Bela Negara Dan Implementasinya Di Indonesia
Bela Negara Dan Implementasinya Di Indonesia
DAN
WUJUDNYA
DI INDONESIA
Presented by:
Halliza Sekar Nariswari (22401241023)
Ilham Agus Adiyanto (22401241041)
Muhammad Bima Triwijoputra (22401241042)
PEMBAHASAN
PENGERTIAN WUJUD BELA
BELA NEGARA NEGARA
PENGERTIAN
BELA NEGARA
Bela Negara adalah tekad, sikap, dan perilaku
warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya
kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia
yang berdasarkan Pancasila dan Undang -
Undang Dasar 1945 rela berkorban demi
menjamin kelangsungan hidup dan Negara
(Umra, 2019:164).
Dalam dasar Negara Republik Indonesia 1945
(UUD NRI 1945) secara eksplisit mengatur
kewajiban warga negara Indonesia (WNI) untuk
ikut serta dalam upaya bela negara. Hal itu
tertuang dalam pasal 27 ayat 3 UUD NRI 1945
yang berbunyi, “Setiap warga negara berhak
dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan
negara”.
WUJUD BELA
NEGARA
Wujud dari upaya bela negara adalah
kerelaan dan kesiapan setiap warga negara
untuk berkorban demi mempertahankan
kemerdekaan dan kedaulatan negara,
persatuan dan kesatuan bangsa, keutuhan
wilayah dan yurisdiksi negara. Sistem
terintegrasi itu dapat dituangkan dalam
suatu sistem bela negara yang sudah
memiliki pijakan hukum kuat pada UUD NRI
1945, serta Undang-Undang nomor 3 tahun
2002 tentang Pertahanan Negara
menyebutkan:
(1) Setiap warga negara berhak dan wajib
ikut serta dalam upaya bela negara yang
diwujudkan dalam penyelenggaraan
pertahanan negara;
(2) Keikutsertaan warga negara dalam
upaya bela negara, sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1), diselenggarakan
melalui:
a. pendidikan kewarganegaraan;
b. pelatihan dasar kemiliteran secara wajib;
c. pengabdian sebagai prajurit Tentara
Nasional Indonesia secara sukarela atau
secara wajib; dan
d. pengabdian sesuai dengan profesi.
Lebih lanjut, ketentuan mengenai bela negara diatur
dalam Undang-Undang nomor 3 tahun 2002
tentang Pertahanan Negara (UU No.3/2002), yaitu
dalam pasal 9 ayat 1 dan 2. Pasal itu
mengetengahkan bahwa upaya bela negara
diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan
negara, maka dalam tataran tingkat pendidikan
menengah atau sekunder perlu dibentuk suatu
pendidikan bela negara yang terintegrasi dengan
pendidikan kewarganegaraan dan kegiatan
kepanduan (pramuka/ boyscout). Adapun ciri
pendidikan tersebut haruslah pendidikan yang
berbasis pada disiplin dan tindakan nyata seperti
pelatihan baris berbaris, pela tihan menghadapi
bencana alam, praktik membantu dalam program
penyuluhan kesehatan pemerintah dan praktik
membantu kegiatan - kegiatan dalam instalasi-
instalasi sosial dan lain lain.
Model pendidikan bela negara yang
terintegrasi dengan pendidikan
kewarganegaraan serta kegiatan
kepanduan tersebut tentunya
bertujuannya untuk membentuk
generasi muda yang peka terhadap
lingkungan sekitarnya, dalam hal ini
membangun benih kewaspadaan
nasional serta ikut membangun suatu
kesetiakawanan sosial.
FORMULASI PENDIDIKAN BELA NEGARA
AKAN MEMPERKUAT DALAM
BEBERAPA HAL BERIKUT YAITU