
stakeholder dan masyarakat dapat diharmonisasi dengan nilai-nilai kearifan
lokal dalam meningkatkan nasionalisme. Konsep harmonisasi berasal dari
bahasa Yunani, yaitu kata harmonia yang artinya terikat secara serasi dan
sesuai. Pada pembahasan ini mencari kesesuaian nilai bela negara dan nilai
kearifan lokal sehingga membangun nasionalisme lebih mengakar kuat dalam
nilai kelokalan.
Hakikatnya nilai-nilai kelokalan masyarakat lahir dari karakteristik
manusia berbudaya. Koentjaraningrat sendiri mengategorisasikan
kebudayaan manusia yang menjadi wadah kearifan lokal itu kepada ide,
aktivitas sosial, artefak (Koentjaraningrat, 1995:103). Menguatkan konsep
kearifan lokal Fajriani (2014) menambahkan definisi kearifan lokal adalah
pandangan hidup dan ilmu pengetahuan manusia serta berbagai strategi
kehidupan yang berwujud aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat lokal
dalam menjawab berbagai masalah dalam pemenuhan kebutuhan mereka.
Dengan demikian terdapat beberapa kata kunci yaitu pandangan hidup, ilmu
pengetahuan, aktivitas masyarakat lokal yang harmoni dengan nilai-nilai bela
negara.
Dalam Konsep bela negara secara non fisik bahwa setiap orang memiliki
hak, dan biasanya diperoleh setelah melaksanakan kewajibannya. Hak setiap
orang dibatasi oleh hak orang lain. Dalam konteks kehidupan bernegara, hak
warga negara dilindungi di dalam berbagai peraturan perundang-undangan.
Bukan hanya hak yang diatur dengan peraturan perundang-undangan, perihal
kewajiban juga demikian. Keseimbangan antara hak dan kewajiban perlu
diselaraskan demi terwujudnya kehidupan berbangsa dan bernegara, adil,
damai dan tenteram.
Di Negara kita, hak dan kewajiban warga negara diatur di dalam
konstitusi dan peraturan perundang-undangan. Dan salah satu kewajiban
yang harus ditunaikan oleh warga negara adalah membayar pajak. Dalam aksi
perubahan ini penulis mencoba menarik benang merah dari kontribusi warga
negara dalam membayar pajak terhadap kecintaannya terhadap tana air dan
pembelaan negara. Kewajiban warga negara membayar pajak adalah, upaya
memberikan sumbangsih kepada Negara dan Pemerintah untuk peningkatan
pendapatan negara. Keterlibatan warga negara dalam membayar pajak
adalah merupakan usaha pembelaan negara untuk memberikan kontribusi
secara tidak langsung demi peningkatan kesejahteraan masyarakat dan
pembangunan bangsa. Pembelaan negara tentunya dapat direalisasikan tidak
saja melalui mengangkat senjata akan tetapi dapat dilakukan melalui
pengabdian sesuai dengan profesi anak bangsa ini sesui dengan Tabel 1
berikut ini :
Tabel 1. Identifikasi Penyelenggaraan Bela Negara
Bentuk Bentuk Bela Negara di Bentuk Bela Negara
Penyelenggaraan Lingkungan Masyarakat dalam Kehidupan Sehari-Hari
Usaha Bela Negara
Wujud penyelenggaraan Beberapa bentuk bela Beberapa contoh bela negara dalam
keikutsertaan warga negara negara di lingkungan kehidupan sehari-hari sebagai berikut:
dalam usaha pembelaan sebagai berikut: 1. Menciptakan suasana rukun, damai,
negara bisa dilakukan melalui: Ikut serta menanggulangi akibat dan harmonis dalam keluarga.
Pendidikan kewarganegaraan bencana alam 2. Membentuk keluarga yang sadar
Pelatihan dasar kemiliteran Ikut serta mengatasi kerusakan hukum
secara wajib Pengabdian lingkungan 3. Meningkatkan iman dan taqwa serta ilmu
sebagai prajurit TNI secara Keamanan rakyat yaitu pengetahuan dan teknologi di lingkungan
suka rela atau secara wajib. berpartisipasi langsung di sekolah.
Pengabdian sesuai dengan bidang keamanan. 4. Kesadaran untuk menaati tata tertib
profesi Bentuk bela negara di Perlawanan rakyat yaitu bentuk sekolah
lingkungan partisipasi rakyat langsung 5. Menciptakan suasana rukun, damai,
dalam bidang pertahanan. dan aman dalam masyarakat.
Pertahanan sipil yaitu 6. Menjaga keamanan kampung secara
kekuatan rakyat yang bersama-sama.
merupakan kekuatan pokok.
7. Mematuhi peraturan hukum yang
berlaku
8. Membayar pajak tepat pada waktunya.
Sumber: Gischa, Serafica, (2020, diolah)
Tabel. 2
Identifikasi Isu Strategis
Pada Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Kendal
No Isu – isu Kondisi Saat Ini Kondisi Yang
strategis Diharapkan
1 Belum optimalnya Masih rendahnya Meningkatnya kesadaran
kesadaran wajib pajak kesadaran masyarakat masyarakat dalam membayar pajak
daerah untuk untuk membayar pajak maka akan program pembangunan
memenuhi kewajiban daerah akan dapat terlaksana
perpajakannya secara merata
c. Transformasi(T)
Adanya perubahan, yaitu isu akan dinilai dengan kandungan perubahan
yang akan terjadi
d. Relevan(R)
Sesuai dengan tusinya/tanggungjawabnya di unit kerja;
e. Inovasi(I)
Pembaharuan ,isu akan dinilai seberapa mengandung pembaharuan;
f. Done(D)
Dapat dilaksanakan/selesai, Karena dimungkinkan dengan perkembangan
jaman sekarang yang sudah bertransformasi ke digitalisasi sistem informasi,
sebagaimana dalam Tabel.3 ini :
Tabel.3
Skor Inovasi Pelayanan Publik
Pada Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Kendal
Kriteria
Transform asi
laksana kan
Dapat di
Relevan
Spesifik
Jumlah
Inovasi
Aktual
Peringkat
No Isu Aktual
Masih minimnya
2 penyajian
informasi pajak daerah
yang terintegrasi
dengan kondisi 12 10 8 12 16 15 73 IV
sebenarnya
3 Target penetapan
pendapatan yang
terlampau tinggi 14 8 7 15 15 20 79 II
Kriteria
Transform asi
laksana kan
Dapat di
Relevan
Spesifik
Jumlah
Inovasi
Aktual
Peringkat
No Isu Aktual
5 Masih kurangnya
diversifikasi 14 7 8 10 15 15 69 V
pendapatan
B. Tujuan Umum
implementasi Gerakan Masyarakat Sadar Pajak (GEMAR SAJAK)
mempunyai tujuan umum yaitu untuk meningkatkan penerimaan daerah guna
mendukung pembangunan daerah yang merata, transparan dan akuntabel,
adapun tujuan khusus dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Tujuan Jangka Pendek :
a. Tersusunnya rencana kerja Gerakan Masyarakat Sadar Pajak di
seluruh stakeholder pajak daerah;
b. Terlaksanakannya edukasi literasi empat pilar kepada seluruh
stakeholder pajak daerah;
c. Terpetakannya potensi pajak dan informasi pajak sebagai bahan
dalam perencanaan pengambilan kebijakan pajak daerah.
2. Tujuan Jangka Menengah
a. Terkumpulnya data dan informasi potensi pajak daerah meliputi
informasi sumber pendapatan daerah dan informasi lainnya yang
diperlukan;
b. Terbentuknya peta potensi pajak daerah sebagai bahan dalam
perencanaan proyeksi pendapatan daerah.
3. Tujuan Jangka Panjang
Terwujudnya mentalitas generasi muda yang mempunyai nilai – nilai bela
negara dengan berperan aktif dalam pembangunan melalu kesadaran
membayar pajak.
C. Manfaat
1. Bagi Organisasi, yaitu Terciptanya budaya penerapan nilai – nilai
kebangsaan yang efektif dan efisien dilingkungan Kabupaten Kendal
yang bermuara pada meningkatnya persepsi positif publik atas kinerja
pemerintah.
2. Bagi Pemangku Kepentingan stakeholder, yaitu :
Tumbuhnya kepedulian dan kesadaran masayarakat pentingnya pajak
daerah yang transparan dan akuntabel di lingkungan Kabupaten Kendal;
3. memudahkan seluruh stakeholder dalam melaksanakan perencanaan
proyeksi pendapatan daerah.
4. memudahkan seluruh stakeholder dalam melaksanakan persiapan
penetapan target pendapatan daerah;
5. Meningkatkan sinergitas seluruh stakeholder dalam manajemen pajak
daerah;
6. Bagi Pelaku Usaha, yaitu dengan semakin transparannya pengelolaan
pajak maka, akan menciptakan kondisi perekonomian yang stabil
7. Bagi Akademisi, dengan adanya nilai – nilai bela negara dalam
pengelolaan pajak daerah maka akan memudahkan para akademisi
untuk melakukan penelitian dan pengabdian masyarakat.
8. Bagi Media Massa, dengan keterbukaan informasi maka akan
memudahkan media massa untuk mendapatkan sumber informasi yang
valid dan terpercaya guna membangun opini masyarakat yang positif
9. Secara Ekonomi, dengan adanya implementasi nilai – nilai bela negara
bidang pajak daerah maka akan mendorong optimalisasi penerimaan
pajak daerah khususnya pada jenis – jenis pajak yang akan diprediksi
akan mengalami peningkatan sebesar 70% dari perkiaraan penerimaan
Pada Tahun 2022.
Potensi Kendala :
Mentor, Tim efektif mempunyai
Konsultasi dan
a. Melaksanakan Terlaksananya ProjectLeader, tugas lain diluar tugas
koordinasi Adanya
konsultasi kepada konsultasi dan Non Anggaran Sub Koordinator, Project Leader Rencana Aksi
masukan dan arahan
mentor koordinasi Pelaksana Calon Perubahan (RAP)
dari mentor
Tim efektif
Potensi Kendala :
Sinkronisasi waktu
1 (satu) unit data /
Persiapan Rapat dan Tim dan
Informasi yang
Koordinasi dengan data/informasi Tim Efektif,
Lengkap/komprehensif,
Tim Efektif, yang dibutuhkan Non Anggaran Stakeholder Project Leader Alternatif Penyelesaian
notulen, surat
Koordinasi dengan Tim Kerja Internal : Komunikasi formal
dukungan,
Stakeholder teridentifikasi dan informal kepada
dokumentasi
calon anggota tim
efektif dan
Stakeholder internal
Potensi Kendala :
Adanya Sinkronisasi waktu
Terlaksananya
Rapat Koordinasi persamaan
koordinasi dan adanya
dengan Tim Efektif persepsi dan Tim Efektif dan
informasi yang Non Anggaran Project Leader
danStakeholder dukungan dari Stakeholder Alternatif Penyelesaian
lengkap, notulen, surat
terkait stakeholders : Komunikasi formal
dokumentasi
terkait dan informal kepada
Stakeholder
Penyusunan
Minggu Ke IV
3 Rencana Kerja
Bulan Oktober
"GEMAR SAJAK"
Penyusunan Draft Penyusunan Potensi Kendala :
1 (satu) buah manual
petunjuk teknis Rencana Non Penyusunan SOP dan
book, Juknis GEMAR Tim Efektif Project Leader
Pelaksanaan aksi 4 Kegiatan Aksi 4 Aanggaran Juknis berjalan lambat
SAJAK
Pilar "GEMAR SAJA" Pilar "GEMAR
Alternatif Penyelesaian
: Menjaga komitmen
dan komunikas
informal
SAJAK"
kepadaTim Efektif
untuk melaksanakan
tugas sesuai dengan
jadwal
Potensi Kendala :
Sinkronisasi waktu
Rapat Kerja finalisasi
Manual Book, 1 (satu) buah Manual
penyusunan Stakeholder
Petunjuk Teknis Book, Petunjuk Teknis Alternatif Penyelesaian
Petunjuk Teknis Non Anggaran Internal, Tim Project Leader
Aksi 4 Pilar (Juknis) GEMAR : Komunikasi formal
(Juknis) Aksi 4 Pilar Efektif
GEMAR SAJAK SAJAK dan informal kepada
GEMAR SAJAK
Stakeholder internal
dan Tim Efektif
Potensi Kendala :
Desain Gerakan Penyamaan
Aksi 4 Pilar Lay Out Aksi 4 Pilar gagasan/pendapat/ide
GEMAR SAJAK, GEMAR SAJAK,
Persiapan Stakeholder
penentuan lokasi Dokumentasi dan Alternatif Penyelesaian
pembuatan Aksi 4 Non Anggaran Internal, Tim Project Leader
aksi, kelengkapan ketersediaan : Komunikasi dn
Pilar GEMAR SAJAK Efektif
(alat peraga, kelengkapan teknologi, Menanmpung
banner dan dokumetasi gagasan/pendapat/ide
dokumentasi) untuk menjadi
masukan
Potensi Kendala :
Konfirmasi kesediaan
menjadi anggota Grup
Tersedianya Materi WhatsApp
Pembuatan Materi Pembuatan Materi
Aksi (Stakeholder Non Anggaran Tim Efektif Project Leader
Aksi Aksi (Stakeholder) Alternatif Penyelesaian
internal - eksternal)
: Komunikasi informal
kepada anggota Grup
WhatsApp
Sosialisasi & Minggu Ke II
5
Peresmian Aksi 4 Bulan
Pilar GEMAR
November
SAJAK
Potensi Kendala :
Sinkronisasi waktu
Pembuatan materi
Rakor Persiapan Dukungan terhadap
Promosi,
Peresmian dan GEMAR SAJAK, daftar APBD Tim Efektif,
Penyamaan Project Leader Alternatif Penyelesaian
Sosialisasi GEMAR hadir, notulen, Kab.Kendal Stakeholder, ASN
pemahaman dan : Komunikasi formal
SAJAK dokumentasi
tujuan dan informal kepada
peserta Rakor
Potensi Kendala :
Sinkronisasi waktu dan
Diresmikan oleh kesiapan sarpras
Asisten
Administrasi Terlaksanya acara
Tim Efektif, Alternatif Penyelesaian
Peresmian GEMAR Umum, kehadiran peresmian, undangan, APBD
Stakeholder Project Leader : Komunikasi dan
SAJAK tamu undangan, daftar hadir, Kab.Kendal
Internal koordinasi kepada
pemenuhan dokumentasi
sarpras acara ajudan Asisten
persemian Administrasi Umum,
stakeholder internal -
eksternal
Pelaksanaan Aksi 4 Minggu Ke III
5 Pilar GEMAR Bulan
SAJAK November
Disosialisasikan Terlaksanya acara Potensi Kendala :
Tim Efektif,
Sosialisasi GEMAR ke stakeholder Di peresmian, undangan, APBD Sinkronisasi waktu dan
Stakeholder Project Leader
SAJAK Lingkungan daftar hadir, Kab.Kendal kesiapan sarpras
Internal
Kabupaten dokumentasi
Alternatif Penyelesaian
: Komunikasi dan
koordinasi kepada
Kendal
ajudan Sekretaris
Daerah, stakeholder
internal - eksternal
MENTOR
PROJECT
LEADER COACH
TIM TIM
ADMINISTRASI TIM TEKNIS IMPLEMENTASI
Susunan Tim Efektif Implementasi Gerakan Masyarakat Sadar Pajak (GEMAR SAJAK)
Mentor : Siti Asifah S.sos (Kabid Perencanaan dan Pengembangan)
Coach :
Project Leader : Dr. Fadli Eko Apriliyanto,SH.M.Si
Tim Administrasi : 1. Chaerul Amin,S.Sos
2. Bimo Suryo Wicaksono,SH
Tim Teknis : 1. Moh Rozi,S.Kom
2. Sukirno, A.Md
3. Cartenz Noviatri,ST
4. Rahmawati,ST
5. Muatiara Shalma, ST
Tim Implementasi : 1. Nadirin, S.Sos,MM ( Kabid Pendataan dan Pelayanan)
2. Ari Yunistawan, SE (Kabid Penagihan Pajak)
3. Ujang Winarno,S.Kom (Kasubid)
4. Theresia Tarakanita,S.Psi (Kasubid)
B. Peta Stakeholder
LATENT Promoter
Pengaruh
Besar kepentingan kecil
Pengaruh
Besar Kepentingan Besar
Apathetic Defender
Pengaruh Pengaruh
Kecil Kepentingan kecil Kecil Kepentingan Besar
A. Diskripsi Umum
1. Gambaran Organisasi
2. Visi dan Misi kendal
3. Tupoksi dan Kewenangan Jabatan
B. Kinerja Pelayanan Publik
1. Instansi, Data, Fakta dan Gambar
2. Lokus Stula
a. Diskripsi Lokus
b. Nilai – Nilai Organisasi
c. Pelayanan Publik Lokus
3. Sarana dan Fasilitas Pelayanan
4. Pelayanan Khusus
BAB III
ANALISIS MASALAH
BAB IV
STRATEGI PENYELESAIAN MASALAH
A. Terobosan/ Inovasi
1. Kinerja Pelayanan
a. Peran Kepemimpinan Pelayanan
b. Inovasi Pelayanan
c. Kompentensi dan Pemberdayaan SDM
d. Penerapan Manejemen Mutu
e. Pemanfaatan teknologi
B. Tahapan Kegiatan (Milestone)
C. Pengelolaan Sumberdaya Organisasi (Peta dan Pemanfaatan)
1. Identifikasi stakeholder
2. Jejaring kerja dan Peta Hubungan Stakeholder
3. Jenis Stakeholder
4. Analisis Pengaruh dan Kepentingan Stakeholder
5. Kuadran Stakeholder
6. Strategi Komunikasi dan Mobilisasi Stakeholder
7. Pembentukan Tim Efektif dan Struktur Organisasi
8. Laporan Tim Kerja
9. Implementasi Kegiatan GEMAR SAJAK
D. Manajemen Pengendalian Mutu Pekerjaan
BAB V
HASIL IDENTIFIKASI PENGEMBANGAN POTENSI DIRI
DALAM AKSI PERUBAHAN
DAFTAR PUSTAKA
1. …….
2. …….
3. …….
4. ……..
5. ……..