Anda di halaman 1dari 15

KELOMPOK 4

ANGGOTA KELOMPOK :
1. Lutfi Alfiyanita Ningrum (J1D020014)
2. Yolia Ananda Jelita (J1D020016)
3. Lintang Yunisya (J1D020018)
4. Nofita Yuliana (J1D020020)
5. Hidayat Nur Wahid (J1D020031)
JATI DIRI UNSOED
PENTINGNYA
WAWASAN
KEBANGSAAN
DALAM PERUBAHAN
GLOBAL
WAWASAN
KEBANGSAAN
Wawasan Kebangsaan adalah cara pandang bangsa
Indonesia mengenai diri dan lingkungannya,
mengutamakan kesatuan dan persatuan wilayah dalam
penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
Untuk menghadapi berbagai ancaman dan tantangan globalisasi,
diperlukan wawasan kebangsaan dalam memperkuat semangat
nasionalisme melalui pendidikan Bela Negara.

Keberadaan suatu bangsa dalam bingkai negara pada dasarnya dilandasi


oleh 3 (tiga) hal mendasar yaitu: ”kesadaran”, ”semangat” dan ”tekad”
yang kuat dalam memahami wawasan kebangsaan. Ketiga aspek mendasar
tersebut terakumulasi dalam pemahaman wawasan kebangsaan yang
ditunjukkan dalam kehidupan sehari-hari.
Pendidikan kesadaran Bela Negara bertujuan untuk mengaktualisasikan
nilai-nilai Bela Negara kepada setiap warga Negara, demi terwujudnya
kesadaran Bela Negara yang dapat mendukung sistem pertahanan dan
keamanan Negara yang bersifat semesta.

Upaya Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga Negara yang dijiwai
oleh kecintaannya kepada NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD
1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan Negara (UU
Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara). Dengan demikian,
Bela Negara bukan hanya menjadi tanggung jawab TNI dan Polri semata,
tetapi merupakan tugas segenap WNI, sesuai kemampuan dan profesinya
dalam kehidupan.
Nilai-nilai Dasar Kesadaran Bela Negara yang dikembangkan dalam kehidupan
sehari-hari oleh masyarakat Indonesia, meliputi :

2. Kesadaran Berbangsa dan Bernegara


Setiap warga negara dituntut mempunyai
kesadaran atas tanggung jawabnya sebagai
1. Cinta Tanah Air warga masyarakat yang didukung pengetahuan,
Setiap warga negara harus mencintai tanah keterampilan, kompetensi serta pribadi manusia
air sebagai ruang hidup dalam menjalankan yang beriman, sehat, cakap, kreatif, mandiri,
kehidupannya yang selalu mendapat dan bersikap demokratis; antara lain diwujudkan
ancaman baik dari dalam maupun luar dengan bersikap disiplin, bertanggung jawab,
negeri; antara lain diwujudkan menjaga saling menghargai dan menghormati, menjaga
lingkungan hidup, mengenal wilayah tanah kerukunan, berjiwa gotong royong,
air, dan mencintai produk dalam negeri agar mendahulukan kewajiban daripada hak sebagai
tumbuh rasa nasionalisme. warga negara, serta mendahulukan kepentingan
negara dan bangsa daripada kepentingan
pribadi dan kelompok.
3. Yakin Pancasila Sebagai Ideologi Negara 4. Rela Berkorban Untuk Bangsa Dan
Negara
Setiap warga negara dalam menjalankan
kehidupan berbangsa dan bernegara mengacu dan Setiap warga negara harus mampu
berlandaskan ideologi Pancasila; antara lain mendahulukan kepentingan umum daripada
diwujudkan dengan bertaqwa kepada Tuhan kepentingan pribadi/golongan dan
YME, menjalankan kewajiban agama, mencurahkan tenaga dan pikiran untuk
mempunyai kesadaran membantu sesama, menyelesaikan tugas, hak dan kewajiban tanpa
memelihara persatuan dan kesatuan, pamrih (ikhlas); antara lain diwujudkan
mengedepankan musyawarah untuk mufakat, dengan rela menolong sesama warga,
serta mewujudkan keadilan sosial. mendahulukan kepentingan umum, bersedia
menyumbang tenaga, pikiran, kemampuan,
keahlian dan materi untuk kepentingan bangsa
dan negara, siap membela bangsa dan negara,
serta yakin pengorbanannya tidak sia-sia.
Pada dasarnya upaya Bela Negara di tengah persaingan
global tidak bisa lepas dari wawasan kebangsaan yang
wajib dimiliki oleh generasi muda, khususnya para
mahasiswa. Sebagai bangsa majemuk, kita sangat
bersyukur memiliki Pancasila sebagai pandangan hidup
dan dasar negara. Pancasila bukan saja mampu
mempersatukan kita, tetapi secara dinamis mampu
mendayagunakan kemajemukan kita itu sebagai sumber
kekuatan bangsa.
Dampak globalisasi terhadap Pendidikan berkenaan dengan bagaimana
peranan Pendidikan dalam kerangka globalisasi

Dikaitkan dengan peranan IPTEK, maka mata pelajaran matematika memegang


peranan yang sangat penting untuk melatih berfikir kritis dan analitis

Kita bisa memanfaatka gelombang globalisasi untuk mendorong proses


pembangunan nasional (dibutuhkan kemampuanuntuk menjinakkan gelombang
globalisasi

Kepandaian untuk menjinakkan itu karena kita memiliki akal atau kemampuan intelektuall,
sehingga kita dapat mengekor, tapi tumbuh dan berkembang dengan jati diri yang kuat
yang berakar pada nasionalisme yang kukuh,

Tugas Pendidikan adalah memberikan landasan yang kuat sejak SD,


termasuk mutunya.
Untuk mewaspadai hal tersebut perlu dilakukan hal
seperti:

a) Menguasai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)


b)Menguasai informasi dalam berbagai bidang (mengolah dan
memahami pesan yang terkandung serta menarik kesimpulan
dan menyeleksinya.
c) Memanfaatkan pertemuan ilmiah, seperti seminar, diskusi
dan sebagainya untuk memahami informasi tersebut
Menurut Makagiansar (mimbar Pendidikan 1989)
Pendidikan memegang peran pentinng dalam meningkatkan
wawasan. Melalui Pendidikan maka kita harus mampu
mengembangkan 4 hal :

1. Kemampuan mengantisipasi (menyiapkan anak didik untuk dapat mengantisipasi


perkembangan IPTEK yang begitu cepat)
2. Mengerti dan mengatasi sesuatu (mengembangkan kemampuan dan sikap peserta didik
untuk dapat menangani dan berhadapan dengan situasi baru)
3. Mengakomodasi (dikembangkan sikap bahwa anak didik tidak larut oleh perubahan,
tetapi ia harus mampu mengikuti dan mengendalikan perubahan agar tumbuh menjadi
susuatu yang positif dan bermanfaat bagi kehidupan
4. Merorientasi (memperluas persepsi anak untuk dapat mengadakan reorientasi sikap dan
nilai, sehingga memperoleh wawasan yang luas )
Pendidikan Bela negara dimaksudkan agar dapat
menimbulkan motivasi dan daya juang yang tinggi para
pemuda/mahasiswa untuk berupaya meningkatkan
kemampuan di bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(Iptek) dalam meningkatkan daya saing pemuda Indonesia,
karena hanya bangsa yang dapat menguasai iptek secara
efisien dan produktif untuk kemajuan umat manusia yang
akan mampu maju dengan cepat. Hanya bangsa yang dapat
menguasai dan mengembangkan Iptek yang akan mampu
mandiri di dalam menentukan nasibnya.
Penguasaan Iptek tanpa mengindahkan sistem nilai yang berlaku
akan melahirkan sarjana yang bersedia memanipulasikan Iptek,
sehingga pengajaran Iptek haruslah disertai dengan penghayatan
sistem nilai bangsa (Pancasila). Penguasaan Iptek yang disertai
dengan penghayatan Pancasila akan menghasilkan generasi
bangsa yang tangguh, berdaya saing tinggi dan kuat dalam
menghadapi persaingan global.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai